Produksi biogas dari pencerna anaerob serasah dan eceng gondok (Eichhornia crassipes) dengan sumber inokulum kotoran sapi dan kotoran ayam

dokumen-dokumen yang mirip
PRODUKSI BIOGAS DARI LIMBAH MAKANAN MELALUI PENINGKATAN SUHU BIODIGESTER ANEAROB. Agus Purnomo 1), Edwi Mahajoeno 2)

SCIENTIFIC CONFERENCE OF ENVIRONMENTAL TECHNOLOGY IX

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bel akang

HASIL DAN PEMBAHASAN. ph 5,12 Total Volatile Solids (TVS) 0,425%

BAB I PENDAHULUAN. dan energi gas memang sudah dilakukan sejak dahulu. Pemanfaatan energi. berjuta-juta tahun untuk proses pembentukannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sebenarnya kebijakan pemanfaatan sumber energi terbarukan pada tataran lebih

Uji Pembentukan Biogas dari Sampah Pasar Dengan Penambahan Kotoran Ayam

HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PENELITIAN BIOGAS DARI CAMPURAN AMPAS TAHU DAN KOTORAN SAPI : EFEK KOMPOSISI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik -1- Universitas Diponegoro

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu gas yang sebagian besar berupa metan (yang memiliki sifat mudah terbakar)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PERBEDAAN STATER TERHADAP PRODUKSI BIOGAS DENGAN BAHAN BAKU ECENG GONDOK

Natalina 1 dan Hardoyo 2. Surel : ABSTRACT

SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN PEMAKAIAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOGAS

Degradasi Substrat Volatile Solid pada Produksi Biogas dari Limbah Pembuatan Tahu dan Kotoran Sapi

Keywords : Anaerobic process, biogas, tofu wastewater, cow dung, inoculum

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A PENGEMBANGAN PROSES DEGRADASI SAMPAH ORGANIK UNTUK PRODUKSI BIOGAS DAN PUPUK

PENDAYAGUNAAN LIMBAH SERASAH DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA MENGGUNAKAN DUA JENIS FESES UNTUK PRODUKSI BIOGAS SKALA LABORATORIUM

maupun buah yang busuk yang berasal dari pasar atau pertanian. Sehingga energi

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

SNTMUT ISBN:

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengaruh Penambahan Kotoran Sapi Perah Terhadap Nilai ph

B JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print)

STUDI KELAYAKAN PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK DARI RUMAH MAKAN SEBAGAI PRODUKSI ENERGI DENGAN MENGGUNAKAN REAKTOR BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA

TINJAUAN PUSTAKA. Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

ANALISA KINETIKA PERTUMBUHAN BAKTERI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKSI BIOGAS DARI MOLASES PADA CONTINUOUS REACTOR 3000 L

PEMBUATAN BIOGAS dari LIMBAH PETERNAKAN

AGITASI LIMBAH CAIR TAPIOKA DAN TAHU DALAM DIGESTER ANAEROB SISTEM CURAH UNTUK PRODUKSI BIOGAS

SKRIPSI PERFORMANSI DIGESTER BIOGAS DENGAN CO SUBSTRAT LIMBAH KELAPA MUDA DAN INOKULUM KOTORAN SAPI. Oleh : Kadek Leo Adi Guna

Disusun Oleh: Diyanti Rizki Rahayu Puspita Ardani Ir. Nuniek Hendriani, M.T. Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M.Eng

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan tidak akan jadi masalah jika jumlah yang dihasilkan sedikit. Bahaya

PENGARUH PERBANDINGAN PERSENTASE VOLUME STARTER DALAM PEMANFAATAN POME MENJADI BIOGAS PADA DIGESTER LIMAS TERPACUNG SECARA BATCH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Pengaruh Pengaturan ph dan Pengaturan Operasional Dalam Produksi Biogas dari Sampah

PEMANFAATAN LIMBAH CAIR TAPIOKA UNTUK PENGHASIL BIOGAS SKALA LABORATORIUM. Mhd F Cholis Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. Advisory (FAR), mengungkapkan bahwa Indonesia adalah penyumbang

PENGARUH HRT DAN BEBAN COD TERHADAP PEMBENTUKAN GAS METHAN PADA PROSES ANAEROBIC DIGESTION MENGGUNAKAN LIMBAH PADAT TEPUNG TAPIOKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN AMPAS KELAPA DAN KULIT PISANG TERHADAP PRODUKSI BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

UJI PEMBUATAN BIOGAS DARI KOTORAN GAJAH DENGAN VARIASI PENAMBAHAN URINE GAJAH DAN AIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. kita pada krisis energi dan masalah lingkungan. Menipisnya cadangan bahan

PEMBENIHAN DAN AKLIMATISASI PADA SISTEM ANAEROBIK

3. METODE PENELITIAN KERANGKA PEMIKIRAN

PENDAYAGUNAAN LIMBAH SERASAH DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA MENGGUNAKAN DUA JENIS FESES UNTUK PRODUKSI BIOGAS SKALA LABORATORIUM

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PERMEN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PERAN LIMBAH CAIR TAHU DALAM PRODUKSI BIOGAS

3 METODOLOGI 3.1 WAKTU DAN TEMPAT 3.2 BAHAN DAN ALAT 3.3 TAHAPAN PENELITIAN Pengambilan Bahan Baku Analisis Bahan Baku

KOMPOSISI CAMPURAN KOTORAN SAPI DAN LIMBAH PUCUK TEBU (SACCHARUM OFFICINARUM L) SEBAGAI BAHAN BAKU ISIAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PEMBENTUKAN BIOGAS

1. Limbah Cair Tahu. Bahan baku (input) Teknologi Energi Hasil/output. Kedelai 60 Kg Air 2700 Kg. Tahu 80 kg. manusia. Proses. Ampas tahu 70 kg Ternak

BAB I PENDAHULUAN. samping itu, tingkat pencemaran udara dari gas buangan hasil pembakaran bahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas

BAB II LANDASAN TEORI

Pengolahan Limbah Cair Tahu secara Anaerob menggunakan Sistem Batch

SNTMUT ISBN:

I. PENDAHULUAN. Rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia yang terjadi

UJI PEMBENTUKAN BIOGAS DARI SUBSTRAT SAMPAH SAYUR DAN BUAH DENGAN KO-SUBSTRAT LIMBAH ISI RUMEN SAPI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. maupun untuk industri dan transportasi. Untuk mengurangi ketergantungan

Ian Hariananda, M. Ramdlan Kirom, Amaliyah Rohsari Indah Utami Prodi S1 Teknik Fisika, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perantara jamu gendong (Muslimin dkk., 2009).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SUHU FERMENTOR TERHADAP NILAI GIZI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PRODUK FERMENTASI BUNGKIL KELAPA SAWIT

NILAI PH, KANDUNGAN NITROGEN (N), PHOSFOR (P 2 O 5 ) DAN KALIUM (K 2 O) PUPUK ORGANIK CAIR DARI FESES DOMBA DENGAN EM4 DAN PENAMBAHAN CAIRAN RUMEN

Presentasi Tugas Akhir. Hubungan antara Hydraulic Retention Time (HRT) dan Solid Retention Time (SRT) pada Reaktor Anaerob dari Limbah sayuran.

TINJAUAN PUSTAKA. Biogas merupakan gas yang mudah terbakar (flammable), dihasilkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan energi dunia saat ini telah bergeser dari sisi penawaran ke sisi

Pemanfaatan Biomassa Enceng Gondok Dari Danau Limboto Sebagai Penghasil Biogas

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai sumber pencemaran. Limbah tersebut dapat berupa bahan organik dan

BAB I PENDAHULUAN. Limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) merupakan salah satu produk

PEMANFAATAN SLUDGE HASIL PRODUKSI BIOGAS BERBASIS LIMBAH CAIR LATEX MENJADI PUPUK KOMPOS CAIR

PEMANFAATAN SAMPAH SAYURAN SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL.

PROSES PEMBENTUKAN BIOGAS

EKSISTENSI WAKTU FERMENTASI TERHADAP RENDEMEN BIOGAS MENGGUNAKAN GREEN PHOSKKO (GP-7)

BIOGAS FROM SOLID WASTE OF TOFU PRODUCTION AND COW MANURE MIXTURE: COMPOSITION EFFECT

ABSTRAK. Kata kunci : ampas padat brem, hidrolisis, H 2 SO 4, gula cair

PEMBUATAN BIOGAS DARI SAMPAH ORGANIK MENGGUNAKAN STARTER LUMPUR SAWAH

PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH CAIR PABRIK TAHU DENGAN TINJA SAPI. Dewi Ayu Trisno Wati **) dan Sugito *).

ANALISIS PERAN LIMBAH SAYURAN DAN LIMBAH CAIR TAHU PADA PRODUKSI BIOGAS BERBASIS KOTORAN SAPI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembuatan Biogas dari Sampah Sayur Kubis dan Kotoran Sapi Making Biogas from Waste Vegetable Cabbage and Cow Manure

LAPORAN AKHIR. Diajukan Sebagai Persyaratan untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Sriwijaya

I Putu Gde Suhartana Kajian Proses Fermentasi Sludge

Produksi gasbio menggunakan Limbah Sayuran

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Juli 2015 di Laboratorium Daya dan

Transkripsi:

Bioteknologi 11 (2): 23-27, November 2014, ISSN: 0216-6887, EISSN: 2301-8658, DOI: 10.13057/biotek/c110201 Produksi biogas dari pencerna anaerob serasah dan eceng gondok (Eichhornia crassipes) dengan sumber inokulum kotoran sapi dan kotoran ayam REVOLUSI PRAJANINGRAT SAKTIYUDHA Alamat korespondensi: Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitan Sebelas Maret.. Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta 57126, Central Java, Indonesia. Tel./Fax.. +62-271- 663375, email: - Manuskrip diterima: 30 Januari 2014. Revisi disetujui: 28 Maret 2014. Saktiyudha RP. 2014. Biogas production from anaerobic digesters of leaf litter and water hyacinth (Eichhornia crassipes) with a source of inoculum cattle and chicken manures. Bioteknologi 11: 23-27. Biogas is a renewable alternative energy source also has the added value, which is in the processing of waste biomass is environmentally friendly. This study aims to examine the production of biogas in anaerobic reform process based on a mixture of biomass litter substrate and water hyacinth (Eichhornia crassipes Mart. Solms) using inoculum source of cattle manure and chicken manure. Litter biomass and water hyacinth biomass were as a substrate (80%) in the anaerobic digester with inoculum source of cattle manure or chicken manure (20%) through the fermentation process. Factorial experiment with four replications performed using a completely randomized design (CRD) with two factors. The first factor in the form of variations in the substrate, the substrate control with 100 % litter, litter substrate variation and water hyacinth (75%:25%), and a mixture of litter and water hyacinth (50%:50%). The second factor were a variation of the source of inoculum, ie cattle manure and chicken manure. Parameter measurements performed at weeks 0 th, 2 nd, 4 th, 6 th. Parameters observed were volume of biogas, CH 4 concentration, temperature, ph, COD, BOD, TS and VS. Data were analyzed by ANOVA followed by DMRT at 5 % level test. Highest production of biogas in the sixth week (862.5 ml) was showed by the treatment of 75 % litter and 25 % water hyacinth with inoculum source of cattle manure. Removal efficiency of COD; BOD; TS and VS on that treatment were amounted to 76.12 %, 32.88 %, 66.53 % and 63.74 %. Keywords: Biogas, biomass of cattle and chicken manures, leaf litter, water hyacinth, anaerobic digester Saktiyudha RP. 2014. Produksi biogas dari pencerna anaerob serasah dan eceng gondok (Eichhornia crassipes) dengan sumber inokulum kotoran sapi dan kotoran ayam. Bioteknologi 11: 23-27. Biogas merupakan sumber energi alternatif terbarukan juga nilai tambah, yang dalam pengolahan limbah biomassa yang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji produksi biogas dalam proses reformasi anaerob berdasarkan campuran sampah biomassa substrat dan eceng gondok (Eichhornia crassipes Mart. Solms) menggunakan sumber inokulum dari kotoran sapi dan kotoran ayam. Sampah biomassa dan biomassa eceng gondok adalah sebagai substrat (80%) dalam digester anaerobik dengan sumber inokulum dari kotoran sapi atau kotoran ayam (20%) melalui proses fermentasi. Faktorial percobaan dengan empat ulangan dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua faktor. Faktor pertama dalam bentuk variasi substrat, kontrol substrat dengan 100% sampah, variasi substrat sampah dan eceng gondok (75%: 25%), dan campuran sampah dan eceng gondok (50%: 50%). Faktor kedua adalah variasi dari sumber inokulum, yaitu pupuk kandang sapi dan kotoran ayam. Pengukuran parameter dilakukan pada minggu 0, 2, 4, 6. Parameter yang diamati adalah volume biogas, konsentrasi CH4, suhu, ph, COD, BOD, TS dan VS. Data dianalisis dengan ANOVA dilanjutkan dengan DMRT pada uji tingkat 5%. Produksi tertinggi dari biogas pada minggu keenam (862,5 ml) menunjukkan dengan pengobatan 75% sampah dan eceng gondok 25% dengan sumber inokulum dari kotoran sapi. penyisihan COD; Direksi; TS dan VS pengobatan yang sebesar 76,12%, 32,88%, 66,53% dan 63,74%. Kata kunci: Biogas, biomassa ternak dan pupuk ayam, sampah daun, eceng gondok, digester anaerobik

24 Bioteknologi 11 (2): 23-27, November 2014 PENDAHULUAN Energi merupakan kebutuhan dasar manusia. Permintaan energi dunia secara konvensional terus meningkat, sehingga diperlukan sumber-sumber energi alternatif dan terbarukan disebabkan bahan bakar fosil sangat terbatas dan penggunaannya dapat berakibat negatif terhadap lingkungan (Eze dan Agbo 2010). Di lain sisi, lambat laun tersedianya minyak bumi menipis dan dikhawatirkan terjadi krisis energi yang krusial. Dengan demikian, krisis energi mendorong upaya mencari sumber energi alternatif. Upaya yang harus dilakukan adalah melalui diversifikasi energi (Purwaamijaya et al. 2012). Menurut Indartono (2005), Negara Indonesia memiliki potensi sumber energi alternatif dan terbarukan dalam jumlah besar. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang energi, disebutkan bahwa sumber energi terbarukan adalah sumber energi yang dihasilkan dari sumber daya energi yang berkelanjutan jika dikelola dengan baik. Dengan permasalahan tersebut, maka mendorong dilakukannya penelitian yang mengkaji mengenai produksi biogas melalui teknologi biokonversi (digester) anaerob menggunakan bahan biomassa serasah dan eceng gondok (Eichhornia crassipes) yang dikombinasikan dengan inokulum kotoran sapi maupun kotoran ayam pada perombakan anaerob. Nilai kesadaran penggunaan biogas sebagai penyuplai energi alternatif pada masyarakat masih kecil. Dengan kenyataan tersebut, maka mendorong dilakukannya penelitian yang mengkaji mengenai produksi biogas melalui teknologi biokonversi (digester) anaerob menggunakan bahan biomassa serasah dan eceng gondok (E. crassipes) yang dikombinasikan dengan inokulum kotoran sapi maupun kotoran ayam pada perombakan anaerob. Diharapkan dengan pemanfaatan biogas sebagai sumber energi dapat menjadi solusi permasalahan krisis energi dan meminimalisir pembuangan limbah sehingga mengurangi pencemaran serta ramah lingkungan. BAHAN DAN METODE Bahan Substrat yang digunakan meliputi biomassa serasah yang terdiri serasah Angsana, Jati, Akasia dan biomassa eceng gondok. Sumber inokulum menggunakan sumber inokulum kotoran sapi atau ayam. Bahan analisis kimia meliputi MgSO 4, FeCl 3, CaCl 2, larutan Buffer Phospat, larutan pereaksi asam sulfat, larutan pencerna tinggi, KHP, akuades. Cara kerja Produksi biogas dengan waktu inkubasi selama enam minggu. Sumber inokulum menggunakan kororan sapi dan kotoran ayam. Penambahan substrat yang terdiri serasah angsana, jati dan akasia yang dicacah. Pembuatan inokulum dengan pengenceran kotoran ternak dengan perbandingan 1:1 dan dihomogenkan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui produksi biogas pada proses perombakan anaerob berbasis substrat campuran biomassa serasah dan biomassa E. crassipes dan mengetahui efisiensi penurunan konsentrasi bahan organik pada produksi biogas menggunakan sumber inokulum kotoran sapi dan inokulum kotoran ayam. Analisis data Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap olah Faktorial (RAL) dengan menggunakan dua faktor. Data yang diperoleh ialah data kualitatif dan kuantitatif. Pada data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan Analysis of Variance (ANOVA). Uji lanjut menggunakan Duncan s Multipe Range Test (DMRT) dengan taraf uji 5%. Sedangkan pada data kualitatif dianalisis dengan analisis deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi biogas Produksi biogas ditentukan oleh sifat substrat yang digunakan. Pemilihan serasah sebagai substrat utama produksi biogas dan eceng gondok sebagai pendukung disebabkan biomassa yang cukup melimpah di alam tersebut belum banyak dimanfaatkan, terutama untuk produksi biogas. Selain itu, serasah mengandung lignin, disamping unsur-unsur lain seperti karbohidrat dan selulosa. Pada proses pendegradasian karbohidrat dan selulosa relatif lebih cepat dibandingkan lignin. Lignin menyebabkan penghambatan enzim selulase pada substrat (Sun et al. 2011). Sebagian besar biomassa daun-daunan tersusun atas lignoselulosa (Bhattacharya 2008).

Volume (ml) Kadar CH4 (%) SAKTIYUDHA Produksi biogas dari serasah dan eceng gondok 25 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 KS C1S C2S KA C1A C2A Kelompok Substrat 35 30 25 20 15 10 5 0 KS C1S C2S KA C1A C2A Kelompok Substrat Minggu ke-0 Minggu ke-2 Minggu ke-4 Minggu ke-6 A Gambar 1. Volume biogas dan kadar CH 4 (B) yang dihasilkan pada waktu inkubasi minggu ke-0 sampai minggu ke-6. KS: 100% serasah dan inokulum kotoran sapi. C1S: 75% serasah, 25% eceng gondok dan inokulum kotoran sapi. C2S: 50% serasah, 50% eceng gondok dan inokulum kotoran sapi. KA: 100% serasah dan inokulum kotoran ayam. C1A: 75% serasah, 25% eceng gondok dan inokulum kotoran ayam. C2A: 50% serasah, 50% eceng gondok dan inokulum kotoran ayam. B Biogas yang dihasilkan (gambar 1(a)) paling besar dengan sumber inokulum kotoran sapi ialah pada kelompok substrat 75% biomassa serasah dan 25% biomassa eceng gondok (C1), yakni sebesar 2891,75 ml. Produksi biogas pada substrat 75% serasah dan 25% eceng gondok dengan sumber inokulum kotoran sapi menghasilkan biogas perhari mencapai 68,85 ml pada skala laboratorium. Sedangkan pada sumber inokulum kotoran ayam, volume produksi biogas yang terbesar terdapat pada substrat 100% serasah (K) sebesar 1747,50 ml. Pada variasi konsentrasi 100% serasah dengan sumber inokulum kotoran ayam menghasilkan biogas sebesar 41,60 ml perhari pada skala laboratorium. Akan tetapi bila hanya difokuskan pada pengamatan minggu ke-6, produksi biogas terbesar pada digester dengan sumber inokulum kotoran sapi terdapat pada kelompok substrat biomassa serasah 75% dan 25% eceng gondok (C1) sebesar 862,5 ml. Sedangkan produksi biogas terbesar pada digester dengan sumber inokulum kotoran ayam terdapat pada substrat dengan konsentrasi 50% serasah dan 50% eceng gondok (C2) sebesar 704,75 ml. Seperti yang tertera pada gambar 3(b), dapat diketahui bahwa pada gas metan yang terbentuk minggu ke-2 masih tergolong sedikit. Namun setelah pengamatan pada minggu ke-4 terjadi pelonjakan kadar gas metan. Hal ini disebabkan oleh perombakan substrat masih didominasi proses hidrolisis, asidogenesis, dan asetogenesis. Dengan demikian, gas yang dihasilkan mayoritas masih berupa gas CO 2, H 2, dan senyawa yang bersifat asam seperti asam asetat (Luthfianto 2011). Biogas dapat terbakar apabila memiliki kandungan gas metan (CH 4) lebih dari 57% (Hammad, 1996). Biogas yang dihasilkan tidak memperlihatkan hasil yang berbeda nyata. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan produksi biogas, antara lain seperti kondisi anaerob, bahan baku isian, nutrisi, ph, suhu dan starter. Faktor tersebut berperan dalam mempercepat proses fermentasi apabila kondisi lingkungan optimal mendukung pertumbuhan bakteri perombak (Simamora et al. 2006). penurunan COD, BOD, TS dan VS Produksi biogas berkorelasi negatif terhadap parameter COD dan BOD, dengan demikian semakin rendah nilai COD maupun BOD maka semakin tinggi produksi biogas (Mahajoeno 2008). penurunan COD dan BOD menunjukkan bahwa bahan-bahan organik yang terdegradasi menjadi asam organik semakin besar. Asam organik kemudian terkonversi menjadi gas metan (O Flaherty et al 2006). Rendahnya efisiensi penurunan COD mungkin disebabkan oleh kandungan bahan organik yang terlalu tinggi, sehingga hal ini menunjukkan bahwa substrat masih banyak mengandung senyawa organik yang bersifat kompleks (Welasih 2008). Berdasarkan perolehan data parameter total solid selama enam minggu terjadi penurunan kadar total solid dengan inkubasi perombakan anaerob. Reduksi total solid ini disebabkan perombakan bahan organik oleh aktivitas mikroorganisme (Ratnaningsih 2009).

26 Bioteknologi 11 (2): 23-27, November 2014 Tabel 1. penurunan (%) untuk parameter COD dan BOD pada kelompok substrat Kelompok Substrat penurunan COD (%) Sumber Inokulum penurunan BOD (%) K 79,96 54,06 43,66 24,81 C1 76,12 44,49 32,88 28,36 C2 75,97 50,49 30,88 28,64 Keterangan: K: Substrat 100% serasah. C1: Substrat 75% serasah dan 25% eceng gondok. C2: Substrat 50% serasah dan 50% eceng gondok. Tabel 2. penurunan (%) untuk parameter TS dan VS pada kelompok substrat Kelompok Substrat penurunan TS (%) penurunan VS (%) K 62,35 60,45 63,74 60,93 C1 66,53 65,77 63,74 66,67 C2 61,19 59,33 65,06 68,38 Keterangan: K: Substrat 100% serasah. C1: Substrat 75% serasah dan 25% eceng gondok. C2: Substrat 50% serasah dan 50% eceng gondok. Pada umumnya perombakan TS dan VS mengalami penurunan. Hal tersebut terjadi karena bahan organik yang mengalami proses degradasi. Pada saat hidrolisis berubah menjadi senyawa larut dalam air yang selanjutnya digunakan dalam reaksi asidogenesis, sehingga total padatan terlarut turun kembali (Kresnawaty et al. 2008). penurunan yang rendah dikarenakan pada biomassa serasah mengandung lignin, akan tetapi memiliki unsur lain seperti karbohidrat dan selulosa. penurunan TS yang cukup tinggi dikarenakan kandungan biomassa mengandung karbohidrat dan selulosa yang mana relatif lebih cepat dibandingkan lignin. Sebagian besar biomassa daun-daunan tersusun atas lignocellulosic (Bhattacharya dan Banerjee 2008). Neves et al., (2008) menjelaskan bahwa biomassa dengan kandungan karbohidrat menghasikan biogas lebih tinggi dibandingkan dengan bahan yang mengandung selulosa. Hal ini dikarenakan selulosa yang membutuhkan waktu retensi tinggi, dengan pencampuran substrat antara kotoran ternak dengan biomassa yang mengandung selulosa membutuhkan waktu pemeraman relatif lebih lama untuk menurunkan nilai efisiensi perombakan. Hasil produksi biogas pada proses perombakan anaerob dengan variasi substrat antara campuran biomassa serasah dan biomassa E. crassipes tidak berpengaruh signifikan. Berdasarkan data perlakuan bahwa produksi biogas pada substrat 75% serasah dan 25% eceng gondok dengan sumber inokulum kotoran sapi menghasilkan biogas perhari mencapai 68,85 ml sedangkan pada variasi konsentrasi 100% serasah dengan sumber inokulum kotoran ayam menghasilkan biogas sebesar 41,60 ml perhari pada skala laboratorium. penurunan konsentrasi bahan organik dari proses produksi biogas antara penggunaan sumber inokulum kotoran sapi yang lebih optimal dari pada inokulum kotoran ayam. penurunan konsentrasi bahan organik dengan menggunakan sumber inokulum kotoran sapi lebih besar pada parameter COD, BOD, TS dan VS yaitu 77,35%; 35,77%; 63,36% dan 64,18%. Sedangkan sumber inokulum kotoran ayam pada parameter COD, BOD, TS dan VS yaitu 49,68%; 27,27%; 61,85% dan 62,23%. DAFTAR PUSTAKA Bhattacharya S.S, Banerjee R. 2008. Laccase mediated biodegradation of 2,4 Dichlorophenol using response surface methodology. J Chemosphere 73: 5-83. Eze, J.L., Agbo K.E.. 2010. Maximizing the potential of biogas through upgrading. American Journal of Scientific and Industrial Research 1(3): 604-609. Hammad, S.M. 1996. Performance of a full scale UASB domestic waste water treatment plant. J. Instit. Public Health Eng. India 1: 11-19. Indartono, Y.S. 2005, Krisis Energi di Indonesia: Mengapa dan Harus Bagaimana. Jurnal Inovasi 5(17). Kresnawaty, I., I. Susanti, Siswanto, Tri-Panji. 2008. Optimasi produksi biogas dari limbah lateks cair pekat dengan penambahan logam. Jurnal Menara Perkebunan 76(1): 23-35. Luthfianto, D. 2011. Pengaruh Macam Limbah Organik dan Pengenceran terhadap Produksi Biogas dari Bahan Biomassa Limbah Peternakan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Mahajoeno, E., Lay W.B. Sutjahjo, H.S., Siswanto. 2008. Potensi Limbah Cair Pabrik Minyak Kelapa Sawit untuk Produksi Biogas. Biodiversitas 9: 48-52. Neves L, Goncalo E, Oliveira R, Alves M. 2008. Influence of composition on the biomethanation potential of restaurant waste at mesophilic temperatures". Waste Management 28: 965-972. O Faherty V., Collins G., M. Therese. 2006. The microbiology and biochemistry of anaerobic bioreactors with relevance to domestic sewage treatment. Reviews in Environmental

SAKTIYUDHA Produksi biogas dari serasah dan eceng gondok 27 Science and Bio/Technology 5:39 55 Purwaamijaya, I.M., Masari, R.M., Tukimin, Sutrisno. 2012. Analisis Sosial Ekonomi Pembibitan dan Budidaya Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas Linnaeus) Sebagai Sumber Bahan Bakar Alternatif (biodiesel) yang Ramah Lingkungan. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Ratnaningsih H. Widyatmoko, Yananto T. 2009. Potensi pembentukan biogas pada proses biodegradasi campuran sampah organik segar dan kotoran sapi dalam batch reaktor anaerob 5. Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknologi Lingkungan, Universitas Trisakti, Jakarta. Sun, R., X. Song, R. Sun, dan J. Jiang. 2011. Effect of Lignin Content On Enzymatic Hydrolysis Of Furfural Residues. BioResources 6(1): 317-328. Welasih, T. 2008. Penurunan BOD dan COD Limbah Industri Kertas Dengan Air Laut Sebagai Koagilan. J. Rekayasa Perencanaan 4(2):-.