UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PUSAT KEBUDAYAAN SUNDA DI BANDUNG PENEKANAN DESAIN TRANSFORMASI ARSITEKTUR TRADISIONAL SUNDA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi

ABSTRAKSI. Keyword: Gallery, Wedding, Mars and Venus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai bangsa yang besar mempunyai ciri dan adat kebiasaan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

MEDAN TRADITIONAL HANDICRAFT CENTER (ARSITEKTUR METAFORA)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mereka pun sering mewakili Indonesia sebagai duta negara ke mancanegara untuk memamerkan karya dan keahlian seni pahat mereka. 1 Dalam membuat suatu M

BAB I PENDAHULUAN. agama dan lain lain. Bila hal tersebut dikaji lebih jauh, akan mengandung ajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAKSI Kata kunci:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Wahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )

PERANCANGAN INTERIOR PADA PUSAT KEBUDAYAAN BETAWI DIJAKARTA PROPOSAL PENGAJUAN PROYEK TUGAS AKHIR YULI HELVINA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Batak merupakan salah satu suku bangsa yang terdapat di Indonesia yang banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sumber buku karangan Nirwabda Wow Building, 2014 : 88 2 Ibid : 88

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. Makanan modern yang beredar tersebut menarik minat para generasi muda

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman kebudayaan Indonesia merupan kebanggaan yang pant as

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas hanya kamera Digital Single Lens Reflect (DSLR) tetapi terdapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam ataupun luar negeri datang untuk menikmati objek-objek wisata tersebut.

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terbentuklah Kabupaten Natuna dengan kota Ranai sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. 1 - Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.

BAB I PENDAHULUAN. adimistratif Nias merupakan kabupaten yang termasuk dalam Propinsi Sumatera Utara.

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

3. Bagaimana menciptakan sebuah ruangan yang dapat merangsang emosi yang baik untuk anak dengan menerapkan warna-warna di dalam interior?

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beribu ribu pulau dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu yang paling populer ialah seni minum teh.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gudang tempat menyimpan barang-barang antik seperti anggapan

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Teh merupakan salah satu minuman terkenal di dunia yang terbuat dari daun

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I LATAR BELAKANG. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan budaya. Keberagaman budaya yang ada di Indonesia tidak terhitung nilainya, mulai dari suku, bahasa, tarian, nyayian, pakaian, ukir-ukiran, arsitektur (rumah adat), makanan, serta yang tidak kalah penting adalah gugusan kepulauan negeri ini. Akibat keanekaragaman tersebut, Indonesia menjadi salah satu negara incaran wisatawan asing untuk melakukan kunjungan pariwisata. Sektor pariwisata khususnya, wisata budayalah yang sangat menjual dari Indonesia. Menurut Koentjaraningrat (1993) pada buku Kebudayaan, Mentalitet, dan Pembangunan Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibisasakan dengan belajar, beserta keseluruhan dari budi dan karyanya. Kebutuhan suatu bangsa tidak terlepas dari pengaruh, akibat modernisasi dengan kemajuan disegala bidang juga dapat membawa pengaruh dalam bidang kebudayaan. Hal ini membuat masyarakat dinegaranegara berkembang (Indonesia) berada pada masa transisi yang ditandai UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 1

dengan belum sepenuhnya menerima nilai-nilai baru sedangkan nilai-nilai lama atau tradisional mulai ditinggalkan. Masuknya budaya asing membuat masyarakat mudah menerima kebudayaan itu tanpa dicerna terlebih dahulu. Tanpa disadari, kebudayaan tradisional yang sudah lama dipegang dan dihayati mulai dilepaskan satupersatu dan ditelan oleh kebudayaan asing (kebudayaan barat). Belakangan ini masih banyak penduduk Indonesia khususnya generasi muda yang kurang peduli terhadap keanekaragaman budaya yang dimiliki karena budaya asing lebih mudah diterima oleh generasi muda. Akibatnya generasi muda mulai meninggalkan kebudayaannya dan malah bangga dengan kebudayaan asing. Alhasil, banyak kebudayaan Indonesia yang diakui sebagai kebudayaan asli negara lain. Pada saat hal itu sudah terjadi, barulah masyarakat Indonesia sadar sudah kehilangan kebudayaan negara sendiri dan mulai mempeributkan hal tersebut. Oleh karena itu, generasi penerus bangsa berkewajiban menghayati nilai-nilai budaya bangsa. Generasi muda tidak hanya tahu, tetapi juga berusaha melestarikan kebudayaan Indonesia dari pengaruh kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan daerahnya. Kebudayaan adalah suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan manusia kebudayaan diciptakan untuk mempermudah manusia dalam menjalani kehidupannya. Kebudayaan tidak akan ada tanpa manusia, sebaliknya manusia tanpa kebudayaan tidak akan bisa bertahan dalam mengarungi kehidupan oleh karena itu kebudayaan menjadi sangat penting sebab kebudayaan merupakan salah satu media pembuktian keberadaan manusia. Tindakan untuk selalu menjaga kelestarian keberadaan budaya dari masa ke masa sangat dibutuhkan agar tercipta keberlangsungan yang menjamin kesempatan bagi generasi penerus untuk dapat mengetahui dan mempelajari kebudayaan dari nenek moyang mereka. Walaupun sekarang ini kebudayaan lama banyak terpengaruh dan terasimilasi oleh kebudayaan baru dan kemudian menghilang. Sumatra Utara merupakan salah satu daerah dengan kebudayaan yang unik. Suku Batak, sebagai salah satu suku asli Sumatra Utara memiliki UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 2

beberapa klan (sub-suku) yang masing-masingnya memiliki budaya yang berbeda. Keberadaan sebuah pusat kebudayaan Batak merupakan salah satu upaya menghidupkan kembali budaya Batak, sehingga tercipta generasi muda yang bangga kepada kebudayaannya sendiri dan mau belajar hal-hal yang baik dari luar tanpa kehilangan kepribadian nasionalnya sendiri. JUMLAH PENDUDUK ATAU POPULASI SUKU BATAK MENURUT KAWASAN SENSUS PENDUDUK TAHUN 2000 DAN ESTIMASI TAHUN 2010 SEBANYAK 7.051.000 Sumber: http://popsehat-kb.blogspot.com/2012/06/perkiraan-iumlah-penduduk-suku-batak.html 05 April 2013 13.17) (Jumat, Berdasarkan jumlah tabel jumlah populasi suku batak di berbagai kawasan, ternyata populasi suku batak diluar Sumatera Utara 20,6%, dan 2,9% diantaranya suku Batak yang hidup di luar Sumatera Utara, diantaranya disebutkan ada sebanyak 203.000 jiwa berada di wilayah Jawa Barat. Dari data yang diperoleh penulis tertarik untuk melakukan perancangan sebuah pusat kebudayaan Batak Toba yang terletak di kota Bandung. Sesuai dengan prinsip otonomi daerah, berusaha mengembangkan potensi daerah masing-masing karena itu, perlu suatu pusat pengembangan dan pelestarian kebudayaan dalam wujud pusat kebudayaan salah satunya adalah Pusat Kebudayaan Batak Toba. Adanya sarana informasi mengenai kebudayaan daerah untuk keperluan akademik/pencarian data tentang kebudayaan Batak Toba mulai dibutuhkan. Selain itu, tersedianya sarana bagi UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 3

seniman muda, seniman daerah untuk mengembangkan kesenian dan kebudayaan Batak Toba. Bandung merupakan salah satu lokasi yang tepat untuk suatu Pusat Kebudayaan Batak karena Bandung sebagai ibukota propinsi Jawa Barat menjadi pusat segala aktivitas, antara lain pendidikan, perdagangan, ekonomi, dan pemerintahan. Bandung juga memiliki perguruan tinggi yang menjalankan pendidikan di bidang seni di beberapa universitas negeri dan swasta dengan jurusan seni rupa dan desain. Pengembangan dan pelesarian kebudayaan Batak Toba dalam mewujudkan pengembangan pariwisata di Bandung untuk lebih mengenal tentang budaya Batak Toba. Adanya pusat kebudayaan Batak ini menjadi wadah pengkaji nilai-nilai kebudayaan Batak Toba untuk promosi, pelestarian, penelitian, dan edukasi dari kebudayaan Batak yang ada. Dari uraian tersebut diatas, dibutuhkan adanya Pusat Kebudayaan Batak Toba di Bandung yang ditujukan untuk mewadahi semua kegiatan pengembangan, promosi, penelitian, dan pelesarian terhadap kebudayaan Batak Toba. I.2 Identifikasi Masalah Masuknya budaya asing membuat masyarakat mudah menerima kebudayaan itu tanpa dicerna terlebih dahulu. Tanpa disadari, kebudayaan tradisional yang sudah lama dipegang dan dihayati mulai dilepaskan satupersatu dan ditelan kebudayaan asing (kebudayaan barat). Kesibukan masyarakat saat ini juga menjadi salah satu alasan yang membuat sebagian dari mereka lupa untuk memperkenalkan kebudayaannya kepada generasi muda, sehingga minat terhadap kebudayaannya sendiri berkurang, kemudian akibat globalisasi sehingga anak muda sekarang lebih bangga dengan kebudayaan luar. Terdapak banyak komunitas Batak di Bandung khususnya di beberapa universitas besar di Bandung yang tidak memiliki tempat untuk berkumpul dan mengenalkan komunitasnya dengan komunitas Batak lain dalam sebuah tempat untuk saling bertukar pikiran. UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 4

Dari masalah yang diuraikan diatas maka dibutuhkan suatu pusat kebudayaan yang menarik untuk semua kalangan yang ingin mengetahui kebudayaan Batak Toba, khususnya anak muda. I.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas adalah: 1. Bagaimana merancang sistem display, sirkulasi, dan program ruang yang sesuai untuk perancangan interior Pusat Kebudayaan Batak Toba dengan konsep "Ulos"? 2. Bagaimana mendeskripsikan dan mengaplikasikan tema dan konsep "Ulos" untuk perancangan interior Pusat Kebudayaan Batak Toba? 3. Bagaimana menciptakan suasana kekeluargaan pada ruang sehingga mendukung tema dari pusat kebudayaan Batak Toba yang dirancang dengan konsep "Ulos"? I.4 Tujuan Perancangan Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis mengharapkan tujuan perancangan adalah sebagai berikut: 1. Menentukan dan menerapkan sistem display, sirkulasi, dan program ruang yang sesuai pada perancangan interior pusat kebudayaan Batak Toba dengan konsep "Ulos". 2. Untuk mendeskripsikan dan mengaplikasikan tema dan konsep "Ulos" pada proyek pusat kebudayaan Batak Toba. 3. Dapat menciptakan suasana kekeluargaan pada ruang sehingga mendukung tema dari pusat kebudayaan Batak Toba yang dirancang dengan konsep "Ulos". I.5 Ide Gagasan Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan diatas, Kota Bandung dikenal sebagai kota pendidikan dan pusat seni budaya UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 5

yang sangat menghagai hasil karya seni masyarakan selain itu banyak pula seniman yang berasal dari kota Bandung. Oleh karena itu penulis tertarik untuk merancang sebuah pusat kebudayaan Batak yang mewadahi beberapa fungsi antara lain pengembangan, promosi, penelitian, dan pelesarian terhadap kebudayaan Batak Toba. Sehingga fasilitas ruang yang disediakan berupa area pameran dan perpustakaan mini, toko cinderamata, restoran, ruang pelatihan, dan ruang serbaguna. Konsep ruangan yang diterapkan diambil dari salah satu kesenian dari kebudayaan Batak, yaitu ulos. I.6 Manfaat Perancangan Manfaat perancangan yang dilakukan oleh penulis adalah: a. Manfaat bagi Penulis - Menambah wawasan juga pengalaman dalam perancangan pusat kebudayaan Batak Toba. b. Manfaat bagi Pembaca - Memperluas wawasan dan dapat menjadi salah satu acuan pembaca mengenai perancangan pusat kebudayaan Batak Toba. - Menjadi referensi untuk penelitian dan perancangan yang serupa. I.7 Batasan Perancangan Dalam merancang pusat kebudayaan ini terdapat batasan berupa pusat kebudayaan ini diperuntukkan untuk anak muda di kota Bandung maupun luar kota Bandung dengan range usia 17-30 tahun. Fungsi ruang yang akan dirancang berupa Lobby, ruang pameran, dan perpustakaan. I.8 Sistematika Penulisan Dalam BAB I ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuaan perancangan, ide perancangan, manfaat perancangan, ruang lingkup perancangan, dan sistematika penulisan. Dalam BAB II ini penulis menjabarkan tinjauan umum yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan pusat kebudayaan Batak antara lain dengan pengertian dan standar ergonomi pusat kebudayaan, galeri, perpustakaan, toko cinderamata, ballroom, workshop, dan kantin. Dalam BAB III ini penulis menjabarkan mengenai hasil observasi lapangan dan deskripsi desain pusat kebudayaan mulai dari deskripsi proyek, tinjauan lokasi, tinjauan sarana dan prasarana, tinjauan antropometri dan UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 6

ergonomi, tinjauan user juga aktifitas manusia, program ruangm proram perancangan, bubble diagram ruang zoning blocking, serta implementasi tema dan konsep. Dalam BAB IV akan memuat pembahasan hasil perancangan Pusat Kebudayaan Batak Toba di Bandung, yang dikaitkan dengan rumusan masalah serta tema dan konsep yang dipilih dalam bentuk penjelasa dan gambar desain yang diterapkan pada penataan layout ruang dan penerapan interior. Dalam BAB V berisikan simpulan dan saran yang didapat dari perancangan tugas akhir mengenai pusat kebudayaan Batak Toba. UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 7