BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional yang meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. datanya berupa angka-angka, Sedangkan korelasional adalah meneliti hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Menurut Arikunto (2002), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparasi, di mana penelitian komparasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. C. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. digunakan peneliti serta kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Kebermaknaan Hidup sebagai variabel tunggal. hidup, dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Teknik korelasional memungkinkan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Subjective Well-being ditinjau dari faktor demografi pada petani sawit di Desa Rawa Bangun

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. antara dua atau beberapa variabel. dengan teknik korelasi seorang peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode korelasional yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. teknik korelasional seorang peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dependen adalah minat beli konsumen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. numerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. konsumtif remaja ditinjau dari status sosial ekonomi orangtua di SMKN 4. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dalam bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. (komperatif).menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Kecenderungan Kenakalan Remaja

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian antara dua kelompok penelitian.adapun yang dibandingkan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif. Menurut Sudjud

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional. Menurut Arikunto (2002:23) Penelitian kuantitatif adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Korelasional bivariat kuantitatif, karena penelitian ini melibatkan satu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasi.

BAB III METODE PENELITIAN. a. Desain Penelitian. pengguna facebook yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan introvert.

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian. korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional bertujuan untuk. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan anatara kreativitas ( X) sebagai variabel bebas, dengan problem

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Prestasi Akademik (Y) dengan Self-Efficacy (X1) dan Optimisme (X2).

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teoriteori

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian menggunakan tekhnik korelasional. Penelitian ini bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabellain(azwar, 010). B. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Independen (X) : Penyesuaian Diri. Variabel Dependen (Y) : Depresi C. Definisi Operasional Dalam penelitian ini definisi operasional dari variabel yang diteliti sebagai berikut adalah: 1. Penyesuian diri Penyesuaian diri adalah kemampuan seseorang untuk menghadapi situasisituasi baru dan perubahanperubahan yang terjadi dilingkungannya, yang tergambar dari skor skala penyesuaian diri. Semakin tinggi skor penyesuaian diri seseorang berarti semakin baik penyesuaian dirinya dan semakin rendah 6

7 penyesuaian diri seseorang tersebut maka akan sulit untuk menyesuaikan dirinya. Skor yang tinggi menggambarkan penyesuaian diri yang baik. Haber dan Runyon (1984) menyebutkan bahwa penyesuaian diri yang dilakukan seseorang memiliki lima karakteristik sebagai berikut: a. Persepsi terhadap realitas. b. Kemampuan mengatasi stres dan kecemasan. c. Gambaran diri yang positif. d. Kemampuan mengekspresikan emosi dengan baik. e. Hubungan interpersonal yang baik.. Depresi Depresi adalah gangguan suasana hati yang dimanifestasikan dalam gejala motivasional, emosional, kognitif dan fisik. Depresi akan diungkap dengan Beck Depression Inventory (BDI) yang tergambar dalam skor skala. Skor yang tinggi menggambarkan tingginya tingkat depresi yang dialami narapidana, skor yang rendah menggambarkan rendahnya tingkat depresi yang dialami narapidana. D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Pada penelitian ini populasi yang akan digunakan adalah seluruh narapidana yang sudah dikenai hukuman pidana, dengan usia mencapai 18 tahun keatas yang masa hukumannya di atas 1 tahun di lembaga permasyarakatan kelas II A berjumlah 838 Narapidana Pria dimana 1 orang dari Hukuman Mati dan 14 orang merupakan dihukum Seumur hidup dan kelas II. B Pekanbaru Riau, yang

8 berjumlah 10 Narapidana wanita. Rincian jumlah Narapidana yang dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut. Tabel 3.1 Rekapitulasi Jumlah Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Pekanbaru Riau No Narapidana JumlahNarapi danapria 1. HukumanMati (HM) 1. SeumurHidup (SH) 14 JumlahNarapidana Wanita 3. Lebih 1 Tahun (B I) 838 10 4. 3 Bulan 1 Tahun (B. II a) 97 11 5. Lebih 3 Bulan (B. II b) 0 6. MenjalaniDenda (B. III) 3 Jumlah 953 113 JumlahKeseluruhan 1066 Sumber: Lapas Kelas II A dan Lapas II B Pekanbaru, 14 Agustus 01. Sampel dan teknik Sampling Menurut Crocker dan Algina (dalam Azwar, 01) menyebutkan standar sampel penelitian yang memadai adalah 00 orang. Dalam penelitian ini jumlah sampel 319 narapidanadi Lembaga Pemasyarakatan kelas II.A dan II.B. Peneliti mengambil dari populasi menggunakan rumus Slovin (dalam Sevilla, 1993). N n 1 N. e² Keterangan : n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi e = Nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi) Berdasarkan populasi diatas, maka didapat sampel penelitian untuk narapidana dengan nilai kritis yang digunakan adalah 5% dari seluruh narapidana

9 baik pria maupun wanita, dengan jumlah sampel penelitian 319 narapidana. Maka jumlah sampel narapidana di Lembaga Pemasyarakatan kelas II.A dan II.B berjumlah sebanyak 319, dengan narapidana pria sebanyak 7 orang dan narapidana wanita sebanyak 81 orang. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan penentuan subjek penelitian yang dilakukan dengan cara mengambil subjek penelitian berdasarkan tujuan tertentu dan beberapa kriteria atau ciriciri yang telah ditentukan sebelumnya (Arikunto, 00). Ciri atau sifat sampel dalam penelitian ini adalah narapidana yang sudah di dikenai hukuman pidana yang usianya sudah mencapai 18 tahun ke atas baik kelamin lakilaki dan perempuan, dan masa tahanannya di atas satu tahun, ini sejalan dengan Harsono (1995) bahwa tingkat depresi juga dibedakan berdasarkan lama kurun waktu hukuman. Peneliti mengambil ciri atau sifat sampel narapidana dengan usia diatas 18 tahun ke atas dikarena dilembaga permasyarakatan dewasa atau yang disebut Lapas minimal usia 18 tahun ke atas sedangkan narapidana dengan masa tahanan nya diatas satu tahun menjalani masa tahanannya dilembaga permasyrakatan sedangkan dibawah satu tahun masa tahanan nya menjalani di rumah tahanan atau yang disebut Rutan. E.Teknik Pengumpulan Data 1. Alat Ukur Untuk memperoleh data sesuai dengan variabel yang diteliti, maka dibuat suatu skala psikologi yang dikembangkan dari definisi operasional tentang

30 variabel yang menjadi fokus penelitian, yaitu skala penyesuaian diri dan skala depresi, tahap selanjutnya akan dilakukan penilaian atau skoring pada skala penyesuaian diri dan skala depresi. a. Alat Ukur Untuk Variabel Penyesuaian Diri Berikut blue print skala penyesuaian diri dalam tabel 3.: Tabel 3. Blue Print Skala Penyesuaian diri sebelum Try Out No. Indikator Nomor Aitem 1. Persepsi terhadap realitas, dengan indikatornya : a. Mampu menentukan tujuan yang realistik sesuai dengan kemampuannya. b. Mampumengenalikonsekuensi c. Memiliki tindakan yang dapat menuntun pada perilaku yang sesuai.. Kemampuan mengatasi stress dan kecemasan, dengan indikatornya : a. Mampu mengatasi masalah yang timbul dalam hidup. b. Mampu menerima kegagalan yang dialami. 3. Gambaran diri yang positif, dengan indikatornya : b. Mempunyaigambarandiri yang positif c. Adanyapenilaianpribadi d. Adanyapenilaian orang 4. Kemampuan mengekspresikan diri, dengan indikatornya : e. Memilikiekspresiemosi f. Kontrolemosi yang baik 5. Hubungan interpersonal yang baik, dengan indikatornya : a. Mampu membentuk hubungan yang berkualitas. b. Mampu membentuk hubungan yang bermanfaat Favorabel 1, 5, 6 3, 7 4, 8 5, 9 6, 30 7, 31 8, 3 9, 33 10, 34 11, 35 1, 36 Unfavorabel 13, 37 14, 38 15, 39 16, 40 17, 41 18, 4 19, 43 0, 44 1, 45, 46 3, 47 4, 48 Jumlah Jumlah 4 4 48 1 8 1 8 8

31 Data yang diperlukan dalam penelitian ini akan diperoleh dengan menggunakan skala. Skala penyesuaian diri disusun berdasarkan teori Haber dan Runyon (1984).Skala penyesuaian diri ini disusun berdasarkan model dari skala Likert yang dimodifikasi dibuat dalam empat alternatif jawaban, dengan menghilangkan jawaban netral untuk menghindari jawaban mengelompok ( Hadi, 00). Pertanyaan Favorable,diberi nilai sebagai berikut: sangat sesuai (SS): 4, sesuai (S): 3, tidak sesuai (T S):, sangat tidak sesuai (STS):1. S ebaliknya pernyataan Unfavorable, yaitu pernyataan yang tidak mendukung subjek, diberi nilai sebagai berikut: sangat sesuai (SS): 1, sesuai (S):, tidak sesuai (TS): 3, sangat tidak sesuai (STS): 4 (Hadi, 00). 3. Alat Ukur Untuk Depresi Data yang diperlukan dalam penelitian ini akan diperoleh dengan menggunakan skala. Skala depresi disusun berdasarkan teori Burns (1988) The Beck Depression Inventory (BDI), merupakan suatu alat pengukuran Depresi yang dapat dipercaya. BDI mendeteksi ada atau tidaknya depresi dan secara tepat menunjukkan tingkat keparahannya. Tes BDI (Beck Depression Inventory) yang tujuannya untuk mengetahui tingkat depresi. Sistem penilaian dilakukan dengan menjumlahkan nilai gejala yang dipilih subjek pada setiap item. Pada kategori gejala terdapat nilai dari 0 sampai 3. Skor total yang didapat subjek merupakan gambaran dari kombinasi gejala yang dimiliki dan tingkat kedalaman depresinya.

3 Tabel 3.3 Blue Print Skala Depresi NO INDIKATOR NOMOR AITEM 1.. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 1. 13 14. 15. 16. 17. 18. 19. 0. 1. Perasaan sedih Perasaan peisimis Perasaan gagal Perasaan tidak puas Perasaan bersalah Perasaan dihukum Membenci diri sendiri Menyalahkan diri sendiri Keinginan untuk bunuh diri Tidak bisa mengendalikan perasaan Mudah tersinggung Menarik diri dari orang lain Tidak mampu mengambil keputusan Kemunduran citra diri Kemunduran pekerjaan Ganguan tidur Kemunduran stamina tubuh Kemunduran nafsu makan Gangguan berat makan Kecemasan fisik Kemunduran terhadap seks 1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 13 14 15 16 17 18 19 0 1 Total 1 Tabel 3.4 Tingkat Depresi Berdasarkan Nilai Total RentangNilai Total Tingkat Depresi 1 10 Naik turunnya perasaan tergolong wajar 11 16 Gangguan mood yang ringan 17 0 Garis batas depresi klinis 1 30 Depresi sedang 31 40 Depresi berat atau parah > 41 Depresi ekstrim Sumber :Burns (1988)

33 F. Uji Coba Alat Ukur Sebelum penelitian ini dilaksanakan, maka alat ukur yang akan digunakan harus diuji cobakan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas alat ukur yang akan digunakan, dengan cara random yang di lakukan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II. A Pekanbaru sebanyak 80 narapidana pria dan untuk Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Pekanbaru narapidana wanita sebanyak 0 narapidana. G. Validitas Validitas merupakan sejauh mana alat ukur yang mampu mengukur atribut yang seharusnya diukur.uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas isi ( content validity). Validitas isi (Azwar, 009) merupakan validitas yang diestimasi melalui pengujian terhadap isi suatu alat ukur dengan cara melakukan analisa secara rasional atau lewat professional judgement terhadap aitemaitem yang terdapat di dalam alat ukur tersebut. Penggunaan validitas isi akan menunjukkan sejauh mana butirbutir dalam alat ukur mencakup keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur oleh alat ukur tersebut. Salah satu cara yang sederhana untuk melihat apakah validitas isi telah terpenuhi adalah memeriksa apakah masingmasing butir telah sesuai dengan indikator perilaku yang akan diungkap. Analisis rasional ini juga dilakukan oleh pihak yang berkompeten untuk menganalisis angket tersebut. Langkah selanjutnya setelah melakukan pengujian validitas isi adalah memilih aitem yang memiliki daya beda aitem tertinggi (Azwar, 009).

34 Berikut blue print skala penyesuaian try out dalam tabel 3.5: Tabel 3.5 Blue Print Skala Penyesuaian Try Out No Aspek/Indikator 1. Persepsi terhadap realitas, dengan indikatornya: a. Mampu menentukan tujuan yang realistik sesuai dengan kemampuannya. b. Mampu mengenali konsekuensi. c. Memiliki tindakan yang dapat menuntun pada perilaku yang sesuai. Aitem Favorabel Unfavorabel Valid Gugur Valid Gugur 1, 5 13, 37 4, 6 14, 38 4 3,7 15,39 4. Kemampuan mengatasi stres dan kecemasan, dengan indikatornya: a. Mampu mengatasi masalah yang timbul dalam hidup. 4 8 16, 40 4 b. Mampu menerima kegagalan yang dialami. 9 5 17, 41 4 3. Gambaran diri yang positif, dengan indikatornya: a. Mempunyai gambaran diri yang positif. 6 30 18, 4 4 b. Adanya penilaian pribadi. 7, 31 19, 43 4 c. Adanya 8, 3 0, 44 4 penilaian orang. 4. Kemampuan mengekspresikan diri, dengan indikatornya: a. Memiliki ekspresi emosi. 9, 33 1, 45 4 b. Kontrol emosi yang baik. 10 34, 46 4 5. Hubungan interpersonal yang baik, dengan indikatornya: a. Mampu membentuk hubungan yang berkualitas. 11, 35 3, 47 4 b. Mampu membentuk 1, 36 4, 48 4 hubungan yang bermanfaat. Jumlah 8 16 4 48 Jumlah

35 Setelah dilakukan uji validitas peneliti membuat blue print penelitian dengan aitemaitem yang valid. Adapun blue print untuk penelitian dapat dilhat pada tabel 3.6: Tabel3.6 Blue Print Skala Penyesuaian Diri untuk Penelitian Aitem NO. Aspek/Indikator Favorabel Unfavorabel Valid Valid 1 Persepsi terhadap realitas, dengan indikatornya : a. Mampu menentukan tujuan yang, 14 realistik sesuai dengan kemampuannya. 1 3, 15 b. Mampu mengenali konsekuensi. 4, 16 c. Memiliki tindakan yang dapat menuntun pada perilaku yang sesuai. Kemampuan mengatasi stress dan kecemasan, dengan indikatornya : a. Mampu mengatasi masalah yang timbul dalam hidup. b. Mampu menerima kegagalan yang dialami. 3 Gambaran diri yang positif, dengan indikatornya : a. Mempunyai gambaran diri yang positif b. Adanya penilaian pribadi c. Adanya penilaian orang 4 Kemampuan mengekspresikan diri, dengan indikatornya : a. Memiliki ekspresi emosi b. Kontrol emosi yang baik 5 Hubungan interpersonal yang baik, dengan indikatornya : a. Mampu membentuk hubungan yang berkualitas. b. Mampu membentuk hubungan yang bermanfaat 5, 17 6, 18 7, 19 8, 0 9, 1 10, 11, 3 1, 4 13, 5 Jumlah Jumlah 1 4 5 3 Suatu alat ukur yang tinggi validitasnya akan menghasilkan eror pengukuran yang kecil, artinya skor setiap subjek yang diperoleh oleh alat ukur tersebut tidak jauh berbeda dari skor yang sesungguhnya. Pengujian kesahihan

36 aitem untuk dilakukan uji daya beda aitem dengan mengkorelasikan skor setiap aitem (X) dengan skor total (Y) yaitu aitem yang sahih adalah aitem yang koefisien korelasi aitem totalnya sebesar r ix 0.30, apabila aitem tidak mencukupi jumlah yang diinginkan peneliti dapat mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria 0,30 menjadi 0,5 sehingga jumlah aitem yang diinginkan dapat tercapai (Azwar, 004). Adapun teknik yang digunakan korelasi product moment dari Pearson dengan bantuan SPSS 18.00 for windows. Dalam penelitian ini skala penyesuaian diripeneliti menggunakan batasan 0,5Jumlah aitem skala penyesuaian diri yang valid dari 48 aitem adalah 5 aitem dengan koefisien totalnya berkisar 0,97 sampai 0,604. Adapun rincian mengenai jumlah aitem yang valid dan yang gugur untuk skala penyesuaian diri dapat dilihat pada tabel 3.5 dan blue print skala penelitian pada tabel 3.6. H. Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan. Hal ini ditunjukkan konsistensi skor yang diperoleh subjek yang diukur dengan alat yang sama ( Azwar, 004). Reliabilitas dinyatakan dalam koefisian mendekati angka 1,00 berarti reliabilitas alat ukur semakin tinggi. Sebaliknya alat ukur yang rendah ditandai oleh koefisien reliabilitas yang mendekati angka 0 ( Azwar, 004). Untuk mengukur konsistensi hasil ukur untuk variabel yang akan diteliti, maka digunakan uji statistik koefisien Realiabilitas Alpha, dengan bantuan SPSS 18.00 for windows.berdasarkan uji

37 reliabilitas terhadap aitem skala penyesuaian diri diperoleh koefesien reliabilitas sebesar 0,884. I. Teknik Analisa Data Teknik analisis data yang dilakukan untuk pengolahan data penelitian ini menggunakan teknik perhitungan Pearson Product Moment yaitu untuk mencarihubungan antara kedua variabel. Analisis dilakukan dengan bantuan SPSS 18.00 for windows.