Prosiding Teknik Industri ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
Prosiding Teknik Industri ISSN:

Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Berdasarkan OHSAS Di PT X (Studi Kasus : Produksi Teh)

IDENTIFIKASI BAHAYA K3 KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Prosiding Teknik Industri ISSN:

BAB 2 LANDASAN TEORI

KECELAKAAN TAMBANG. Oleh : Rochsyid Anggara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Seminar Nasional IENACO ISSN: PENILAIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN METODE HIRARC DI PT. X PASURUAN JAWA TIMUR

Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy

Strategi Minimisasi Potensi Bahaya Berdasarkan Metode Hazard and Operability (HAZOP) di PT. Agronesia

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

PENGERTIAN (DEFINISI) RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKO

Perbaikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dengan Metode HIRARC di PT. Sumber Rubberindo Jaya

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri Materi #3 Ganjil 2016/2017. Sistem Manajemen K3

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

Analisis Kecelakaan Kerja Untuk Meminimisasi Potensi Bahaya Menggunakan Metode Hazard and Operability dan Fault Tree Analysis (Studi Kasus Di PT X) *

Analisis Penerapan Keselamatan Kerja Menggunakan Metode Hazard Identification Risk Assessment (HIRA) Dengan Pendekatan Fault Tree Anlysis (FTA)

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014

dimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan skill yang handal serta produktif untuk membantu menunjang bisnis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri. Sistem Manajemen K3

CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM (CSMS)

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL

BAB V PEMBAHASAN. Khusus Busway Kapten Tendean Blok.M Cileduk Paket Kapten Tendean

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA

Tabel I.1 Data Kecelakaan Kerja di Rumah Batik Komar. (Sumber : Rumah Batik Komar) Kecelakaan kerja Dampak Frekuensi

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KARYAWAN LAPANGAN PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) BANDUNG TERHADAP KESELAMATAN DAN KECELAKAAN KERJA 2010

Analisa Kecelakaan Menggunakan Metode Event and Casual Factor Analysis Pada Kecelakaan Menghilangkan Waktu Kerja Studi Kasus di PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Stephan Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERILAKU TIDAK AMAN (UNSAFE BEHAVIOUR) PADA PEKERJA DI UNIT MATERIAL PT. SANGO CERAMICS INDONESIA SEMARANG

ANALISIS RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIRARC (STUDI KASUS PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA UNIT SEMARANG)

BAB I PENDAHULUAN. produktivitasnya. Standar operasional perusahaan pun otomatis mengalami

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN


BAB IV HASIL DAN ANALISA

ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY

BAB I PENDAHULUAN. jenis material baik untuk konstruksi utama maupun untuk accessories tambahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PT. SINAR GRAFINDO SURAKARTA: DRAFT AJUAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

MANAJEMEN RISIKO KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PELAKSANAAN KONTRUKSI OIL DAN GAS DENGAN METODE HAZARD IDENTIFICATION ABSTRAK ABSTRACT

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja (Ramli, 2013).

Usulan Perbaikan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Menggunakan Metode Hazard Identification and Risk Assesment (HIRA) *

Dian Palupi Restuputri, Eriko, Andri Sulaksmi Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang

PERANCANGAN PROSEDUR UNTUK MEMINIMASI RISIKO K3 BERDASARKAN HASIL HIRARC

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perusahaan sering mengabaikan Keselamatan dan Kesehatan. Kerja (K3) para pekerjanya. Dimana sebenarnya K3 merupakan poin

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya

TEKNIK IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RESIKO PADA PANGGUNG GAS OKSIGEN PT ANEKA GAS INDUSTRI V

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya

Evaluasi Lingkungan Fisik Untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan Pada PLTU Unit 1 dan 2 PT. Indonesia Power UBP Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang lebih besar dan beraneka ragam karena adanya alih teknologi dimana

BAB 1. PENDAHULUAN. lainnya. 2 Divisi Poultry Breeder Charoen Pokphand Indonesia, menyebutkan data

K3 KONSTRUKSI BANGUNAN. Latar Belakang Permasalahan

BAB III LANDASAN TEORI

Upaya Pencapaian Zero Accident di PT. Sari Mas Permai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Rancangan Sistem Keselamatan Kerja Stasiun Kerja Induksi Fumace berdasarkan Metode SWIFT (The Structured What-If Analysis)

Identifikasi Potensi Bahaya Akibat Pencahayaan Dengan Pendekatan HIRA (Hazard Identification And Risk Assessment)

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber:

Tabel 5.1 Nilai pada Tiap-tiap sub Kategori pada Tiap Kategori 79 Tabel 5.2 Perbandingan Dampak Kecelakaan dari Kategori Ringan dan Kategori Berat 87

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. tempo kerja pekerja. Hal-hal ini memerlukan pengerahan tenaga dan pikiran

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keselamatan kerja telah dikenal sejak berabad yang lalu sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada daya kerja. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja antara lain disebabkan oleh

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan kondisi yang menunjukkan Indonesia tidak dapat menghindarkan diri dari

Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control dan Pemilihan Solusi Alternatif Menggunakan Benefit Cost Analysis

BAB 1 : PENDAHULUAN. teknologi serta upaya pengendalian risiko yang dilakukan. Kecelakaan kerja secara

M E P L E A L JARI T E T K E NIK K ES E E S H E AT A A T N K ES E E S L E A L MA M T A A T N K ER E JA

Healthy Tadulako Journal (Lusia, Hasanah, Bunniati : 57-61) 57

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

#10 MANAJEMEN RISIKO K3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dewi Hardiningtyas, ST., MT., MBA.

I. DATA UMUM Nama : Umur : Pendidikan Terakhir : Masa Kerja : DATA KHUSUS. A. Pengetahuan

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HIRADC PADA PERUSAHAAN PENGOLAHAN KAYU

Analisis Risiko K3 di PLTA Berdasarkan Hazard Identification Risk Analysis and Risk Control (HIRARC)

BAB I PENDAHULUAN. bergeloranya pembangunan, penggunaan teknologi lebih banyak diterapkan

JPTM, Volume 06 Nomor 02 Tahun 2017,

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Transkripsi:

Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-6502 Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Berbasis Standar Occupational Health And Safety Assessmentseries (OHSAS) 18001:2007 di PT. Cemara Abadi Textile The Design of Occupational Safety and Health System Management (OHS) based on Standard Occupational Health and Safety Assessment Series (OHSAS) 18001:2007 in PT. Cemara Abadi Textile 1 Abiwalid Hartmel, 2 Yan Orgianus, 3 Mohamad Satori 1,2,3 Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116 Email: 1 hartmel20@gmail.com Abstract. This research has the main purpose is to minimize accidents by making continuous improvement implementation principles of Occupational Safety and Health Management System (OHS) to make sure the company accomplish Zero Accident, and enhance company's productivity with implementation method of Occupational Health and Safety Assessment Series (OHSAS) 18001:2007 in PT CEMARA ABADI TEXTILE. The research method used is method research of Hazard identification, Risk Assessment and Risk Control (HIRARC). The research methodology is about the design of the Occupational Safety and Health Management System (OHS) based on standard Occupational Health and Safety Assessment Series (OHSAS) 18001:2007 in PT CEMARA ABADI TEXTILE. The data collection phase included interviews, observations problems of Occupational Safety and Health (OSH) and documentations. Based on the research results, can be concluded that design of the Occupational Safety and Health Management System (OHS) based on standard Occupational Health and safety Assessment Series(OHSAS) can minimize the number of accidents in PT CEMARA ABADI TEXTILE by making manual Occupational Safety and Health (OSH). Keywords: Occupational Safety and Health Management System (OHS),Occupational Health and safety Assessment Series (OHSAS) 18001:2007 Abstrak. karya ilmiah ini memiliki tujuan utama yaitu untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja dengan melakukan peningkatan berkelanjutan prinsip penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) agar perusahaan mencapai Zero accident serta meningkatkan produktivitas kerja perusahaan dengan penerapan metode Occupational Health and safety Assessment Series (OHSAS) 18001:2007 di PT.CEMARA ABADI TEXTILE. Peneliti menggunakan metode Hazard identification, Risk Assessemnt and Risk Control (HIRARC). Metodologi penelitian ini mengenai perancangan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Berbasis Standar Occupational Health and Safety Assessment Series (OHSAS) 18001:2007 di PT.CEMARA ABADI TEXTILE. Tahap pengumpulan data meliputi wawancara, pengamatan masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian, perancangan SMK3 berbasis OHSAS dapat meminimalisir angka kecelakaan kerja di PT.CEMARA ABADI TEXTILE dengan membuat manual K3. Kata Kunci : Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), OHSAS 18001:2007 A. Pendahuluan Permasalahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara umum di Indonesia masih belum diperhatikan dengan baik, hal ini ditunjukan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja dan tingkat kepedulian dunia industri terhadap keselamatan kerja yang masih rendah (ILO, 2000). Di era golbalisasi menuntut pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di setiap tempat kerja termasuk di sektor industri. Pentingnya mengembangkan dan meningkatkan K3 disektor industri dalam rangka menekan serendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakit yang ditimbulkan akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan efesiensi. 135

136 Abiwalid Hartmel, et al. Hubungan K3 dengan Islam untuk mengingatkan umat manusia agar senantiasa berperilaku (berpikir dan bertindak) yang aman dan nyaman dalam bekerja di sebuah perusahaan.dalam Al-Qur an Surat Al-An am:17 yang berbunyi bahwa: Artinya : Dan jika Allah mengenakan (menimpa) engkau dengan bahaya bencana, maka tidak ada siapapun yang dapat menghapusnya melainkan Dia sendiri dan jika ia mengenakan (melimpahkan) engkau dengan kebaikan, maka ia adalah Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan PT.CEMARA ABADI TEXTILE adalah adanya kecelakaan kerja yang dimana termasuk ke dalam beberapa tingkat kecelakaan kerja yaitu ringan, sedang dan berat.kecelakaan kerja yang dialami tentunya sangat merugikan dan berdampak negatif bagi perusahaan maupun pekerja. Salah satu cara untuk menyempurnakan konsep Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) untuk menyelesaikan permasalahan di Perusahaan adalah dengan menggunakan penerapan Metode Occupational Health and safety Assessment Series (OHSAS) 18001:2007. Metode OHSAS 18001:2007 merupakan identifikasi, penilaian dan pengendalian kegiatan yang menjadi sumber bahaya dan penilaian risiko. Tujuan penggunaan Metode OHSAS 18001:2007 adalah untuk mengidentifikasi bahaya, penilaian bahaya dan melakukan pengendalian bahaya harus dilakukan diseluruh aktivitas organisasi untuk menentukan kegiatan organisasi yang mengandung potensi bahaya dan menimbulkan dampak serius terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui kondisi lingkungan kerja di PT.CEMARA ABADI TEXTILE, mengetahui sistem manajemen dan aturan keselamatan dan kesehatan kerja apabila terjadi kecelakaan kerja di PT.CEMARA ABADI TEXTILE dan merancang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang dilakukan di pt.cemara ABADI TEXTILE berbasis standar Occupational Health and Safety Assessment Series (OHSAS) 18001:2007. B. Landasan Teori Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan tindakan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan pekerja. Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) menurut Miftah (2012) yaitu kondisi-kondisi dan faktor-faktor yang berdampak, atau dapat berdampak pada kesehatan dan keselamatan pekerja. Dimana definisi K3 yang dirumuskan oleh ILO/WHO Joint Safety and Health Comittee, yaitu: Occupational Health and Safety is the promotion and maintenance of the highest degree of physical, mental and social well-being of all occupation; the prevention among workers of departures from health caused by their working conditions; the protection of workers in their employment from risk resulting from factors adverse to health; the placing and maintenance of the worker in an occupational environment adapted to his physiological and psychological equipment and to summarize the adaptation of work to man and each man to his job. Hal di atas menjelaskan mengenai Keselamatan Bersama dan Komite Kesehatan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah pemeliharaan kesehatan, Volume 2, No.2, Tahun 2016

Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan 137 mental, kesejahteraan sosial, pencegahan antara pekerja dari mulai keberangkatan, perlindungan pekerja dalam pekerjaan mereka dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Menurut Kepmenaker 05 tahun 1996 dalam buku Soehatman Ramli (2010), Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman efisien dan produktif. Menurut Ramli (2010) Sistem Manajemen K3 merupakan konsep pengelolaan K3 secara sistematis dan komprehensip dalam suatu sistem manajemen yang utuh melalui proses perencanaan, penerapan, pengukuran dan pengawasan.menurut Ramli (2010) Occupational Health and safety Assessment Series(OHSAS) 18001 merupakan standar internasional untuk penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Hazards Identification, Risk AssessmentandRisk Control (HIRARC) HIRARC merupakan elemen pokok dalam Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang berkaitan langsung dengan upaya pencegahan dan pengendalian bahaya.hirarc harus dilakukan diseluruh aktivitas organisasi untuk menentukan kegiatan organisasi yang mengandung potensi bahaya dan menimbulkan dampak serius terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Identifikasi Bahaya Menurut Occupational Health and safety Assessment Series (OHSAS) 18001 identifikasi bahaya adalah upaya sistematis untuk mengetahui potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja dengan menggunakan teknik proaktif dan metode Fault Tree Analysis (FTA).Menurut Ferdiansyah (2011) FTA adalah metode analisa desain, prosedur dan kesalahan pada faktor manusia. Metode ini dilakukan dengan pendekatan yang bersifat Top Down, yang diawali dengan asumsi kegagalan atau kerugian dari kejadian puncak (Top Event) kemudian merinci sebab-sebab suatu top Event sampai pada suatu kegagalan dasar (Root Cause). Penilaian Risiko Penilaian risiko bertujuan untuk mengevaluasi besarnya risiko serta skenario dampak yang akan ditimbulkannya. Penilaian risiko digunakan sebagai langkah saringan untuk menentukan tingkat risiko ditinjau dari kemungkinan kejadian dan keparahan yang dapat ditimbulkan, dengan langkah-langkah berikut. 1. Menentukan tingkat kemungkinan suatu kejadian (Likelyhood). Tabel 1.Likelyhood Tingkat Uraian Contoh rinci A Hampir pasti terjadi Dapat terjadi setiap saat dalam kondisi normal, misalnya kecelakaan lalu lintas di jalan raya padat Teknik Industri, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016

138 Abiwalid Hartmel, et al. B C D E Sering terjadi Dapat terjadi Kadangkadang Jarang sekali Terjadi beberapa kali dalam periode waktu tertentu, misalnya kecelakaan kereta api Risiko dapat terjadi namun tidak sering, misalnya jatuh dari ketinggian di lokasi proyek konstruksi Kadang-kadang terjadi misalnya kebocoran pada instalasi nuklir Dapat terjadi dalam keadaan tertentu, misalnya orang disambar petir 2. Menentukan tingkat keparahan yang dapat ditimbulkan (Saverity). Tabel 2.Saverity Tingkat Uraian Contoh rinci 1 Tidak signifikan 2 Kecil 3 Sedang 4 Berat 5 Bencana Kejadian tidak menimbulkan kerugian atau celaka pada manusia Menimbulkan cedera ringan, kerugian kecil dan tidak menimbulkan dampak serius terhadap kelangsungan bisnis Cedera berat dan dirawat dirumah sakit, tidak menimbulkan cacat tetap, kerugian finansial sedang Menimbulkan cedera patah dan cacat tetap dan kerugian finansial besar serta menimbulkan dampak serius terhadap kelangsungan usaha Mengakibatkan korban meninggal dan kerugian parah bahkan dapat menghentikan kegiatan usaha selamanya. 3. Penentuan peringkat risiko mengunakan tabel matriks risiko. Tabel 3. Matriks risiko Kemungkinan Konsekuensi Tidak signifikan Kecil Sedang Berat Bencana A T T E E E B S T T E E Volume 2, No.2, Tahun 2016

Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan 139 C R S T E E D R R S T E E R R S T T Tabel 4. Uraian Matriks Risiko E-Risiko Ekstrim T-Risiko Tinggi S-Risiko Sedang R-Risiko Rendah Sumber: Soehatman Ramli (2010) Kegiatan tidak boleh dilaksanakan atau dilanjutkan sampai risiko relah direduksi. Jika tidak memungkinkan untuk mereduksi risiko dengan sumberdaya yang terbatas, maka pekerjaan tidak dapat dilaksanakan. Kegiatan tidak boleh dilaksanakan sampai risiko telah direduksi. Perlu dipertimbangkan sumberdaya yang akan dialokasikan untuk mereduksi risiko. Apabila risiko terdapat dalam pelaksanaan pekerjaan yang masih berlangsung maka tindakan harus segera dilakukan. Perlu tindakan untuk mengurangi risiko, tetapi biaya pencegahan yang diperlukan harus diperhitungkan dengan teliti dan dibatasi. Pengukuran pengurangan risiko harus diterapkan dalam jangka waktu yang ditentukan. Risiko dapat diterima. Pengendalian tambahan tidak diiperlukan.pemantauan diperlukan untuk memastikan bahwa pengendalian telah dipelihara dan diterapkan dengan baik dan benar. Pengendalian Risiko Pengendalian risiko menurut Soehatman Ramli (2010) dilakukanterhadap seluruh bahaya yang ditemukan dalam proses identifikasi bahayadan mempertimbangkan peringkat risiko untuk menentukan prioritas dancara pengendaliannya.jika risiko dapat diterima, tentunya tidak diperlukan langkah pengendalian lebih lanjut. Gambar 1. Hirarki pengendalian Sumber: Soehatman Ramli (2010) C. Hasil Penelitian Jumlah Kecelakaan Kerja Angka kecelakaan kerja masih tinggi, terutama pada sektor produksi. Salah satu penyebab kecelakaan kerja adalah pelaksanaan dan pengawasan K3 yang belum optimal. Tabel 5. Jumlah Kecelakaan Kerja di PT.CEMARA ABADI TEXTILE Sumber: PT.CEMARA ABADI TEXTILE Teknik Industri, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016

140 Abiwalid Hartmel, et al. No Tahun Jumlah Kecelakaan Kerja 1 2011 14 2 2012 11 3 2013 13 4 2014 9 5 2015 6 Identifikasi Bahaya Penelitian ini melakukan identifikasi bahaya dengan menggunakan teknik proaktif dan metode Analisa Pohon Kegagalan (Fault Tree Analysis) pada divisi produksi. Potensi Bahaya K3 di Stasiun Kerja PT.CEMARA ABADI TEXTILE Tingkat kebisingan 85 db Kelelahan Kerja dan Potensi kesulitan pengoperasian mesin Tersandung, terjepit, tertimpa dan terpeleset Tertusuk jarum dan gunting Mesin mengeluarkan kebisingan 85 db Kondisi Stasiun kerja kurang efektif dan efisien Tingkat Pencahayaan 100 Lux Posisi Kerja yang tidak Ergonomis Temperatur ruangan 33-35 C Putaran motor dalam mesin cukup tinggi Tekanan air dan kecepatan motor semakin meningkat Tidak adanya peredam suara di ruangan Sempit, jarak antar mesin terlalu dekat dan tidak sesuai dengan kapasitas mesin Letak mesin ± 0.5 meter dibawah mata Tombol-tombol operasi tidak terjangkau oleh jangkauan tangan Letak Control Panel ± 0.5 meter diatas mata Gambar 2. Analisa Pohon Kegagalan Potensi Bahaya K3 di Stasiun Kerja Penilaian Risiko (Risk Assessment) Setelah identifikasi potensi bahaya, tahap selanjutnya dilakukan penentuan nilai risiko (menentukan nilai likelyhood dan saverity) dengan menggunakan tabel Risk Index. Tabel 6. Penilaian Risiko Bahaya No. Potensi bahaya Dampak likeyhood Saferity Nilai 1. Tertimpa beban yang diangkat Terluka C 1 R 2. Kurang pencahayaan dan cahaya 100 lux Terjepit dan pengelihatan kurang jelas D 3 S Volume 2, No.2, Tahun 2016

Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan 141 3. Tersandung Terluka C 1 R 4. Terjepit Terluka C 1 R 5. Tertimpa Terluka C 1 R 6. Kebisingan 85 db Pendengaran terganggu D 3 S 7. Terjepit mesin Terluka / patah tangan E 4 T 8. Temperatur meningkat hingga 33-35 C Suhu tubuh meningkat D 1 R 9. Karyawan merasa kegerahan atau kepanasan, suhu tubuh 33-35 C Konsumsi energi meningkat dan konsentrasi menurun D 2 R 10. Dehidrasi Cepat lelah dan konsentrasi menurun C 2 S 11. Tersengat listrik Kejang-kejang / pingsan E 4 T 12. Letak Control Panel tidakselurus denganmata, dibawahmata ±25 cm Kelelahan pada mata dan leher D 1 R 14. Tertusuk jarum Terluka / pendarahan ringan C 2 S 15. Letak Pembuatan pola tidakselurus dengan mata, dibawahmata ±30 cm Kelelahanpada mata danleher D 1 R 18. Area licin dan terpeleset Terluka C 2 S 19. Potensi kesulitanpengoperasian mesin Weaving Water Jet Loom (WJL) Konsentrasi menurun dan konsumsi energi meningkat E 1 R 20. Tertusuk gunting Terluka / pendarahan ringan C 2 S 21. Kelelahan kerja Konsumsi energi meningkatdankonsentrasi Menurun D 1 R 22. Potensi kesulitan mengoperasikan mesin Inspecting Konsentrasimenurun dan konsumsi energi Meningkat E 1 R Pengendalian Risiko Pengendalian risiko merupakan langkah menentukan dalam keseluruhan manajemen risiko.berdasarkan hasil analisis dan evaluasi risiko dapat ditentukan apakah suatu risiko dapat diterima atau tidak. Jika risiko dapat diterima, tentunya tidak diperlukan langkah pengendalian lebih lanjut. Pengendalian risiko menurut Occupational Health and safety Assessment Series (OHSAS) 18001:2007 denganmetode-metode diantaranya: Teknik Industri, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016

142 Abiwalid Hartmel, et al. 1. Metode Eliminasiadalah teknik pengendalian dengan menghilangkan sumber bahaya. Tabel 7. Pengendalian Risiko dengan Menggunakan Metode Eliminasi Faktor Penyebab Metode Eliminasi Bahan Debu dan serabut benang Menghilangkan / membuang debu dan serabut benang sisa produksi secara teratur agar tidak menumpuk di stasiun kerja 2. Metode Substitusiadalah teknik pengendalian bahaya dengan menggantikan alat, bahan, sistem atau prosedur yang berbahaya dengan yang lebih aman. Tabel 8. Pengendalian Risiko dengan Menggunakan Metode Substitusi Faktor Penyebab Metode Substitusi Lingkungan Tingkat kebisingan yang melebihi dari 85 db Pencahayaan kurang dari 100 LUX Suhu ruangan 33-35 C Mengganti mesin yang mengakibatkan tingkat kebisingan yang tinggi. Mengganti lampu neon dengan lampu led agar nyaman pada mata dan lebih efisien. Mengganti bahan atap asbes dengan bahan genting agar suhu di stasiun kerja tidak terlalu panas. 3. Pengendalian Teknis sumber bahaya biasanya berasal dari peralatan atau sarana teknis yang ada dilingkungan kerja. Tabel 9. Pengendalian Risiko dengan Menggunakan Metode Pengendalian Teknis Faktor Penyebab Metode Pengendalian Teknis Mesin Kurang perawatan (maintenance) Mesin lebih diperhatikan dalam hal perawatan (maintenance) dan membuat Standard Operational Procedure (SOP) untuk perawatan mesin. Lingkungan Tingkat kebisingan yang melebihi dari 85 db Mesin yang menimbulkan suara bising dapat diperbaiki secara teknis dengan memasang alat peredam suara, sehingga tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin dapat ditekan. Suhu ruangan 33-35 C Membuka pintu produksi dan memasang peredam panas untuk melapisi atap stasiun kerja yang terbuat dari asbes. 4. Pengendalian Administratifdapat dilakukan secara administratif. Tabel 10. Pengendalian Risiko dengan Menggunakan Metode Pengendalian Administratif Faktor Penyebab Metode administratif Metode Tidak mengikuti Standard Perlu dilakukan inspeksi secara berkala oleh Volume 2, No.2, Tahun 2016

Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan 143 Kerja Operational Procedure (SOP) kerja secara berurut Pekerjaan yang membutuhkan konsenteasi tinggi Posisi kerja yang menuntut untuk berdiri, jongkok dan duduk dalam jangka waktu yang cukup lama pihak manajer produksi agar para pekerja bekerja dengan benar dan serius Dibuatkan Pantry atau ruang istirahat di ruangan stasiun kerja Faktor manusia Tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) yang ada Bekerja sambil mengobrol 1Kurang teliti dalam bekerja Bekerja sambil bersenda gurau Posisi kerja yang salah Membuatkan Standard Operational Procedure (SOP) agar pelaksanaan produksi berjalan dengan baik dan terintegrasi 5. Penggunaan alat pelindung diri (APD) Pilihan terkahir untuk mengendalikan bahaya adalah dengan memakai alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan standar seperti berikut.pelindung kepala, Pelindung mata, Pelindung telinga, Pelindung hidung, Pelindung tangan dan Pelindung kaki.dalam konsep K3, penggunaan APD merupakan pilihan terakhir atau last resort dalam pencegahan kecelakaan. Hal ini disebabkan karena alat pelindung diri bukan untuk mencegah kecelakaan (reduce likelihood) namun hanya sekedar mengurangi efek atau keparahan kecelakaan (reduce concequences). D. Kesimpulan Kondisi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) PT.CEMARA ABADI TEXTILE dirasakan kurang optimal dan belum berbasis standar Occupational Health and Safety Assessment Series (OHSAS) 18001:2007, hal ini dapat terlihat dari rendahnya kesadaran dan pemahaman akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja dan terbukti dengan belum adanya Standard Operational Procedure (SOP) penanganan kecelakaan kerja serta lemahnya pengawasan dari pihak manajemen terhadap proses keselamatan dan kesehatan kerja yang ada diperusahaan. Dari hasil pengamatan lapangan dan data yang diperoleh, dapat dilihat masih terdapat kekurangan-kekurangan yang harus dipenuhi oleh PT.CEMARA ABADI TEXTILE khususnya yang berbasis standar OHSAS 18001:2007. Karena masih banyak sekali persyaratan-persyaratan dalam OHSAS 18001:2007 yang belum sesuai dengan keadaan lapangan di PT.CEMARA ABADI TEXTILE. Maka dari itu perusahaan yang bersangkutan perlu meninjau kembali penerapan SMK3 yang ada, agar dapat menekan angka kecelakaan kerja yang selama ini terjadi. Semakin berkurangnya jumlah angka kecelakaan kerja maka semakin berkurangnya kerugian yang ditanggung oleh perusahaan baik dalam segi materi, hilangnya jam kerja ataupun kerugian karena rusaknya sarana dan prasarana akibat kecelakaan kerja. Sehingga dengan demikian perusahaan dapat lebih fokus dalam meningkatkan produktivitas.diharapkan dengan adanya manual K3 ini, pihak PT.CEMARA ABADI TEXTILE dapat mengembangkan SMK3 berbasis OHSAS 18001:2007 serta berdampak baik bagi perusahaan dan dapat memperoleh sertifikasi OHSAS 18001:2007. Teknik Industri, Gelombang 2, Tahun Akademik 2015-2016

144 Abiwalid Hartmel, et al. Daftar Pustaka Hijrah, Ferdiansyah Syaiful, 2011. Pengertian Perilaku, Pengertian Disiplin,Unsur- Unsur Disiplin, Fungsi Disiplin, Jenis-Jenis Disiplin. [Online].Tersedia http://syaifulhijrah.blogspot.com/2011/10/pengertian-perilakupengertian disiplin.html(diakses pada tanggal 4 Maret 2016 Jam 20.40). Miftah, Thoha, 2012. Prilaku Organisasi Konsep Dasar Dan Implikasinya.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Ramli, Soehatman, 2010. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Jakarta : Dian Rakyat. Rudiyanto, 2003. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)dan Audit SMK3. Prosiding Seminar Nasional Keselamatan dankesehatan Kerja, Yogyakarta, 20 Februari 2014. Volume 2, No.2, Tahun 2016