BAB I PENDAHULUAN. terselenggara dengan sebaik-baiknya. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan ibu dan bayi merupakan perhatian utama. bayi terbesar di Indonesia adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Program kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu prioritas

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan puskesmas (Permenkes RI,2014). Angkat Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan dua dari delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya telah menunjukkan kemajuan yang baik, namun masih

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu melahirkan menjadi 118 per kelahiran hidup; dan 4) Menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. Target global untuk menurunkan angka kematian ibu dalam Millenium. mencapai 359 per kelahiran hidup (SDKI, 2012).

BAB 1 : PENDAHULUAN. menangani kasus risiko tinggi secara memadai. (2) pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), satu kali pada trimester kedua (usia

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berjumlah 228 per

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan akibat langsung proses reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

BAB I PENDAHULUAN. Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Angka Kematian Ibu. tertinggi bila dibandingkan dengan AKI di Negara ASEAN lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. antara delapan tujuan yang dituangkan dalam Millennium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal. Tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keinginan dan harapan pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas.

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatus (AKN), Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. Ibu di negara ASEAN lainnya. Angka Kematian Ibu diketahui dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei

Kepuasan Ibu Hamil Dan Persepsi Kualitas Pelayanan Antenatal Care Di Puskesmas Tanjung Kabupaten Sampang Madura

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Millennium Development Goals (MDGs) kelima, berjalan. 200 selama dekade terakhir, meskipun telah dilakukan upaya-upaya

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh pelayanan kesehatan. Sistem informasi kesehatan di puskesmas

BAB I PENDAHULUAN. Banyak kejadian komplikasi dari proses kehamilan, persalinan, hingga nifas yang mengarah terjadinya angka kematian ibu.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

1 BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi ibu selama kehamilan, melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand hanya 44 per

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan. Salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MGD s) atau tujuan pembangunan milenium

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian Millenium Development Goals (MDGs). Dimana MDGs adalah. Millenium Summit NewYork, September 2000 (DKK Padang, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pemeriksaan kehamilan setiap 4 minggu sekali dari saat pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. keadaan lingkungan tempat bidan bekerja (Soepardan & Hadi, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. dan terdepan dalam mewujudkan komitmen peningkatan mutu pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. AKI yaitu perdarahan, infeksi, hipertensi, gangguan sistem peredaran darah,

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan ibu di Indonesia masih memprihatinkan dimana Angka

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. bidan, Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yang salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. millenium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Konferensi Nairobi tentang Safe Motherhood tahun Indonesia ikut

BAB I PENDAHULUAN. kematian anak. Derajat kesehatan suatu negara dapat diukur dari berbagai

ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN DI IGD PONEK RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. (Manuaba, 2010)

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per

BAB III INDIKATOR PEMANTAUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

Menurut Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan jumlah kematian ibu melahirkan di Kabupaten

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diberikan oleh petugas kesehatan yang tidak lain tujuannya untuk memelihara

Teguh Pribadi 1 ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat ringan sampai berat yang dapat memberikan bahaya terjadinya

KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC)

I. PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan masyarakat secara rata-rata di suatu daerah

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini masih cukup tinggi. Menurut Riset Kesehatan Dasar

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. Ethiopia (13 000), Indonesia ( 8800), Pakistan (7900), Republik Tanzania

BAB I PENDAHULUAN. Menurunkan Angka Kematian Anak dan meningkatkan Kesehatan Ibu. adalah dua dari delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs)

Dinamika Kesehatan Vol. 7 No. 2 Desember 2016 Rahman, et. al.,gambaran Tingkat...

BAB I PENDAHULUAN. satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara. AKI dan AKB juga

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS TERAS BOYOLALI TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. jiwa, Afrika Utara jiwa dan Asia Tenggara jiwa. AKI di negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. terakhir (Mochtar, 2012;h.35). Persalinan adalah rangkaian proses yang

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB 1 : PENDAHULUAN. orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan kebidanan komperhensif mencangkup empat kegiatan. pemeriksaan berkesinambungan yaitu Asuhan Kebidanan

BAB 1 PENDAHULUAN. kandungan, saat kelahiran dan masa balita (dibawah usia lima tahun).

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh wanita di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Program pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan. dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 gambar Angka Kematian Ibu (AKI) Tahun Sumber: Buku Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015 AKI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai merupakan suatu upaya dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup kearah yang lebih baik. Upaya tersebut telah dilakukan oleh pemerintah dengan menyediakan pelayanan publik seperti pelayanan kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah dalam memperhatikan kesehatan masyarakat haruslah terselenggara dengan sebaik-baiknya. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan juga mengamanatkan pemerintah untuk mampu memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan universal bagi setiap masyarakat, termasuk pelayanan kesehatan ibu dan anak. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJPK) tahun 2005-2025 yang tercantum dalam rencana pembangunan nasional menyatakan bahwa dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing, maka program kesehatan merupakan upaya pembangunan kesehatan yang akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara bermakna. Derajat kesehatan masyarakat telah menunjukkan perbaikan, salah satunya dapat dilihat dari penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan dan Angka Kematian Bayi (AKB) (Depkes RI, 2009). Kesepakatan global yang dimuat dalam Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 mengharapkan Angka Kematian Ibu (AKI) menurun 1

2 sebesar tiga perempat, Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) menurun sebesar dua pertiga dalam kurun waktu 1990-2015. Indonesia yang turut berpastisipasi dalam kesepakatan global tersebut mempunyai komitmen pada tahun 2015 untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Balita (AKABA) menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2009). Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia cenderung mengalami penurunan. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1997 sebanyak 334 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Namun pada tahun 2012 Angka Kematian Ibu melonjak sangat signifikan menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup atau mengembalinya kondisi pada tahun 1997. Ini berarti kesehatan ibu mengalami kemunduran selama 15 tahun. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) juga mengalami penurunan dari 46 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1997 menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007 dan pada tahun 2012 turun lagi menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Balita (AKABA) mengalami penurunan dari 44 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 40 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2012 (SDKI, 2012). Turunnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 2007 dikarenakan telah dikembangkannya Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) di hampir seluruh kabupaten/kota. Sejalan dengan itu kunjungan antenatal care (K-1) telah

3 mengalami peningkatan dari 92,06% pada tahun 2007 menjadi 95,26% pada tahun 2010. Begitu juga dengan kunjungan antenatal care (K-4) dari 81,75% pada tahun 2007 menjadi 85, 56% pada tahun 2010 (Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, 2011). Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Aceh sebesar 191 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Aceh berada di bawah angka nasional yaitu sebesar 47 per 1000 kelahiran hidup, dimana angka nasionalnya adalah 34 per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Balita (AKABA) di Provinsi Aceh juga berada di bawah angka nasional yaitu sebesar 52 per 1000 kelahiran hidup, dimana angka nasionalnya adalah 43 per 1000 kelahiran hidup (SDKI, 2012). Kunjungan antenatal care (K-4) dan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di Provinsi Aceh sebesar 78,66% dan 86,60% pada tahun 2013. Sedangkan angka nasional untuk kunjungan antenatal care (K-4) dan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan adalah 86,62% dan 90,88% (Kemenkes RI : Laporan Kinerja B12, 2013). Dari 23 Kabupaten di Provinsi Aceh, kelahiran hidup terbanyak berada di Kabupaten Aceh Utara yaitu sebesar 10.752 kelahiran pada tahun 2012. Besarnya kelahiran di kabupataen Aceh Utara seharusnya menunjukkan proporsi cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang besar pula. Adapun jumlah kematian ibu di Kabupaten Aceh Utara berjumlah 16 orang, kematian bayi berjumlah 4 orang dan kematian balita berjumlah 73 orang. Sedangkan Angka kematian Bayi (AKB) sebesar 6,8 per 1000 kelahiran hidup (Depkes Provinsi Aceh, 2012).

4 Namun dengan melihat semakin tingginya tuntutan lingkungan terhadap pelayanan yang diberikan oleh pemerintah, telah memunculkan paradigma baru terhadap pelayanan yang bersifat publik. Dimana masyarakat sebagai pengguna jasa dan pemerintah berada pada posisi yang sederajat. Sebagai pihak yang melayani, pemerintah harus memantau dan memperhatikan kepuasan serta pendapat masyarakat yang dilayaninya sebagai ukuran keberhasilan. Kepuasaan penerima pelayanan dapat dicapai apabila penerima pelayanan memperoleh kesesuaian dengan yang dibutuhkan dan diharapkan (Ratminto dkk., 2008). Pemerintah didalam menyelenggarakan pelayanan publik masih banyak dijumpai kekurangan sehingga jika dilihat dari segi kualitas masih jauh dari yang diharapkan masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan masih munculnya berbagai keluhan masyarakat melalui media massa. Jika kondisi ini tidak direspon oleh pemerintah maka akan dapat menimbulkan citra yang kurang baik terhadap pemerintah sendiri. Mengingat fungsi utama pemerintah adalah melayani masyarakat maka pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan publik (Men PAN, 2004 : 5). Kualitas pelayanan kesehatan itu sendiri sangat berhubungan erat dengan kepuasan, dimana kepuasan mampu memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya kunjungan ulang pelanggan, serta membentuk satu rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan (Tjiptono, 1999). Kepuasan konsumen merupakan hal terpenting. Jika konsumen tidak merasa puas dengan layanan yang diberikan, maka dia tidak akan mencari layanan itu lagi, walaupun layanan itu mudah didapat, tersedia dan mudah dijangkau. Oleh

5 karena itu mutu layanan yang ditawarkan merupakan hal penting dalam layanan kesehatan (Al-Assaf, 2009). Hal ini menerangkan bahwa partisipasi dari masyarakat merupakan salah satu bagian yang wajib ada untuk meraih keberhasilan pelayanan kesehatan. Agar terwujudnya pelayanan yang berkualitas, perlulah dilakukan analisis terhadap atribut pelayanan kesehatan ibu dan anak. Dipertegas oleh KepMenPan Nomor 25 tahun 2004, terdapat 14 unsur pelayanan yang dijadikan sebagai indikator relevan, valid dan reliable untuk melakukan pengukuran terhadap kepuasan masyarakat akan pelayanan yang diberikan terhadap publik. Hal tersebut meliputi prosedur pelayanan, persyaratan pelayanan, kejelasan petugas pelayanan, kedisiplinan petugas pelayanan, tanggung jawab petugas pelayanan, kemampuan petugas pelayanan, kecepatan pelayanan, keadilan mendapatkan pelayanan, kesopanan dan keramahan petugas, kewajaran biaya pelayanan, kepastian biaya pelayanan, kepastian jadwal pelayanan, kenyaman lingkungan, serta keamanan pelayanan. Puskesmas sebagai salah satu fasilitas kesehatan yang berada di tingkat pelayanan dasar, diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, yaitu pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan pemakai jasa pelayanan serta diselenggarakan sesuai dengan standar dan etika pelayanan profesi (Depkes RI, 1999). Puskesmas adalah suatu sarana pelayanan kesehatan yang menjadi andalan atau tolok ukur dari pembangunan kesehatan, sarana peran serta masyarakat dan pusat pelayanan pertama yang menyeluruh dari suatu wilayah (Alamsyah, 2011).

6 Pelayanan kesehatan masyarakat yang diberikan puskesmas salah satunya adalah pelayanan kesehatan ibu dan anak dalam bentuk kegiatan di dalam gedung maupun di luar gedung. Pelayanan di dalam gedung salah satunya adalah pelayanan pemeriksaan ibu hamil. Kualitas pelayanan pemeriksaan kehamilan yang dilaksanakan puskesmas kepada masyarakat dapat dilihat dari dua aspek yaitu petugas kesehatan yang dianjurkan menggunakan standar operasional prosedur dan aspek konsumen yang dianjurkan untuk menggunakan indikator kepuasan pasien (Trihono, 2005). Hasil penelitian Bertha (2013) di Puskesmas Prabumulih Timur menemukan bahwa ketidakpuasan penerima layanan kesehatan terhadap atribut pelayanan yang diberikan, yaitu tidak puas terhadap pelayanan yang seharusnya ada seperti prosedur pelayanan, persyaratan pelayanan, kejelasan petugas dan kenyamanan lingkungan. Kemudian ditemukan juga ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diharapkan, yaitu kedisiplinan, kecepatan, keadilan, kesopanan, keramahan, kewajaran biaya, kepastian biaya, kepastian jadwal dan keamanan pelayanan. Kemudian hasil penelitian Mursyida, Mawarni, Agushybana (2012) tentang kepuasan ibu hamil terhadap pelayanan ANC di Puskesmas Tanjung Kabupaten Sampang Madura menemukan adanya hubungan antara persepsi reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan tangibles dengan kepuasan ibu hamil terhadap pelayanan antenatal care, dan secara bersamaan tiga variable empathy, reliability, dan responsiveness berpengaruh terhadap kepuasan ibu hamil (2012, vol. 11/ No. 2).

7 Puskesmas Banda Baro yang merupakan salah satu unit teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara memiliki sembilan desa di wilayah kerjanya yaitu Kecamatan Banda Baro. Puskesmas Banda Baro merupakan Puskesmas yang memiliki UGD 24 jam. Pengunjung Puskesmas Banda Baro mengalami peningkatan sejak pertama kali berdiri, akan tetapi cakupan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Banda Baro mengalami penurunan dan berfluktuasi. Adapun cakupan K1 dan K4 di Puskesmas Banda Baro pada tahun 2011 sebesar 103% dan 88%. Namun pada 2012 cakupan K1 dan K4 tersebut lebih rendah yaitu sebesar 82,68% dan 75,42%. Begitu pula dengan cakupan pelayanan kesehatan bayi di Puskesmas Banda Baro yang mengalami penurunan. Pada tahun 2011 cakupan KN1 sebesar 85,88% menjadi 84% ditahun 2012, KN lengkap pada tahun 2011 sebesar 88% menjadi 71% pada tahun 2012, pelayanan bayi pada tahun 2011 sebesar 84% menjadi 80% pada tahun 2012, dan pelayanan balita pada tahun 2011 sebesar 79% menjadi 76% pada tahun 2012. Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang telah dilakukan di Puskesmas Banda Baro terhadap pasien KIA dengan menanyakan bagian mana yang dirasa belum memuaskan hati, telah menunjukkan bahwa pasien hanya diperiksa saja tanpa diberitahukan hasil pemeriksaannya dan kurang mengerti dengan penjelasan bidan dikarenakan kegiatan KIE yang belum optimal. Padahal bidan telah mempunyai pengetahuan tentang pelayanan KIA seperti pelayanan antenatal yang baik. Pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan memberikan

8 pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat dapat teratasi. Ketidakpuasan pengunjung khususnya pasien KIA dapat mengakibatkan rendahnya kunjungan ke puskesmas, sehingga menyebabkan kurangnya deteksi resiko yang berkaitan dengan kehamilan. Hal ini tentunya berdampak dengan masih tingginya angka kematian ibu dan bayi maupun balita di Provinsi Aceh. Padahal penemuan resiko dalam kehamilan dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi. Untuk melihat perkembangan kinerja unit pelayanan kesehatan, analisis kepuasan masyarakat terhadap unsur pelayanan itu sendiri merupakan optimalisasi kualitas pelayanan. Oleh sebab itu penelitian mengenai Analisis Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Berdasarkan KEPMENPAN Nomor 25 Tahun 2004 di Puskesmas Banda Baro Kabupaten Aceh Utara menjadi sangat penting dilakukan karena hasil penelitian tersebut dapat dijadikan sebagai tolok ukur terhadap optimalisasi pelayanan KIA di Puskesmas Banda Baro dalam rangka meningkatkan pelayanan. Kemudian diharapkan dapat terciptanya pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak yang semakin berkualitas dan memuaskan. Sehingga dapat menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Aceh Utara. 2.1 Perumusan Masalah 1. Bagaimana kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Banda Baro Kabupaten Aceh Utara?

9 3.1 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Banda Baro, sehingga diketahuilah kesesuaian antara kinerja puskesmas dengan harapan masyarakat selaku pengguna jasa pelayanan. 4.1 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi kepada Stakeholder, masyarakat dan peneliti, yakni : 1. Bagi Puskesmas, diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran dan masukan dalam meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). 2. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara, diharapkan penelitian ini memberikan gambaran mengenai pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan meningkatkan sistem monitoring terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan strategi kebijakan dengan tepat dan tetap memperhatikan kemampuan sumber daya yang ada. 3. Bagi masyarakat, diharapkan penelitian ini dapat menjadi gambaran pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Banda Baro. 4. Bagi perkembangan Ilmu Kesehatan Masyarakat, diharapkan penelitian ini dapat memberikan wacana dan masukan dalam perkembangan program pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).