BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu penelitian untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti (Nazir, 1988). Deskripsi atau gambaran yang akan dibuat dari penelitian ini yaitu keanekaragaman dan kelimpahan makrozoobentos di aliran Sungai Cigunung,. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di bagian hulu aliran Sungai Cigunung, Situ Gunung, Kabupaten, Jawa Barat dan identifikasi makrozoobenthos dilakukan di Laboratorium Ekologi FPMIPA UPI. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2014 yang mewakili musim hujan dan pada bulan Juni 2014 yang mewakili musim kemarau. C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang dijadikan objek penelitian adalah keseluruhan spesies dari kelompok makrozoobenthos yang terdapat di sepanjang aliran sungai Cigunung, Situ Gunung,. Sampel yang diamati adalah individu dari kelompok makrozoobenthos yang tercuplik pada lokasi penelitian. D. Prosedur Penelitian Secara umum, prosedur untuk melakukan penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Berikut ini pemaparan dari kegiatan yang dilakukan pada masing-masing tahapan.
18 1. Tahap Persiapan Tahap persiapan merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan secara matang sebelum pelaksanaan penelitian. Pada tahap ini dilakukan kegiatankegiatan sebagai berikut. a. Pembuatan proposal penelitian b. Menampilkan rancangan penelitian dalam seminar proposal c. Melakukan revisi atau perbaikan berdasarkan saran dosen-dosen penguji dalam seminar proposal. d. Mengumpulkan proposal penelitian yang telah direvisi. e. Mengurus surat-surat perizinan untuk penelitan. f. Melakukan survey di lokasi penelitian. g. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam survey penelitian. h. Mengamati rona lingkungan dan melakukan pemetaan. i. Menentukan lokasi penelitian dan menetukan titik sampling serta batas daerah penelitian. j. Mencuplik sampel pada lokasi penelitian yang telah ditentukan saat survey. 2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan penelitian dilakukan setelah survey, yang terdiri dari tahapan sebagai berikut. a. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian. b. Mengukur parameter fisika seperti suhu, kekeruhan, sedimentasi dan kecepatan arus. c. Mengukur parameter kimia seperti ph, DO, MOT air. d. Memasukkan hewan sampel yang telah ditemukan ke dalam botol vial dan diberi label. e. Mengawetkan hewan sampel yang telah ditemukan dengan alkohol 70%.
19 f. Mencatat, menghitung dan mendokumentasikan hewan sampel yang didapat. g. Mengidentifikasi hewan sampel yang ditemukan. Penelitian diawali dengan melakukan survey penelitian, dimana dalam survey penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap kondisi lokasi penelitian. Survey penelitian ini dilakukan agar peneliti dapat memperkirakan tempat yang representatif untuk melakukan penelitian. Pemetaan lokasi penelitian dan pengamatan profil lokasi penelitian untuk mengetahui karakteristik lokasi penelitian dilakukan saat survey. Survey juga dilakukan dengan tujuan agar peneliti bisa melakukan penelitian dengan tepat, menentukan titik pengambilan sampel, dan pencuplikan sampel dalam skala kecil sebagai gambaran untuk penelitian sebenarnya. Tahapan selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan penelitian. Pencuplikan dilakukan pada saat penelitian dengan metode kuadran, dimana peneliti mengambil sampel di dalam kuadran dengan ukuran 25x30 cm menggunakan Surber Net pada tiap stasiun yang telah ditentukan. Identifikasi sampel dilakukan di lapangan, sedangkan yang belum diketahui spesiesnya dilakukan di Laboratorium Ekologi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Penelitian dilakukan di sepanjang aliran Curug Sawer, Situ Gunung,.
20 Gambar 3. 1. Penempatan Stasiun Pengambilan Sampel 3. Tahap Penyelesaian Setelah tahap pelaksanaan selesai, dilakukan selanjutnya yaitu tahap penyelesaian. Pada tahap tersebut dilakukan penyelesaian laporan penelitian atau skripsi. Pada tahap ini, dilakukan pengolahan data, analisis data, serta penyelesaian laporan penelitian dengan bimbingan dari dosen pembimbing. Setelah laporan selesai direvisi, selanjutnya laporan dikumpulkan dan dilakukan pengujian terhadap penelitian yang telah dilaksanakan. E. Analisis Data Pada penelitian ini digunakan Indeks keanekaragamn Shannon-Wiener untuk menentukan nilai keanekaragaman makrozoobentos. Kelimpahan makrozoobentos diketahui dengan menggunakan rumus kelimpahan makrozoobentos. Untuk menguji hipotesis digunakan uji T dengan program SPSS. 1. Indeks Keanekaragaman Shannon-Wienner (H )
21 Spesies dari kelompok makrozoobenthos yang ditemukan dihitung dengan menggunakan rumus. Untuk mengetahui keanekaragamn Makrozoobenthos yang diperoleh, maka digunakan perhitungan sebagai berikut. Untuk menghitung keanekaragaman dapat dihitung dengan Indeks Diversitas (H ) Shannon-Wiener (Odum, 1971). Keterangan : Pi = Kelimpahan proporsional dari spesies ke-i Pi = ni/n ni = Jumlah individu spesies ke-i N = Jumlah individu keseluruhan spesies dalam komunitas Kriteria : H < 1,0 : Keragaman rendah, miskin, produktivitas sangat rendah sebagai indikasi adanya tekanan yang berat dan ekosistem tidak stabil. 1,0 < H < 3,322 : Keragaman sedang, produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang, tekanan ekologis sedang. H > 3,322 : Keragaman tinggi, stabilitas ekosistem mantap, produktivitas tinggi, tahan terhadap tekanan ekologis. 2. Kelimpahan Makrozoobentos Kelimpahanan zoobenthos dapat diukur dengan menghitung jumlah individu per satuan luas (ind/m2) menurut Odum (1993) dengan rumus :
22 Dimana: K = Indeks kepadatan (ind/m2) a = Luas tangkapan atau luas bukaan mulut (cm2) b = Jumlah total individu zoobenthos yang tertangkap dalam a (ind). 3. Analisis Statistik Data dianalisis dengan dengan menggunakan analisis regresi linear. Regresi linear dilakukan untuk mengetahui bagaimana variasi dari beberapa variabel independen mempengaruhi variabel dependen dalam suatu fenomena yang kompleks (Nazir, 2009). Interpretasi data dengan melihat nilai R yang paling tinggi diasumsikan memberikan pengaruh yang paling tinggi terhadap keanekaragaman dan kelimpahan makrozoobentos. Analisis ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 16. Analisis data komunitas makrozoobenthos dilakukan dengan uji beda rata-rata (Ttest). Syarat uji ini adalah data berdistribusi normal, kedua kelompok data independen (bebas), dan variabel yang dihubungkan berbentuk numeric dan kategorik (dengan hanya 2 kelompok). Jika syarat tersebut telah terpenuhi, data diolah menggunakan program SPSS dengan uji independent sample t test. Untuk menjawab hipotesis menggunakan nilai Sig (2 tailed) atau p value. Jika nilai p value lebih besar dari 0,05 artinya H0 diterima yang berarti tidak berbeda signifikan, sebaliknya jika p value lebih besar dari 0,05 artinya H1 diterima yang berarti berbeda signifikan (Santoso, 2010).