EFEKTIVITAS TEKNIK DRAMATIK DALAM PEMBELAJARAN MENGANALISIS TOKOH CERPEN PADA PRODI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh Try Annisa Lestari ABSTRAK

Oleh Dewi Astuti. Drs. Syamsul Arif, M. Pd. ABSTRAK

ARTIKEL PENGARUH METODE COPY THE MASTER TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS X SMA NUSANTARA LUBUKPAKAM T.

Dwi Pratama Sari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Oleh Ratna Dewi ABSTRAK

Oleh Sri Lestari Siregar Prof. Dr. Tiur Asi Siburian, M. Pd.

Oleh Sariduma Sinaga Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd.

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA APRESIATIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA PEMBANGUNAN LABOLATORIUM UNP

PENGARUH STRATEGI IMAJINASI TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN NILAI KEHIDUPAN DALAM CERPEN OLEH

Keterampilan Menulis Naskah Drama Berdasarkan Novel Populer Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan ARTIKEL ILMIAH

ISSN: Volume-3, Edisi-1, Maret 2016 Halaman 23-30

BAB 1 PENDAHULUAN. siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa. dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK COPY THE MASTER TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUNGAI TARAB E- JURNAL ILMIAH

Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi. Oleh Susi Fitria A1B1O0076

PENGARUH MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA PUISI OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA MEDAN PUTRI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENERAPAN METODE PANGALIRAN IMAJI (IMAGE STREAMING) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 PARIAMAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)

ABSTRACT. Kata kunci: membaca, membaca apresiatif cerpen, menulis teks cerpen

ARTIKEL PENGARUH MEDIA FILM DOKUMENTER TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 KISARAN TAHUN AJARAN 2012/ 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan peserta didik kelas X menulis cerpen menggunakan metode latihan terbimbing, (3)

Oleh Elisda Betharia Marpaung Atika WAsilah, S.Pd., M.Pd. ABSTRAK

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DI SMPN 19 PADANG

hitung = 6,71 > t tabel = 2,01 maka hipotesis nihil (H o ditolak, sedangkan

Keywords: hasil belajar, apresiasi cerpen, jeniss kelamin, teknik kelompok buzz.

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK DRAMA

PENGARUH MEDIA ALBUM FOTO KENANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN FISHBOWL

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

PERBEDAAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MENGGUNAKAN TEKNIK KERANGKA TULISAN DAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG

PENGARUH MODEL GAMBAR DAN GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PERBEDAAN HASIL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA ALAM DAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 DARMA

Oleh : Maria Krisnauli Manik Dr. Rosmawaty, M.Pd. Abstrak

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ESKPLANASI SISWA KELAS XI SMA SWASTA BUDISATRYA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

KEEFEKTIFAN MEDIA KARTU DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

Istarani (2012 : 87), memaparkan pendapatnya mengenai keunggulan model pembelajaran Group Investigation, yaitu:

Oleh Evi Kristina Br Ujung Drs. Malan Lubis, M.Hum

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING TIPE MODELLING THE WAY

Rika Kustina 1 dan Marhamah 2. Abstrak. Kata Kunci: Struktur Teks Cerpen, Number Heads Together, Pembelajaran Kooperatif

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG

PENGARUH PENGUASAAN DEIKSIS TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS ARTIKEL OLEH SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 8 MEDAN SEMESTER GANJIL TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

Oleh Dian V. Sitompul Dra. Inayah Hanum, M.Pd.

PENGARUH PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SWASTA BANDUNG TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Jurnal Noken 2(1)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan menggunakan one group pretes-posttest design,

ABSTRAK Siti Aisah NIM , Pengaruh Media Blog (Jurnal Online

Disusun dan Diajukan oleh : SRI PRATIWI NIM Telah Diverifikasi dan Dinyatakan Memenuhi Syarat untuk Diunggah pada Jurnal Online

PENGARUH PENGUASAAN KONTEKS TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN OLEH SISWA KELAS VII SMP SWASTA JOSUA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai

ABSTRAK. Analisis pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan uji t. Selanjutnya, dari perhitungan uji hipotesis diperoleh

BAB 3 METODE PENELITIAN

PDF created with pdffactory Pro trial version

Rama Wadi. NIM

TEKNIK BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X SMA)

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA KELAS X SEMESTER II SMA N 9 PURWOREJO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA LAGU DAERAH SUMBAWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMAN 1 SEKONGKANG

ABSTRAK. Kata kunci: Pembelajaran Elaborasi, Menulis cerpen. Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA OLEH SISWA KELAS VIII SMP PGRI 9 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 OLEH

Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 BINJAI

pembelajaran sejak dasar. Sehubungan dengan empat keterampilan berbahasa, sesungguhnya sangat jarang suatu jenis keterampilan berbahasa digunakan

Oleh Anggrianne Anastasia Panjaitan ABSTRAK

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

OLEH Vera Puspita Liangsari NIM ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. lingkungan, kebudayaan, maupun hal-hal yang memungkinkan dapat membentuk

Oleh Rosmindo Sitorus Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd

Oleh Devi Maria Tri Putri Drs. Syamsul Arif, M.Pd. ABSTRAK

Oleh Rudiansyah Siregar Dr. Wisman Hadi, M.Hum.

OLEH MURNI HARAHAP ABSTRAK

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan Oleh : LESTIKA DEWI NIM Telah Diverifikasi dan Dinyatakan Memenuhi Syarat Untuk Diunggah pada Jurnal Online

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah X X X Total 88

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Nonequivalent Control Group Design karena pada kenyataanya penelitian

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PANCINGAN KATA KUNCI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIGUMPAR TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kata-kata. Bogdan, Tylor, dan Moleong dalam Margono (2007: 36)

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

PENGARUH MEDIA TELEVISI SI BOLANG TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 38 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Oleh ISNAYANTI LUBIS ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T.

KEEFEKTIFAN STRATEGI TRANSITION-ACTION-DETAILS (TAD) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PENGASIH KULON PROGO

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D.

PEMANFAATAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KABANJAHE OLEH AHMAD FADHLIN BATUBARA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 1

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB III METODE PENELITIAN

Ayunda Riska Puspita 1 Heri Suwignyo 2 Karkono 3 Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

Transkripsi:

Pontas Jamaluddin Sitorus Jurnal Suluh Pendidikan FKIP-UHN ISSN: 2356-2595 Volume-1, Edisi-1, september 2014 Halaman 58-66 EFEKTIVITAS TEKNIK DRAMATIK DALAM PEMBELAJARAN MENGANALISIS TOKOH CERPEN PADA PRODI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN Pontas Jamaluddin Sitorus Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas HKBP Nommensen. ABSTRAK Penelitian ini merupakan sebuah penelitian quasi eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui keefektifan teknik belajar dramati dalam pembelajaran menganalisis tokoh cerpen pada Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas HKBP Nommensen. Penelitian ini dilaksanakan di kelas perkuliahan Fakultas Keguruan dan Ilmu, program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia semester genap tahun ajaran 2013/2014. Objek kajian berupa efektifitas penggunaan teknik dramatic terhadap kemampuan menganalisis tokoh-tokoh dalam sebuah cerpen. Populasi berjumlah 120 orang yang terbagi dalam 3 ruangan dari stambuk 2011. Dengan teknik random sampling (acak) maka diperolehlah sebanyak 25 % dari jumlah populasi sebanyak 120 orang adalah 30 orang. Instrument yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dengan bentuk instruksi yaitu mahasiswa ditugaskan menganalisis penokohan khususnya pada cerpen Guruji karya Dewi Lestari, dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisisis komparasional. Dengan mengkonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikasi 5% dengan df = N 1 = 30-1 =37, maka diperoleh taraf signifikan 5% = 2,03. Karena to yang diperoleh lebih besar dari t tabel yaitu 7,65 > 2,03, maka hipotesis diterima. Hal ini membuktikan bahwa teknik dramatik berpengaruh positif dalam meningkatkan kemampuan menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen Guruji Karya Dewi Lestari oleh mahasiswa program studi bahasa dan sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Tahun Ajaran 2013/2014. Selanjutnya diambillah kesimpulan bahwa: (1) Hasil Ajaran kemampuan menganalisis tokoh -tokoh dalam cerpen Guruji karya Dewi Lestari dengan menggunakan teknik dramatik lebih baik dari pada menggunakan teknik ekspositoris, (2) Dengan menggunakan teknik dramatik akan mempermudah siswa untuk menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen Guruji karya Dewi Lestari. Kata Kunci: Teknik Dramatik, Tokoh Cerpen PENDAHULUAN Sastra merupakan hasil kreativitas manusia. Sastra juga merupakan pewarisan seni budaya. Oleh karena itu, sastra adalah bagian dari kehidupan yang harus dikembangkan. Salah satu jenis sastra adalah cerpen. Cerpen merupakan karya fiksi yang banyak digemari. Hal itu karena sifatnya yang sesaat baik dalam cerita maupun penyajiannya. Dalam cerpen terdapat dua unsur yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur yang membangun JSP FKIP UHN hal 58

karya sastra itu sendiri, antara lain: tema, penokohan, alur/plot, sudut pandang, gaya bahasa, dan latar atau setting. Sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur diluar karya sastra itu sendiri, lebih kepada aspek pengarang, keadaan sosial atau politik yang menjadi inspirasi terbentuknya cerpen itu. Salah satu unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra khususnya cerpen adalah penokohan. Penokohan atau biasa disebut juga perwatakan merupakan unsur penting dalam cerpen. Nurgiyantoro (1995:172) menyatakan bahwa, penokohan mempunyai peranan yang besar dalam menentukan keutuhan dan keartistikan sebuah fiksi. Efektifitas adalah kemampuan menentukan tujuan yang memadai, melakukan hal yang tepat (Stoner, 1996: 9). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:284) mendefinisikan keefektifan itu sebagai (1) keadaan berpengaruh, hal berkesan, (2) kemanjuran, kemujaraban, (3) keberhasilan, kemangkusan, dan (4) hal mulai berlakunya. Untuk mengukur tingkat efektivitas dari suatu tujuan pembelajaran dapat dilakukan dengan menentukan seberapa jauh konsep-konsep yang telah dipelajari dapat dipindahkan kedalam mata mata pelajaran, selanjutnya penerapan secara praktis dalam kehidupan sehari-hari (Nurani dalam Widasari, 2007: 6). Berdasarkan uraian di atas, maka disimpulkan bahwa untuk mengetahui efektifitas teknik dramatik ini, peneliti menggunakan teknik ekspositori sebagai teknik pembanding. Selama ini teknik ekspositori inilah yang banyak diterapkan dosen dalam melukiskan penokohan pada cerpen atau karya fiksi. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2003:210) juga memapa rkan bahwa Cerita pendek adalah kisaha pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal yang dominan, dan memusatkan diri pada satu tokoh di satu situasi (suatu ketika). Kemudian Notosusanto dalam Tarigan (1993:176) menyatakan bahwa Cerita pendek adalah cerita yang panjangnya sekitar 5.000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap yang terpusat pada dirinya sendiri. Dalam membaca atau menganalisis suatu karya fiksi, kita sering tidak butuh mempertanyakan apa yang kemudian terjadi, tetapi kita sering mempertanyakan peristiwa yang terjadi kemudian itu menimpa kepada siapa. Untuk lebih berikut ini akan diuraikan beberapa pengertian mengenai tokoh. Dalam Kamus Bahasa Indonesia Terbaru (1989: 277), Watak adalah sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan perbuatannya. Konfiks per- an menyatakan hal atau keadaan. Jadi, kata perwatakan berarti hal atau keadaan mengenai sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan perbuatannya. Abrams dalam Nurgiyantoro (1995: 65) menyatakan, Tokoh cerita adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya JSP FKIP UHN hal 59

naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Dari kutipan tersebut istilah tokoh menunjuk pada orangnya atau pelaku sebuah cerita. Dalam hal ini, berkaitan dengan pemaparan di atas maka peneliti ini akan membahas mengenai penokohan dalam cerpen. Lebih tepatnya teknik penokohan dalam cerpen. Teknik yang digunakan adalah teknik dramatik yang merupakan teknik yang menampilkan tokoh seperti dalam drama. Teknik dramatik menuntut peserta didik agar terdorong untuk melibatkan diri secara aktif, kreatif, dan imajinatif. Peserta didik akan mencoba memahami sifat-sifat tokoh melalui tingkah laku, kata-kata, sikap, dan pandangan-pandangannya yang dilakonkan dalam sebuah drama. Menurut Albertin 2005:58, ada beberapa pembagian dalam teknik dramatik, yaitu: teknik cakapan, teknik tingkah laku, teknik pikiran dan perasaan, teknik arus kesadaran, teknik reaksi tokoh, teknik reaksi tokoh lain, teknik pelukisan latar, dan teknik pelukisan fisik. Kedelapan teknik ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melukiskan penokohan pada cerpen. Di sisi lain, perlu diketahui bahwa dalam menganalisi tokoh cerpen diperlukan suatu kemampuan yang tinggi. Menurut Ross (1987) mengatakan, Kemampuan adalah identik dengan keterampilan. Kemampuan sangat menghendaki kecerdasan, serta perhatian yang lebih tinggi. Kemampuan terus menghendaki adanya tingkat perhatian dan untuk mempertahankan tingkat kemampuan yang tinggi perlu perhatian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:1163) dikatakan bahwa, Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri. Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis penokohan, peneliti mencoba menggunakan teknik dramatik yang jarang digunakan oleh dosen dalam mengajarkan sastra khususnya cerpen. Dosen juga belum banyak menerapkan teknik dramatik ini. Selain itu, teknik ini juga memudahkan mahasiswa karena teknik dramatik sifatnya lebih sesuai dengan kehidupan nyata. Pembaca dapat langsung menafsirkan karakter tokoh melalui tingkah laku, kata-kata, dan sikap yang ditunjukkannya. Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa kemampuan mahasiswa dalam melukiskan perwatakan tergolong rendah karena masih menggunakan teknik lama yang dikenal dengan teknik ekspositori (pemaparan). Dalam teknik ekspositori dosen langsung menjelaskan secara garis besarnya saja. Sedangkan teknik dramatik lebih detail dalam melukiskan perwatakan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai Efektivitas Penggunaan Teknik Dramatik Terhadap JSP FKIP UHN hal 60

Kemampuan Menganalisis Tokoh-tokoh dalam Cerpen Guruji Karya Dewi Lestari Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen. Dari uraian di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah kemampuan mahasiswa dalam menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen Guruji karya Dewi Lestari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu dengan teknik ekspositori?, (2) Bagaimanakah kemampuan mahasiswa dalam menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen Guruji karya Dewi Lestari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu dengan menggunakan teknik dramatik?, (3) Bagaimanakah efektifitas teknik dramatik dalam meningkatkan kemampuan mahasiswa menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen Guruji karya Dewi Lestari jika dibandingkan dengan teknik ekspositori?. Rumusan masalah di atas dibuat untuk mencapai suatu tujuan. Dan yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui hasil pembelajaran mahasiswa dalam menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen Guruji karya Dewi Lestari mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen dengan menggunakan teknik ekspositori, (2) Untuk mengetahui hasil pembelajaran mahasiswa dalam menganalisis tokoh-tokoh cerpen dalam Guruji karya Dewi Lestari oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen dengan menggunakan teknik dramatik, (3) Untuk mengetahui kefektifan teknik dramatik terhadap kemampuan mahasiswa dalam menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen Guruji karya Dewi Lestari oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di kelas perkuliahan Fakultas Keguruan dan Ilmu, program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia semester genap tahun ajaran 2013/2014. Objek kajian berupa efektifitas penggunaan teknik dramatic terhadap kemampuan menganalisis tokoh-tokoh dalam sebuah cerpen. Populas dalam pnelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi bahasa dan sastra Indonesia universitas HKBP Nommensen tahun ajaran 2013/2014. Populasi berjumlah 152 orang yang terbagi dalam 3 ruangan dari stambuk 2011. Untuk lebih jelasnya berikut ditampilkan tabel populasi. JSP FKIP UHN hal 61

Tabel 1. Populasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia No Grup Jumlah Mahasiswa 1 A 51 2 B 51 3 C 50 Jumlah 152 Untuk menentukan jumlah sampel, peneliti mengutip pendapat Arikunto (1993: 20) yang menyatakan, Apabila subjeknya kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi,, selanjutnya jika jumlah subjeknya besar diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih. Berdasarkan hal tersebut, maka sampel penelitian yang diambil sebanyak 25 % dari jumlah populasi sebanyak 152 orang adalah 38 orang. Pengambilan sampel penelitian ini dilakukan dengan teknik random sampling (acak) kelas sebagai subjek penelitian. Adapun langkahlangkah pengambilan sampel sebagai berikut: a. untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka dibuat delapan gulungan kertas bertuliskan delapan kelas populasi. b. setelah itu, dilakukan pengocokan untuk mengambil dua gulungan kertas yang akan dijadikan kelompok eksperimen dan kelas yang akan dijadikan kelompok kotrol. Misalkan Grup A dan Grup C yang terpilih, maka kelas itulah yang akan dijadikan sampel penelitian. Dalam penelitian ini, subjek dibagi atas dua kelompok yaitu kelompok eksperimen yang terdiri dari 38 orang yang akan diberi teknik dramatik dan 38 orang yang akan diberi teknik ekspositori. Kemudian kedua kelompok ini diberi materi yang sama. Adapun rancangan eksperimen yang digunakan adalah kelas eksperimen dan kelas kontrol yang ditugasi menganalisis penokohan sebuah cerpen, kemudian kelas eksperimen diberi perlakuan teknik dramatic untuk menganalisis penokohan, dan kelas kontrol diberi perlakuan teknik ekspositori untuk menganalisis penokohan dalam sebuah cerpen. Tabel 2. Desain Eksperimen E X1 O1 O2 K X2 O1 O2 Keterangan: O1 = Pemeberian Pre-tes O2 = Pemberian Postes X1 = Pembelajaran Teknik Dramatik X2 = Pembelajaran Teknik Ekspositori E = Kelas eksperimen K = Kelas Kontrol Instrumen dalam penelitian ini adalah sesuatu yang digunakan untuk menjaring data penelitian. Data merupakan informasi yang harus diperoleh dari setiap penelitian. Berkaitan dengan hal itu Arikunto (2005:134) mengatakan, Instrumen penelitian merupakan alat Bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Kualitas instrumen akan menentukan data yang terkumpul. Adapun instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalh tes hasil belajar dengan bentuk instruksi yaitu mahasiswa ditugaskan menganalisis penokohan khususnya pada cerpen Guruji karya Dewi Lestari. JSP FKIP UHN hal 62

Setelah data penelitian ini diperoleh, data dianalisis dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1.Mentabulasi nilai post-tes 2. Mencari mean variable hasil post-tes. 3. Mencari standar deviasi hasil post-tes. 4. Mencari standar error variabel hasil post-tes. 5. Melakukan uji normalitas. 6. Melakukan uji homogenitas. 7. Menguji hipotesis. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisisis komparasional. Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Adapun rumus teknik analisis komparasional yang digunakan adalah rumus menurut Sudijono (2004 : 315) yaitu: to = M 1 M 2 SE MX MY HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Penelitian Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah analisis data. Penelitian ini akan menganalisis data dari dua variabel, yaitu variabel X yakni hasil kemampuan menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen Guruji Karya Dewi Lestari dengan menggunakan teknik dramatik dan data variabel Y yakni kemampuan menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen Guruji Karya Dewi Lestari dengan menggunakan teknik ekspositori dari mahasiswa program studi bahasa dan sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Tahun Ajaran 2013/2014. Sampel pada penelitian ini sebanyak 152 siswa, 38 orang siswa pada variabel X dan 38 orang siswa pada variabel Y. Analisis Data Data ini diperoleh dari postest yang diberikan kepada siswa. Perolehan data dapat dideskripsikan sebagai berikut. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Variabel X X F Fx (x-x) 60 3 180-16.84 283.58 850.75 65 5 325-11.84 140.18 700.92 70 4 280-6.84 46.78 187.14 75 6 450-1.84 3.30 20.31 80 8 640 3.16 9.98 79.88 85 7 595 8.16 66.58 466.09 90 5 450 13.16 173.18 865.92 38 2920 3171.05 Dari data di atas dapat dicari rata-rata, standar deviasi yaitu : Rata-rata = 76.84 dengan jumlah sampel 38 orang standar deviasi adalah 9,13, standar error variabel X sebesar 1,5. Berdasarkan hasil tersebut maka data tersebut dapat dikategorikan sebagaimana yang tertera pada tabel berikut. Tabel 4. Identifikasi Kecenderungan Variabel X Rentang F. Bsolute F. Relative Kategori 80 100 20 52.63% Sangat baik 70 79 10 26.31% Baik 60 69 8 21.05% Cukup 50 59 0 0% Kurang 00-54 0 0% Sangat Kurang 38 100.00% Dari tabel di atas diketahui bahwa hasil variabel X yakni kemampuan menganalisis cerpen dengan teknik dramatik termasuk kategori sangat baik sebanyak 20 siswa atau 52.63 %, kategori baik JSP FKIP UHN hal 63

sebanyak 10 siswa atau 26.31%, dan kategori cukup sebanyak 8 siswa atau 21.05 %. Identifikasi hasil kemampuan menganalisis cerpen dengan menggunakan teknik dramatik di atas termasuk dalam kategori wajar karena kategori yang paling banyak adalah kategori baik. Frekuensi tabel di atas dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang berikut. Diagram Batang 1. Frekuensi Variabel X Data untuk analisis variabel Y diperoleh dari hasil posttest yang diberikan kepada siswa. Perolehan data dapat dideskripsikan sebagai berikut. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Variabel Y Y F Fy (Y -Y) 50 6 300-13.68 187.14 1122.85 55 5 275-8.68 75.34 376.71 60 5 300-3.68 13.54 67.71 65 8 520 1.32 1.74 13.93 70 7 490 6.32 39.94 279.59 75 5 375 11.32 128.14 640.71 80 2 160 16.32 266.34 532.68 38 2420 3034.21 Dari data di atas dapat dicari rata-rata sebesar 63,68 dengan jumlah sampel 30 orang, standar deviasi sebesar 8,93 dan standar error variabel Y sebesar 1,46. Berdasarkan perhitungan di atas, maka data tersebut dapat dikategorikan sebagaimana yang tertera pada tabel berikut. Tabel 6. Identifikasi Kecenderungan Variabel Y Rentang F. Bsolute F. Relative Kategori 80 100 2 5.26% Sangat baik 70 79 12 31.57% Baik 60 65 13 34.21% Cukup 50 55 11 29% Kurang 0-49 0 0% Sangat kurang 38 100% Dari tabel di atas diketahui bahwa hasil variabel Y yakni kemampuan menganalisis cerpen dengan teknik ekspositoris termasuk kategori sangat baik sebanyak 2 siswa atau 5,26 %, kategori baik sebanyak 12 siswa atau 31,57%, kategori cukup sebanyak 13 siswa atau 34.21% dan kategori kurang sebanyak 11 orang atau 29%. Identifikasi hasil kemampuan menganalisis cerpen dengan menggunakan teknik ekspositoris di atas termasuk dalam kategori wajar karena kategori yang paling banyak adalah kategori cukup. Frekuensi tabel di atas dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang berikut. Diagram Batang 2. Frekuensi Variabel Y Pengujian Hipotesis JSP FKIP UHN hal 64

Berdasarkan penelitian terhadap normalitas dan homogenitas sebagaimana telah diketahui sebelumnya bahwa persyaratan analisis data dalam penelitian ini adalah berdistribusi normal dan dari varian populasi yang homogen. Berdasarkan penelitian terhadap normalitas dan homogenitas sebagaimana telah deperoleh bahwa < untuk variabel X yaitu 0,12 < 0,14, ini membuktikan bahwa data variabel X berdistibusi normal, < untuk variabel Y yaitu 0,12 < 0,14, dan F hitung < F tabel yaitu 1,04 < 1,71 yang artinya bahwa kedua variabel tersebut homogeny. Dengan demikian pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji statistik t (Uj i beda) dengan rumus Sudijono (2003 : 346). to = M 1 M SE M 2 1 M 2 = 76,84 63,68 = 1,72 13,16 = 7,65 1,72 Setelah to diketahui, selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikasi 5% dengan df = N 1 = 30-1 =37, maka diperoleh taraf signifikan 5% = 2,03. Karena to yang diperoleh lebih besar dari t tabel yaitu 7,65 > 2,03, maka hipotesis diterima. Hal ini membuktikan bahwa teknik dramatik berpengaruh positif dalam meningkatkan kemampuan menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen Guruji Karya Dewi Lestari oleh mahasiswa program studi bahasa dan sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Tahun Ajaran 2013/2014. Pembahasan Penelitian Setelah melakukan analisis data, kemudian pengujian hipotesis, akhirnya peneliti mendapatkan hasil bahwa penggunaan teknik dramatik efektif dalam meningkatkan kemampuan menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen Guruji karya Dewi Lestari oleh mahasiswa program studi bahasa dan sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Tahun Ajaran 2013/2014 ini dapat dilihat dari hasil posttest siswa dengan menggunakan teknik dramatik dan teknik ekspositoris. Teknik dramatik menurut peneliti mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen. Walaupun teknik dramatik lebih efektif dari teknik ekspositoris tetapi masih banyak faktor yang ikut mempengaruhinya misalnya tingkat intelektual siswa yang berbeda dan minat siswa terhadap suatu pelajaran juga ikut mempengaruhi keberhasilan siswa dalam menganalisis tokohtokoh dalam cerpen. Tetapi jika dilihat secara menyeluruh, Ajaran kemampuan menganalisis cerpen dengan menggunakan teknik dramatik lebih baik dari pada dengan menggunakan teknik ekspositoris, hal tersebut dapat dilihat dari hasil test Ajaran menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen Guruji karya Dewi Lestari dengan JSP FKIP UHN hal 65

menggunakan teknik dramatik lebih tinggi dari pada dengan menggunakan teknik ekspositoris. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan: 1. Hasil Ajaran kemampuan menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen Guruji karya Dewi Lestari dengan menggunakan teknik dramatik lebih baik dari pada menggunakan teknik ekspositoris. 2. Dengan menggunakan teknik dramatik akan mempermudah siswa untuk menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen Guruji karya Dewi Lestari. Saran Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh beberapa saran sebagi berikut. 1. Kemampuan siswa dalam menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen sebaiknya ditingkatkan lagi. Untuk itu diperlukan teknik belajar yang dapat membantu siswa dalam memahami pelajarannya. Salah satu teknik yang dapat digunakan dalam menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen adalah teknik dramatik. 2. Perlu dilakukan penelitian lanjut oleh peneliti lain guna memberi masukan yang konstruktif bagi dunia pendidikan khususnya dalam meningkatkan kemampuan menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Depdikbud. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Lestari, Dewi. 2011. Cerpen Guruji. Jakarta : Gramedia Albertine, Minderap 2005. Metode Karakterisasi Telaah Fiksi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Ross dan Kyle. 1987. Hasil Belajar Siswa. Bandung : Angkasa Sudijono, Anas. 2004. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Tarigan, Henry Guntur.1993. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa Widasari, Elva. 2007. Efektivitas Penerapan Metode Quantum Writing Terhadap Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek Oleh Siswa Kelas X SMA Dharmawangsa Medan Tahun Pembelajaran 2006/2007. Skripsi FBS Unimed. JSP FKIP UHN hal 66