BAHASA PENGANTAR DALAM PENDIDIKAN SERTA FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA STUDI KOMPARATIF: SISWA DI KABUPATEN OKU

dokumen-dokumen yang mirip
ATURAN PENGGUNAAN. Pasal 26: Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam peraturan perundangundangan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 01 LIWA

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pertama ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

Bahasa Indonesia. Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke:

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

II. TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA DAN CARA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X JURUSAN AKUNTANSI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR, PERHATIAN ORANG TUA, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang

HUBUNGAN LINGKUNGAN AKADEMIS DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA JURNAL. Oleh:

BAB I PENDAHULUA N. pernah tuntas dimanapun, termasuk di Negara yang sudah maju sekalipun.

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA, LINGKUNGAN BELAJAR, PEMANFAATAN SARANA TERHADAP HASIL BELAJAR. (Jurnal) Oleh: Pemi Zurriyatina ( )

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 JATI AGUNG

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika

Economic Education Analysis Journal

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA. Hidayah Ansori, Rezqy Amalia

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pengaruh Manajemen Kesiswaan terhadap Disiplin Belajar dalam Mewujudkan Prestasi Belajar Siswa

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Belajar Peta Konsep Pada Siswa Keas IV SDN 3 Siwalempu

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LISTENING BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IX.E SMP NEGERI I BAJENG

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

2 Eksternal a. Faktor Keluarga 77,62% Tinggi b. Faktor Sekolah 78,45% Tinggi c. Faktor Masyarakat 78,01% Tinggi Rata-rata 78,03% Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara

KEDUDUKAN BAHASA INGGRIS SEBAGAI BAHASA PENGANTAR DALAM DUNIA PENDIDIKAN

Naskah Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Srata-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

TEORI TEORI BELAJAR. Oleh : Jumari Ismanto, M.Ag 1 BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH, BUDAYA MEMBACA, KOMPETENSI GURU, TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha dalam proses menuju dewasa. Dalam proses

PROPOSAL KORELASI ANTARA PENGUASAAN IPA DI SD DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP PADA SISWA KELAS VII 1 SMP NEGERI 5 SALAHUTU.

PEMBELAJARAN UNGGAH-UNGGUHING BAHASA JAWA SEBAGAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA SISWA KELAS 5 SD MUHAMMADIYAH PK BOYOLALI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan kebutuhan manusia. Dengan belajar manusia dapat

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

I. PENDAHULUAN. karena kemajuan suatu negara akan sangat dipengaruhi oleh kualitas

BAB II KAJIAN TEORITIS. menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksi belajar

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI IPS DI SMA N 1 TEMBILAHAN HULU KABUPATEN INDRAGIRI HILIR JURNAL

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA, IKLIMSEKOLAH, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

PENGARUH PERSEPSI SISWA PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR, SIKAP SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Minat dalam belajar siswa mempunyai fungsi sebagai motivating force

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Metakognisi merupakan suatu istilah yang dimunculkan oleh beberapa ahli

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA GOOGLE EARTH DAN MEDIA KONVENSIONAL (JURNAL) Oleh : AZHAR KHOIRUDDIN

BAHASA INDONESIA 1. Sejarah Singkat 2. Kedudukan 3. Fungsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam perkembangan selama ini SMP Negeri 1 Way Bungur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting pada tahap pembangunan dewasa ini, diantaranya dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Bahasa Indonesia. Ragam Bahasa. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Sikap Mahasiswa Tentang Kompetensi Dosen Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA. Mata Kuliah: Tata Tulis Karya Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

BAB II KAJIAN TEORI. fisik maupun sosialnya. Ini sesuai dengan yang dikatakan Slameto bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) UPI. Lulusan JPTM FPTK UPI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber penghasil tenaga-tenaga terampil di berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB IV FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT. dalam pesantren, pendidikan sangat berhubungan erat dengan

ANALISIS KETERAMPILAN BERTANYA OLEH GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA KELAS X MAS KHULAFAUR RASYIDIN

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman,

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 PURWOSARI

Transkripsi:

28 Muhammad Rama Sanjaya, Bahasa Pengantar BAHASA PENGANTAR DALAM PENDIDIKAN SERTA FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA STUDI KOMPARATIF: SISWA DI KABUPATEN OKU Muhammad Rama Sanjaya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Baturaja Sanjayarama425@yahoo.com Abstrak Penulisan makalah ini bertujuan memberikan pemahaman tentang penggunaan bahas pengantar dalam dunia pendidikan. Metode yang digunakan adalah metode tinjauan pustaka. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi yang bersumber dari beberapa data referensi, seperti buku, jurnal dan internet. Pada analisis data digunakan beberapa langkah, diantaranya reduksi data, seleksi data, sintesis, interpretasi dan kesimpulan. Hasil yang diperoleh, yaitu penggunaan bahasa asing dan daerah dalam dunia pendidikan dapat disikapi dengan mengubah karakter bangsa melalui bahasa Indonesia, menggunakan bahasa asing dan bahasa Indonesia secara proporsional, menggunakan bahasa Indonesia pada forum-forum resmi, meningkatkan pemakaian bahasa Indonesia secara baik dan benar, menjaga karakteristik bangsa Indonesia melalui bahasa Indonesia Kata kunci: bahasa pengantar, bahasa asing, bahasa daerah, disikapi. Abstract This paper aims to provide an understanding of the use discussed in the introduction to the world of education. The method used is the method of literature review. Data collection technique used documentation techniques sourced from some reference data, such as books, journals and the Internet. In the analysis of the data used multiple measures, including data reduction, data selection, synthesis, interpretation and conclusions. The results obtained, namely the use of foreign languages and regions in the world of education can be addressed by changing the character of the nation through the Indonesian language, a foreign language and Indonesian proportionally, using the Indonesian language at the official forums, increasing the use of Indonesian well and correctly, maintaining the characteristics of Indonesia through the Indonesian nation. Keywords: introduction language, foreign language, local language, addressed. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Palembang p-issn: 2549-5305 Pendahuluan Bahasa sebagai idealitas dan identitas, tentu akan berlainan dengan bahasa sebagai komoditi. Bahasa dipertahankan karena ideologi berbahasa yang menyertainya. Bahasa Indonesia, bagi kaum nasionalis adalah identitas kebudayaan dan ideologi kebudayaan. Ketidakhadiran bahasa Indonesia berarti kematian budaya nasional dan matinya idologi bangsa. Bahasa diletakkan bukan sekadar instrumen, namun juga titik nadir hidup matinya sebagai nasib, masa depan, dan ideologi sebuah bangsa. Oleh karena itu, di beberapa dunia pendidikan mungkin saja terjadi kekacauan bahasa karena penggunaan dua bahasa sekaligus dalam proses kegiatan belajar mengajar. Hal inilah yang cenderung menjadi permasalahan dalam dunia pendidikan. Dalam dunia pendidikan peranan bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat terpenting dalam proses kegiatan belajar mengajar. Persoalan akan muncul ketika guru dalam proses kegiatan belajar mengajar menggunakan bahasa selain bahasa Indonesia. Pertanyaannya apakah hanya penggunaan bahasa Indonesia dalam proses kegiatan belajar mengajar yang mempengaruhi faktor belajar siswa, belum lagi penggunaan bahasa asing sebagai

Jurnal Bindo Sastra 1 (1) (2017): 28 32 29 bahasa pengantar dalam taraf sekolah RSBI. Menurut Suryosubroto (2009:2) tugas dan peranan guru sebagai pendidik profesional sesungguhnya sangat kompleks, tidak terbatas pada saat berlangsungnya interaksi edukatif di dalam kelas, yang lazim disebut sebagai proses belajar mengajar. Begitu pentingnya tugas dan peranan guru sebagai pendidik profesional, maka hendaknya guru harus mampu memperhatikan dan mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar di dalam kelas. Menurut Oemar Hamalik (2001:27) belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Selain itu Asri Budiningsih (2012) menjelaskan pengertian belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Sebagai orang yang mengelola proses belajar mengajar tentunya harus mampu meningkatkan kemampuan dalam membuat perencanaan pelajaran, pelaksanaan dan pengelolaan pengajaran yang efektif, penilaian. Berbicara tentang penggunanan bahasa dalam proses belajar mengajar tidak akan terlepas dari bahasa, pemakai dan pemakaiannya. Bahasa apa yang akan dipilih tentu akan berkaitan dengan siapa yang berbicara, kepada siapa berbicara, apa yang dibicarakan, di mana berbicara. Seperti dikatakan oleh Hudson (1980) ragam bahasa itu bergantung pada who, what, when, where, why. Dengan demikian, dalam situasi formal tentulah ragam formal yang dipilih, sedangkan dalam situasi nonformal tentu pula ragam nonformal yang digunakan. Pada kenyataannya banyak sekolahsekolah di daerah terpencil di kabupaten OKU menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Apabila kita perhatikan banyak sekolahsekolah dasar yang menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendiidkan. Bahkan, gejala ini sudah mulai merambah ke pelosok-pelosok desa. Sekolah-sekolah dasar yang komposisi murid-muridnya agak heterogen, seperti sekolah-sekolah dasar yang letaknya berada di pedesaan. Pada kasus seperti inilah kita harus dapat menyikapinya dengan santun dan bijak. Selama penggunaan bahasa daerah tersebut sebagai sarana untuk menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa (transfer of knowledge) kita masih bisa memaklumi. Bukankah faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa tidak disebutkan bahasa, tetapi faktor intrinsik dan eksterenlah yang sering dijelaskan pada setiap teori. Sejalan dengan hal tersebut Sardiman (2003:38) menjelaskan belajar merupakan proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku si subjek belajar ternyata banyak faktor yang mempengeruhinya. Dalam UU ini diatur juga tentang penggunaan BI yang wajib digunakan dalam berbagai ranah penggunaan. BI wajib digunakan (1) dalam peraturan perundangungangan (Pasal 26); (2) dalam dokumen resmi negara (Pasal 27); (3) dalam pidato resmi Presiden, Wakil Presiden, dan pejebat negara yang lain yang disampaikan di dalam atau luar negeri (Pasal 28); (4) sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan nasional (Pasal 29 (1); (5) dalam pelayanan administrasi publik di insstansi pemerintahan (Pasal 30); (6) dalam nota kesepahaman atau perjanjian yang melibatkan lembaga negara, instansi pemerintah Republik Indonesia, lembaga swasta Indonesia atau peseorangan warga negara Republik Indonesia (Pasal 31); (7) dalam forum yang bersifat nasional atau forum yang bersifat internasional di Indonesia (Pasal 32); (8) dalam kommunikasi resmi di lingkungan kerja pemerintah dan swasta (Pasal 33); (9) dalam laporan setiap lembaga atau perseorangan kepada instansi pemerintahan (Pasal 34); (10) dalam penulisan karya ilmiah dan publikasi ilmiah di Indonesia (Pasal 35); (11) dalam nama geografi di Indonesia (Pasal 36); (12) dalam informasi tentang produk barang atau jasa produsi dalam negeri atau luar negeri yang beredar di Indonesia (Pasal 37); (13) dalam rambu umum, penunjuk jalan, fasilitas umum, spanduk, dan alat informasi lain yang merupakan pelayanan umum (Pasal 38);

30 Muhammad Rama Sanjaya, Bahasa Pengantar dan (14) dalam informasi melalui media massa (Pasal 39). Keberhasilan mengajar guru dalam kaitannya dengan fungsi dan peran guru dalam menciptakan kemampuan dasar mengajar dapat diimplementasikan dalam pengembangan kepribadian guru yang mantap dan dinamis yang meliputi kemantapan dan integrasi pribadi, peka terhadap perubahan dan pembaharuan, berpikir alternatif, adil, jujur dan objektif, disiplin dalam melaksanakan tugas, ulet dan tekun bekerja, berusaha memperoleh hasil kerja yang baik, simpatik, menarik,luwes,bijaksana dan sederhana, bersifat terbuka, kreatif dan berwibawa (Darmadi 2010:54 56). Hasil dan Pembahasan Pendidikan merupakan suatu rekayasa untuk mengendalikan learning guna mencapai tujuan yang direncanakan secara efektif dan efisien. Dalam proses rekayasa ini peranan teaching amat penting, karena merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan dan nilai kepada siswa sehingga apa yang ditransfer memiliki makna bagi diri sendiri, dan berguna bagi orang lain. Mengajar hanya dapat dilakukan dengan baik dan benar oleh seseorang yang telah melewati pendidikan tertentu yang memang dirancang untuk mempersipakan guru. Dengan kata lain, mengajar merupakan suatu profesi. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat, muncul dua kecenderungan: (2) Proses mengajar menjadi sesuatu kegiatan yang semakin bervariasi. (2) Ada kecenderungaan pemegang otoritas structural, ingin memaksakan kepada guru untuk mempergunakan suatu cara mengajar yang kompleks dan sulit. Dalam proses belajar mengajar guru adalah orang yang akan mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji apa yang menarik, mengekspresikan ide-ide dan kreativitasnya dalam batas normanorma yang ditegakkan secara konsisten. Dalam melaksanakan tugas tersebut guru akan dihadapkan pada berbagai problem dan faktor-faktor yang mempengaruhi siswa selama proses kegiatan belajar mengajar. 1. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Belajar Menurut Slameto (2003:54) faktorfaktor yang mempengaruhi belajar terdiri dari faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang terdapat dalam diri individu yang sedang belajar dinataranya sebagai berikut. (1) Faktor jasmaniah terbagi menjadi (a) faktor kesehatan dan (b) cacat tubuh. (2) Faktor psikologis terbagi menjadi: (a) intelegensi; (b) perhatian; (c) minat; (d) bakat; (e) motif; (f) kematangan; dan (kesiapan). (3) Faktor kelelahan. Jika ditinjau dari faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar siswa maka akan dibagi menjadi tiga faktor yaitu sebagai berikut. (1) Faktor keluarga; (a) cara orang tua mendidik; (b) relasi antar anggota keluarga; (c) suasana rumah; (d) keadaan ekonomi keluarga; (e) pengertian orang tua; (f) latar belakang kebudayaan. (4) Faktor sekolah: (a) metode mengajar; (b) kurikulum (c) relasi guru dengan siswa; (d) relasi siswa dengan siswa; (e) disiplin sekolah; (f) alat pelajaran; (g) waktu sekolah; (h) standar pelajaran di atas ukuran; (i) keadaan gedung; (j) metode belajar; (k) tugas rumah. (5) Faktor masyarakat; (a) kegiatan siswa dalam masyarakat; (b) mass media; (c) teman bergaul; dan (d) bentuk kehidupan masyarakat. Jika dilihat pada faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar, maka faktor penggunaan bahasa daerah ataupun bahasa asing dalam bahasa pengantar dunia pendidikan tidak termasuk ke dalam faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Jika ditinjau pada fungsi bahasa Indonesia dalam kaitannya dengan lembaga-lembaga pendidikan adalah sebagai bahasa pengantar. Seiring berkembangnya zaman, pendidikan masa kini mulai menggunakan tradisi baru, yaitu penggunaan bahasa asing ataupun bahasa daerah sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Hal ini dianggap

Jurnal Bindo Sastra 1 (1) (2017): 28 32 31 memprihatikan bagi sebagian kelompok masyarakat akan eksistensi bahasa Indonesia di masa mendatang. 2. Fenomena Penggunaan Bahasa Ibu dan Asing dalam dunia Pendidikan Banyak kalangan masih sangat berpikir dangkal, bahwa standar internasional diartikan dengan lebih berorientasi pada penggunaan bahasa, terlepas apakah paar pelaku pendidikan, termasuk para pelajar siap akan hal tersebut. Dengan demikian fungsi bahasa Indonesia terancam. Penggunaan bahasa Indonesia sudah mulai terpinggirkan oleh bahasa asing sebagai bahasa yang wajib bagi sekolah-sekolah RSBI maupun SBI untuk ditetapkan dalam kurikulum sekolah. Munculnya sekolah nasional berstandar internasional (SNBI) tidak perlu memunculkan kekhawatiran akan hilangnya bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di dunia pendidikan. Hal ini karena ternyata penggunaan bahasa asing sebagai pengantar ternyata tidak diterapkan pada semua pelajaran. Penggunaan bahasa asing sebagai bahasa pengantar di SNBI hanya diterapkan pada beberapa mata pelajaran. Belum lagi penggunaan bahasa Ibu dalam bahasa pengantar dunia pendidikan yang tidak dimasukkan pada kurikulum sekolah maka hal itu dapat kita tolelir, akan tetapi apabila penggunaan bahasa asing mulai ditetapkan pada kurikulum sekolah seperti pada ssekolah RSBI maupun SBI maka fungsi dan keberadaan bahasa Indoenesia akan terpinggirkan oleh bahasa asing tersebut. Untuk itu para pengambil kebijakan di negara ini, termasuk di sekolah RSBI maupun SBI harus tetap mengedepankan rasa nasionalisme. Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam rangka menciptakan manusia Indonesia yang mendunia tentu dibutuhkan pola pikir cerdas dengan tetap mendudukkan bahasa daerah, bahasa Indonesia dan bahas asing seuai porsinya masing-masing. Kita semua mengetahui bahasa Indonesia merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi baik melalui lisan maupun tulisan serta bahasa yang wajib digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan nasional. Mengenai bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, seperti yang telah kita ketahui bahwa dunia pendidikan di sebuah negara memerlukan sebuah bahasa yang seragam agar kelangsungan pendidikan tidak terhambat atau terganggu. Pada Undang-undang No 24 Tahun 2009 Pasal 29 ayat (2) yang berbunyi sebagai berikut Bahasa pengantar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menggunakan bahasa asing untuk tujuan yang mendukung kemampuan berbahasa asing peserta didik. Meskipun pasal 29 ayat (2) berbunyi seperti itu, tetapi bahasa pengantar dalam dunia pendidikan harus diutamakan menggunakan bahasa indonesia. Hal ini berkaitan dengan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Hal ini dapat disiasati dengan lebih mengefektifkan proses pembelajaran bahasa Indonesia dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran lebih banyak diarahkan pada hal-hal yang bersifat terapan praktis bukan kepada hal-hal bersifat teorits. Siswa lebih banyak dikondisikan pada pemakaian bahasa yang aplikatif tetapi sesuai dengan aturan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Dengan pengkondisian tersebut, siswa menjadi terbiasa menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar sesuai dengan kaidah kebahasaan. 3. Upaya Menyikapi Akulturasi Bahasa Asing Adapun upaya yang kita lakukan untuk menyikapi penggunaan bahasa asing dalam bahasa pengantar di dunia pendidikan adalah sebagai berikut. (1) Mengubah karakter bangsa melalui bahasa Indonesia; (2) Menggunakan bahasa asing dan bahasa Indonesia secara proporsional; (3) Menggunakan bahasa Indonesia pada forum-forum resmi; (4) Meningkatkan pemakaian bahasa Indonesia secara baik dan benar; dan (4) Menjaga karakteristik bangsa Indonesia melalui bahasa Indonesia. Simpulan Dalam UU ini diatur juga tentang penggunaan BI yang wajib digunakan

32 Muhammad Rama Sanjaya, Bahasa Pengantar dalam berbagai ranah penggunaan. BI wajib digunakan (1) dalam peraturan perundangungangan (Pasal 26); (2) dalam dokumen resmi negara (Pasal 27); (3) dalam pidato resmi Presiden, Wakil Presiden, dan pejebat negara yang lain yang disampaikan di dalam atau luar negeri (Pasal 28); (4) sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan nasional (Pasal 29 (1); (5) dalam pelayanan administrasi publik di insstansi pemerintahan (Pasal 30); (6) dalam nota kesepahaman atau perjanjian yang melibatkan lembaga negara, instansi pemerintah Republik Indonesia, lembaga swasta Indonesia atau peseorangan warga negara Republik Indonesia (Pasal 31); (7) dalam forum yang bersifat nasional atau forum yang bersifat internasional di Indonesia (Pasal 32); (8) dalam kommunikasi resmi di lingkungan kerja pemerintah dan swasta (Pasal 33); (9) dalam laporan setiap lembaga atau perseorangan kepada instansi pemerintahan (Pasal 34); (10) dalam penulisan karya ilmiah dan publikasi ilmiah di Indonesia (Pasal 35); (11) dalam nama geografi di Indonesia (Pasal 36); (12) dalam informasi tentang produk barang atau jasa produsi dalam negeri atau luar negeri yang beredar di Indonesia (Pasal 37); (13) dalam rambu umum, penunjuk jalan, fasilitas umum, spanduk, dan alat informasi lain yang merupakan pelayanan umum (Pasal 38); dan (14) dalam informasi melalui media massa (Pasal 39) Slameto. (2013). Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta. Daftar Pustaka Budiningsih, C. Asri. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Darmadi, Hamid. (2010). Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta. Darmadi, Hamid. (2010). Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta. Sardiman. (2003). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.