Deteksi Letak Kebocoran Pipa Berdasarkan Analisis Debit Air Menggunakan Teknologi Sensor Flowmeter Berbasis TCP/IP

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No. 02, Juli Tahun 2016

PERANCANGAN ALAT DETEKSI LETAK KEBOCORAN PIPA PVC MENGGUNAKAN SENSOR FLOWMETER MODEL FS300A BERBASIS TCP/IP. (Skripsi) Oleh. Duwi Hariyanto

Publikasi Online MahsiswaTeknikMesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KONSEP DASAR SISTEM METERAN AIR DIGITAL DENGAN KOMUNIKASI DATA WIRELESS

Perancangan Sistem Pencatat Data Penggunaan Air PAM Berbasis Mikrokontroller dan Radio Frekuensi

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 4, No. 02, Januari Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Disamping kebutuhan manusia untuk mengonsumsi air sehari hari, air juga

BAB I PENDAHULUAN. Air Minum (PDAM). Air sangat berguna dalam kehidupan sehari hari bagi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

APLIKASI PENCATATAN METERAN AIR BERBASIS SMARTPHONE ANDROID. Ir. Syahrul. M,T 1, Pamuji Raharjo 2 Teknik Komputer Unikom, Bandung.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang dimiliki oleh suatu negara menandakan majunya

BAB I PENDAHULUAN. berbagai peralatan yang diciptakan dan dapat dioperasikan serta digunakan secara

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Setelah pelaksanaan dari perancangan dibuat dan dijelaskan pada bab 3,

BAB I PENDAHULUAN. Sumber air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. Sebelum melakukan pengujian pada sistem Bottle Filler secara keseluruhan, dilakukan beberapa tahapan antara lain :

MODEL POLA LAJU ALIRAN FLUIDA DENGAN LUAS PENAMPANG YANG BERBEDA MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA

BAB I PENDAHULUAN. melalui PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum). Untuk mengetahui volume air

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI DEBIT AIR BERBASIS ARDUINO UNO

SOFTWARE MONITORING BUKA TUTUP PINTU AIR OTOMATIS BERBASIS BORLAND DELPHI 7.0 TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN SISTEM PENGUKURAN POLUTAN GAS H 2 S PADA LOKASI MANIFESTASI GEOTHERMAL GEDUNG SONGO MENGGUNAKAN SENSOR TGS 2602 TUGAS AKHIR

Pengaruh Diameter Katup Limbah dan Jarak antara Katup Limbah dengan Katup Penghantar terhadap Efisiensi Pompa Hidram

Model Matematika dan Analisanya Dari Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih di Suatu Kompleks Perumahan

PERANCANGAN PROTOTIPE SISTEM PEMANTAU KEBOCORAN PADA PIPA DISTRIBUSI AIR MENGGUNAKAN PROTOKOL ZIGBEE/IEEE

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi alat ukur berkembang sangat pesat, hal ini ditandai dengan berbagai penemuan, pengembangan dan alih

Alat Ukur Massa Menggunakan Flexiforce Berbasis Mikrokontroler ATMega 8535

Perancangan dan Realisasi Robot Peniru Gerakan Jari Tangan

BAB III. Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai. Perancangan Sensor. Pengujian Kesetabilan Laser

Realisasi Perangkat Pemungutan Suara Nirkabel Berbasis Mikrokontroler

PERANCANGAN DAN MONITORING MODEL PINTU AIR OTOMATIS PADA ALIRAN SUNGAI BERBASIS MIKROKONTROLER

Perancangan Alat Ukur Kadar Gula pada Produk Pangan Menggunakan Sensor Kapasitor Keping Sejajar Berbasis Mikrokontroler ATMega8535

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

BAB III METODE PENELITIAN

Studi Kehilangan Air Komersial (Studi Kasus: PDAM Kota Kendari Cabang Pohara)

Analisis Dimensi Fraktal Sinyal Elektrokardiografi

SISTEM PENCATATAN PENGGUNAAN AIR BERBASIS WEMOS D1 MINI MELALUI PONSEL PINTAR ANDROID DENGAN KONEKSI WIFI

REALISASI SISTEM AKUISISI DATA MENGGUNAKAN ARDUINO ETHERNET SHIELD DAN SOCKET PROGRAMMING BERBASIS IP

Desain Sensor Serat Optik pada Uji Aspal dengan Marshall Stability Testing untuk Pengukuran Stabilitas

Implementasi Sensor Fotodioda sebagai Pendeteksi Serapan Sinar Infra Merah pada Kaca

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DEBIT AIR DAN RUGI BELOKAN PADA PIPA TEE.

ANALISA SISTEM PEMIPAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH PADA KECAMATAN MEDAN SUNGGAL KOTA MEDAN DAN KEBUTUHANNYA PADA TAHUN 2064 ABSTRAK

RANCANG BANGUN ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN ZAT CAIR BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 MENGGUNAKAN SENSOR FOTOTRANSISTOR DAN PENAMPIL LCD

Sistem Akuisisi Data 6 Channel Berbasis AVR ATMega dengan Menggunakan Bluetooth ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No.02,juli 2015

REALISASI ERROR-CORRECTING BCH CODE MENGGUNAKAN PERANGKAT ENKODER BERBASIS ATMEGA8535 DAN DEKODER MENGGUNAKAN PROGRAM DELPHI

Deteksi Kebocoran Pipa Pada Aliran Dua Fase Plug Menggunakan Analisis Fluktuasi Beda Tekanan

BAB III METODE PENELITIAN. Mulyorejo Surabaya pada bulan Februari 2012 sampai bulan Juni 2012.

KEHILANGAN HEAD ALIRAN AKIBAT PERUBAHAN PENAMPANG PIPA PVC DIAMETER 12,7 MM (0,5 INCHI) DAN 19,05 MM (0,75 INCHI).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai Februari 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

Desain Alat Ukur Tekanan Arus Air dan Material dalam Air pada Sistem Aliran Sungai dengan Metode Image Processing

PENGENDALI PINTU GESER BERDASARKAN KECEPATAN JALAN PENGUNJUNG BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 16. Disusun Oleh : Nama : Henry Georgy Nrp :

BAB II LANDASAN TEORI...

ANALISA PENENTUAN KETINGGIAN KELUARAN AIR PADA POMPA HYDRAM. Istianto Budhi Raharja ABSTRAK

PERANCANGAN DAN PENERAPAN APARATUS PENGUKURAN DEBIT AIR DENGAN MENGGUNAKAN VENTURIMETER DAN WATER FLOW SENSOR

RANCANG BANGUN PROTOTYPE ALAT UKUR DAN PENGONTROL DEBIT AIR PADA BAK PENAMPUNGAN AIR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51. Tugas Akhir

Aplikasi Sensor Flow Water Untuk Mengukur Penggunaan Air Pelanggan Secara Digital Serta Pengiriman Data Secara Otomatis Pada PDAM Kota Semarang

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6 1

Rancangan Sistem Monitoring ph Berbasis Mikrokontroller Arduino dan Wifi Node ESP8266

PEMBUATAN SISTEM MONITORING KETINGGIAN AIR DENGAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 TUGAS AKHIR

APLIKASI BLUETOOTH SEBAGAI INTERFACING KENDALI MULTI- OUTPUT PADA SMART HOME

Sistem Pengontrolan Distribusi Aliran Air dan Pemantauan Temperatur Air Berbasis Android Smartphone

Perancangan Dan Realisasi Sistem Monitoring Kadar Oksigen Di Dalam Darah Berbasis Nirkabel

ROBOT PENCARI ARAH KEDATANGAN SUARA MENGGUNAKAN AGORITMA MUSIC (MULTIPLE SIGNAL CLASSIFICATION)

III. METODE PENELITIAN. Lampung dan di Masjid Al Wasi i Universitas Lampung dimulai pada bulan Maret

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI SOLENOID PADA PROSES PEMISAHAN OTOMATIS MINYAK DAN AIR MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL (PLC)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN PENDETEKSI WAJAH DENGAN ALGORITMA LBP (LOCAL BINARY PATTERN) BERBASIS RASPBERRY PI

PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT PENDETEKSI WARNA CAT NIRKABEL

Analisa Pola dan Sifat Aliran Fluida dengan Pemodelan Fisis dan Metode Automata Gas Kisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SISTEM ANTARMUKA SENSOR JARAK INFRAMERAH DAN APLIKASINYA UNTUK PENGUKURAN LEVEL AIR TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Distribusi Air Bersih Pada Sistem Perpipaan Di Suatu Kawasan Perumahan

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN

KONTROL OTOMATIS PADA ROBOT PENGANTAR BARANG DENGAN PARAMETER MASUKAN JARAK DENGAN OBJEK DAN POSISI ROBOT. oleh. Ricky Jeconiah NIM :

Perancangan dan Realisasi MIDI Drum Pad Menggunakan Mikrokontroler ATMega16. Design and Realization MIDI Drum Pad Using ATMega16 Microcontroller

Aplikasi Thermopile Array untuk Thermoscanner Berbasis Mikrokontroler ATmega16. Disusun Oleh : Nama : Wilbert Tannady Nrp :

KARAKTERISTIK ALIRAN FLUIDA PADA LENGKUNGAN S (DUA ELBOW 90 ) DENGAN VARIASI JARAK ANTARA ELBOW DAN ARAH KELUARAN

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan setelah di setujui sejak tanggal pengesahan

IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B

Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 1, Januari 2013 PERANCANGAN ALAT UJI GESEKAN ALIRAN DI DALAM SALURAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :

PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KECEPATAN KENDARAAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER ATMEGA32 DAN MODUL BLUETOOTH DBM 01

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

RANCANG BANGUN MESIN PENGGORENG OTOMATIS KAPASITAS 20 LITER

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

Transkripsi:

Deteksi Letak Kebocoran Pipa Berdasarkan Analisis Debit Air Menggunakan Teknologi Sensor Flowmeter Berbasis TCP/IP Duwi Hariyanto, Gurum Ahmad Pauzi dan Amir Supriyanto Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng Bandar Lampung 35145 email: duwi_hariyanto@yahoo.co.id ABSTRACT Pipeline leaks can cause major financial losses for users of pipeline system. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) generally uses manual methods to detect leak location, such as by looking puddle above the pipeline. The research proposed to produce a method that can detect pipeline leak location quickly and accurately. The method use water flow sensors that are placed before and after the leak. The water flow sensors are used to record data of the difference between incoming and outgoing water flow ( Q). The data are transmitted to a computer using a network based on TCP/IP. The results showed that the smaller value of the difference between incoming and outgoing water flow ( Q), the farther distance leak location (X). If diameter hole (D) had decreased by 43%, the value of the difference between incoming and outgoing water flow ( Q) would have decreased by 21%. Based on these results, the method for detecting pipeline leak location with technology water flow sensors can distinguish pipeline leak location quickly and accurately. Keywords: Leak, water flow, water flow sensor, TCP/IP, WIZ110SR PENDAHULUAN Kebocoran jaringan pipa dapat menyebabkan kerugian finansial yang besar bagi pihak pengguna sistem perpipaan. Sebagai contoh, di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau Bandarlampung, selama Februari 2015, tingkat kebocoran pada proses distribusi mencapai 39,3%. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan selisih antara jumlah air bersih yang didistribusikan oleh PDAM Way Rilau Bandar Lampung dan jumlah air yang dijual kepada pelanggan. Total kapasitas produksi PDAM Way Rilau Bandarlampung sebesar 1.426.825 m 3 dengan volume air yang didistribusikan sebesar 1.288.185 m 3. Namun, volume air Penulias korespondensi yang dijual kepada pelanggan hanya sebesar 781.114 m 3, jadi kehilangan air mencapai 39,3%, yaitu sebesar 507,071 m 3 (PDAM Way Rilau Bandar Lampung, Februari 2015). Angka kebocoran tersebut melebihi batas pada kriteria desain yang ditetapkan oleh Dirjen Cipta Karya tahun 1988 sebesar 15-30%. PDAM umumnya menggunakan metode manual untuk mendeteksi letak kebocoran pipa, yaitu dengan melihat secara kasat mata jika terjadi genangan air yang berada diatas jaringan pipa atau berdasarkan laporan masyarakat tentang adanya kebocoran pipa. Di era kemajuan teknologi ini, bukan hal yang tidak mungkin metode deteksi letak kebocoran pipa dilakukan secara 25

26 D. Hariyanto et al.: Deteksi Letak Kebocoran Pipa Berdasarkan Analisis Debit Air cepat dan akurat. Sadeghioon et al. (2014) melakukan pengujian dengan mengembangkan jaringan sensor wireless bawah tanah (Underground Wireless Sensor Network/ UWSN) berbasis Force Sensitive Resistor (FSR) untuk memantau kebocoran pipa menggunakan jaringan nirkabel. Prinsip pengujian tersebut, yaitu menggunakan teknologi FSR yang ditempatkan sebelum dan sesudah titik kebocoran untuk merekam beda tekanan dan menggunakan jaringan nirkabel untuk sistem transmisi data. Hasilnya menunjukkan bahwa pipa dalam kondisi bocor memiliki beda tekanan lebih tinggi dibandingkan pipa dalam kondisi tidak bocor. Pada teori fisika mengenai persamaan kontinuitas untuk aliran tak mampumampat, jika tidak terjadi akumulasi penambahan ataupun pengurangan fluida dalam suatu volume, laju aliran fluida yang masuk ke dalam volume tersebut harus sama dengan laju aliran yang keluar dari volume (Munson & Young, 2004). Oleh sebab itu, jika terjadi suatu kebocoran dalam sistem distribusi fluida, maka akan terjadi perbedaan antara debit fluida masuk dan debit fluida keluar. Sensor flowmeter merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi laju aliran fluida. Sensor flowmeter terdiri dari rotor air, magnet, dan sensor efek hall (Siregar et al., 2013). Keunggulan sensor flowmeter berbasis sensor efek hall, yaitu sistem deteksinya non-kontak sehingga tahan lama dan keluarannya berupa sinyal digital sehingga mudah diproses dan kebal terhadap noise (Sood et al., 2013). Berdasarkan hal yang disajikan di atas, perlu dilakukan suatu inovasi dengan menggunakan dua buah sensor flowmeter yang ditempatkan sebelum dan sesudah titik kebocoran untuk merekam data perbedaan debit air. Kemudian, data hasil ditransmisikan ke komputer menggunakan jaringan berbasis TCP/IP untuk mendeteksi letak kebocoran pipa. METODE PENELITIAN Gambar 1 menunjukkan diagram alir penyelesaian penelitian secara umum. Objek dalam penelitian, yaitu pipa PVC berukuran 3 4 inchi dengan panjang enam meter. Sketsa pengujian model metode dalam penelitian ditunjukkan Gambar 2. Pengujian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh selisih debit air masuk dan keluar ( Q) dan diameter lubang bocor (D) terhadap letak titik kebocoran pipa (x). Pompa dan pengontrol tinggi muka air digunakan untuk mengatur sirkulasi air pada model. Pengontrol tinggi muka air berfungsi untuk mengontrol kerja pompa air. Sensor flowmeter yang diintegrasikan dengan pengkondisi sinyal berupa mikrokontroler ATmega 16 dan modul WIZ110SR pada Gambar 3 digunakan sebagai perekam data debit air yang melewati pipa. Sensor flowmeter berjumlah dua buah dan ditempatkan sebelum dan sesudah titik kebocoran. Sensor flowmeter 1 diletakkan sebelum titik kebocoran dan sensor flowmeter 2 diletakkan setelah titik kebocoran. Jarak antara kedua sensor, yaitu x + p (cm), dalam hal ini p bernilai 80 cm. Sensor 1 berada pada ketinggian h 1 dan sensor 2 berada pada ketinggian h 2, dalam hal ini pipa diletakkan dengan kemiringan sebesar 1. Penyambung letter T dan plug (penyumbat) pipa PVC berdiameter 21 mm dan 12 mm digunakan sebagai lubang bocor buatan dan diletakkan pada jarak x (cm) dari sensor 2. Pada pengujian, kebocoran

Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika, Vol. 5, No. 1, 2017: 25-30 27 Gambar 1: Diagram alir penelitian. Gambar 2: Sketsa pengujian model metode.

28 D. Hariyanto et al.: Deteksi Letak Kebocoran Pipa Berdasarkan Analisis Debit Air (a) Sensor flowmeter (b) Mikrokontroler ATmega 16 (c) Modul WIZ110SR Gambar 3: Perekam debit air. buatan dilakukan dengan melepas plug pada penyambung letter T secara cepat dan nilai letak kebocoran pipa x diubah-ubah sebesar 100, 200, 300, 400, 500, dan 600 cm. Data debit air hasil keluaran sensor 1 dan sensor 2 diolah oleh mikrokontroler ATmega 16. Data hasil ditransmisikan ke komputer menggunakan jaringan berbasis TCP/IP melalui modul WIZ110SR dan ditampilkan pada komputer menggunakan software Hyperteminal, kemudian disimpan dengan format *.txt untuk dianalisis. HASIL DAN DISKUSI Hasil pengukuran debit air selama 80 detik pada pengujian kebocoran pipa dengan diameter lubang bocor 21 mm dan 12 mm ditunjukkan Gambar 4. Gambar 4a menunjukkan hasil pengukuran debit air menggunakan sensor 1 pada pengujian kebocoran pipa dengan diameter lubang bocor 21 mm. Pada setiap nilai letak kebocoran pipa (X), debit air awal sebesar 89 cm 3 /s mengalami kenaikan sebesar 36% setelah pipa mengalami kebocoran. Hasil pengukuran debit air menggunakan sensor 2 pada pengujian dengan diameter lubang bocor 21 mm ditunjukkan Gambar 4b. Debit air awal sebesar 89 cm 3 /s mengalami penurunan setelah pipa mengalami kebocoran. Dalam hal ini, pada nilai letak kebocoran 100 cm debit air awal turun sebesar 71,8%, diikuti 200 cm sebesar 69,8%, 300 cm sebesar 62,1%, 400 cm sebesar 57,5%, 500 cm sebesar 57,8% dan 600 cm sebesar 50,3%. Hasil pengukuran debit air menggunakan sensor 1 pada pengujian dengan diameter lubang 12 mm ditunjukkan Gambar 4c. Pada setiap nilai letak kebocoran pipa (x), debit air awal sebesar 89 cm 3 /s men-

Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika, Vol. 5, No. 1, 2017: 25-30 29 (a) Sensor 1 (b) Sensor 2 dan Diameter Lubang Bocor 12 mm (c) Sensor 1 (d) Sensor 2 Gambar 4: Pengukuran debit air selama 80 setik pada pengujian kebocoran pipa dengan diameter lubang bocor 21 mm. galami kenaikan sebesar 34% setelah pipa mengalami kebocoran. Kenaikan debit air awal tersebut 2% lebih kecil dibandingkan hasil pengukuran pada pengujian dengan diameter lubang 21 mm. Gambar 4d menunjukkan hasil pengukuran debit air menggunakan sensor 2 pada pengujian dengan diameter lubang bocor 12 mm. Hasil tersebut menunjukkan hasil yang sama pada pengujian dengan diameter lubang 21 mm, yaitu debit air awal sebesar 89 cm 3 /s mengalami penurunan setelah pipa mengalami kebocoran. Namun, pada nilai letak kebocoran pipa 100, 200, 300, 400, 500, dan 600 cm menunjukkan penurunan debit air awal berturut-turut sebesar 51,4%, 49,0%, 44,0%, 39,8%, 39,9%, dan 35,4%. Gambar 5 menunjukkan pengaruh hasil selisih debit air masuk dan keluar ( Q) terhadap letak kebocoran (x) pada pengujian kebocoran pipa dengan diameter lubang bocor 12 mm dan 21 mm. Semakin kecil nilai selisih debit air masuk dan keluar ( Q), semakin jauh letak kebocoran pipa (x) yang diukur dari titik kebocoran ke sensor setelah titik kebocoran. Selain itu, Gambar 5 memberikan petunjuk bahwa penurunan besar diameter lubang bocor dari 21 mm ke 12 mm menyebabkan penurunan selisih debit air masuk dan keluar ( Q) pada setiap nilai letak kebocoran. Dalam hal ini, pada nilai letak kebocoran 100 cm nilai Q turun sebesar 20,8%, diikuti 200 cm sebesar 21,5%, 300 cm sebesar 21,5%, 400 cm sebesar 21,9%, 500 cm sebesar 21,5%, dan 600 cm sebesar 20,2%. Hal tersebut memberikan petunjuk bahwa penurunan besar diameter lubang bocor sebesar 43% mengakibatkan penurunan nilai selisih debit air masuk dan keluar ( Q) rata-rata sebesar 21%.

30 D. Hariyanto et al.: Deteksi Letak Kebocoran Pipa Berdasarkan Analisis Debit Air Gambar 5: Grafik hubungan antara Q terhadap X pada diameter lubang bocor 12 mm dan 21 mm. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, teknologi sensor flowmeter memiliki keunggulan ketika diaplikasikan pada metode deteksi letak kebocoran pipa berbasis TCP/IP, yaitu dapat membedakan letak titik kebocoran pada pipa dengan kemiringan 1 dan panjang 600 cm secara akurat. Data debit air yang dihasilkan teknologi sensor flowmeter dapat diakuisisi dan ditransmisikan melalui jaringan berbasis TCP/IP sehingga menambah kecepatan transmisi data. KESIMPULAN Hasil yang diperoleh dalam penelitian menunjukkan bahwa semakin kecil nilai selisih debit air masuk dan keluar ( Q), semakin jauh letak kebocoran pipa (x). Penurunan besar diameter lubang bocor sebesar 43% mengakibatkan penurunan nilai selisih debit air masuk dan keluar ( Q) sebesar 21%. Oleh karena itu, metode deteksi letak kebocoran menggunakan teknologi sensor flowmeter berbasis TCP/IP dapat membedakan letak titik kebocoran pada pipa secara cepat dan akurat. REFERENCES Munson B., & D. Young. 2004. Mekanika Fluida. Erlangga. Jakarta. Sadeghioon A. M., N. Metje, D. N. Chapman, & C. J. Anthony. 2014. SmartPipes: Smart Wireless Sensor Networks for Leak Detection in Water Pipelines. Journal of Sensor and Actuator Networks. Vol. 3. pp 64-78. Siregar K., T. Tamba, & B. Peranginangin. 2013. Viskosimeter Digital Menggunakan Water Flow Sensor G1/2 Berbasis Mikrokontroler 8535. Jurnal Saintia Fisika. Vol. 4. No.1. pp 1-6. Sood R., M. Kaur, & H. Lenka. 2013. Design and Development of Automatic Water Flow Meter. International Journal of Computer Science, Engineering and Applications. Vol. 3. No. 3. pp 49-59.