BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. tempat kerja yang tersedia saat ini, sehingga banyak orang yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengaruh terhadap lembaga pendidikan. Sejalan dengan itu, maka dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan fisik dalam kehidupan sosial; 3. Standar minimal pengetahuan dan keterampilan khusus dasar;

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas. (SDM). Salah satu SDM yang diharapkan adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dihadapkan pada tantangan-tantangan yang berat khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi jembatan untuk mengarungi abad millenium ini.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. kerja pada umumnya relatif rendah dikarenakan rendahnya pendidikan dan latihan. setiap tahunnya tidak dapat terserap sepenuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Hal tersebut dibuktikan dengan riset yang dilakukan oleh Badan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aura Santika Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. seamkin baik pula kualitas sumber daya manusianya.

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ELY ERNAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan teknologi dan seni (IPTEKS) mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat pada saat ini. Sejalan dengan itu persaingan di segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Dan dengan tingginya angka pertumbuhan penduduk tersebut tidak diimbangi dengan jumlah lapangan kerja yang tersedia sehingga menyebabkan banyaknya jumlah pengangguran. Oleh karena itu setiap individu dituntut untuk lebih meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang dimilikinya serta lebih terampil dan kreatif di bidang keahliannya masing-masing agar dapat menghadapi kemajuan dan perkembangan dari IPTEKS tersebut. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan menteri tenaga kerja dan transmigrasi RI Muhaimin Iskandar pada Nakertrans Expo 2011 bahwa Angka pengangguran terbuka di indonesia masih mencapai 8,12 juta jiwa. Angka tersebut belum termasuk dalam pengangguran setengah terbuka yaitu mereka yang bekerja kurang dari 30 jam per minggu. Masih tingginya angka pengangguran di indonesia harus diatasi dengan menyiapkan SDM yang memiliki kompetensi unggul (http://www.mediacpns.com). Sehubungan dengan itu peningkatan SDM yang bermutu hanya dapat dilaksanakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Siagian.P.S (1995) Dengan adanya globalisasi berarti kehidupan manusia dewasa ini dan seterusnya harus mempunyai wawasan atau pandangan yang mengarahkan kepada

tujuan, misi, rencana, dan segala macam usaha yang hanya dapat ditempuh melalui pendidikan. Pendidikan dapat diartikan secara luas dan umum sebagai usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan untuk membantu peserta didik mengalami proses yang utuh dan mandiri. Melalui pendidikan tersebut akan tumbuh dan berkembang nilai-nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap manusia seperti keimanan, ketaqwaan, akhlak, disiplin dan etos kerja, serta penguasaan IPTEKS dan kemampuan berkomunikasi yang merupakan unsur pembentukan kemajuan dan kemandirian bangsa (http://www.inherent-dikti.net/). Hal ini sesuai dengan Tujuan Pendidikan Nasional Indonesia yang tertuang dalam pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mensejahterahkan kehidupan rakyat. Sejalan dengan hal tersebut pemerintah menetapkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana dimuat dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yakni : Untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Pendidikan secara garis besar terdiri dari pendidikan formal, pendidikan informal, dan pendidikan non formal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang penyelenggaraannya telah dirancang dan diatur secara sistematis dan berkesinambungan oleh departemen pendidikan nasional. Pendidikan informal adalah pendidikan yang berlangsung dalam ruang lingkup keluarga yang

dibimbing oleh orang tua. Dan pendidikan non formal adalah pendidikan yang ruang lingkupnya merupakan masyarakat. Salah satu lembaga pendidikan formal yang mengacu pada pengembangan kualitas SDM ialah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK merupakan lembaga pendidikan yang mengarah pada peningkatan kualitas SDM melalui bekal pengetahuan, teknologi, keterampilan, sikap disiplin dan etos kerja, serta mempersiapkan peserta didik bekerja sesuai dengan bidang keahliannya. Hal ini sesuai dengan Garis-garis Besar Program pengajaran (GBPP) kurikulum SMK tahun 2004 (Depdikbud 2004 : 2) menyatakan bahwa tujuan SMK adalah sebagai berikut : 1. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta pengembangan sikap profesional. 2. Menyiapkan siswa agar mampu memiliki karir, mampu berkompetisi, dan mampu mengembangkan diri. 3. Menyiapkan tenaga kerja menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan dunia industri pada saat ini maupun pada saat yang akan datang. 4. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif, adaptif, dan kreatif. Memperhatikan tujuan diatas, maka SMK dituntut untuk dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dan dapat menempati kesempatan kerja yang tersedia atau bahkan untuk mampu membuka usaha sendiri. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa SMK sebagai salah satu lembaga pendidikan yang turut serta dalam mensukseskan pembangunan nasional dengan menghasilkan lulusan-lulusan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan bakat siswa serta memiliki mental yang baik menjadi tenaga kerja yang siap kerja dan berwiraswasta.

Salah satu program keahlian di SMK adalah Program Studi Keahlian Teknik Otomotif yaitu dengan Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan. Sehingga lulusan SMK Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan diharapkan mampu terjun ke dunia kerja secara profesional baik secara mandiri maupun sebagai tenaga kerja pelaksana. Dalam hal ini, lulusan SMK Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan yang dimaksud bukan hanya sebagai pencari kerja tetapi dituntut untuk berusaha sendiri atau berwiraswasta dengan keterampilan yang dimilikinya. Namun kenyataannya minat berwiraswasta siswa SMK Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan siswa beranggapan setelah lulus dari sekolah, mereka dapat bekerja sebagai pegawai negeri maupun pegawai menetap pada suatu instansi tertentu. Akan tetapi peluang untuk memperoleh pekerjaan sebagai pegawai negeri maupun pegawai pada suatu instansi tertentu sudah semakin sulit. Hal ini disebabkan jumlah lowongan kerja yang tersedia sangat sedikit bila dibandingkan dengan banyaknya pencari lowongan kerja. Melihat keadaan tersebut, sudah sepantasnya sejak dini ditanamkan dalam diri siswa SMK Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan untuk minat berwiraswasta. Sehingga setelah mereka lulus sekolah, diharapkan untuk mampu berwiraswasta. Karena berpotensi mengurangi tingginya angka pengangguran di kalangan masyarakat. Untuk menanamkan minat berwiraswasta pada siswa SMK Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan dapat ditentukan oleh beberapa faktor antara

lain; kemauan bekerja keras dan bekerja secara profesional, kepercayaan diri, prestasi belajar, kemampuan praktek siswa, informasi dunia kerja, kondisi ekonomi orang tua, lingkungan tempat tinggal, dan lain-lain. Untuk melakukan kemandirian dan meningkatkan kepercayaan diri dalam minat berwiraswasta, siswa harus berubah dari ketergantungan kepada orang lain serta menjadi lebih mandiri dengan kompetensi yang dimiliki dan berani mengambil resiko. Siswa harus mampu menghilangkan kebiasaan meminta, rendah diri, dan harus selalu berusaha bekerja berdasarkan kualitas serta mempunyai kepercayaan diri yang tinggi. Sehingga siswa mempunyai cita-cita untuk berusaha sendiri dengan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Minat siswa dalam berwiraswasta perlu diketahui oleh guru maupun siswa itu sendiri, mengingat minat ini dapat mengarahkan siswa untuk melakukan pilihan dalam hubungan dengan proses/jangkauan di masa depan bagi siswa untuk merencanakan dan menentukan pilihan terhadap pendidikan, jabatan, atau pekerjaan yang diinginkan. Dalam kaitan ilmu pengetahuan, siswa yang berminat dalam berwiraswasta akan tertarik dengan pengetahuan/ilmu yang berhubungan dengan minatnya tersebut. Sebagaimana yang terjadi dengan pilihan siswa masuk ke SMK Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan karena ingin bekerja setelah lulus. Maka ia berminat mempelajari ilmu yang bisa membekali dirinya untuk memasuki dunia kerja. Peranan guru merupakan kunci dalam peningkatan minat siswa dalam berwiraswasta dengan meningkatkan kemandirian siswa untuk mengatur,

mengarahkan, serta menciptakan suasana yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan berwiraswasta. Agar siswa tidak merasa takut gagal dalam membuka usaha. Menurut pengamatan penulis saat melakukan observasi penelitian dengan cara mewawancarai sejumlah siswa dari beberapa SMK kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan, minat berwiraswasta yang dimiliki setiap siswa SMK Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan masih sangat rendah yaitu berkisar 70% menjawab tidak berani dalam berwiraswasta. Hal tersebut tampaknya dipengaruhi oleh kemampuan praktek pemeliharaan/servis engine dan komponennya, serta keterampilan yang dimiliki masih sangat rendah. Kemampuan praktek di bidang pemeliharaan/servis engine dan komponennya sangat diperlukan untuk menumbuh kembangkan minat berwiraswasta. Pemeliharaan/servis engine dan komponennya adalah suatu mata diklat yang dapat memberikan kesiapan kepada siswa untuk membuka usaha di bidang otomotif. Sehingga mata diklat ini mengupayakan terakomodasinya mental siswa untuk berwiraswasta di bidang otomotif melalui pengalaman praktek, baik itu pada saat praktek di sekolah maupun pada saat melaksanakan praktek kerja industri yang diadakan oleh pihak sekolah. Dengan memperhatikan beberapa uraian masalah di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk mengkaji permasalahan tersebut dengan judul Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dan Kemampuan Praktek Pemeliharaan/Servis Engine Dan Komponennya Dengan Minat Berwiraswasta Pada Siswa Kelas XI

Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 5 Medan Tahun Ajaran 2011/2012. B. IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka masalah dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah kemampuan praktek pemeliharaan/servis engine dan komponennya pada siswa? 2. Apakah kelengkapan fasilitas praktek mempengaruhi kemampuan praktek pemeliharaan/servis engine dan komponennya? 3. Bagaimanakah tingkat kepercayaan diri siswa dalam mengikuti proses pembelajaran praktek pemeliharaan/servis engine dan komponennya? 4. Faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi kepercayaan diri? 5. Sejauh manakah kepercayaan diri mempengaruhi kemampuan praktek pemeliharaan/servis engine dan komponennya? 6. Bagaimanakah minat berwiraswasta pada siswa? 7. Faktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi minat berwiraswasta siswa? 8. Apakah kepercayaan diri dapat mempengaruhi minat berwiraswasta? 9. Apakah ada hubungan kemampuan praktek dengan minat berwiraswasta? 10. Apakah ada hubungan kepercayaan diri dan kemampuan praktek dengan minat berwiraswasta?

C. PEMBATASAN MASALAH Berdasarkan identifikasi masalah tersebut dan dilihat dengan kemampuan peneliti baik dari segi waktu, dana, serta kesempatan, maka penulis membatasi masalah ini. Adapun masalah yang akan di teliti adalah : 1. Tingkat kepercayaan diri pada siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK negeri 5 medan tahun ajaran 2011/2012. 2. Kemampuan praktek pemeliharaan/servis engine dan komponennya pada siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK negeri 5 medan tahun ajaran 2011/2012. 3. Minat berwiraswasta pada siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK negeri 5 medan tahun ajaran 2011/2012. D. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah terdapat hubungan yang positif dan berarti antara kepercayaan diri dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK negeri 5 medan tahun ajaran 2011/2012? 2. Apakah terdapat hubungan yang positif dan berarti antara kemampuan praktek pemeliharaan/servis engine dan komponennya dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK negeri 5 medan tahun ajaran 2011/2012? 3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan berarti antara kepercayaan diri dan kemampuan praktek pemeliharaan/servis engine dan komponennya

dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK negeri 5 medan tahun ajaran 2011/2012? E. TUJUAN PENELITIAN Sesuai dengan permasalahan penelitian, maka yang menjadi tujuan penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara kepercayaan diri dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK negeri 5 medan tahun ajaran 2011/2012. 2. Untuk mengetahui besarnya hubungan kemampuan praktek pemeliharaan/servis engine dan komponennya dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK negeri 5 medan tahun ajaran 2011/2012. 3. Untuk mengetahui besarnya hubungan antara kepercayaan diri dan kemampuan praktek pemeliharaan/servis engine dan komponennya dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK negeri 5 medan tahun ajaran 2011/2012. F. MANFAAT PENELITIAN a. Manfaat secara teoritis 1. Dengan diketahuinya besar hubungan kepercayaan diri dengan minat berwiraswasta maka perlu kiranya menjadi bahan pertimbangan bagi para guru, orang tua, untuk lebih meningkatkan kepercayaan diri siswa, dan

begitu juga siswa tersebut harus terus meningkatkan konsep diri yang baik untuk meningkatkan rasa percaya diri yang dimilikinya. 2. Dengan diketahuinya besar hubungan kepercayaan diri dan kemampuan praktek pemeliharaan/servis engine dengan minat berwiraswasta terhadap siswa perlu kiranya menjadi pertimbangan bagi guru-guru untuk meningkatkan kemampuan praktek pemeliharaan/servis engine dan komponennya pada siswa agar minat siswa dalam berwiraswasta menjadi tinggi. 3. Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya. b. Manfaat Praktis 1. Sebagai bahan informasi bagi guru-guru program diklat otomotif dalam mengambil kebijakan agar diperoleh hasil belajar yang baik. 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak sekolah untuk meningkatkan praktek siswa dengan melengkapi fasilitas praktek dan efektifitas jam pelaksanaan praktek pemeliharaan/servis engine dan komponennya. 3. Sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian relevan di kemudian hari dengan melibatkan variabel yang lebih kompleks.