BAB I PENDAHULUAN. membawa kemajuan suatu negara. Sebaliknya, terhambatnya atau merosotnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang cerdas dan berkarakter dalam mengembangkan potensinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sorotan tajam dari berbagai pihak. Hal ini disebabkan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan diantaranya adalah di bidang pendidikan. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA MATERI POKOK SIKLUS AIR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan motivasi manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mencerdaskan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

BAB I PENDAHULUAN. mutu peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang lebih baik. Sebuah proses perubahan yang dilakukan manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat pembangunan negara yang bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia baik sebagai

IMPLEMENTASI MACROMEDIA FLASH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia khususnya dalam bidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang.

I. PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tugas utama seorang guru adalah mendidik, mengajar dan melatih siswanya. Agar mampu melaksanakan tugas tersebut

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk mengembangkan potensi dirinya. Selain itu, pendidikan. potensi diri yang dilakukan melalui proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

I. PENDAHULUAN. manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang paling penting dalam kehidupan kita. Seorang guru dalam pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU R.I. No. 20 Tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan. diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.

I. PENDAHULUAN. baik, menghadapi segala tantangan dan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan setiap individu menjadi warga negara yang berkepribadian

2/22/2012 METODE PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia dan. dilaksanakan semenjak adanya manusia, hakikat pendidikan merupakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan yang. dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan. formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang- Undang tentang sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun

I. PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas memerlukan sumber daya guru yang mampu dan siap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-visual yang artinya melihat

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik secara konstruktif. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Sistem

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan suatu proses dari tidak tahu menjadi tahu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tujuan sadar yang bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses dalam mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau melatih. bukanlah gelas kosong yang harus diisi dari luar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menganalisis diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

MIFTAHUDIN NIM. A

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, pendidik harus memiliki strategi agar siswa dapat mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya

Transkripsi:

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu bangsa dan negara. Oleh karena itu pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia. Pendidikan yang berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara. Sebaliknya, terhambatnya atau merosotnya pendidikan akan menghambat pembangunan negara yang bersangkutan. Sesuai dengan Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Sanjaya, 2007). Oleh karena itu pendidikan di Indonesia harus ditingkatkan sehingga tercapai tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah laku, pengetahuan maupun keterampilan dalam diri siswa. Permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan cukup kompleks, salah satu dari permasalahan tersebut adalah masalah lemahnya proses pembelajaran seperti kurangnya sumber belajar, rendahnya motivasi belajar siswa, aktivitas beiajar yang cenderung menggunakan model pembelajaran konvensional, dan rendahnya pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). 1

Dalam proses Kegiatan Pembelajaran seringkali siswa diajarkan untuk mengingat berbagai informasi tentang pelajaran sehingga kemampuan berpikir siswa tidak berkembang. Metode belajar yang paling sering digunakan adalah metode ceramah. Kenyataan ini berlaku untuk untuk semua mata pelajaran termasuk geografi (Sanjaya, 2007). Pada dasarnya untuk mengembangkan penguasaan konsep geografi yang baik, dibutuhkan komitmen guru untuk memilih metode dalam belajar sebagai sesuatu yang bermakna. Disamping menghafal,dalam menumbuhkan kemauan siswa untuk mencari hubungan konseptual antara pengetahuan geografi yang dipelajari dengan fenomena yang nyata di alam. Untuk mewujudkan hal ini, diperlukan media sebagai miniature perwujudan peristiwa-peristiwa atau gejala-gejala alam, dapat menganalisis dan memahamibagaimana gejala tersebut terjadi serta memprediksi faktor penyebab gejala itu. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi saat ini, pembelajaran yang sesuai untuk dikembangkan adalah dengan menyajikan informasi geografis dalam berbagai alat peraga atau media pembelajaran, seperti gambar, denah, peta, diagram dan media audiovisual. Mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Disamping membangkitkan motivasi dari minat siswa, media pengajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya. (Hamalik (dalam Arsyad (1997).

Dengan penggunaan media pembelajaran siswa diharapkan mampu menerangkan gagasannya setelah melihat secara langsung melalui pengalaman belajarnya melalui media pembelajaran. Dengan demikian, penggunaan media pembelajaran pada Proses Belajar Mengajar Geografi menjadi suatu keharusan, karena melalui cara tersebut hasil belajar mengajar diharapkan dapat dicapai secara maksimal. Setiap jenis media memiliki karakteristik tertentu yang periu dipahami, sehingga dapat dipilih sesuai kebutuhan dan kondisi yang ada dilapangan. Media pembelajaran Audiovisual adalah bahan ajar interaktif berupa kombinasi dari dua media dengar dan pandang untuk mengendalikan perintah dan perilaku dari suatu presentasi, media ini bisa diputar melalui komputer dan dapat menampilkan informasi-informasi berupa teks, gambar-gambar, dan suara. Kompleksnya pemanfaatan indra melalui media audiovisual menyebabkan media ini memiliki peranan sangat strategis sebagai alat bantu bagi guru di sekolah pada proses belajar mengajar. Hasil pelaksanaan rancangan proses pembelajaran adalah kompetensi yang akan dicapai, dengan demikian, guru harus dapat memilih metode dan model yang dapat digunakan dan di kembangkan sebagai sumber rancangan proses pembelajaran untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang telah dirumuskan. Proses belajar mengajar yang dilaksanakan merupakan upaya untuk mencapai tujuan belajar yang biasa disebut dengan hasil belajar. Pada umumnya hasil belajar akan terlihat dari aktivitas siswa tersebut dalam melaksanakan proses belajar, dengan aktifnya siswa tersebut dalam belajar maka ia akan termotivasi dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh

guru, namun kenyataanya, masih banyak guru-guru yang mengajar secara monoton, dimana guru hanya menjelaskan saja, sedangkan siswa hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan guru bidang studi geografi SMA Negeri 1 Siantar yaitu Ibu Sihombing ditemukan bahwa hasil belajar geografi siswa kelas X masih ada yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) sekolah yang ditetapkan yaitu 70. Hal ini dapat dilihat dari ulangan harian siswa, dimana dari semua siswa kelas X yang mampu memenuhi KKM hanya sebesar 45%, selebihnya belum mencapai nilai yang ditentukan. Siswa cenderung hanya menerima pelajaran, kurang memiliki keberanian dalam menyampaikan pendapat serta tidak bertanya jika ada materi yang kurang jelas. Dengan keadaan seperti ini siswa menjadi cepat merasa bosan. Untuk mengatasi masalah yang ada dikelas tersebut, maka guru harus mampu menerapkan suatu model pembelajaran yang dapat memacu siswa lebih aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Salah satu upaya untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan media audio-visual. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan satu jenis pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Jigsaw menggabungkan konsep pengajaran pada teman sekelompok atau teman sebaya

dalam usaha membantu belajar. Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab untuk pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Modeljigsaw pada hakekatnya model pembelajaran kooperatif yang berpusat pada siswa. Siswa mempunyai peran dan tanggung jawab besar dalam pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilisator dan motifator. Tujuan model Jigsaw ini adalah untuk mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif dan penguasaan pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh siswa apabila siswa mempelajari materi secara individual. Dalam metode Jigsaw ini siswa dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok awal dan kelompok ahli. Setiap siswa yang ada dalamkelompok awal mengkhususkan diri pada satu bagian dalam sebuah unit pembelajaran. Siswa dalam kelompok awal ini kemudian dibagi lagi untuk masuk kedalam kelompoka ahliuntuk mendiskusikan materi yang berbeda. Siswa kemudian kembalike kelompok awaluntuk mendiskusikan materi hasil kelompok ahli pada siswa kelompok awal. Dalam konsep ini siswa harus bisa mendapat kesempatan dalam proses belajar supaya semua pemikiran siswa dapat diketahui. Pembelajaran model Jigsaw menuntut setiap siswa untuk bertanggung jawab atas ketuntasan bagian pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok lainnya.sedangkan media audio-visual adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara. Paduan antara gambar dan suara membentuk karakter sama dengan obyek aslinya.media visual yang mengandung penggunaan suara tambahan untuk memproduksinya. Kalau media visual hanya berupa buku, charts, grafik, gambar, dan sebagainya, tetapi media berbasis audio visual adalah media yang ditambah dengan suara sehingga media ini akan lebih berkesan terhadap siswa. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan audio-visual untuk pembelajaran yaitu:guru harus mempersiapkan unit pelajaran terlebih

dahulu, kemudian baru memilih media audio-visual yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan, Guru juga harus mengetahui durasi media audio-visual misalnya dalam bentuk film ataupun video, dimana keduanya yang harus disesuaikan dengan jam pelajaran, Mempersiapkan kelas, yang meliputi persiapan siswa dengan memberikan penjelasan global tentang isi film, video atau televisi yang akan diputar dan persiapan peralatan yang akan digunakan demi kelancaran pembelajaran, Aktivitas lanjutan, setelah pemutaran film atau video selesai, sebaiknya guru melakukan refleksi dan tanya jawab dengan siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi tersebut. Oleh karna itu perlu adanya penerapan model kooperatife tipe jigsaw dengan menggunakan media audio-visual dalam materi Tata surya dan jagat raya diharapkan dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dalam memecahkan satu masalah, membantu siswa menjadi lebih berani dalam mengajukan ide-ide atau pendapat dan memupuk siswa untuk berkomunikasi dengan baik serta melatih keterampilan siswa dalam bekerja sama. Penerapan model kooperatife tipe jigsaw dengan menggunakan media audio-visual diharapkan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dikelas X pada bidang studi Geografi khususnya pada materi tata surya dan jagat raya. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah(1) Guru masih menggunakan model pembelajaran yang konvensional yaitu menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah dan sering memberikan hapalan kepada siswa sehingga proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru yang monoton, (2) kurangnya aktivitas belajar siswa dalam kegiatan proses belajar di kelas, dan (3) Hasil belajar siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).

C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu peningkatan aktivitas dan hasil belajar pada materi Tata Surya dan Jagat Raya dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw dengan menggunakan media pembelajaran audio-visual di kelas X SMA N 1 Siantar T.A 2014/2015 D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan pada pembata masalah maka rumusan maslah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ada penerapkan model pembelajaran jigsaw dengan menggunakan media audiovisual dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pelajaran geografi dengan materi tata surya dan jagat raya kelas X SMA Negeri 1 Siantar T.A 2014/2015? 2. Apakah ada penerapkan model pembelajaran jigsaw dengan menggunakan media audiovisual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran geografi dengan materi tata surya dan jagat raya kelas X SMA Negeri 1 Siantar T.A 2014/2015? E. Tujuan Penelitian Tujuan yang Ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Penerapkan model pembelajaran jigsaw dengan menggunakan media audiovisual dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pelajaran geografi dengan materi tata surya dan jagat raya di kelas X SMA Negeri 1 Siantar T.A 2014/2015.

2. Penerapkan model pembelajaran jigsaw dengan menggunakan media audiovisual dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pelajaran geografi dengan materi tata surya dan jagat raya di kelas X SMA Negeri 1 Siantar T.A 2014/2015. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, yakni : 1. Sebagai bahan refrensi bagi guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan langkah yang lebih baik selama ini ditempuh 2. Penelitian ini menjadi sebuah pengalaman dan pengenalan penelitian tindakan kelas (PTK) untuk meningkatkan pembelajaran ke depan. 3. Sebagai bahan masukan bagi guru geografi dalam menentukan metode mengajar yang sesuai dengan materi yang diajarkan. 4. Sebagai bahan perbandingan, dan pengembangan bagi peneliti dimasa yang akan datang di bidang permaslahan yang sejenis atau bersangkutan.