1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa maka, peningkatan mutu pendidikan menjadi prioritas utama pebangunan nasional. Sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional maka pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) di sekolah dasar mempunyai tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk : 1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan, 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.4) memiliki kemmampuan berkomunikasi berkerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan ditingkat global, hal ini tercantum dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, Pemerintah selalu merivisi kurikulum yang sudah ada selaras dengan perkembangan zaman, demikian pula dengan model pembelajaran yang diterapkan selalu mengalami perkembangan. Strategi dalam pembelajaran merupakan salah satu upaya pembaharuan dalam bidang pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, Strategi pembelajaran yang diharapkan mampu membawa siswa mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, hal ini akan menuntut guru untuk dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan baik dan tepat. Dalam proses pembelajaran, suasana atau iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan harus diciptakan, dengan demikian dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan penuh semangat. Sebagaimana kita ketahui, bahwa metode mengajar merupakan saran interaksi yang digunakan oleh guru terhadap siswa dalam proses kegiatan beljar mengajar maka dari itu, sebagai seorang guru sebaiknya kita mau memperhatikan metode mengajar yang akan kita gunakan dalam pembelajaran harus sesuai dengan tujuan, jenis dan sifat materi serta penyajian pembelajaran dengan 1
2 kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut (Usman dan Setyawati, 1993 : 120) Dalam pembelajaran di sekolah dasar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran wajib yang harus diajarkan. Mata pelajaran IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu ssosial yang terintegrasi atau terpadu (Hidayati, 2008). Namun demikan selama ini pendidikan yang diterapkan disekolah seringkali berkesan kurang menarik. Selama proses pembelajaran IPS antusias, aktifitas, dan kreatifitas, siswa sangat rendah. Dalam kenyataan di lapangan sesuai data nilai ulangan semester ganjil kelas IV SDN Candiareng diperoleh data bahwa aktivitas dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih rendah masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dimana nilai rata-rata siswa di kelas IV adalah (7,7), sementara KKM yang di targetkan adalah (80). Hal ini disebabkan pembelajaran IPS belum memenuhi ketuntasan minimal karena metode yang digunakan selama ini belum sesuai dengan proses pembelajaran. Dalam penggunaan media masih kurang, guru belum menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Prestasi belajar IPS di SD ada dibawah KKM disebabkan oleh masih dominannya skill menghafal daripada skill memproses sendiri pemahaman suatu materi. Selama ini, minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) masih tergolong sangat rendah. Hal ini dapat dilihat pada sikap siswa selama mengikuti proses pembelajaran tidak fokus dan ramai sendiri. Bahkan ada sebagian siswa yang menganggap mata pelajaran IPS tidak begitu penting dikarenakan tidak masuk pada mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Nasional (UN). Faktor minat itu juga dipengaruhi oleh adanya metode mengajar yang digunakan guru dalam menyampaikan materi. Metode yang konvensional seperti menjelaskan materi secara abstrak, hafalan materi dan ceramah dengan komunikasi satu arah, yang aktif masih didominasi oleh pengajar, sedangkan siswa biasanya hanya memfokuskan penglihatan dan pendengaran. Kondisi pembelajaran seperti inilah yang mengakibatkan siswa kurang aktif dan pembelajaran yang dilakukan kurang efektif. Disini guru dituntut untuk pandai menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa sehingga siswa kembali berminat mengikuti kegiatan belajar.
3 Setiap proses belajar dan mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, alat, dan metode, serta evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada tujuan. Dalam pencapaian tujuan tersebut, metode pembelajaran sangat penting sebab dengan adanya metode pembelajaran, bahan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Selain itu penggunaan metode pembelajaran yang mengajarkan siswa dalam pemecahan masalah, terutama pemecahan masalah dalam kehidupan sehari- hari masih kurang. Pengembangan metode pembelajaran tersebut sangat perlu dilakukan untuk menjawab kebutuhan keterampilan pemecahan permasalahan yang harus dimiliki oleh siswa. Pendekatan pembelajaran problem solving atau pemecahan masalah kegunaannya adalah untuk merangsang berfikir dalam situasi masalah yang komplek. Dalam hal ini akan menjawab permasalahan yang menganggap sekolah kurang bisa bermakna dalam kehidupan nyata di masyarakat. Penggunaan metode dalam pembelajaran sangat diutamakan guna menimbulkan gairah belajar, motivasi belajar, merangsang siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Melalui pendekatan problem solving diharapkan dapat lebih mempermudah pemahaman materi pelajaran yang diberikan dan nantinya dapat mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang selanjutnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 1.2 Permasalahan Penelitian Berdasarkan temuan masalah maka dilakukan diskusi dengan teman sejawat, sehingga ditemukan berbagai masalah dalam pembelajaran IPS terutama pada materi pokok kegiatan pemanfaatan sumberdaya alam di SDN Candiareng: Jumlah siswa yang belum tuntas sebesar 62,97% dengan KKM 65, Skor minimal 65, sedangkan skor maksimal 90, rata-rata kelas 77. Guru dalam menyampaikan pembelajaran masih sering menggunakan metode ceramah. Mata pelajaran IPS belum masuk dalam ujian Nasional. Siswa tidak berani bertanya tentang materi yang belum jelas, ketika guru menjelaskan. Siswa sering berbicara dengan temannya sewaktu guru menjelaskan materi. Siswa merasa malas jika mengerjakan soal latihan. Siswa tidak memiliki
4 keberanian untuk bertanya kepada guru. Hasil ulangan formatif siswa rendah, sehingga tidak terpenuhi standar ketuntasan belajar minimum. Data nilai IPS kelas IV SDN Candiareng ketuntasannya baru mencapai 10 siswa. Melihat data tersebut ketuntasan belajar anak masih berkisar 37,03% nilai yang diperoleh anak kelas IV pada pelajaran IPS pada pokok bahasan kegiatan Pemanfaatan sumber daya alam masih rendah karena disebabkan faktor- faktor seperti di atas. 1.3 Cara Pemecahan Masalah Dari berbagai temuan yang didapatkan cara pemecahan masalahnya adalah pada waktu menyampaikan pembelajaran guru menggunakan pendekatan problem solving (tahap apersepsi), kemudian anak berdiskusi kelompok dalam memecahkan masalah (tahap aplikasi konsep). Guru dalam menyampaikan pembelajaran menggunakan alat peraga dan praktek jual beli yang dilakukan di depan kelas (pemantapan konsep ). Pada akhir pembelajaran diadakan tahap evaluasi. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang ada di SDN Candiareng dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah dengan pendekatan problem solving dapat meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SDN Candiareng Warungasem Batang pada semester 2 tahun 2011-2012. 1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan pendekatan problem solving dapat meningkatkan prestasi belajar IPS bagi siswa kelas IV SDN Candiareng Warungasem Batang pada semester 2 tahun 2011-2012.
5 Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa Siswa akan termotivasi untuk lebih meningkatkan prestasi belajar dalam belajar IPS karena siswa dibiasakan menghadapi masalah dan dapat menyelesaikan sendiri. 2. Bagi Guru Guru memiliki alternatif lain dalam pemilihan metode pembelajaran IPS yang tepat serta trampil menerapkan pedekatan problem solving, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 3. Bagi Sekolah Bahan pertimbangan bagi sekolah untuk memberbaiki pembelajaran IPS khususnya dengan menggunakan pendekatan problem solving dan meningkatkan prestasi belajar siswa. 4. Bagi Peneliti Sebagai masukan bagi peneliti lain untuk mengembangkan pendekatan problem solving dan meningkatkan prestasi belajar siswa