Pontas Jamaluddin Sitorus Jurnal Suluh Pendidikan FKIP-UHN ISSN: 2356-2595 Volume-1, Edisi-1, september 2014 Halaman 58-66 EFEKTIVITAS TEKNIK DRAMATIK DALAM PEMBELAJARAN MENGANALISIS TOKOH CERPEN PADA PRODI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN Pontas Jamaluddin Sitorus Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas HKBP Nommensen. ABSTRAK Penelitian ini merupakan sebuah penelitian quasi eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui keefektifan teknik belajar dramati dalam pembelajaran menganalisis tokoh cerpen pada Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas HKBP Nommensen. Penelitian ini dilaksanakan di kelas perkuliahan Fakultas Keguruan dan Ilmu, program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia semester genap tahun ajaran 2013/2014. Objek kajian berupa efektifitas penggunaan teknik dramatic terhadap kemampuan menganalisis tokoh-tokoh dalam sebuah cerpen. Populasi berjumlah 120 orang yang terbagi dalam 3 ruangan dari stambuk 2011. Dengan teknik random sampling (acak) maka diperolehlah sebanyak 25 % dari jumlah populasi sebanyak 120 orang adalah 30 orang. Instrument yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dengan bentuk instruksi yaitu mahasiswa ditugaskan menganalisis penokohan khususnya pada cerpen Guruji karya Dewi Lestari, dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisisis komparasional. Dengan mengkonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikasi 5% dengan df = N 1 = 30-1 =37, maka diperoleh taraf signifikan 5% = 2,03. Karena to yang diperoleh lebih besar dari t tabel yaitu 7,65 > 2,03, maka hipotesis diterima. Hal ini membuktikan bahwa teknik dramatik berpengaruh positif dalam meningkatkan kemampuan menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen Guruji Karya Dewi Lestari oleh mahasiswa program studi bahasa dan sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Tahun Ajaran 2013/2014. Selanjutnya diambillah kesimpulan bahwa: (1) Hasil Ajaran kemampuan menganalisis tokoh -tokoh dalam cerpen Guruji karya Dewi Lestari dengan menggunakan teknik dramatik lebih baik dari pada menggunakan teknik ekspositoris, (2) Dengan menggunakan teknik dramatik akan mempermudah siswa untuk menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen Guruji karya Dewi Lestari. Kata Kunci: Teknik Dramatik, Tokoh Cerpen PENDAHULUAN Sastra merupakan hasil kreativitas manusia. Sastra juga merupakan pewarisan seni budaya. Oleh karena itu, sastra adalah bagian dari kehidupan yang harus dikembangkan. Salah satu jenis sastra adalah cerpen. Cerpen merupakan karya fiksi yang banyak digemari. Hal itu karena sifatnya yang sesaat baik dalam cerita maupun penyajiannya. Dalam cerpen terdapat dua unsur yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur yang membangun JSP FKIP UHN hal 58
karya sastra itu sendiri, antara lain: tema, penokohan, alur/plot, sudut pandang, gaya bahasa, dan latar atau setting. Sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur diluar karya sastra itu sendiri, lebih kepada aspek pengarang, keadaan sosial atau politik yang menjadi inspirasi terbentuknya cerpen itu. Salah satu unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra khususnya cerpen adalah penokohan. Penokohan atau biasa disebut juga perwatakan merupakan unsur penting dalam cerpen. Nurgiyantoro (1995:172) menyatakan bahwa, penokohan mempunyai peranan yang besar dalam menentukan keutuhan dan keartistikan sebuah fiksi. Efektifitas adalah kemampuan menentukan tujuan yang memadai, melakukan hal yang tepat (Stoner, 1996: 9). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:284) mendefinisikan keefektifan itu sebagai (1) keadaan berpengaruh, hal berkesan, (2) kemanjuran, kemujaraban, (3) keberhasilan, kemangkusan, dan (4) hal mulai berlakunya. Untuk mengukur tingkat efektivitas dari suatu tujuan pembelajaran dapat dilakukan dengan menentukan seberapa jauh konsep-konsep yang telah dipelajari dapat dipindahkan kedalam mata mata pelajaran, selanjutnya penerapan secara praktis dalam kehidupan sehari-hari (Nurani dalam Widasari, 2007: 6). Berdasarkan uraian di atas, maka disimpulkan bahwa untuk mengetahui efektifitas teknik dramatik ini, peneliti menggunakan teknik ekspositori sebagai teknik pembanding. Selama ini teknik ekspositori inilah yang banyak diterapkan dosen dalam melukiskan penokohan pada cerpen atau karya fiksi. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2003:210) juga memapa rkan bahwa Cerita pendek adalah kisaha pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal yang dominan, dan memusatkan diri pada satu tokoh di satu situasi (suatu ketika). Kemudian Notosusanto dalam Tarigan (1993:176) menyatakan bahwa Cerita pendek adalah cerita yang panjangnya sekitar 5.000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap yang terpusat pada dirinya sendiri. Dalam membaca atau menganalisis suatu karya fiksi, kita sering tidak butuh mempertanyakan apa yang kemudian terjadi, tetapi kita sering mempertanyakan peristiwa yang terjadi kemudian itu menimpa kepada siapa. Untuk lebih berikut ini akan diuraikan beberapa pengertian mengenai tokoh. Dalam Kamus Bahasa Indonesia Terbaru (1989: 277), Watak adalah sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan perbuatannya. Konfiks per- an menyatakan hal atau keadaan. Jadi, kata perwatakan berarti hal atau keadaan mengenai sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan perbuatannya. Abrams dalam Nurgiyantoro (1995: 65) menyatakan, Tokoh cerita adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya JSP FKIP UHN hal 59
naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Dari kutipan tersebut istilah tokoh menunjuk pada orangnya atau pelaku sebuah cerita. Dalam hal ini, berkaitan dengan pemaparan di atas maka peneliti ini akan membahas mengenai penokohan dalam cerpen. Lebih tepatnya teknik penokohan dalam cerpen. Teknik yang digunakan adalah teknik dramatik yang merupakan teknik yang menampilkan tokoh seperti dalam drama. Teknik dramatik menuntut peserta didik agar terdorong untuk melibatkan diri secara aktif, kreatif, dan imajinatif. Peserta didik akan mencoba memahami sifat-sifat tokoh melalui tingkah laku, kata-kata, sikap, dan pandangan-pandangannya yang dilakonkan dalam sebuah drama. Menurut Albertin 2005:58, ada beberapa pembagian dalam teknik dramatik, yaitu: teknik cakapan, teknik tingkah laku, teknik pikiran dan perasaan, teknik arus kesadaran, teknik reaksi tokoh, teknik reaksi tokoh lain, teknik pelukisan latar, dan teknik pelukisan fisik. Kedelapan teknik ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melukiskan penokohan pada cerpen. Di sisi lain, perlu diketahui bahwa dalam menganalisi tokoh cerpen diperlukan suatu kemampuan yang tinggi. Menurut Ross (1987) mengatakan, Kemampuan adalah identik dengan keterampilan. Kemampuan sangat menghendaki kecerdasan, serta perhatian yang lebih tinggi. Kemampuan terus menghendaki adanya tingkat perhatian dan untuk mempertahankan tingkat kemampuan yang tinggi perlu perhatian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:1163) dikatakan bahwa, Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri. Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis penokohan, peneliti mencoba menggunakan teknik dramatik yang jarang digunakan oleh dosen dalam mengajarkan sastra khususnya cerpen. Dosen juga belum banyak menerapkan teknik dramatik ini. Selain itu, teknik ini juga memudahkan mahasiswa karena teknik dramatik sifatnya lebih sesuai dengan kehidupan nyata. Pembaca dapat langsung menafsirkan karakter tokoh melalui tingkah laku, kata-kata, dan sikap yang ditunjukkannya. Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa kemampuan mahasiswa dalam melukiskan perwatakan tergolong rendah karena masih menggunakan teknik lama yang dikenal dengan teknik ekspositori (pemaparan). Dalam teknik ekspositori dosen langsung menjelaskan secara garis besarnya saja. Sedangkan teknik dramatik lebih detail dalam melukiskan perwatakan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai Efektivitas Penggunaan Teknik Dramatik Terhadap JSP FKIP UHN hal 60
Kemampuan Menganalisis Tokoh-tokoh dalam Cerpen Guruji Karya Dewi Lestari Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen. Dari uraian di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimanakah kemampuan mahasiswa dalam menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen Guruji karya Dewi Lestari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu dengan teknik ekspositori?, (2) Bagaimanakah kemampuan mahasiswa dalam menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen Guruji karya Dewi Lestari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu dengan menggunakan teknik dramatik?, (3) Bagaimanakah efektifitas teknik dramatik dalam meningkatkan kemampuan mahasiswa menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen Guruji karya Dewi Lestari jika dibandingkan dengan teknik ekspositori?. Rumusan masalah di atas dibuat untuk mencapai suatu tujuan. Dan yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui hasil pembelajaran mahasiswa dalam menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen Guruji karya Dewi Lestari mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen dengan menggunakan teknik ekspositori, (2) Untuk mengetahui hasil pembelajaran mahasiswa dalam menganalisis tokoh-tokoh cerpen dalam Guruji karya Dewi Lestari oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen dengan menggunakan teknik dramatik, (3) Untuk mengetahui kefektifan teknik dramatik terhadap kemampuan mahasiswa dalam menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen Guruji karya Dewi Lestari oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di kelas perkuliahan Fakultas Keguruan dan Ilmu, program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia semester genap tahun ajaran 2013/2014. Objek kajian berupa efektifitas penggunaan teknik dramatic terhadap kemampuan menganalisis tokoh-tokoh dalam sebuah cerpen. Populas dalam pnelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi bahasa dan sastra Indonesia universitas HKBP Nommensen tahun ajaran 2013/2014. Populasi berjumlah 152 orang yang terbagi dalam 3 ruangan dari stambuk 2011. Untuk lebih jelasnya berikut ditampilkan tabel populasi. JSP FKIP UHN hal 61
Tabel 1. Populasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia No Grup Jumlah Mahasiswa 1 A 51 2 B 51 3 C 50 Jumlah 152 Untuk menentukan jumlah sampel, peneliti mengutip pendapat Arikunto (1993: 20) yang menyatakan, Apabila subjeknya kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi,, selanjutnya jika jumlah subjeknya besar diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih. Berdasarkan hal tersebut, maka sampel penelitian yang diambil sebanyak 25 % dari jumlah populasi sebanyak 152 orang adalah 38 orang. Pengambilan sampel penelitian ini dilakukan dengan teknik random sampling (acak) kelas sebagai subjek penelitian. Adapun langkahlangkah pengambilan sampel sebagai berikut: a. untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka dibuat delapan gulungan kertas bertuliskan delapan kelas populasi. b. setelah itu, dilakukan pengocokan untuk mengambil dua gulungan kertas yang akan dijadikan kelompok eksperimen dan kelas yang akan dijadikan kelompok kotrol. Misalkan Grup A dan Grup C yang terpilih, maka kelas itulah yang akan dijadikan sampel penelitian. Dalam penelitian ini, subjek dibagi atas dua kelompok yaitu kelompok eksperimen yang terdiri dari 38 orang yang akan diberi teknik dramatik dan 38 orang yang akan diberi teknik ekspositori. Kemudian kedua kelompok ini diberi materi yang sama. Adapun rancangan eksperimen yang digunakan adalah kelas eksperimen dan kelas kontrol yang ditugasi menganalisis penokohan sebuah cerpen, kemudian kelas eksperimen diberi perlakuan teknik dramatic untuk menganalisis penokohan, dan kelas kontrol diberi perlakuan teknik ekspositori untuk menganalisis penokohan dalam sebuah cerpen. Tabel 2. Desain Eksperimen E X1 O1 O2 K X2 O1 O2 Keterangan: O1 = Pemeberian Pre-tes O2 = Pemberian Postes X1 = Pembelajaran Teknik Dramatik X2 = Pembelajaran Teknik Ekspositori E = Kelas eksperimen K = Kelas Kontrol Instrumen dalam penelitian ini adalah sesuatu yang digunakan untuk menjaring data penelitian. Data merupakan informasi yang harus diperoleh dari setiap penelitian. Berkaitan dengan hal itu Arikunto (2005:134) mengatakan, Instrumen penelitian merupakan alat Bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Kualitas instrumen akan menentukan data yang terkumpul. Adapun instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalh tes hasil belajar dengan bentuk instruksi yaitu mahasiswa ditugaskan menganalisis penokohan khususnya pada cerpen Guruji karya Dewi Lestari. JSP FKIP UHN hal 62
Setelah data penelitian ini diperoleh, data dianalisis dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1.Mentabulasi nilai post-tes 2. Mencari mean variable hasil post-tes. 3. Mencari standar deviasi hasil post-tes. 4. Mencari standar error variabel hasil post-tes. 5. Melakukan uji normalitas. 6. Melakukan uji homogenitas. 7. Menguji hipotesis. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisisis komparasional. Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Adapun rumus teknik analisis komparasional yang digunakan adalah rumus menurut Sudijono (2004 : 315) yaitu: to = M 1 M 2 SE MX MY HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Penelitian Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah analisis data. Penelitian ini akan menganalisis data dari dua variabel, yaitu variabel X yakni hasil kemampuan menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen Guruji Karya Dewi Lestari dengan menggunakan teknik dramatik dan data variabel Y yakni kemampuan menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen Guruji Karya Dewi Lestari dengan menggunakan teknik ekspositori dari mahasiswa program studi bahasa dan sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Tahun Ajaran 2013/2014. Sampel pada penelitian ini sebanyak 152 siswa, 38 orang siswa pada variabel X dan 38 orang siswa pada variabel Y. Analisis Data Data ini diperoleh dari postest yang diberikan kepada siswa. Perolehan data dapat dideskripsikan sebagai berikut. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Variabel X X F Fx (x-x) 60 3 180-16.84 283.58 850.75 65 5 325-11.84 140.18 700.92 70 4 280-6.84 46.78 187.14 75 6 450-1.84 3.30 20.31 80 8 640 3.16 9.98 79.88 85 7 595 8.16 66.58 466.09 90 5 450 13.16 173.18 865.92 38 2920 3171.05 Dari data di atas dapat dicari rata-rata, standar deviasi yaitu : Rata-rata = 76.84 dengan jumlah sampel 38 orang standar deviasi adalah 9,13, standar error variabel X sebesar 1,5. Berdasarkan hasil tersebut maka data tersebut dapat dikategorikan sebagaimana yang tertera pada tabel berikut. Tabel 4. Identifikasi Kecenderungan Variabel X Rentang F. Bsolute F. Relative Kategori 80 100 20 52.63% Sangat baik 70 79 10 26.31% Baik 60 69 8 21.05% Cukup 50 59 0 0% Kurang 00-54 0 0% Sangat Kurang 38 100.00% Dari tabel di atas diketahui bahwa hasil variabel X yakni kemampuan menganalisis cerpen dengan teknik dramatik termasuk kategori sangat baik sebanyak 20 siswa atau 52.63 %, kategori baik JSP FKIP UHN hal 63
sebanyak 10 siswa atau 26.31%, dan kategori cukup sebanyak 8 siswa atau 21.05 %. Identifikasi hasil kemampuan menganalisis cerpen dengan menggunakan teknik dramatik di atas termasuk dalam kategori wajar karena kategori yang paling banyak adalah kategori baik. Frekuensi tabel di atas dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang berikut. Diagram Batang 1. Frekuensi Variabel X Data untuk analisis variabel Y diperoleh dari hasil posttest yang diberikan kepada siswa. Perolehan data dapat dideskripsikan sebagai berikut. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Variabel Y Y F Fy (Y -Y) 50 6 300-13.68 187.14 1122.85 55 5 275-8.68 75.34 376.71 60 5 300-3.68 13.54 67.71 65 8 520 1.32 1.74 13.93 70 7 490 6.32 39.94 279.59 75 5 375 11.32 128.14 640.71 80 2 160 16.32 266.34 532.68 38 2420 3034.21 Dari data di atas dapat dicari rata-rata sebesar 63,68 dengan jumlah sampel 30 orang, standar deviasi sebesar 8,93 dan standar error variabel Y sebesar 1,46. Berdasarkan perhitungan di atas, maka data tersebut dapat dikategorikan sebagaimana yang tertera pada tabel berikut. Tabel 6. Identifikasi Kecenderungan Variabel Y Rentang F. Bsolute F. Relative Kategori 80 100 2 5.26% Sangat baik 70 79 12 31.57% Baik 60 65 13 34.21% Cukup 50 55 11 29% Kurang 0-49 0 0% Sangat kurang 38 100% Dari tabel di atas diketahui bahwa hasil variabel Y yakni kemampuan menganalisis cerpen dengan teknik ekspositoris termasuk kategori sangat baik sebanyak 2 siswa atau 5,26 %, kategori baik sebanyak 12 siswa atau 31,57%, kategori cukup sebanyak 13 siswa atau 34.21% dan kategori kurang sebanyak 11 orang atau 29%. Identifikasi hasil kemampuan menganalisis cerpen dengan menggunakan teknik ekspositoris di atas termasuk dalam kategori wajar karena kategori yang paling banyak adalah kategori cukup. Frekuensi tabel di atas dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang berikut. Diagram Batang 2. Frekuensi Variabel Y Pengujian Hipotesis JSP FKIP UHN hal 64
Berdasarkan penelitian terhadap normalitas dan homogenitas sebagaimana telah diketahui sebelumnya bahwa persyaratan analisis data dalam penelitian ini adalah berdistribusi normal dan dari varian populasi yang homogen. Berdasarkan penelitian terhadap normalitas dan homogenitas sebagaimana telah deperoleh bahwa < untuk variabel X yaitu 0,12 < 0,14, ini membuktikan bahwa data variabel X berdistibusi normal, < untuk variabel Y yaitu 0,12 < 0,14, dan F hitung < F tabel yaitu 1,04 < 1,71 yang artinya bahwa kedua variabel tersebut homogeny. Dengan demikian pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji statistik t (Uj i beda) dengan rumus Sudijono (2003 : 346). to = M 1 M SE M 2 1 M 2 = 76,84 63,68 = 1,72 13,16 = 7,65 1,72 Setelah to diketahui, selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikasi 5% dengan df = N 1 = 30-1 =37, maka diperoleh taraf signifikan 5% = 2,03. Karena to yang diperoleh lebih besar dari t tabel yaitu 7,65 > 2,03, maka hipotesis diterima. Hal ini membuktikan bahwa teknik dramatik berpengaruh positif dalam meningkatkan kemampuan menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen Guruji Karya Dewi Lestari oleh mahasiswa program studi bahasa dan sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Tahun Ajaran 2013/2014. Pembahasan Penelitian Setelah melakukan analisis data, kemudian pengujian hipotesis, akhirnya peneliti mendapatkan hasil bahwa penggunaan teknik dramatik efektif dalam meningkatkan kemampuan menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen Guruji karya Dewi Lestari oleh mahasiswa program studi bahasa dan sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Tahun Ajaran 2013/2014 ini dapat dilihat dari hasil posttest siswa dengan menggunakan teknik dramatik dan teknik ekspositoris. Teknik dramatik menurut peneliti mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen. Walaupun teknik dramatik lebih efektif dari teknik ekspositoris tetapi masih banyak faktor yang ikut mempengaruhinya misalnya tingkat intelektual siswa yang berbeda dan minat siswa terhadap suatu pelajaran juga ikut mempengaruhi keberhasilan siswa dalam menganalisis tokohtokoh dalam cerpen. Tetapi jika dilihat secara menyeluruh, Ajaran kemampuan menganalisis cerpen dengan menggunakan teknik dramatik lebih baik dari pada dengan menggunakan teknik ekspositoris, hal tersebut dapat dilihat dari hasil test Ajaran menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen Guruji karya Dewi Lestari dengan JSP FKIP UHN hal 65
menggunakan teknik dramatik lebih tinggi dari pada dengan menggunakan teknik ekspositoris. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan: 1. Hasil Ajaran kemampuan menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen Guruji karya Dewi Lestari dengan menggunakan teknik dramatik lebih baik dari pada menggunakan teknik ekspositoris. 2. Dengan menggunakan teknik dramatik akan mempermudah siswa untuk menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen Guruji karya Dewi Lestari. Saran Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh beberapa saran sebagi berikut. 1. Kemampuan siswa dalam menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen sebaiknya ditingkatkan lagi. Untuk itu diperlukan teknik belajar yang dapat membantu siswa dalam memahami pelajarannya. Salah satu teknik yang dapat digunakan dalam menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen adalah teknik dramatik. 2. Perlu dilakukan penelitian lanjut oleh peneliti lain guna memberi masukan yang konstruktif bagi dunia pendidikan khususnya dalam meningkatkan kemampuan menganalisis tokoh-tokoh dalam cerpen. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Depdikbud. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Lestari, Dewi. 2011. Cerpen Guruji. Jakarta : Gramedia Albertine, Minderap 2005. Metode Karakterisasi Telaah Fiksi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Ross dan Kyle. 1987. Hasil Belajar Siswa. Bandung : Angkasa Sudijono, Anas. 2004. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Tarigan, Henry Guntur.1993. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa Widasari, Elva. 2007. Efektivitas Penerapan Metode Quantum Writing Terhadap Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek Oleh Siswa Kelas X SMA Dharmawangsa Medan Tahun Pembelajaran 2006/2007. Skripsi FBS Unimed. JSP FKIP UHN hal 66