BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh negara-negara di seluruh dunia sudah tidak terbatas lagi jumlahnya. Kecepatan perekonomian yang terjadi saat ini menuntut setiap perusahaan untuk bisa mengimbanginya dengan terus mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Secara umum, tujuan utama dari perusahaan ialah mensejahterakan pemilik modal atau pemegang saham. Hal ini dapat diwujudkan perusahaan dengan terus memperoleh keuntungan atau laba yang optimal, dan akan lebih baik lagi jika laba tersebut mengalami peningkatan setiap periodenya. Salah satu cara perusahaan dalam memperoleh laba adalah dengan terus meningkatkan volume penjualan barang atau jasa, sesuai dengan jenis kegiatan perusahaannya. Untuk dapat terus melakukan penjualan, tentu saja dibutuhkan modal kerja yang mencukupi dan memenuhi kebutuhan operasional perusahaan. Modal kerja dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk membelanjai operasinya sehari-hari, misalnya : untuk memberikan persekot pembelian bahan mentah, membiayai upah gaji pegawai, dan lain-lain, dimana uang atau dana yang dikeluarkan tersebut diharapkan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu singkat melalui hasil penjualan produksinya (http://bankjudul.wordpress.com) 1
2 Kelangsungan hidup suatu perusahaan bergantung antara lain pada pengelolaan modal kerjanya, sehingga dibutuhkan strategi manajemen modal kerja agar perusahaan dapat meminimalisir kendala saat melangsungkan kegiatan usahanya. Dalam mengelola modal kerja, perusahaan harus memperhatikan elemen apa saja yang membentuk modal kerja tersebut. Komponen modal kerja diantaranya adalah aktiva lancar dan hutang lancar, dimana selisih dari aktiva lancar dan hutang lancar tersebut akan menghasilkan modal kerja bersih. Tersedianya aktiva lancar menunjukkan seberapa besar harta yang siap digunakan oleh perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, terutama kewajiban yang harus segera dipenuhi atau telah jatuh tempo. Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dapat dihitung melalui rasio likuiditas. Current Ratio (CR) merupakan salah satu rasio likuiditas yang mengukur berapa kali harta lancar dapat menutup hutang lancar. Melalui rasio ini, kita dapat mengetahui seberapa besar modal kerja yang dialokasikan perusahaan untuk operasi perusahaan. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa faktor yang mempengaruhi besarnya modal kerja bersih selain aktiva lancar adalah kewajiban lancar. Kewajiban atau hutang merupakan sumber dana eksternal bagi perusahaan. Dengan adanya tambahan sumber dana tersebut diharapkan perusahaan dapat mengoptimalkan pencapaian labanya, dalam artian dana pinjaman tersebut dapat digunakan secara efisien. Debt to Total Asset Ratio (DAR) merupakan salah satu rasio solvabilitas yang mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan dibiayai dengan total utang, Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah
3 modal pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva guna menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Rentabilitas atau profitabilitas dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba. Salah satu rasio rentabilitas yang dapat mengukur tingkat pengembalian modal adalah Return On Asset (ROA). ROA merupakan rasio antar laba bersih yang berbanding terbalik dengan keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba. Rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih yang diperoleh perusahaan diukur dari nilai aktivanya (http://timut2211.blogspot.com). Dikaitkan dengan Return on Asset (ROA), selalu ada trade off / pertukaran antara likuiditas dan profitabilitas. Semakin tinggi tingkat profitabilitas semakin rendah tingkat likuiditasnya yang akan berdampak pada kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Sedangkan dari sisis utangnya, jika perusahaan meningkatkan jumlah utang sebagai sumber dananya, maka dana tersebut harus dapat dikelola dengan baik dan digunakan untuk proyek investasi yang produktif. Hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang positif dan berdampak terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan. Seperti yang kita ketahui Telekomunikasi adalah suatu bidang yang terus berkembang setiap waktunya. Awalnya kita hanya mengenal telekomunikasi secara langsung yang kemudian terus mengalami perkembangan seperti sekarang ini. Dimana kita dapat melakukan suatu komunikasi dengan jarak yang tidak terbatas dan disertai media pendukung yang sudah mencukupi dalam segala
4 aspek. Telekomunikasi dibutuhkan oleh semua kalangan pada setiap kegiatan. Dengan komunikasi begitu banyak manfaat yang akan kita dapatkan. Irma Suliyati (2011) mengemukakan bahwa Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 237 juta jiwa yang tersebar di 6 ribu pulau yang berpenduduk dari 17 ribu lebih pulau merupakan peluang pasar komunikasi seluler yang potensial. Untuk berhubungan dengan orang lain sejauh ini yang praktis adalah menggunakan telephon seluler. Indonesia sekarang ini sudah terkoneksi dengan arus globalisasi internasional yang berimbas pada perkembangan industri telekomunikasi seluler. Dengan besarnya peluang pasar, seharusnya perusahaan-perusahaan tersebut mampu mengefisienkan sumber dana yang dimiliki guna mencapai laba yang optimal. Namun kenyataannya, pada periode-periode tertentu perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2005-2010 masih belum mampu mempertahankan kemampuannya dalam memperoleh laba. Secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 1.1 Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI 2005-2010 No Kode Perusahaan Nama Perusahaan 1 TLKM PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. 2 ISAT PT. Indosat, Tbk. 3 FREN PT. Mobile-8 Telecom, Tbk. 4 EXCL PT. XL Axiata, Tbk. 5 BTEL PT. Bakrie Telecom, Tbk. Sumber : icmd
5 Tabel 1.2 Perkembangan Rata-Rata Current Ratio, Debt to Total Asset ratio, dan Return On Asset Pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode CR (X) DAR (X) ROA(%) 2005 0,97 0,57-1,24 2006 1,18 0,51 5,67 2007 1,60 0,61 5,14 2008 0,97 0,66-1,09 2009 1,33 0,65 1,24 2010 0,59 0,65-1,56 Sumber : icmd Tabel di atas memperlihatkan bahwa rata-rata ROA mengalami fluktuasi naik turun tiap periodenya. Pada periode-periode tertentu ROA bernilai negatif, misalnya pada tahun 2005 rata-rata ROA bernilai -1,24%, artinya pada periode tersebut perusahaan tidak mampu menghasilkan laba. Tahun 2006 besarnya ratarata ROA mengalami peningkatan menjadi 5,67% namun turun kembali pada tahun 2007 menjadi 5,14%. Di tahun 2008 dan 2010 ROA kembali bernilai negatif yaitu sebesar -1,09% dan -1,56% meskipun pada tahun 2009 sempat naik menjadi 1,24%. Di sisi lain rata-rata CR juga mengalami naik turun tiap periodenya. Tahun 2005-2007 besarnya CR adalah 0,97; 1,18; dan 1,60. Seperti yang terjadi pada ROA, pada tahun 2008 rata-rata CR turun menjadi 0,97 dan kembali meningkat
6 menjadi 1,33 di tahun 2009. Tahun 2010 rata-rata CR juga mengalami purunan menjadi 0,59. Fenomena antar variabel terjadi pula pada Debt to Total Asset Ratio (DAR) dan hubungannya dengan ROA, dimana seharusnya mempunyai hubungan yang berbanding lurus. Pada tahun 2006 rata-rata DAR mengalami penurunan dari 0,57 kali menjadi 0,51 kali, sementara rata-rata ROA naik dari -1,24% menjadi 5,67%. Selanjutnya ada tahun 2008 rata-rata DAR meningkat dari 0,61 kali menjadi 0,66 kali, sedangkan rata-rata ROA turun cukup besar dari 5,14% menjadi -1,09%. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terdapat hasil penelitian yang beragam. Pada penelitian Niken Hastuti (2010) variabel Current Ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA, sama halnya dengan penelitian Meilinda Afriyanti (2011) yang menemukan bahwa variabel Current Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan menurut penelitian Aisi Rosita Nur (2009) variabel likuiditas berpengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA. Pada penelitian yang dilakukan oleh F. Samiloglu dan K. Demirgunes (2008) ditemukan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap ROA. Begitu pula menurut hasil penelitian Niken Hastuti (2010) yang menunjukkan bahwa leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Namun hasil dari penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Olufemi I. Falope dan Lubanjo T. Ajilore (2009) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh positif terhadap ROA.
7 Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul PENGARUH RATIO (DAR) CURRENT RATIO (CR) DAN DEBT TO TOTAL ASSET TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2005 2010. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, masalah yang diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana perkembangan Current Ratio (CR) pada perusahan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005-2010? 2. Bagaimana perkembangan Debt to Total Asset Ratio (DAR) pada perusahan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005-2010? 3. Bagaimana perkembangan Return On Asset (ROA) pada perusahan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005-2010? 4. Bagaimana pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Return on Asset (ROA) pada perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005-2010 secara parsial? 5. Bagaimana pengaruh Debt to Total Asset Ratio (DAR) terhadap Return on Asset (ROA) pada perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005-2010 secara parsial?
8 6. Bagaimana pengaruh Current Ratio (CR) dan Debt to Total Asset Ratio (DAR) terhadap Return on Asset (ROA) pada perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005-2010 secara simultan? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui perkembangan Current Ratio (CR) pada perusahan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005-2010. 2. Untuk mengetahui perkembangan Debt to Total Asset Ratio (DAR) pada perusahan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005-2010. 3. Untuk mengetahui perkembangan Return On Asset (ROA) pada perusahan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005-2010. 4. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Return on Asset (ROA) pada perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005-2010 secara parsial. 5. Untuk mengetahui pengaruh Debt to Total Asset Ratio (DAR) terhadap Return on Asset (ROA) pada perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005-2010 secara parsial. 6. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio (CR) dan Debt to Total Asset Ratio (DAR) terhadap Return on Asset (ROA) pada perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005-2010 secara simultan.
9 1.3.2 Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis a. Untuk menambah wawasan, pengalaman ilmiah, dan pengembangan pengetahuan mengenai kinerja keuangan perusahaan terutama rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas. b. Sebagai sarana penambahan wawasan bagi penulis untuk mempersiapkan diri menuju dunia kerja. 2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi pertimbangan perusahaan dalam memperhatikan kinerja keuangan perusahaan terutama likuiditas, leverage dan profitabilitas. 3. Bagi Investor Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk pengambilan keputusan investasi di pasar modal. 4. Bagi Lembaga Perguruan Tinggi Dapat dijadikan salah satu sumber referensi untuk penelitian lebih lanjut berkenaan dengan pengaruh Current Ratio (CR) dan Debt to Total Asset Ratio (DAR) terhadap Return On Asset (ROA) yang mungkin akan dilakukan setelah penelitian ini.
10 1.4 Kerangka Pemikiran Secara umum, tujuan utama dari perusahaan ialah mensejahterakan pemilik modal atau pemegang saham. Hal ini dapat diwujudkan perusahaan dengan terus memperoleh laba yang optimal. Profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan, semakin tinggi efisiensi perusahaan tersebut dalam memanfaatkan modal kerjanya. Modal kerja merupakan salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan. Modal kerja bersih merupakan selisih antara aktiva lancar dan kewajiban lancar. Oleh sebab itu kebijakan modal kerja mencakup dua hal yaitu jumlah aktiva lancar yang dikehendaki dan bagaimana aktiva lancar tersebut akan dibiayai (Handono Mardiyanto, 2009:100). Husnan dan Pudjiastuti (2006) mengatakan bahwa aktiva lancar adalah aktiva yang diharapkan berubah menjadi kas dalam jangka waktu singkat (biasanya kurang dari satu tahun). Sedangkan kewajiban lancar menunjukkan kewajiban yang harus dipenuhi dalam waktu dekat. Kemampuan pemenuhan kebutuhan modal kerja dapat terukur dari tingkat likuiditas perusahaan yang salah satunya dapat dilihat dari Current Ratio (CR). Pada penelitian ini digunakan Current Ratio karena menurut Weston dan Copeland (1992:265), rasio lancar merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek, oleh karena rasio tersebut menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek dipenuhi oleh harta yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam
11 periode yang sama dengan jatuh tempo utang. Sementara itu, jika kewajiban kepada pihak luar (eksternal) sudah dapat terpenuhi maka perusahaan dapat menggunakan modal kerja bersih dalam kegiatan operasionalnya guna menghasilkan laba atau keuntungan. Seperti telah dikatakan sebelumnya bahwa keputusan pendanaan juga mempengaruhi ketersediaan modal kerja. Menurut Handono Mardiyanto (2009:59), utang pada prinsipnya akan menguntungkan apabila perusahaan mampu memperoleh tingkat pengembalian investasi yang melebihi tingkat bunga yang harus dibayarkan. Salah satu rasio solvabilitas (leverage) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to Total Asset Ratio (DAR), yaitu rasio yang membandingkan total hutang terhadap total aktiva. Melalui Debt to Total Asset Ratio kita dapat melihat berapa besar proporsi hutang yang digunakan perusahaan dalam membiayai aktiva yang dimilikinya. Aktiva tersebut digunakan dalam kegiatan sehari-hari dengan harapan dapat menghasilkan laba atau keuntungan. Salah satu cara untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba ialah dengan menghitung rasio profitabilitasnya. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA). ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan seluruh aktiva yang tersedia dalam perusahaan. Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas, maka dibuat skema dalam gambar dibawah ini :
12 Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Current Asset (CR) Debt to Total Asset Ratio (DAR) Return on Asset (ROA) Sumber : Olahan Sendiri 1.5 Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik (Ghazali, 2011). Hipotesis yang akan diuji dan dibuktikan dalam penelitian ini berkaitan bentuk pengaruh antara variabel-variabel bebas dan terikat. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan sesuai dengan keranga pemikiran yang dikembangkan maka dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut : a. Pengujian pengaruh variable secara parsial Hipotesis Pertama : Terdapat pengaruh yang signifikan antara CR terhadap ROA
13 Hipotesis Kedua : Terdapat pengaruh yang signifikan antara DAR terhadap ROA b. Pengujian pengaruh variable secara bersama-sama (simultan) Hipotesis Ketiga : Secara bersama-sama CR dan DAR berpengaruh terhadap ROA 1.6 Metodologi Penelitian 1.6.1 Metode Penelitian Dalam penyusunan penelitian ini, penulis menggunakan analisis data deskriptif dan verifikatif. Analisis data deskriptif adalah metode yang digunakan untuk membuat suatu karya tulis dengan mengumpulkan data-data dari hasil penelitian sesuai dengan kenyataan yang ada, membahas, serta menganalisis data untuk dibuat kesimpulan. Sedangkan, analisis data verifikatif digunakan dengan persamaan statistik yaitu metode analisis korelasi, regresi dan pengujian hipotesis statistik. Sementara itu populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2010. Dengan menggunakan metode purposive sampling diperoleh hasil 5 sampel perusahaan telekomunikasi. 1.6.1.1 Definisi Operasional Variabel Variabel penelitian yaitu suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Nita, 2011).
14 Terdapat dua macam variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel independen dan variabel dipenden. Variabel independen yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dipenden. Sedangkan variabel dipenden merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel indipenden. Current Ratio (CR) dan Debt to Total Asset Ratio (DAR) merupakan variabel independen, sedangkan Return on Asset (ROA) merupakan variabel dependen. Berikut ini dijelaskan secara garis besar secara garis besar mengenai definisi operasional yang digunakan dalam penelitian: Tabel 1.3 Definisi Operasional Variabel No Variabel Pengertian Skala Rumus 1 CR Perbandingan aktiva lancar terhadap kewajiban lancar Rasio CR = Current asset Current Liabilities 2 DAR Perbandingan antara total utang terhadap total aktiva Rasio DAR = Total Liabilities Total Asset 3 ROA Perbandingan antara laba bersih terhadap total aktiva Rasio ROA = EAT Total Asset 100% 1.6.2 Data Penelitian 1.6.2.1 Jenis Data
15 Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Data kuantitatif yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan perusahaan. 1.6.2.2 Sumber Data Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah sumber data sekunder. Sumber data sekunder, merupakan data-data yang berasal dari catatan yang ada di perusahaan. Terdapat dua sumber data, yaitu sumber data internal yang diperoleh dari catatan perusahaan dan sumber data eksternal yang diperoleh dari literatur. 1.6.2.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan studi kepustakaan (Library Research), yaitu teknik pengumpulan data dari berbagai sumber penunjang untuk mendapatkan teori-teori, pengertian dasar, serta pendapat para ahli yang berhubungan dengan subjek penelitian. Misalnya dengan mempelajari literature atau hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya yang mendukung penelitian yang dilakukan. Selain itu, penulis juga mencari sumbersumber data lain yang diperlukan dari buku pelajaran, jurnal dan dari website internet mengenai subjek penelitian yang sedang dilakukan oleh penulis. Sedangkan data berupa variable CR, DAR dan ROA, diperoleh dengan cara mengunduh laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan dan diolah kembali oleh penulis. 1.6.3 Alat Analisis
16 1.6.3.1 Uji Asumsi Klasik Mengingat data penelitian yang digunakan adalah data sekunder, maka sebagai salah satu pemenuhan syarat dilakukannya uji regresi berganda, dilakukan pula uji asumsi klasik sebagai berikut : 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu model regresi, dependen variabel dan independen variabel keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Dasar pengambilan keputusan dalam deteksi normalitas yaitu: 1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Selain itu, cara lain untuk meyakinkan bahwa data tersebut berdistribusi normal dapat menggunakan uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov. Hasil analisis ini kemudian dibandingkan dengan nilai kritisnya. Uji normalitas dapat dilakukan dengan melihat besaran Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria pengujian: 1. Angka signifikansi (Sig) > α = 0,05 maka data berdistribusi normal. 2. Angka signifikansi (Sig) < α = 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
17 2. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (Ghozali, 2011). Menurut Ghozali, langkah untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model ini adalah sebagai berikut : a. Nilai R 2 sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variable terikat. b. Menganalisa matriks korelasi antar variabel bebas jika terdapat korelasi antar variabel bebas yang cukup tinggi (>0,9) hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. c. Dilihat dari nilai VIF dan Tolerance. Nilai cut off Tolerance < 0,10 dan VIF > 10 (berarti terdapat multikolinearitas). 3. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah didalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya), autokorelasi ini timbul pada data yang bersifat time series. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi. Salah satunya adalah dengan menggunakan Run Test. Run test sebagai bagian dari statistik non-parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Apabila nilai signifikansi yang dihasilkan lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi autokorelasi antar residual.
18 4. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu pengujian yang dapat dilakukan untuk menyelidiki masalah heteroskedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar dari scatterplot yang dihasilkan oleh SPSS ver. 16.0. Apabila diagram pencar membentuk polapola tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas. Namun apabila diagram pencar tidak membentuk pola atau acak maka regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas. 1.6.3.2 Regresi Linear Berganda Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linear Berganda untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel independen terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini, untuk variabel independennya adalah Current Ratio (CR) dan Debt to Total Asset Ratio (DAR) dan variabel dependennya adalah Return on Asset (ROA), dengan persamaan sebagai berikut : Y = a + β 1 X 1 + β 2 X 2 + ɛ Dimana : Y = Return on Asset (ROA) X 1 = Current Ratio (CR)
19 X 2 = Debt to Total Asset Ratio (DAR) a = intersep β 1 dan β 2 = Koefisien Regresi 1.6.3.3 Pengujian Hipotesis Statistik Untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis-hipotesis yang diajukan, perlu digunakan analisis regresi melalui uji t maupun uji F. Tujuan digunakan analisis regresi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen, baik secara parsial maupun simultan serta mengetahui besarnya dominasi variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. a.) Analisis Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien Determinasi (R 2 ) digunakan untuk mengetahui sampai berapa besar presentase variasi variabel bebas pada model dapat diterangkan oleh variabel terikat (Gujarati, 1995). Koefisien determinasi (R 2 ) dinyatakan dalam presentase yang nilainya berkisar antara 0 < (R 2 ) < 1. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas (Ghozali, 2011). Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
20 b.) Uji Statistik t Pengujian pengaruh secara parsial antara CR terhadap ROA H o : β 1 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara CR terhadap ROA H a : β 1 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara CR terhadap ROA Pengujian pengaruh secara parsial antara DAR terhadap ROA H o : β 2 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara DAR terhadap ROA H a :β 2 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara DAR terhadap ROA Uji t dilakukan untuk menguji apakah variabel X mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y secara satu-satu (parsial). Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian menurut Ghozali (2011) yaitu dilakukan dengan bantuan program SPSS ver. 16.0, lalu untuk memperoleh kesimpulan uji t tersebut digunakan kriteria sebagai berikut: Ho diterima jika, Angka signifikansi (Sig) > α = 0,05 Ho ditolak jika, Angka signifikansi (Sig) < α = 0,05 c.) Uji Statistik F Pengujian pengaruh secara simultan antara CR dan DAR terhadap ROA
21 H o : β 1, β 2 = 0 Semua koefisien regresi sama dengan nol, artinya CR dan DAR secara bersama-sama tidak mempengaruhi ROA H a : β 1, β 2 0 Paling sedikit satu koefisien regresi tidak sama dengan nol, artinya paling sedikit satu variabel indipenden yaitu CR atau DAR secara bersamasama mempengaruhi ROA Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel X mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y secara bersama-sama (simultan). Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian menurut Ghozali (2011) yaitu dilakukan dengan bantuan program SPSS ver. 16.0, lalu untuk memperoleh kesimpulan uji F digunakan kriteria sebagai berikut: Ho diterima jika, Angka signifikansi (Sig) > α = 0,05 Ho ditolak jika, Angka signifikansi (Sig) < α = 0,05 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Waktu yang digunakan penulis untuk melakukan penelitian ini adalah pada bulan Januari s / d Mei 2012. Penulis melakukan penelitian dengan mencari data dari situs-situs internet dan dari studi kepustakaan baik itu di perpustakaan maupun buku-buku sumber lainnya milik sendiri yang mendukung penelitian.