GOL. LUAS LAHAN (m 2 ) 1. JUMLAH RTUP MENURUT GOL. LUAS LAHAN ST.2003 ST.2013 PERUBAHAN RTUP RTUP (juta) (%) (juta) (juta) < 1000 9.38 4.34-5.04-53.75 1000-1999 3.60 3.55-0.05-1.45 2000-4999 6.82 6.73-0.08-1.23 5000-9999 4.78 4.55-0.23-4.76 10000-19999 3.66 3.73 0.07 1.76 20000-29000 1.68 1.62-0.06-3.27 30000 1.31 1.61 0.30 22.81 JUMLAH 31.23 26.14-5.09-16.32 1.0 Ha : 26.6% 6.96 juta TOTAL RTUP - 5.09 juta -16.3% + 310 ribu < 1.0 Ha : 73.4% 19.17 juta - 5.40 juta < 0.50 Ha : 56.0% 14.62 juta - 5.18 juta ST.2003 vs ST.2013 10000-19999 14.26% 5000-9999 17.43%, Analisis Sosial Ekonomi Petani Indonesia 30000 20000-29000 6.16% 6.21% TELAH TERJADI KONSOLIDASI LAHAN RTUP-2013 < 1000 16.60% 2000-4999 25.76% 1000-1999 13.58% 2
2. PETANI MENURUT KELOMPOK UMUR 55 (dalam juta orang) 8.18 9.88 10-14 0.08% 15-19 1.08% 20-24 2.51% 45-54 35-44 25-34 4.52 6.69 8.08 7.93 8.07 8.95 55 31.16% 25-34 14.25% 20-24 0.79 1.86 PETANI- ST.2013 35-44 25.44% 15-19 10-14 0.34 1.06 0.02 0.33 45-54 25.48% - 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 2013 2003 ST-2013 Petani Menurut Kelompok Umur : Selama 2003 2013, jumlah petani berusia muda (produktif) semakin sedikit, dan yang berusia lanjut semakin banyak. Pada tahun 2013 didominasi oleh petani yang berusia senja 45 tahun (atau 17.96 juta atau 56.64%); bahkan petani yang berusia 55 tahun (usia lanjut) cukup banyak (9,88 juta atau 31.16%). Sumber: BPS, ST2013-SPP 3
3. KENDALA DAN BANTUAN USAHA (1/2) 1. JENIS KENDALA USAHA Kesulitan Memperoleh Pekerja 8.53% Perubahan Iklim/ Bencal 10.60% Lainnya 3.91% Serangan Hama/OPT 41.11% Pembiayaan Usaha 7.10% Kenaikan Ongkos Produksi 28.76% KENDALA USAHA : Sebagian besar kendala yang dihadapi petani dalam menjalankan usaha tani, terkait masalah biaya dan pembiayaan, serta serangan hama/organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan bencana alam. Serangan hama/opt merupakan hambatan terbesar (41.11%) Di samping itu, ada kesulitan untuk memperoleh tenaga kerja; hal ini bisa dikaitkan dengan hasil sensus yang menyatakan bahwa jumlah RTUP berkurang, usia petani semakin tua, dan ketidak-berhasilan melakukan regenerasi. 4
Rp 3. KENDALA DAN BANTUAN USAHA (2/2) 2. SUMBER BANTUAN 3. BENTUK BANTUAN YANG DIPERLUKAN DARI PEMERINTAH/PEMDA Pupuk 63.43% Tidak Menerima Bantuan 32.53% Benih Pestisida Pinjaman Bank Tanpa Agunan Pinjaman Bank dg Subsidi Bunga 8.71% 4.95% 10.75% 2.17% Perorangan 0.26% Pemerintah 66.94% Jaminan Harga (HPP) Gabah Penyuluhan Teknik Budi Daya 5.50% 1.20% Organisasi Non- Pemerintah 0.27% Lainnya 2.99% Tidak membutuhkan 0.30% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% SUMBER DAN BENTUK BANTUAN : Sebagian besar petani (66.94%) memperoleh bantuan dari pemerintah, dan dari sumber lain (perorangan dan Organisasi Non-pemerintah) sangat kecil hanya 0,53%; sedangkan sebanyak 32.53% petani tidak memperoleh bantuan. Bentuk bantuan yang diharapkan dari pemerintah, sebagian besar memerlukan pupuk (63.43%), setelah itu Pinjaman Bank 10.75%, Benih 8.71% dan Jaminan harga output (HPP Gabah) 5.50%. 5
4. KEANGGOTAAN POKTAN DAN PENYULUHAN (1/2) 1. KEANGGOTAAN DALAM KELOMPOK TANI (POKTAN) Lokasi Jauh 12.98% Jenis Kegiatan Tidak Sesuai Kebutuhan Pelayanan Tidak Memuaskan 6.32% 9.44% Bukan Anggota POKTAN 48.73% POKTAN Anggota POKTAN 51.27% Lainnya 19.99% 0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00% KEANGGOTAAN DALAM POKTAN : Ternyata masih banyak (48.73%) petani yang belum menjadi anggota Kelopok Tani (POKTAN); hal ini akan menjadi salah satu hambatan dalam penyusunan daftar RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok). Alasan belum menjadi anggota POKTAN, terutama berkaitan dengan lokasi jauh dan kegiatan/ pelayanan POKTAN dianggap tidak sesuai kebutuhan. 6
4. KEANGGOTAAN POKTAN DAN PENYULUHAN (2/2) 2. RTUP YANG MENERIMA PENYULUHAN/BIMBINGAN Menerima Penyuluhan /Bimbingan 25.67% 25,67% Tidak Menerima Penyuluhan /Bimbingan 74.33% PENYULUHAN/BIMBINGAN : Masih banyak petani (74.33%) yang belum memperoleh pelayanan penyuluhan/bimbingan. Menjadi salah satu penyebab tidak lancar dalam penyusunan dan akuratnya daftar RDKK. Salah satu rekomendasi dari kajian Litbang KPK yang perlu dituntaskan adalah perlunya mengoptimalkan peran penyuluh dalam mendampingi petani untuk penyusunan RDKK. 7
5. PENGOLAHAN DAN PEMUPUKAN (1/3) 1. PENGOLAHAN SAWAH Hewan 6.99% Tenaga Manusia 18.03% Traktor Roda-2 72.77% Traktor Roda-4 atau Lebih 2.21% PENGOLAHAN SAWAH : Sebagian besar pengolahan sawah menggunakan traktor (74.98%), yaitu traktor roda-4 : 2.21%, dan dengan traktor roda-2 (hand-tractor) : 72.77%. Sebagian besar traktor-traktor tersebut disewa. Penggunaan hewan hanya 6.99% dan tenaga manusia 18.03%. Ini diduga terkait menurunnya populasi ternak kerja dan hambatan kesulitan mencari tenaga kerja manusia sebagai akibat rata-rata usianya semakin tua. 8
6. PENGOLAHAN DAN PEMUPUKAN (2/3) 1. PEMUPUKAN TAN. PADI Menggunakan Pupuk Non- Subsidi 13.55% Tidak Menggunakan Pupuk 2.57% An- Organik & Organik 13.52% 2. JENIS PUPUK UNTUK TAN. PADI Menggunakan Pupuk Bersubsidi (Sebagian) 42.17% Menggunakan Pupuk Bersubsidi (Seluruhnya) 41.71% Hanya Organik 0.07% Hanya An- Organik 86.41% PEMUPUKAN UNTUK TANAMAN PADI : Sebagian besar menggunakan pupuk bersubsidi baik seluruhnya maupun sebagian (83.88%). Sebagian kecil (13.55%) yang menggunakan pupuk non-subsidi; walaupun demikian masih ada petani yang tidak menggunakan pupuk sama sekali (2.57%). Dari jenis pupuk yang digunakan, sebagian besar (86.41%) pupuk an-organik (kimia), pupuk anorganik dan organik 13.54%, sedangkan yang hanya pupuk organik masih sangat kecil (0.07%). 9
7. PENGOLAHAN DAN PEMUPUKAN (3/3) 3. RATA-RATA PENGGUNAAN PER JENIS PUPUK UNTUK TAN. PADI (Kg/Ha) UREA 251.13 TSP/ SP36 91.05 ZA 33.69 KCL NPK 6.25 68.44 MUSIM HUJAN 0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 300.00 UREA TSP/SP36 ZA KCL NPK 140.19 51.84 18.19 3.51 MUSIM KEMARAU 39.30 JENIS PUPUK : Penggunaan pupuk tunggal, terutama Urea masih menonjol dibandingkan jenis pupuk majemuk (NPK) dan organik. Bahkan pemakaian Urea di beberapa tempat telah melampaui rekomendasi. Pada Musim Hujan, rata-rata penggunaan pupuk hampir dua kali lipat dibandingkan musim kemarau. 0 20 40 60 80 100 120 140 160 10
8. BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA TANI PADI 1. PERSENTASE BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH 2. PENDAPATAN USAHA TANI PADI Sewa Alat/ Sarana 2.59% Sewa Lahan 29.86% Lainnya 3.17% Pupuk 10.40% Bahan Bakar 0.68% Bibit/ benih 3.21% Pestisida 1.85% (Rp 000/Ha) 20,000.00 18,000.00 16,000.00 14,000.00 12,000.00 10,000.00 8,000.00 4,507.69 2,426.01 Rp 6,000.00 12,677.27 Upah Pekerja & Jasa 48.23% 4,000.00 2,000.00 Pendapatan Bersih - Biaya UT Padi Padi Sawah 7,823.76 Padi Ladang BIAYA DAN PENDAPATAN UT PADI : Biaya UT Padi Sawah mencapai Rp 12,68 juta/ha, terbesar adalah untuk Upah & Jasa (traktor) 48.23%, sewa lahan 29.86% dan pupuk 10.40%. Walaupun komponen biaya pupuk hanya 10.40% atau Rp 1,32 juta/ha, tetapi pupuk sebagai input determinan dalam peningkatan produktivitas dan produksi pangan. Pendapatan bersih petani padi adalah Rp 4,51 juta per MT/Ha untuk padi sawah dan Rp 2,43 juta/ha/mt padi ladang. 11
9. PENJUALAN HASIL PRODUKSI PADI Pasar 5.14% Penggilingan Padi 15.28% Lainnya 3.15% Rp Pedagang Pengumpul 74.80% KUD/ Koperasi Tani 1.06% Koperasi Lainnya 0.57% PENJUALAN HASIL PRODUKSI PADI : Sebagian besar penjualan hasil produksi padi kepada pedagang (pengumpul), termasuk sistem tebasan, yaitu 74.80%. Berikutnya, kepada Penggilingan Padi, 15.28%. Peranan Koperasi (termasuk KUD) masih sangat kecil, hanya 1,63%. Di jual ke pasar juga masih kecil (5.14%). Tidak ada petani yang menyatakan penjualannya kepada BULOG/DOLOG, karena memang operasi pengadaan dalam negeri oleh BULOG/DOLOG selalu dilakukan melalui kontrak dengan Perusahan Penggilingan Padi. 12
10. JUMLAH DAN SUMBER PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN (RTUP) ST.2013 30,000 25,000 26,561 Rp 20.65% Usaha di Sektor Pertanian Usaha di Luar Sektor Pertanian (Rp000/Tahun) 20,000 15,000 10,000 5,000 12,414 3,574 3,270 1,819 5,484 6.85% 12.31% 13.46% 46.74% Pendapatan/ Penerimaan Lainnya dan Transfer Buruh Pertanian Buruh di Luar Pertanian - Pendapatan rata-rata RTUP adalah Rp 26,56 juta per tahun, atau hanya Rp 2,21 juta/ bulan. Pendapatan RTUP tersebut terdiri : Rp 12,41 juta/tahun (46.74%) berasal dari usaha sektor pertanian, dan sisanya Rp 14,15 juta/tahun (53.26%) berasal dari luar usaha pertanian yaitu usaha di luar sektor pertanian, sebagai buruh dan penerimaan lainnya/transfer. Sumber: BPS, ST2013-SPP 29
11. PENDAPATAN PETANI BERDASARKAN CABANG USAHA PERTANIAN (Rp juta/tahun) 60 50 51 Rp Berbagai jenis usaha budidaya perikanan merupakan cabang usaha pertanian yang menjanjikan, dengan rata-rata pendapatan paling tinggi (Rp 24 juta Rp 51 juta/tahun). (Rp juta/tahun) 40 30 20 10 35 31 29 28 26 24 Tanaman Padi dan Palawija, merupakan cabang usaha pertanian yang pendapatannya kedua terendah, Rp 11 juta/tahun. 20 18 18 16 16 15 14 11 8 0 Sumber: BPS, ST2013-SPP 30
15