BAB I PENDAHULUAN. Redesain. Stadion. Satria. Integrasi. Fasad. Tabel I.1.1 Pengertian Judul Proyek

dokumen-dokumen yang mirip
REDESAIN KOMPLEKS GELANGGANG OLAH RAGA SATRIA DI PURWOKERTO Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech

REDESAIN STADION DAN SPORT HALL JATIDIRI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Sepak Bola: Stadion: a. b.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan Olahraga Terhadap Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SEMARANG INLINE SPEED SKATE AREN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SPORT CENTER

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Arti judul Surakarta Golf Club a. Surakarta b. Golf c. Club Arti keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN SOLO RACQUET SPORTS CENTER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian Judul Stadion Sepak bola Berbasis Publik Area Stadion Sepakbola Berbasis Publik Area

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Judul laporan Studio Konsep Perancangan Arsitektur yang diangkat adalah Persis Solo Anti Disturbance Stadium.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MEMBIDIK PRESTASI MELALUI PARTISIPASI

Ichsan Ahmadi

GEDUNG OLAHRAGA AIR DI DENPASAR BAB 1 PENDAHULUAN

REDESAIN STADION SATRIA PURWOKERTO DENGAN MENGINTEGRASIKAN FASAD BANGUNAN SEBAGAI ARENA OLAHRAGA WALL CLIMBING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mental, manusia juga dapat saling berinteraksi dengan sesamanya dan dengan

T U G A S A K H I R 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga panjat dinding atau yang lebih dikenal dengan climbing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PROPOSAL KERJASAMA SEWA STAND. KEJUARAAN NASIONAL PANJAT TEBING FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA 2010 Jakarta, Desember 2010

KOMPLEK STADION SEPAKBOLA DI JEPARA

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN

DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A) SOLO FUTSAL CENTER

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Revitalisasi GOR Trilomba Juang Semarang

Kolam Renang Indoor Universitas Diponegoro - Tugas Akhir 135 LP3A BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Solo International Futsal Academy Solo International Futsal Academy

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perolehan medali tiap cabang olahraga pada SEA GAMES 2011

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BULUTANGKIS USIA DINI DI SEMARANG TUGAS AKHIR PERIODE 127/49 BAB I PENDAHULUAN

PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN BULUTANGKIS DI SEMARANG

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Gambar... vii Daftar Tabel... x

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragan Nasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar. menjadi sehat atau meningkatkan kebugaran tubuh.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Disamping dimainkan secara tim, permainan sepak bola sangat menarik karena

REDESAIN STADION MANAHAN SURAKARTA SEBAGAI STADION SEPAKBOLA INTERNASIONAL

STADION SEPAKBOLA DI KABUPATEN PASURUAN (Sebagai Homebase Persekabpas)

PEKALONGAN BASKETBALL ARENA

AKADEMI SEPAKBOLA INTERNASIONAL LIVERPOOL FC MEDAN 04/24/2014 BAB 1 PENDAHULUAN

Sambutan Presiden RI Pd Peringatan Hari Olahraga Nasional di Yogyakarta tgl. 17 Okt 2013 Kamis, 17 Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN. sesudah Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan ( sumber : sensus penduduk 2010 ). Semarang mempunyai Gelanggang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul

BAB 1 PENDAHULUAN RE-DESAIN STADION CANDRADIMUKA KEBUMEN

REDESAIN STADION SEPAKBOLA KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. dikenal oleh masyarakat luas dan mulai digemari oleh para pemuda Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Jenis Proyek : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Bulutangkis Di Maguwoharjo, Yogyakarta.

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan dan Sasaran Tujuan

REDESAIN KOMPLEKS OLAHGARA DI KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan alam bebas mempunyai unsur-unsur olahraga melalui cabangcabang

JALUR PRESTASI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

PERERENCANAAN GELANGGANG OLAHRAGA DI KAWASAN HUTAN KOTA BEKASI BAB I PENDAHULUAN

SEKOLAH SEPAKBOLA PERSIJA JAKARTA Analogi Gerak BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Softball baik di kota-kota besar maupun di daerah-daerah yang rutin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KOMPLEK STADION SEPAKBOLA DI REMBANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul 1. Pusat Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pusat adalah pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang sangat dekat dengan manusia kapan dan

BAB I PENDAHULAN. di Indonesia, metodologi kepelatihan harus ditingkatkan untuk dalam upaya. meningkatkan prestasi dalam cabang sepakbola.

TUGAS AKHIR 135 STADION AKUATIK DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Lebih lanjut pasal 29 menyebutkan bahwa untuk melaksanakan tugas pokok

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh masyarakat Indonesia khususnya para pemuda dan orang yang

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i Lembar Pengesahan... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Tabel... viii Daftar Gambar...

14 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS PEMUDA, OLAHRAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak zaman dulu, olahraga telah dikenal sebagai aktivitas yang

HOTEL ATLET DAN PUSAT PELATIHAN OLAHRAGA DI YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. dan cipta serta pikir baik secara etis, estetis, dan logis. Warga Negara

KATA PENGANTAR. ii Denpasar Aquatic Centre

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Siti Nur Kholifah, 2014

DRS. HERWIN, M.PD.

STADION UNIVERSITAS DIPONEGORO DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. jawab atas turnamen sepak bola tingkat internasional, World Cup (Piala Dunia) dan Women s World Cup.

BAB I PENDAHULUAN. Jenjang Pendidikan Atlet Binaan

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah

GELANGGANG REMAJA DI JAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

meningkat dari tahun 2013 dengan jumlah atlet 250, tahun 2014 dengan jumlah atlet 297, dan pada tahun 2015 dengan jumlah atlet renang 311.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat sekarang ini olahraga sangat digemari banyak orang diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. moral manusia. Olahraga bukan hanya sekedar hobi, tapi olahraga sudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB I AWAL MULA. hidup mereka yang memang dapat menghasilkan manfaat bagi tubuh pelakunya.

REDESAIN STADION JATIDIRI SEMARANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul Judul Proyek Studio Konsep Perancangan Arsitektur yang diangkat adalah Redesain Stadion Satria dengan Mengintegrasikan Fasad Bangunan Sebagai Arena Olahraga Wall Climbing untuk mengetahui pengertian dan definisi dari judul tersebut, maka harus diuraikan pengertian dari setiap rangkaian kata yang digunakan yaitu : Tabel I.1.1 Pengertian Judul Proyek Istilah Redesain Stadion Satria Integrasi Fasad Pengertian & Sumber Redesain adalah suatu tindakan merancang ulang untuk melakukan perubahan pada struktur dan fungsi suatu objek, benda, atau bangunan, dengan tujuan untuk menghasilkan manfaat yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Stadion adalah sebuah bangunan yang umumnya digunakan untuk menyelenggarakan acara olahraga, dimana didalamnya terdapat lapangan atau pentas yang dikelilingi tempat berdiri atau duduk bagi penonton. (Wikipedia bahasa indonesia/stadion) Satria adalah kasta atau warna dalam agama Hindu. Kasta kesatria merupakan bangsawan dan tokoh masyarakat yang bertugas sebagai penegak keamanan, penegak keadilan, pemimpin masyarakat, pembela kaum tertindas atau kaum lemah karena ketidak adilan dan ketidak benaran. (Wikipedia bahasa indonesia/satria) Integrasi adalah pembaruan sesuatu yang tertentu hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. (Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI) Fasad adalah suatu sisi luar (eksterior) sebuah bangunan. (Wikipedia bahasa Indonesia/Fasad) 1

Bangunan Arena Olahraga Wall climbing Bangunan adalah struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding dan atap yang didirikan secara permanen di suatu tempat. (Wikipedia bahasa indonesia/bangunan) Arena adalah bidang yang menjadi tempat bersaing, berjuang dalam sebuah kompetisi (Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI) Olahraga adalah gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh (seperti sepak bola, berenang, lempar lembing, memanah, dan sebagainya). (Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI) Wall climbing adalah olahraga ekstrim memanjat dinding buatan menyerupai tebing-tebing dan dilengkapi dengan bebatuan buatan untuk pijakan kaki dan tangan. (www.loop.co.id/articles/) Sumber : Olah Data Penulis, 2017 Jadi Redesain Stadion Satria dengan Mengintegrasikan Fasad Bangunan Sebagai Arena Olahraga Wall Climbing merupakan suatu upaya merancang ulang pusat olahraga sepak bola bertaraf internasional yang bertempat di Kota Purwokerto dengan menjadikan estetika bangunan Stadion Satria sebagai arena panjat dinding untuk berlatih, dan berkompetisi.. I.2. Latar Belakang I.2.1. Stadion Satria sebagai home base Persibas Banyumas Stadion Satria adalah stadion sepakbola yang berada di Kota Purwokerto Kabupaten Banyumas, yang dipakai sebagai home base klub sepakbola PERSIBAS Banyumas. Persatuan sepakbola Banyumas adalah sebuah klub profesional Indonesia yang bermarkas di purwokerto kabupaten Banyumas Jawa tengah. Persibas berdiri pada tahun 1950 dengan nama ISB atau Ikatan Sepakbola Banyumas. Tahun 1986 akhirnya berganti nama menjadi Persibas Banyumas. Persibas Banyumas belum pernah merasakan berkompetisi di liga tertinggi Indonesia, saat ini Persibas banyumas berada di Devisi Utama Liga Indonesia. 2

Prestasi yang pernah diraih adalah menjuarai Bupati Cup pada tahun 1989. Persibas Banyumas bermain di Stadion satria Purwokerto. Stadion Satria memiliki kapasitas 15.000 tempat duduk penonton. Stadion Satria berada di Komplek Gelanggang Olahraga Satria yang memiliki luas lahan 12 Ha, Gelanggang Olahraga Satria memiliki 7 venue (tempat/area) olahraga seperti venue menembak, sepakbola, beladiri, futsal, bulutangkis, tenis lapangan, panjat tebing, kolam renang, dan SKR (Sasana Krida Raga). I.2.2. Pembenahan fasilitas Stadion Satria Pembenahan fasilitas Stadion Satria dilakukan agar stadion lebih layak untuk penyelenggaraan divisi utama. Kepala Bidang Olahraga Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Banyumas, Edy Paryono ketika ditemui Radarmas mengatakan bahwa pekerjaan pemeliharaan Stadion Satria dilakukan dalam upaya penyempurnaan fasilitas stadion. Penyempurnaan fasilitas Stadion Satria perlu dilakukan untuk mendukung tim kebanggaan warga Banyumas, Persibas yang bermain di divisi utama. Sebagai home base dari Persibas Banyumas, pemeliharaan dan penyempurnaan fasilitas stadion penting dilakukan agar Stadion Satria dapat menggelar semua pertandingan kandang yang dijalani Persibas di divisi utama dengan lancar tanpa kendala, imbuh, Kepala Bidang Olahraga Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Banyumas, Edy Paryono. Berdasarkan hasil verifikasi petugas PT. Liga Indonesia (PT LI), Barry Timothy April 2015 lalu, bench atau tempat para pelatih, tim kesehatan dan tempat pemain cadangan di stadion Satria belum memenuhi syarat, karena bench terpasang secara permanen dan tempat duduk lebih rendah dari permukaan lapangan. Belum tersedianya sarana MCK yang berada di tribun utara. Ruang ganti pemain, wasit, dan ruang konferensi pers juga harus disediakan di dalam Stadion Satria. Tidak hanya itu, yang bersangkutan juga mengecek resapan air di lapangan Stadion Satria. Dari hasil pantauannya, air bergerak menyebar di permukaan tanah. Padahal seharusnya jika peresapan baik, air cepat masuk kedalam tanah dan tidak mengalir di permukaan. Stadion Satria belum memenuhi 3

regulasi sepakbola profesional karena saat Stadion Satria dirancang pada tahun 1990 klub PERSIBAS Banyumas masih berada dilevel amatir. I.2.3. Perkembangan Olahraga Panjat Tebing di Kota Purwokerto Olahraga panjat tebing mengalami perkembangan yang cukup baik di indonesia khususnya di Kota Purwokerto. Hal ini terlihat dari bertambah banyaknya komunitas panjat tebing yang dibentuk di daerah Purwokerto yang tergabung dalam suatu perkumpulan Federasi panjat Tebing Indonesia yang biasa disingkat FPTI, dan komunitas pecinta alam yang lainya. Sejalan dengan perkembangan olahraga panjat tebing, olahraga alam bebas ini terbagi menjadi dua macam yaitu panjat tebing dengan media tebing sungguhan dan panjat tebing buatan dengan media dinding sebagai arena panjat. Menurut Pelatih Panjat Tebing Banyumas sekaligus pelatih pelatda kontingen Jawa Tengah PON XIX 2016 di Jawa Barat, Iwan Heri Setiawan, di Kota Purwokerto terdapat tiga klub panjat tebing yang mempunyai prestasi di skala daerah maupun nasional klub panjat tebing itu adalah klub Target yang berdiri tahun 1990, klub Vertikal didirikan tahun 2005, dan klub Diloka didirikan tahun 2006. Diluar klub itu hanya sekedar berbentuk sispala dan mapala. Sampai saat ini Kota Purwokerto selalu menyumbangkan atlet panjat tebing untuk membela kontingen Jawa Tengah khususnya pada perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat 2016, daerah Kabupaten Banyumas munurunkan dua perwakilan atlet panjat tebing, antara lain Santi Wellyanti yang turun di kelas speed dan boulder serta Gusti Abimanyu di kelas speed. Terdapat empat atlet senior Panjat Tebing asal Kabupaten Banyumas yang memilih memperkuat kota lain yang lebih menjamin masa depanya antara lain, Eka Bayu Prabowo (35) memperkuat tim Jawa Barat, Ponti Hardianto (30) memperkuat tim Bali, Toni Mamiri (22) memperkuat tim Jawa Barat dan Sena Septaprina (21) memperkuat tim Kalimantan Selatan. Keempat atlet tersebut semuanya tergabung dalam klub Panjat Tebing daerah Purwokerto dan Kabupaten Banyumas. Eka Bayu Prabowo, Ponti Hardianto dan Toni Mamiri bersama klub Target dan Sena Septarina di klub Diloka Banyumas. 4

Kota Purwokerto dipercaya sebagai pusat pelatihan panjat tebing kontingen Jawa Tengah, diberbagai kejuaraan nasional. Arena wall climbing di Komplek Gelanggang Satria Purwokerto dipilih menjadi tempat berlatih Kontingen Jawa Tengah, Bangka dan Sumatra Barat untuk perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat 2016, tetapi fasilitas yang dimiliki arena wall climbing di Gelanggang Satria Purwokerto belum pernah digunakan sebagai pusat pelatihan nasional contohnya sebagai Pelatnas Asian Games. dilihat dari segi fasilitas, arena wall climbing Satria Purwokerto belum mencukupi untuk menggelar Pelatnas, Federasi Panjat Tebing Indonesia atau FPTI lebih memilih menggelar Pelatnas di arena wall climbing kompleks Stadion Mandala Yogyakarta. FPTI berkeinginan untuk membangun sebuah pelatnas lengkap dengan asrama dan sarana prasarana latihan. Olahraga panjat tebing sendiri secara resmi akan diperlombakan di Olimpiade 2020, Tokyo, Jepang. Komite Olimpiade Internasional (IOC) telah menyetujui olahraga panjat tebing sebagai cabang baru, Dari permasalahan tersebut munculah penyelesaian desain, yaitu melakukan redesain Stadion Satria sebagai home base Persibas Banyumas dengan pemanfaatan estetika bangunan sebagai arena olahraga wall climbing. Dimana aksi pemanjatan para atlet panjat tebing pada fasad Stadion Satria nantinya mampu menjadi daya tarik dan alat promosi Stadion Satria sebagai salah satu jalur favorit bagi para pemanjat tebing nasional. I.3. Rumusan Masalah 1. Bagaimana membangun Stadion yang mempunyai standar nasional maupun internasional? 2. Bagaimana membuat arena wall climbing sesuai dengan standar internasional? 3. Bagaimana konsep estetika bangunan stadion sebagai arena wall climbing? 4. Bagaimana konsep struktur dan utilitas stadion yang dapat mewadahi kegiatan sepak bola sekaligus kegiatan wall climbing? 5

I.4.Tujuan Penelitian 1. Merancang desain Stadion yang mempunyai standar nasional maupun internasional. 2. Merancang desain arena wall climbing sesuai dengan standar internasional? 3. Merancang desain estetika bangunan stadion sebagai arena wall climbing? 4. Merancang konsep struktur dan utilitas stadion yang dapat mewadahi kegiatan sepakbola sekaligus kegiatan wall climbing? I.5. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penyusunan Studio Konsep Perancangan Arsitektur (SKPA) ini adalah: 1. Pembahasan lebih ditekankan pada permasalahan perancangan stadion dengan standar nasional maupun internasional. 2. Penekanan terhadap pembahasan disiplin ilmu arsitektur tentang perancangan stadion dengan standar nasional maupun internasional. 3. Pembahasan lebih ditekankan pada permasalahan perancangan arena wall climbing dengan standar internasional. 5. Penekanan terhadap pembahasan disiplin ilmu arsitektur tentang perancangan desain estetika bangunan stadion sebagai arena wall climbing. I.6. Manfaat Manfaat yang diharapkan dengan adanya Stadion Satria yang dilengkapi dengan arena wall climbing adalah: 1. Sebagai sarana penyelenggaraan acara olahraga baik sepakbola maupun panjat tebing di tingkat regional maupun nasional. 2. Memajukan persepakbolaan dan komunitas panjat tebing di Kota Purwokerto dan Kabupaten banyumas. 6

I.7. Sasaran Mewadahi talenta sepakbola dan talenta panjat tebing di Kota Purwokerto dan Kabupaten banyumas dengan fasilitas standar internasional. I.8. Lingkup Perancangan 1. Lingkup Wilayah Didalam perancangan Stadion Satria yang terintegrasi dengan fasilitas wall climbing di Kota Purwokerto tetap memperhatikan fungsi dan tata guna lahan yang ada, sehingga bangunan ini nantinya benar-benar fungsional dari segi letak dan tataguna lahan serta keberadaanya tidak mengganggu lingkungan sekitar. 2. Lingkup Materi Proses pembahasan maupun perencanaan yang dilakukan dalam perancangan Stadion Satria yang terintegrasi dengan fasilitas wall climbing di Kota Purwokerto ini dibatasi oleh disiplin ilmu arsitektur, sehingga diharapkan pembahasanya tidak meluas. I.9. Metode Pencarian Data Dalam penyusunan Studio Konsep Perancangan Arsitektur (SKPA) penulis menggunakan beberapa metodologi dalam proses pengumpulan data hingga analisa data yang nantinya akan digunakan sebagai acuan dalam proses perancangan Stadion Satria yang terintegrasi dengan fasilitas wall climbing di Kota Purwokerto, adapun metode yang dipakai meliputi: I.9.1. Pengumpulan Data 1. Studi Literatur Mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan teori konsep dan standar perencanaan dan perancangan Stadion dan Arena Wall Climbing 2. Observasi Pengamatan langsung terhadap kondisi Kabupaten Banyumas sebagai data primer. 7

3. Survey Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data skunder yang didapatkan melalui penelusuran pustaka dari berbagai instansi terkait, seperti Perguruan Tinggi, Instansi pemerintah, serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan objek dan fokus perancangan. 4. Wawancara Penulis melakukan wawancara mengenai masalah yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan Stadion Satria dan arena Panjat Tebing dari berbagai narasumber. I.9.2. Analisis Yaitu dengan cara menganalisis data fisik dan non fisik untuk disajikan dalam pertimbangan mendesain sesuai dan literatur yang sudah ada, antara lain: a) Pengolahan data b) Pengolahan konsep I.9.3. Sintesis Yaitu dengan melakukan review pokok pembahasan masalah kemudian disimpulkan menjadi suatu rangkuman konsep yang telah terpilih, diteliti dan dipelajari. I.9.4. Konsep Perencanaan dan Perancangan Membuat konsep/dasar perancangan dengan menggunakan metode deskriptif untuk memperjelas dan memperkuat yang satu dengan yang lainya yang diwujudkan dalam sebuah konsep perancangan. 8

I.10. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan Studio Konsep Perancangan Arsitektur (SKPA) meliputi: BAB I Pendahuluan Bab pendahuluan ini berisikan tentang latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan dan sasaran, batasan dan lingkup pembahasan, keluaran objek yang akan dirancang. BAB II Tinjauan Pustaka Berisikan tentang tinjauan literatur dan studi-studi terkait mengenai substansi materi, untuk mendukung kemudahan didalam perancangan objek yang akan dirancang. BAB III Gambaran Umum Wilayah Perencanaan Berisi tentang gambaran umum lokasi perencanaan serta aspekaspek terkait yang mempengaruhi pola perencanaan tata ruang seperti aspek fisik, aspek aktivitas, aspek kependudukan, serta pengelolaan kebijakka pembangunan. BAB IV Analisa dan Konsep Perancangan Berisi tentang gagasan perencanaan, analisa dan konsep site, analisa dan konsep arsitektur, analisa dan konsep utilitas, analisa dan konsep struktur, analisa dan konsep ruang. 9