Pembuatan Briket Hasil Pemanfaatan Eceng Gondok dan Sampah Plastik HDPE Sebagai Energi Alternatif

dokumen-dokumen yang mirip
Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Analisa Karakteristik Pembakaran Briket Tongkol Jagung dengan Proses Karbonisasi dan Non- Karbonisasi

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Wahyu Kusuma A Pembimbing : Ir. Sarwono, MM Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku

BAB III METODE PENELITIAN

Cara Membuat Alat Untuk Membakar Sekam Padi (Cerobong)

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non Karbonisasi

LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

Berapa Total Produksi Sampah di ITS..??

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal

KARAKTERISTIK BRIKET BIOARANG LIMBAH PISANG DENGAN PEREKAT TEPUNG SAGU

EKO-BRIKET DARI KOMPOSIT SAMPAH PLASTIK HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) DAN ARANG SAMPAH ORGANIK KOTA ECO-BRIQUETTE FROM COMPOSITE HIGH DENSITY

LAPORAN PENELITIAN BRIKET ARANG KULIT KACANG TANAH DENGAN PROSES KARBONISASI. Oleh : REZY PUTRI RAGILIA ( )

EKO-BRIKET DARI KOMPOSIT SAMPAH PLASTIK HIGH-DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) DAN ARANG SAMPAH ORGANIK KOTA

STUDI MUTU BRIKET ARANG DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH BIOMASSA

PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK GERGAJI KAYU JATI

RANCANG BANGUN ALAT PENCETAK BRIKET ARANG PADA PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG BIJI BUAH KARET

Ratna Srisatya Anggraini ( )

RANCANG BANGUN ALAT CETAK BRIKET SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI KEPULAUAN TERPENCIL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG

RANCANG BANGUN MESIN PENYULING MINYAK ATSIRI DENGAN SISTEM UAP BERTINGKAT DIKENDALIKAN DENGAN MIKROKONTROLLER DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PRODUK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari

Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6 No. 2 Desember 2014 Hal :

ANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS

ANALISA NILAI KALOR BRIKET DARI CAMPURAN AMPAS TEBU DAN BIJI BUAH KEPUH

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

KARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET

KUALITAS BRIKET ARANG DARI KOMBINASI KAYU BAKAU

ANALISA PROKSIMAT BRIKET BIOARANG CAMPURAN LIMBAH AMPAS TEBU DAN ARANG KAYU

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BIOBRIKET CAMPURAN ARANG KAYU DAN SEKAM PADI TERHADAP LAJU PEMBAKARAN, TEMPERATUR PEMBAKARAN DAN LAJU PENGURANGAN MASA

STUDI BANDING PENGGUNAAN PELARUT AIR DAN ASAP CAIR TERHADAP MUTU BRIKET ARANG TONGKOL JAGUNG

(Maryati Doloksaribu)

BAB IV METODE PENELITIAN. Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Udayana kampus

Tamrin Kasim 1, Heri Prabowo 2 Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang

PEMANFATAN LIMBAH SERBUK GERGAJI ULIN DAN KAYU BIASA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI BAHAN BAKAR MINYAK

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah

PENERAPAN IPTEKS PEMANFAATAN BRIKET SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF PENGGAANTI MINYAK TANAH. Oleh: Muhammad Kadri dan Rugaya

The effect of starch adhesive variation to the calory value of corncob briquettes

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN I DATA ANALISIS. Tabel 7. Data Hasil Cangkang Biji Karet Setelah Dikarbonisasi

Arang Tempurung Kelapa

Daun Jati Dan Daun Kakao Sebagai Sumber Energi Alternatif

Jurnal Einstein 4 (1) (2016): Jurnal Einstein. Available online

BAB I PENDAHULUAN. Di negeri kita yang tercinta ini, sampah menjadi masalah yang serius.

II. TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI PENELITIAN

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH ORGANIK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KOMPOSISI DAN UKURAN BAHAN

PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK MENJADI BRIKET ARANG DAN ASAP CAIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA KUALITAS BRIKET ARANG KULIT DURIAN DENGAN CAMPURAN KULIT PISANG PADA BERBAGAI KOMPOSISI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

Yenni Ruslinda, Fitratul Husna, Arum Nabila

dalam briket hasil rekayasa. Briket hasil rekayasa dari serbuk gergaji kayu sengon

EKO-BRIKET DARI KOMPOSIT SAMPAH PLASTIK HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) DAN ARANG SAMPAH KEBUN ECO-BRIQUETTE FROM COMPOSITE HIGH DENSITY

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN A.

Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri

PEMANFAATAN KOTORAN AYAM DENGAN CAMPURAN CANGKANG KARET SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Hampir setiap manusia memerlukan bahan. Sekarang ini masih banyak digunakan bakan bakar fosil atau bahan

BRIKET ARANG DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU MERANTI DAN ARANG KAYU GALAM

Pengelolaan Dan Pengolahan Limbah PENGELOLAAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH SAMPAH ORGANIC KULIT KACANG DAN TONGKOL JAGUNG MENJADI BRIKET ARANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS THERMOGRAVIMETRY DAN PEMBUATAN BRIKET TANDAN KOSONG DENGAN PROSES PIROLISIS LAMBAT

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dylla Chandra Wilasita Ragil Purwaningsih

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

PEMBUATAN BIOBRIKET DENGAN LIMBAH AMPAS DAN DAUN TEBU MENGGUNAKAN PEREKAT LIGNIN DENGAN PROSES PIROLISIS PENELITIAN. Oleh :

Briket dari Char Hasil Pirolisa Tempurung Kelapa (Coconut Shells)

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

Company Profile. Profil Perusahaan

Pembuatan Briket Batubara

Lampiran I Data Pengamatan. 1.1 Data Hasil Pengamatan Bahan Baku Tabel 6. Hasil Analisa Bahan Baku

PEMANFAATAN BIOMASSA LIMBAH JAMUR TIRAM SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF UNTUK PROSES STERILISASI JAMUR TIRAM

PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH FLY ASH PABRIK GULA DENGAN PEREKAT LUMPUR LAPINDO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

KELAYAKAN LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA SEBAGAI BRIKET BLOTONG BERPORI UNTUK BAHAN BAKAR ALTERNATIF. Rekyan Sesutyo Ediy **) dan Sri Widyastuti *)

PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI LIMBAH ABU KETEL, JARAK DAN GLISERIN. Samsudi Raharjo 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemui diantaranya adalah sampah plastik, baik itu jenis

OPTIMASI PRODUKSI BIOBRIKET DARI KULIT BUAH KARET

PEMANFAATAN LIMBAH FURNITURE ENCENG GONDOK (Eichornia crassipes) di Koen Gallery SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN BRIKET BIOARANG

Peningkatan Mutu Briket dari Sampah Organik dengan Penambahan Minyak Jelantah dan Plastik High Density Polyethylene (HDPE)

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KUALITAS BRIKET ARANG DARI CAMPURAN KAYU AKASIA DAUN LEBAR

Konsumsi BB yang meningkat. Biobriket. Pencarian BB alternatif. Yang ramah lingkungan. Jumlahnya Banyak

RANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG

BAB I PENDAHULUAN. bahan bakar, hal ini didasari oleh banyaknya industri kecil menengah yang

Transkripsi:

Pembuatan Briket Hasil Pemanfaatan Eceng Gondok dan Sampah Plastik HDPE Sebagai Energi Alternatif Siska Titik Dwiyati, MT, Ahmad Kholil, MT Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta e-mail : siska.td@gmail.com ABSTRAK Harga BBM dan LPG yang semakin mahal, mendorong manusia untuk mencari alternatif energi yang tidak dapat diperbaharui tersebut. Salah satu solusinya adalah briket, karena mudah pembuatannya. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan briket dengan bahan baku eceng gondok dan sampah plastik HDPE yang memiliki nilai kalor yang tinggi. Selain sebagai energi alternatif, briket ini nantinya diharapkan dapat menjadi solusi lingkungan dari eceng gondok yang dikenal sebagai tanaman pengganggu dan masalah sampah plastik yang sulit diterbiodegradasi di alam. Karakterisasi yang dilakukan meliputi pengujian air total (ASTM D.3302-10), pengujian kadar air lembab (ASTM D.3173-08), pengujian kadar abu briket (ASTM D.3174-04), dan pengujian nilai kalor (ASTM D. 5865-10). Hasil yang diperoleh di dapat sampel dengan komposisi 20% arang eceng gondok dan 80% sampah plastik HDPE memberikan hasil yang terbaik. Kata kunci: energi alternatif, briket, eceng gondok, sampah plastik, HDPE 1. PENDAHULUAN Energi merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Sumber energi yang saat ini dominan dipakai adalah energi fosil, khususnya minyak bumi. Dengan berjalannya waktu, semakin banyak orang memakai energi yang tidak dapat diperbaharui ini, persediaan minyak bumi semakin menipis dan harganya bertambah mahal. Distribusi BBM (Bahan Bakar Minyak) untuk kebutuhan masyarakat di daerah terpencil, khususnya minyak tanah juga masih belum terkoordinasi dengan baik, selain itu ketetapan harga jual minyak tanah dibeberapa daerah masih belum jelas, sehingga semakin menyulitkan konsumen. Semua ini menambah biaya dan membuat harga BBM menjadi semakin mahal. Alternatif sumber energi yang lain, LPG (Liquid Petrolium Gas), juga mengalami peningkatan harga. Oleh karena itu secara tidak langsung masyarakat dipaksa untuk memikirkan energi alternatif lain dalam mengatasi krisis energi, salah satunya dengan menggunakan alternatif pengganti BBM dan LPG yaitu briket. Briket merupakan salah satu bahan bakar alternatif yang memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan karena proses pembuatannya yang 98 mudah. Berdasarkan dari kondisi tersebut, peneliti berupaya untuk meneliti pembuatan briket yang berkualitas dengan bahan baku yang mudah didapat dan solusi bagi lingkungan yaitu eceng gondok dan sampah plastik HDPE. 1.1 Komponen Briket a) Arang Menurut bahasa, arang merupakan bahan bakar yang warnanya hitam, dibuat atau terjadi dari bara kayu dan sebagainya yang dipengap 1. Proses pembuatan arang sering disebut sebagai proses karbonisasi. Proses karbonisasi atau pengarangan adalah proses mengubah bahan baku asal menjadi karbon berwarna hitam melalui pembakaran dalam ruang tertutup dengan udara yang terbatas atau seminimal mungkin 2. Arang masih menyimpan energi, karena energi yang dilepaskan pada proses karbonisasi hanya energi parsial berbeda dengan abu yang merupakan bahan sisa yang sudah tidak bisa menyimpan energi. b) Eceng Gondok Eceng gondok atau Eichornia Crasipess Solm adalah gulma (penggangu) yang mengapung di atas permukaan air. Tumbuhan ini sangat cepat berkembang di lahan yang perairannya terkena limbah, karena tumbuhan ini dapat mengikat logam berat didalam air. Pertumbuhan eceng gondok dapat mencapai 1,9 % per hari dengan tinggi antara 0,3 s/d 0,5 m 3. Pesatnya pertumbuhan eceng gondok mengakibatkan berbagai kesulitan

seperti terganggunya transportasi, penyempitan sungai, dan masalah lainnya. Seiring dengan langkanya bahan bakar, keberadaan eceng gondok mulai dilirik menjadi bahan baku energi alternatif, karena kandungan selulosa dan senyawa organik pada eceng gondok berpotensi memberikan nilai kalor yang cukup baik. c) Sampah Plastik HDPE Plastik merupakan bahan hasil produk turunan dari bahan yang dinamakan polimer. Polimer dibangun dengan pengulangan molekul sederhana yang disebut monomer 4. Sampah-sampah plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 sampai 500 tahun untuk dapat terurai dengan sempurna. Sampah kantong plastik dapat mencemari lingkungan. Salah satu jenis sampah plastik adalah plastik HDPE (High Density Polyethylene) dari keluarga polimer PE. Sampah plastik HDPE memiliki nilai kalor yang tinggi sehingga berpotensi meningkatkan nilai kalor pada arang eceng gondok. M1 = Berat kosong wadah timbang (g) M2 = Berat wadah timbang + sampel uji (g) M3 = Berat setelah di keringkan (g) b) Uji Proximete Penentuan uji proximate atau sifat kimia sebuah bahan bakar yang terdiri dari penentuan uji kandungan kadar air (moisture analysis), penentuan uji kadar abu (ash content) dari briket, semua unit pengujian hasilnya diukur dan dinyatakan dalam satuan persentase. b.1 Uji Kadar Air Lembab (ASTM D.3173-08) Kadar air diperoleh dengan menggunakan persamaan sesuai metode ASTM D.3173-08, yang di dapat sebagai berikut: 1.2 Pengujian briket Untuk mengetahui kualitas yang baik pada arang briket yang dihasilkan dapat dilihat dari hasil pengujian yang meliputi pengujian air total, pengujian proximate, dan pengujian nilai kalor. a) Air Total/Total Moisture (ASTM D.3302-10) Kadar air total dalam briket sangat menentukan kualitas dan grade untuk sebuah briket. Kadar air total berhubungan dengan persentase ADL (Air Dry Loss) dan juga persentase RM (Residual Moisture). Kadar air total diperoleh dengan menggunakan persamaan sesuai metode ASTM D. 3302-10: KA= Kadar air lembab (%) A = Berat kotak timbang + berat sampel uji (g) B = Berat kosong kotak timbang (g) C = Berat contoh (g) D = Berat kotak timbang + contoh setelah dikeringkan (g) b.2. Pengujian Kadar Abu (ASTM D.3174-04) (2) (1) Kadar abu diperoleh dengan menggunakan persamaan sesuai metode ASTM D. 3174-04, yang didapat sebagai berikut: ADL= Air Dry Loss (%) RM = Residual Moisture (%) TM = Total Moisture (%) 99 X = Kadar abu (%)

A = Berat cawan porclain + berat sapel uji (g) B = Berat kosong cawan porclain (g) bahan penelitian yang memiliki kadar air yang cukup tinggi. C = Berat contoh (g) D = Berat cawan porclain kosong + sisa abu (g) E = Berat kosong cawan porclain (g) F = Berat sisa abu (g) c) Pengujian Nilai Kalor (ASTM D. 5865-10) Penentuan nilai kalor briket menggunakan alat uji bomb kalorimeter atau alat uji nilai kalor. Penentuan nilai kalor yang diperoleh dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sesuai metode ASTM D. 5865-10, sebagai berikut: T1 = Suhu air mula-mula ( C) T2 = Suhu air setelah pembakaran ( C) 0,05 = Suhu akibat kenaikan panas pada panas Cv = Kalor jenis kalorimeter (73529,6 KJ/Kg) (4) Gambar 1 Alat kempa Pembuatan cetakan menggunakan besi pipa dengan ketebalan 2 mm, diameter dalam 41 mm, dan panjang 100 mm. Sementara katup penekan dibuat dari plat dengan diameter 40 mm dan ketebalan 5 mm yang disambung dengan besi pejal dengan ketebalan 9,5 mm dan panjang 43 mm. 2) Kiln karbonisasi Alat kiln ini dibuat untuk proses pengarangan bahan baku berupa eceng gondok dengan jalan karbonisasi atau proses pembakaran tidak sempurna (sedikit oksigen) sehingga di dapatkan arang aktif. 0.24 = Konstanta 1 Joule = 0,24 kalori. 2. PROSEDUR PENELITIAN Penelitian ini difokuskan pada pembuatan dan pengujian briket untuk mendapatkan briket yang memiliki nilai kalor tinggi. Hasil dari eksperimen tidak hanya dipengaruhi oleh komposisinya saja tetapi juga proses pembuatan dan alat bantunya. 2.1 Persiapan Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1) Alat kempa dan cetakan briket Alat ini dibuat untuk menekan serta mencetak bahan baku paduan briket. Alat ini bersifat kempa basah karena disesuaikan dengan Gambar 2 Kiln karbonisasi Kiln karbonisasi terbuat dari drum kaleng bekas cat ukuran 1 Liter yang bagian dasarnya diberi lubang dengan diameter 20 mm dan ditutup dengan plat seng tipis berbentuk lingkaran dengan lubang diameter 20 mm. Cerobong asapnya dibuat dari besi pipa dengan diameter 20 mm dan tinggi 200 mm. Kemudian diberi lubang dengan diameter 2 mm sebanyak 8 buah di sekeliling pipa. 3) Reaktor Reaktor sederhana dibuat untuk proses pengarangan bahan baku berupa sampah plastik HDPE dengan jalan karbonisasi atau proses pembakaran tidak sempurna (sedikit oksigen) dan 100

mampu mereduksi atau meminimalkan kandungan bahan-bahan berbahaya dari limbah plastik. Setelah dihaluskan, serbuk dari arang eceng gondok dan plastik HDPE disaring dengan ketentuan lolos 90 mesh untuk arang eceng gondok sedangkan untuk plastik HDPE terkarbonisasi sebesar 50 mesh. c. Tahap Perekatan Gambar 3 Reaktor sederhana Alat ini dibuat dari panci berbahan dasar stainless steel bervolume 8 liter. Bagian atas diberi lubang dengan diameter 17 mm. Kemudian diberi pipa alumunium dengan diameter yang sama dengan lubang dan panjang 92 mm. 2.2 Pembuatan Briket Dalam pembuatan briket, bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah: 1) Eceng gondok 2) Plastik HDPE 3) Tepung kanji a. Tahap Pengarangan Limbah eceng gondok yang telah dicuci bersih dimasukkan ke dalam kiln karbonisasi. Kemudian disulut api dari bagian bawah kiln hingga terbakar. Selama proses pengarangan asap akan keluar dari bagian pipa asap sekaligus bagian pipa asap sebagai pasokan masuknya sedikit udara dalam proses pembakaran. Penyusutan berat bahan yang terjadi yaitu ±50 Kg eceng gondok basah menjadi 1 Kg arang. Bahan baku sampah plastik HDPE yang telah dicuci, kemudian digunting sehingga ukurannya menjadi lebih kecil dan dimasukkan ke dalam reaktor. Reaktor kemudian dipanaskan (pada penelitian ini menggunakan kompor di tempat terbuka). Penyusutan berat yang terjadi yaitu ±1,5 Kg plastik kresek menjadi 1 Kg arang. b. Tahap Penyerbukan Setelah proses pengarangan karbon aktif tersebut dihaluskan hingga menjadi serbuk. Penghalusan serbuk dapat menggunakan penumbuk lesung dan alu atau blender. Bahan perekat atau bahan pengikat yang digunakan merupakan bahan perekat organik, tepung kanji. Tepung kanji di timbang sebanyak 10% dari berat bahan baku per satuan briket. Angka 10 persen ini masih termasuk ambang batas ketentuan bahan pengikat sesuai pedoman permen ESDM No. 047 Tahun 2006 sebesar 5% - 10%. Tepung kanji sebanyak 10% tersebut kemudian dicampur dengan air, konsentrasi pencampuran air dengan tepung kanji dinyatakan dalam angka perbandingan 1:20. Dimana 1 gram tepung kanji berbanding 20 ml air. Setelah tercampur homogen, air larutan kanji tersebut dipanaskan di atas kompor hingga perekatnya tercampur sekaligus mengental dan merata dengan sempurna. Serbuk arang eceng gondok dan serbuk plastik HDPE terkarbonisasi yang telah disaring kemudian dicampur dengan bahan perekat kanji yang telah dibuat. Pencampuran bahan utama dengan perekat sebanyak 10% dari berat bahan baku per satuan briket. Pembuatan sampel briket ini dibuat menjadi 4 komposisi: 1) Komposisi 20% arang eceng gondok 80% sampah plastik HDPE (EG20PL80) 2) Komposisi 40% arang eceng gondok 60% sampah plastik HDPE (EG40PL60) 3) Komposisi 60% arang eceng gondok 40% sampah plastik HDPE (EG60PL40) 4) Komposisi 80% arang eceng gondok 20% sampah plastik HDPE (EG80PL20) d. Tahap Percetakan Masing masing komposisi sampel uji yang telah dicampurkan dengan perekat kemudian dimasukan dalam cetakan pada alat kempa. Tekanan yang diberikan dongkrak hidrolik pada alat kempa berkekuatan 3 ton selama kurang lebih 5 menit. Sampel yang telah dicetak menjadi briket arang, kemudian dikeringkan manual dengan bantuan sinar matahari. Proses pengeringan berjalan selama 5 hari. Bila dalam keadaan hujan, maka proses pengeringan dibantu dengan alat bantu seperti oven. 101

Pengujian untuk mendapatkan nilai kadar air lembab dengan menggunakan metode ASTM D.3173-08 mendapatkan hasil seperti terlihat pada grafik 2: Gambar 4 Briket 2.3 Pengujian Briket Pengujian dilakukan di PT Sucofindo Indonesia, Laboratorium Central, Cibitung, meliputi: pengujian air total (ASTM D.3302-10), pengujian kadar air lembab (ASTM D.3173-08), pengujian kadar abu briket (ASTM D.3174-04), dan pengujian nilai kalor (ASTM D. 5865-10) pada sampel sampel dengan 4 komposisi yang berbeda. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Air Total Pengujian air total dengan menggunakan metoda ASTM D.3302-10, didapatkan hasil sebagai berikut: Grafik 2. Nilai kadar air lembab pada briket dengan variasi komposisi arang eceng gondok dengan sampah plastik HDPE terkarbonisasi Pada grafik nilai kadar air lembab terlihat bahwa nilai kadar air lembab terendah terdapat pada sampel EG20PL80 berkomposisi 20% arang eceng gondok dengan 80% plastik HDPE yaitu 3,9%. Sedangkan untuk nilai kadar air total tertinggi terdapat pada sampel EG80PL20 dengan hasil 6,0%. Berdasarkan analisis data pengujian bahwa penambahan setiap 20% plastik HDPE terkarbonisasi mampu menurunkan nilai kadar air lembab sebesar 0,1% - 0,5%. Dengan demikian semakin tinggi kadar plastik HDPE semakin rendah nilai kadar air lembabnya. 3.3 Kadar Abu Briket Grafik 1 Nilai air total pada briket dengan variasi komposisi arang eceng gondok dengan sampah plastik HDPE terkarbonisasi Pada grafik kadar air total di atas, terlihat bahwa nilai air total terendah terdapat pada sampel EG20PL80 dengan komposisi 20% arang eceng gondok dan 80% plastik HDPE karbonisasi, mendapatkan hasil 3,9%. Sedangkan nilai air total tertinggi terdapat pada sampel EG80PL20 dengan hasil 6,1%. Dari grafik terlihat bahwa, semakin tinggi kadar plastik HDPE di dalam kandungan briket, semakin rendah air total yang terkandung di dalamnya. Setiap kenaikan 20% plastik HDPE, mampu menurunkan air total sebesar 0.2% - 1.6%. 3.2 Kadar Air Lembab Pengujian nilai kadar abu dengan menggunakan metode pengujian ASTM D.3174-04 mendapatkan hasil: Grafik 3. Kadar abu pada briket dengan variasi komposisi arang eceng gondok dengan sampah plastik HDPE terkarbonisasi Pada grafik nilai kadar abu briket di atas terlihat bahwa nilai kadar abu terendah terdapat pada sampel EG20PL80 berkomposisi 20% arang eceng gondok dengan 80% plastik HDPE 102

karbonisasi yaitu 4,6%. Nilai abu tertinggi terdapat pada sampel EG80PL20 dengan hasil 20,9%. Berdasarkan analisis data pengujian bahwa setiap penambahan kadar persentasi plastik HDPE di dalam kandungan briket, semakin rendah abu yang didapat. Setiap kenaikan 20% plastik HDPE, mampu menurunkan nilai kadar abu sebesar 3,1% sampai 9,7%. 3.4 Nilai Kalor Pengujian kadar nilai kalor dengan menggunakan metode ASTM D.5865-10 mendapatkan hasil: Grafik 4. Kadar nilai kalor pada briket dengan variasi komposisi arang eceng gondok dengan sampah plastik HDPE terkarbonisasi rendah kadar abunya, dan semakin tinggi nilai kalornya. 2) Sampel EG20PL80 dengan komposisi 20% arang eceng gondok dan 80% sampah plastik HDPE karbonisasi memiliki nilai air total, kadar air lembab, kadar abu, dan nilai kalor terbaik. REFERENSI 1. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta, (2007). 2. Oswan dan Marsono, Super Karbon Bahan Bakar Alternatif Penggganti Minyak Tanah dan Gas. Penebar Swadaya, Depok, (2008). 3. Nurjanah, Siti, dkk., Pemanfaatan Serat Eceng Gondok Sebagai Bahan Komposit Tekstil, Institut Pertanian Bogor, Bogor, (2010). 4. Hartomo, A.J., Memahami Polimer dan Perekat, Andi Offset, Yogyakarta, (1992) 5. Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral 047 Tahun, Pedoman Pembuatan Briket Batubara Dan Bahan Bakar Padat Berbasis Batubara Untuk Industri Kecil Dan Rumah Tangga, (2006). Pada grafik nilai kalor briket di atas terlihat bahwa nilai kalor tertinggi terdapat pada sampel EG20PL80 dengan komposisi 20% arang eceng gondok dan 80% plastik HDPE karbonisasi yaitu 7.818 Kkal/Kg. Kandungan nilai kalor terendah terdapat pada sampel EG80PL20 dengan mendapatkan hasil 4.693 Kkal/Kg. Data pengujian memperlihatkan bahwa setiap penambahan kadar persentasi plastik HDPE dapat meningkatkan nilai kalor. Penambahan setiap 20% plastik HDPE mampu menaikan nilai kalor sebesar 114 Kkal/Kg - 1.949 Kkal/Kg. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada keempat komposisi sampel, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Semakin tinggi kadar arang sampah plastik HDPE, maka semakin rendah nilai air totalnya, semakin rendah kadar air lembabnya, semakin 103