BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Struktur modal merupakan hal yang paling penting dan harus dikelola dengan baik untuk keberlangsungan sebuah perusahaan. Modal digunakan untuk membiayai kegiatan operasional dalam sebuah perusahaan untuk mencapai tujuannya, yaitu mendapatkan laba. Untuk memenuhi kebutuhan modalnya, suatu perusahaan dapat bersumber dari modal internal dan modal eksternal. Dalam menentukan struktur modal harus dilakukan dengan tepat dan jangan sampai terjadi kesalahan dalam menentukan struktur modal karena akan menyebabkan terjadinya masalah yang berdampak buruk bagi kondisi keuangan perusahaan. Salah satu permasalahan yang terjadi yaitu mengenai perusahaan jamu legendaris PT Nyonya Meneer yang berpusat di Kota Semarang digugat oleh distributor tunggalnya, PT Nata Meredia Investama (NMI). Gugatan diajukan lantaran PT Nyonya Meneer dianggap tidak membayar utang sebesar Rp 110 miliar selama hampir lima tahun. Di satu sisi, pihak PT Nyonya Meneer justru tidak mengakui jumlah utang kepada distributor, dan hanya mengakui utang puluhan miliar saja. Dalam catatan penggugat, PT Nyonya Meneer dinilai memiliki utang pada PT NMI sebesar Rp 110 miliar, terdiri dari utang Rp 89 miliar dan utang barang sebesar Rp 21 miliar. Utang tersebut tidak dibayarkan dalam tempo lima 1
2 tahun terakhir. Perusahaan jamu itu hanya mengakui utang kepada puluhan kreditor itu maksimal Rp 35 miliar. Penggugat hanya ingin menagih utang dengan jadwal yang teratur dan siap dibayarkan. Namun, jika tidak bayar utang juga, bisa jadi pailit. Itu risiko gugatan PKPU (Nazar, 2015). Berdasarkan fenomena diatas dapat disimpulkan, bahwa struktur modal sangat penting bagi keberlangsungan perusahaan. Dengan hutang yang besar maka akan menimbulkan resiko yang besar bagi perusahaan tersebut. Sehingga mengakibatkan perusahaan dapat dipailitkan/ bangkrut karena tidak mampu untuk membayar hutang-hutangnya. Namun jika dikelola dengan baik, penggunaan hutang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memperbesar modal dan memperoleh keuntungan yang lebih besar. Untuk meminimalkan masalah struktur modal diperlukannya tata kelola perusahaan. Dengan tata kelola perusahaan yang baik, maka struktur modal perusahaan pun akan dikelola secara optimal. Menurut Muh. Arief (2016:207) GCG memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam reformasi bisnis, namun komitmen perusahaan terhadap implementasi prinsip-prinsip GCG merupakan salah satu faktor kunci sukses (key success factor) untuk mempertahankan dan menumbuhkan kepercayaan para investor (terutama investor asing) terhadap perusahaan di Indonesia. Menurut Muh. Arief (2016:208) implementasi prinsip-prinsip GCG dalam pengelolaan perusahaaan mencerminkan bahwa perusahaan tersebut telah dikelola dengan baik dan transparan. Hal tersebut merupakan modal dasar bagi timbulnya kepercayaan publik sehingga bagi perusahaan yang telah go public,
3 saham perusahaannya akan lebih diminati oleh para investor dan berdampak positif terhadap peningkatan nilai saham. Selain itu, implementasi GCG di perusahaan dapat membuat akses sumber modal yang mudah dan murah, di samping memiliki tingkat risiko yang terkendali. Mas Achmad (2014:226) mengatakan implementasi GCG dimaksudkan untuk memberikan arah dan pedoman kepada perusahaan agar didalam mengejar keuntungan dan mengembangkan usahanya, perusahaan harus dikelola secara etis dan bertanggung jawab, dan tidak semata-mata mengejar keuntungan finansial belaka. Corporate governance dan struktur modal adalah dua komponen yang menjadi dasar stabilitas ekonomi sebuah perusahaan. Tanpa dua hal tersebut, kondisi ekonomi suatu perusahaan akan menjadi pincang. Jika keduanya dapat terjaga dengan baik, maka akan menghilangkan pengendalian buruk yang ada di perusahaan, kebudayaan yang buruk, bahkan kegagalan yang mengarah pada kebangkrutan sekalipun. Karena bagaimanapun juga, sebuah perusahaan harus dikendalikan oleh orang-orang yang berkompeten yang mampu mengambil kebijakan dalam perusahaan dengan tepat (Andhika, 2014). Banyak penelitian dari seluruh dunia telah menyelidiki pengaruh dari corporate governance terhadap struktur modal. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan Jaradat (2015) penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki apakah variabel corporate governance seperti: ukuran Dewan, Dewan gender, komisaris independen dan CEO dualitas mempengaruhi struktur modal di perusahaan Yordania. Hasilnya menyetujui bahwa ukuran direksi, keragaman dewan dan
4 komisaris independen yang berhubungan positif dengan leverage. Sementara, CEO dualitas tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan leverage. Variabel kontrol seperti: Kepemilikan manajerial, Profitabilitas dan pengembalian Aset negatif dan signifikan berhubungan dengan leverage, sementara, ukuran perusahaan berhubungan positif dengan leverage. Selain penelitian yang telah disebutkan diatas, terdapat beberapa penelitian lain yang meneliti mengenai topik ini di Indonesia, misalnya Andhika (2014) meneliti pengaruh corporate governance terhadap struktur modal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi kepemilikan dan kepemilikan manajerial yang signifikan negatif terkait dengan struktur modal. Sementara variabel lain seperti ukuran dewan direksi, komisaris independen, dan remunerasi tidak signifikan berpengaruh. Penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol dan hasilnya adalah likuiditas dan aset berwujud secara signifikan negatif dilakukan terhadap struktur modal. Sementara variabel kontrol lain seperti profitabilitas dan ukuran perusahaan tidak signifikan berpengaruh. Penelitian lainnya dilakukan oleh Fransisca (2014). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tata kelola perusahaan dengan struktur modal perusahaan. Tata kelola perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran direksi, remunerasi direksi, rapat direksi, dan komite audit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rapat direksi berpengaruh positif terhadap struktur modal. Sedangkan variabel lain seperti ukuran direksi, remunerasi direksi, dan komite audit tidak signifikan mempengaruhi struktur modal.
5 Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Fransisca (2014) yang meneliti pengaruh corporate governance terhadap struktur modal. Penelitian ini merupakan penelitian yang menguji pengaruh dari corporate governance terhadap struktur modal perusahaan manufaktur di Indonesia. Dalam penelitian ini, mekanisme corporate governance yang digunakan adalah ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris independen, komite audit, dan rapat direksi. Pada penelitian ini menggunakan DER sebagai variabel dependen. Selain itu penelitian ini menggunakan data perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2012-2015. Oleh karena itu, penulis menyimpulkan judul yang sesuai untuk penelitian ini adalah PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN: (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015)
6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Apakah ada pengaruh dari ukuran dewan direksi terhadap struktur modal? 2. Apakah ada pengaruh dari komisaris independen terhadap struktur modal? 3. Apakah ada pengaruh dari komite audit terhadap struktur modal? 4. Apakah ada pengaruh dari rapat direksi terhadap struktur modal? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah 1. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh ukuran dewan direksi terhadap struktur modal di perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI. 2. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh komisaris independen terhadap struktur modal di perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI. 3. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh komite audit terhadap struktur modal di perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI. 4. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh rapat direksi terhadap struktur modal di perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI.
7 D. Kontribusi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pihak-pihak terkait diantaranya: 1. Bagi Peneliti, hasil penelitian dapat sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya dan menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang akuntansi keuangan, khususnya tentang mekanisme good corporate governance dan struktur modal di perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI. 2. Bagi Investor, hasil penelitian ini dapat menjadi dasar pertimbangan untuk berinvestasi.