BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah kunci perubahan karena mendidik adalah memberikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tinta hitam tergantung yang menuliskannya. No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa :

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. Kepribadiannya berlandaskan dengan nilai-nilai baik di dalam masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak. Usia 4-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. yang memang harus terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi Pembelajaran Orang Dewasa Dalam Penyelenggaraan Program Parenting

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. aspek fisik dan non fisik. Secara alamiah, perkembangan anak berbeda-beda, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI DENGAN BEREKSPLORASI MELALUI KORAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH 2 DURI NURHAYATI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI LAYANG-LAYANG DI TAMAN KANAK-KANAK PRESIDEN 2 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

PENINGKATAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK MELALUI PERMAINAN BERHITUNG MENGGUNAKAN PAPAN TELUR DI TK AISYIYAH 7 DURI NOVA ROZI A ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan terbatas dalam belajar (limitless caoacity to learn ) yang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. diri sendiri dan tanpa tanggung jawab untuk keselamatan atau kebahagiaan dirinya

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Dalam Undang-undang. tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Muhammad Zaenudin As, 2016 UPI Kampus Serang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah kunci perubahan karena mendidik adalah memberikan tuntutan, bantuan, dan pertolongan kepada peserta didik. Peserta didik atau siswa memiliki potensi untuk berkembang. Potensi ini secara berangsur-angsur tumbuh dan berkembang dari dalam diri anak. Untuk menjamin perkembangan potensipotensinya agar menjadi terarah diperlukan bimbingan atau, tuntutan, bantuan dan perhatian dari luar. Jika unsur bimbingan tidak ada, maka potensi tersebut tinggal potensi belaka yang tidak sempat diaktualisasikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang di alami oleh peserta didik sebagai anak didik. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka 1

2 mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Anak kreatif yaitu anak yang mampu memperdayakan pikirannya untuk menghasilkan gagasan baru, memecahkan masalah dan ide yang mempunyai maksud dan tujuan yang ditentukan. Ketika anak mengekspresikan pikirannya atau kegiatannya yang berdaya cipta, berinisiatif sendiri, dengan caracara yang original, maka kita dapat mengatakan bahwa mereka itu adalah anak yang kreatif. Individu kreatif dengan sendirinya memiliki motivasi dalam dirinya atau motivasi intrinsik yang kuat untuk menghasilkan ide atau karya dalam memuaskan diri bukan karena tekanan dari luar. Motivasi dalam diri atau intrinsik tercipta dengan sendirinya yang mendorong timbulnya kreativitas dan itu akan berlangsung dalam kondisi-kondisi mental tertentu. Beberapa karakteristik tindakan kreatif anak adalah sebagai berikut : (1) Anak kreatif belajar dengan cara-cara yang kreatif, (2) Anak kreatif memiliki rentang perhatian yang panjang terhadap hal yang membutuhkan usaha kreatif, (3) Anak kreatif memiliki kemampuan mengorganisasikan yang menakjubkan, (4) Anak kreatif dapat kembali kepada sesuatu yang sudah dikenalnya dan melihat dari cara yang berbeda, (5) Anak kreatif belajar banyak melalui fantasi, dan memecahkan permasalahan dengan menggunakan pengalamannya, (6) Anak

3 kreatif menikmati permainan dengan kata-kata dan tempat sebagai pencerita yang alami. Pada usia khususnya 4-6 tahun, kemampuan anak untuk berkreasi sudah cukup tinggi dan lebih baik karena anak sudah bergaul dengan lingkungan luar rumah dan sekolah. Otomatis pengetahuan dan tahapan perkembangannya pun sudah lebih maju lagi dari anak batita. Terutama perkembangan sosialnya, di mana anak sudah mulai berinteraksi dengan teman sebayanya. Jika diceritakan mengenai sesuatu hal, ia bisa menceritakan kembali dan bahkan mengembangkannya. Selain itu, anak usia ini sudah bisa menyalurkan hasrat ingin tahunya dengan kreatifitasnya, yaitu melalui permainan pura-pura (bermain peran, seperti dokter: guru, pilot, polisi, dsb). Ia bisa melakukan permainan itu sendiri ataupun bersama teman-temannya. Bahkan anak juga sudah mampu menciptakan mainan sendiri, semisal pistol-pistolan dari koran bekas, kapal terbang/laut dan rumah-rumahan dari kertas1. Pendidikan anak seharusnya sudah dimulai pada usia dini. Berbagai hasil penelitian menyimpulkan bahwa perkembangan yang diperoleh pada usia dini sangat mempengaruhi perkembangan anak pada masa berikutnya para ahli psikologi perkembangan menyebutkan bahwa masa usia dini adalah merupakan masa emas atau golden age. Dari aspek pendidikan stimulasi dini merupakan hal yang sangat penting guna memberikan rangsangan terhadap seluruh aspek perkembangan anak, yang mencakup penanaman nilai-nilai dasar atau (agama dan budi pekerti), pembentukan sikap (disiplin atau kemandirian), dan pengembangan

4 kemampuan dasar (berbahasa, motorik, kognitif dan sosial). Untuk dapat terwujudnya seluruh aspek perkembangan anak tersebut, dan untuk menumbuhkan minat belajar anak, salah satunya diperlukan media pembelajaran (Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas 2007 : 2). Seorang guru pada saat menyajikan informasi kepada anak usia dini harus menggunakan media agar informasi tersebut dapat diterima atau diserap anak dengan baik dan pada akhirnya diharapkan terjadi perubahan-perubahan perilaku berupa kemampuan-kemampuan dalam hal pengetahuan, sikap, dan keterampilan (Depdiknas, 2005 : 103). Pendidikan Anak Usia Dini merupakan wadah untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani sesuai dengan sifat-sifat alami anak. Dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut maka diperlukan media pembelajaran yang berbentuk alat permainan karena prinsip belajar di PAUD adalah bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain. Dengan kegiatan bermain anak dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada pada dirinya. Dalam pengamatan yang dilakukan oleh peneliti ketika praktek mengajar menghias barang bekas dengan media dasar batok kelapa, jerami, dan ijuk di RA Al-Ihsan1 hasilnya kurang memuaskan. Hal Ini terlihat dari ciri-ciri anak yang kecenderungan meniru perintah dari guru sehingga kurang bisa mengembangkan kreativitasnya sendiri, membuat hasil karya meniru contoh dari guru, kurangnya

5 peserta didik dalam mewujudkan ide menjadi kenyataan, memilih mainan bukan berbahan alami. Intinya peserta didik kurang tertarik untuk belajar. Kurangnya peserta didik dalam mengembangkan imajinasinya. Hal ini dikarenakan kurangnya perhatian, sehingga kreativitas peserta didik kurang terasah. Melihat hasil tersebut peneliti memodifikasi bahan pembelajaran dengan 3 media penunjang kreativitas dari bahan alam yang lain seperti lidi, daun ilalang, dan daun pisang. Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti akan melakukan suatu kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (action research) berkaitan dengan pemanfaatan barang bekas dalam Meningkatkan Kreativitas Pada Anak Usia Dini melalui Pemanfaatan Barang Bekas Pada RA Al-Ihsan1 Kec. Bungbulang Kab. Garut. Penggunaan barang bekas Batok kelapa sebagai alternatif pengembangan kreativitas anak Dengan pemanfaatan barang bekas peserta didik dapat membangun dan meningkatkan kreativitasnya sendiri, Peserta didik dapat menuangkan imajinasi kreatif dalam menghias, Peserta didik bisa memanpaat bahan yang alami dan mudah didapat, Serta pemanfaatan barang bekas juga dapat melatih peserta didik untuk menjaga lingkungan sekitar. Melalui kegiatan pembelajaran dengan pemanfaatan barang bekas ini di harapkan dapat meningkatkan kreativitas peserta didik pada RA Al-Ihsan1 Kec. Bungbulang Kab. Garut. Mengacu pada inti permasalahan di atas, maka studi ini peneliti tuangkan dalam judul : Meningkatkan Kreativitas Pada Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Menghias Barang Bekas Dengan Media Dasar Batok Kelapa.

6 B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan pada permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kondisi objektif kreativitas anak di RA Al- Ihsan1? 2. Bagaimana penerapan kegiatan menghias barang bekas dengan media dasar batok kelapa untuk meningkatkan kreativitas anak di RA Al- Ihsan1? 3. Bagaimana peningkatan kreativitas anak setelah penerapan kegiatan menghias barang bekas dengan media dasar batok kelapa di RA Al-Ihsan1? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Kondisi objektif kreativitas anak di RA Al- Ihsan1. 2. Penerapan kegiatan menghias barang bekas dengan media dasar batok kelapa, untuk meningkatkan kreativitas anak di RA Al- Ihsan1. 3. Peningkatan kemampuan kereativitas anak setelah penerapan kegiatan menghias barang bekas dengan media dasar batok kelapa di RA Al-Ihsan1. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan pada tujuan penelitian diatas, penelitian ini diharapkan dapat menemukan dan mengembangkan strategi pembelajaran dengan pemanfaatan barang bekas untuk meningkatkan kreativitas anak. Lebih rinci lagi diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi: 1. Manfaat Teoritis

7 Memberikan sumbangan keilmuan dalam memahami peningkatan kreativitas peserta didik di RA Al-Ihsan1 melalui pemanfaatan barang bekas. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peserta Didik Memberikan pengalaman dan wawasan baru pada peserta didik dalam meningkatkan kreativitas belajar melalui pemanfataan barang bekas. Memberikan pengalaman aktivitas motorik halus. b. Bagi Pendidik Menambah wawasan dan pengetahuan dalam meningkatkan kreativitas anak di RA Al-Ihsan1 melalui pemanfaatan barang bekas. Memberikan gambaran kepada pendidik dalam menerapkan media dasar batok kelapa untuk meningkatkan kreativitas peserta didik di RA Al-Ihsan1 mulai dari pembuatan rancangan pembelajaran, pelaksanaan hingga evaluasi dari penerapan media dasar tersebut. c. Bagi RA Al- Ihsan1 Diharapkan dapat meningkatkan kualitas lulusan yang lebih baik. Dapat dijadikan sebagai referensi dalam mengembangkan dan meningkatkan kreatifitas melalui media dasar batok kelapa. E. Struktur Organisasi Penulisan 1. BAB I PENDAHULUAN

8 a. Latar Belakang Penelitian b. Rumusan Masalah Penelitian c. Tujuan Penelitian d. Manfaat Penelitian e. Struktur Organisasi Penulisan 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA a. Kreativitas Anak 1. Pengertian Kreativitas 2. Ciri-ciri Kreativitas 3. Proses Kreativitas 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas b. Media Pembelajaran c. APE ( Alat Permainan Edukatif ) 1. Pengertian APE 2. Ciri-ciri APE 3. Fungsi APE 4. Pembuatan APE 5. Implementasi APE ( Alat Permainan Edukatif ) Dari Barang Bekas Terhadap Kreativitas Anak Usia Dini d. Penelitian Yang Relevan e. Kerangka Berpikir f. Hipotesis Tindakan

9 3. BAB III METODE PENELITIAN a. Lokasi dan subjek penelitian b. Desain penelitian c. Metode Penelitian d. Devenisi Oprasional e. Instrumen Penelitian f. Teknik pengumpulan data g. Analisis data 4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Penelitian 1. Profil RA Al-Ihsan 1 a. Visi dan Misi RA Al-Ihsan1 b. Profil Pendidik dan Tenaga Kependidikan c. Profil Peserta Didik RA Al-Ihsan1 d. Kurikulum Pembelajaran di RA Al-Ihsan1 e. Sarana dan Prasarana 2. Kondisi Objektif Kreativitas anak RA Al-Ihsan1 sebelum tindakan 3. Penerapan Kegiatan Menghias Barang Bekas dengan Media Dasar Batok Kelapa Untuk Meningkatkan Kreativitas anak di RA Al-Ihsan1 a. Siklus I b. Siklus II

10 4. Peningkatan Kreativitas Menghias Barang Bekas Dengan Media Dasar Batok Kelapa di Kelompok B RA Al-Ihsan1 a. Pembahasan 1. Kondisi Objektif Kemampuan Kreativitas anak RA Al-Ihsan1 sebelum menerapkan kegiatan menghias barang bekas dengan media dasar batok kelapa 2. Penerapan kegiatan menghias untuk meningkatkan kreativitas anak di RA Al-Ihsan1 3. Peningkatan Kemampuan Kreativitas anak setelah penerapan kegiatan menghias barang bekas dengan media dasar batok kelapa di RA Al- Ihsan1 5. BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI a. Simpulan b. Rekomendasi