BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. sekali bagi kita semua untuk mempelajarinya. Setiap orang sering berbahasa, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Melalui pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Diberlakukannya Kurikulum 2013 sebagai pengembangan berbagai kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam berbahasa. Terdapat empat keterampilan berbahasa yaitu membaca,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul. pentingnya proses pembelajaran dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam berbahasa. Terdapat empat keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia, sehingga memegang. pada keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berlangsung tanpa kehadiran bahasa. Bahasa sangat diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipungkiri, karena pembelajaran tidak akan berhasil tanpa adanya bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hasil berpikir yang paling penting dan mendukung masa adalah bahasa. Dengan. kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian). Dalam dunia anak-anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

dalam sebuah penelitian. Dari keempat keterampilan berbahasa membaca merupakan kegiatan penting dalam pembelajaran. Membaca merupakan seni atau art

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gerak-gerik badaniah yang nyata (Keraf, 1993: 2). Dengan bahasa, setiap orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. didukung oleh keterampilan menyimak, membaca dan berbicara. membuat parafrasa lisan dalam kontek bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Melalui bahasa, setiap individu dapat meningkatkan

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN. tulisan. Keterampilan dan kemampuan berbahasa sangat berhubungan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. terampil dan berkepribadian serta siap berperan dalam pembangunan nasional. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, seseorang perlu mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan tersebut akan mendapatkan informasi ataupun pengalaman

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DENGAN MEDIA KARTU PELENGKAP DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERITA ANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, khususnya di SD. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan pendidikan. Bahasa Inggris memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bahasa dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai alat komunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di sekolah dasar bertujuan memberikan bekal

BAB I PENDAHULUAN. buruk pula perilakunya. Belajar berbahasa dengan baik dan benar sama halnya

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan yang diajarkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. satu kesatuan, merupakan catur-tunggal, (Dawson dalam Tarigan 2005: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkembang. Kemudian proses pembelajaran dapat dilakukan karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. membaca yang baik akan menunjang keberhasilan hal-hal yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengandung pikiran atau perasaan. Di dalam kegiatan komunikasi ini, manusia

BAB II KAJIAN TEORI. pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Membaca

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk karakter bangsa. Menyadari akan hal tersebut pemerintah sangat serius dalam menangani bidang pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas. Akan tetapi, demi menjalankannya tidaklah mudah. Terdapat beberapa masalah dalam melaksanakan pendidikan khususnya dalam kegiatan belajar pembelajaran, seperti strategi pembelajaran yang kurang tepat, waktu, sumber, dan fasilitas yang terbatas. Tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan nasional sangat ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Sayangnya, mata pelajaran bahasa Indonesia justru kurang diminati oleh siswa. Susanto dalam laman web yang diakses pada tanggal 4 mei 2017 dari: (http://-nasionalkompas.com /read /2008 /10 /31 / 205 4436/ pelajaran. bahasa. indonesia. makin. tidak. diminati.com) memaparkan, bahwa pelajaran bahasa Indonesia ditempatkan siswa sebagai mata pelajaran kurang favorit, setelah mata pelajaran eksata dan ilmu sosial lain. Hal ini harus disadari benar-benar khususnya para guru bahasa Indonesia, karena itu guru bahasa Indonesia harus memahami bahwa tujuan pengajaran bahasa Indonesia adalah untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berbahasa. Berkaitan dengan penjelasan di atas, Tarigan (2008:1) memaparkan, keterampilan berbahasa (language arts, language skills) dalam kurikulum di sekolah mencakup empat segi, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Setiap keterampilan tersebut erat sekali berhubungan dengan tiga keterampilan lainnya. 1

2 Dalam penelitian ini, penulis memilih keterampilan membaca sebagai bahan pembelajaran. Hodgson dalam Tarigan (2008:7) menyatakan pengertian membaca sebagai berikut. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Banyak hal yang mempengaruhi kegagalan seseorang dalam membaca yang dialami oleh siswa disekolah. Menurut Tarigan (2008:11), membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks, yang rumit. Membaca dikatakan rumit karena untuk melatih kemampuan membaca harus secara bertahap yang mencakup tiga komponen yang lebih kecil. Komponen tersebut yaitu, pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca; korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik; dan hubungan lebih lanjut dari pengenalan dan korelasi dengan makna. Sedangkan menurut Sinaga (2012) didalam jurnal pendidikan dengan judul Pengaruh Penguasaan Konteks Terhadap kemampuan Membaca Pemahaman Oleh Siswa Kelas VII SMP Swasta Joshua Medan mengatakan bahwa kemampuan siswa memahami wacana sangatlah rendah. Siswa masih kurang mampu menentukan informasi global, informasi selektif dan informasi rinci yang terdapat dalam wacana dan memaknai kosa kata dalam kalimat meskipun telah mengalami proses pembelajaran dengan menggunakan alokasi waktu yang maksimal. Dalam pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa, kesulitan membaca seseorang dapat diakibatkan karena minimnya pemahaman siswa terhadap apa yang dibaca. Minimnya pemahaman inilah yang mengakibatkan kegagalan dalam kegiatan membaca siswa. Akibat dari masalah tersebut menjadi hambatan bagi proses peningkatan kemampuan keterampilan dan wawasan siswa. Padahal setiap siswa memiliki potensi untuk menjadi pribadi yang terampil dalam membaca. Hal ini merupakan problematika menarik untuk dicermati oleh guru Bahasa Indonesia dalam meningkatkan keterampilan membaca.

3 Berkaitan dengan penjelasan tersebut, pada kegiatan membaca, siswa dituntut untuk mampu memahami suatu bacaan yang telah dibacanya. Tarigan (2008:121) mengatakan, bahwa salah satu syarat bagi setiap pembaca yang baik adalah memahami benar-benar apa yang dibacanya. Oleh karena itu, membaca memiliki peranan yang sangat penting dalam pencapaian hasil belajar siswa. Agar dapat memahami dengan baik apa yang dibacanya, kegiatan membaca ini menuntut perhatian atau konsentrasi dan suatu keterampilan yang erat sekali berhubungan dengan maksud. Hal ini menuntut pengetahuan mengenai kata-kata dan keresponsifan terhadap organisasi bagian sebagai suatu keseluruhan. Sehubungan dengan pendidikan yang sekarang ini, pemerintahan telah melakukan perubahan kurikulum menjadi kurikulum 2013 edisi revisi untuk memperbaiki sistem pendidikan. Keberhasilan kurikulum dipengaruhi oleh kemampuan guru bidang studi. Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 yaitu berbasis teks. Terdapat berbagai jenis teks yang akan dipelajari siswa, salah satunya yaitu teks legenda. Masih sedikit siswa yang memahami teks legenda, karena teks tersebut baru diajarkan melalui Kurikulum 2013 edisi revisi. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kemampuan penulis dalam melak-sanakan pembelajaran yang efektif, inovatif, kreatif, efisien, dan menyenangkan. Penulis sebagai pendidik harus dapat mengatasi masalah-masalah yang ada dalam kependidikan. Pendidik harus dapat menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, sehingga para siswa merasa tertarik untuk belajar. Selain itu, penulis harus dapat beradaptasi dengan kurikulum yang baru. Pada kurikulum 2013 Edisi Revisi terdapat beberapa kompetensi, salah satunya adalah menelaah struktur dan kebahasaan legenda, dan kompetensi ini harus dikuasai oleh siswa. Menelaah berasal dari kata telaah berarti penyelidikan, kajian, pemeriksaan dan penelitian. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Kepala Badan Pengembanan dan Pembinaan Bahasa), 2011:541 Menelaah adalah mempelajari atau menyelidiki. Kegiatan menelaah sangatlah erat dengan kegiatan membaca. Oleh karena itu, agar kita mampu melakukan kegiatan menelaah kita perlu berkonsentrasi penuh agar dapat memahami isi teks yang kita baca.

4 Dalam mengaplikasikan pembelajaran menelaah struktur dan kebahasaan teks legenda kepada siswa, diperlukan strategi pembelajaran yang sesuai agar dapat menunjang lancarnya proses pembelajaran. Mengingat bahwa strategi pembelajaran yang kurang tepat merupakan salah satu permasalahan pendidikan, maka guru harus pandai-pandai menyusun strategi dengan metode yang efektif dan menyenangkan. Metode pembelajaran yang akan digunakan penulis adalah metode ialah model Cooperative integrated, Reading and Composition. Strategi ini menenkankan pada proses berfikir secara aktif untuk mencari dan menemukan. Komalasari (2013: 69) mengatakan bahwa, Pada dasarnya, agar semua model berhasil seperti yang diharapkan pembelajaran kooperatif, setiap model harus melibatkan materi ajar yang memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Keterampilan sosial yang dibutuhkan dalam usaha berkolaborasi harus dipandang penting dalam keberhasilan menyelesaikan tugas kelompok. Penulis memilih model pembelajaran Cooperative Integrated, Reading and Composition sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa. Slavin dalam buku Abidin ( 2012: 93) menyatakan, bahwa Cooperative integrated, Reading and Composition merupakan pembelajaran membaca dengan metode Cooperative integrated, Reading and Composition terdiri atas tiga unsur penting yakni kegiatan dasar terkait, pengajaran langsung pelajaran memahami bacaan, dan seni berbahasa terpadu. Dalam hal ini siswa belajar dalam kelompok yang heterogen. Berdasarkan latar belakang masalah ini, maka penulis merasa tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul Pembelajaran Menelaah Struktur dan kebahasaan Legenda dengan Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada Siswa Kelas VII SMP Pasundan 1 Bandung Tahun Pelajaran 2016-2017. B. Identifikasi Masalah Bedasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat ditarik kesimpulan beberapa permasalahan yang muncul saat menelaah unsur dan kaidah kebahasaan teks legenda sebagai berikut.

5 1. Kurangnya favorit siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. 2. Minimnya pemahaman siswa terhadap yang dibaca. 3. Penggunaan model atau metode pembelajaran yang kurang tepat dan efektif digunakan oleh guru untuk pembelajaran menelaah teks. Ketiga identifikasi masalah tersebut merupakan masalah yang ditemukan, sehingga identifikasi masalah ini akan menjadi acuan pada saat penelitian dilaksanakan. C. Perumusan Masalah dan Pembatasan Masalah 1. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, yang dikembangkan, penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut. a. Apakah penulis mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran menelaah struktur dan kebahasaan legenda dengan metode Cooperative Integrated, Reading and Composition pada siswa kelas VII SMP Pasundan 1 Bandung tahun pelajaran 2016-2017? b. Apakah peserta didik kelas VII SMP Pasundan 1 Bandung dapat mengikuti pembelajaran menelaah struktur dan kebahasaan legenda dengan metode Cooperative Integrated, Reading and Composition tahun pelajarn 2016-2017? c. Apakah metode Cooperative Integrated, Reading and Composition efektif digunakan dalam pembelajaran menelaah struktur dan kebahasaan legenda untuk siswa kelas VII SMP Pasundan 1 Bandung tahun pelajaran 2016-2017 2. Batasan Masalah Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian tidak terlalu luas dan hasil yang diperoleh menjadi lebih terarah. Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis memberikan pembatasan masalah sebagai berikut: a. Kemampuan penulis diukur melalui kemampuan merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran menelaah struktur dan kebahasaan dalam legenda menggunakan model Cooperative Integrated, Reading and Composition pada siswa kelas VII SMP Pasundan 1 tahun ajaran 2016-2017.

6 b. Kemampuan siswa diukur melalui tes menelaah struktur dan kebahasaan dalam legenda menggunakan model Cooperative Integrated, Reading and Composition pada pada siswa kelas VII SMP Pasundan 1 tahun ajaran 2016-2017. c. Model pembelajaran Cooperative Integrated, Reading and Composition digunakan dalam pembelajaran menelaah struktur dan kebahasaan legenda pada siswa kelas VII SMP Pasundan 1 tahun ajaran 2016-2017. D. Tujuan Penelitian Setiap penelitian yang dilakukan pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai, yaitu memecahkan permasalahan yang akan diteliti. Untuk memecahkan per-masalahan yang terdapat dalam latar belakang dan rumusan masalah perlu ada tujuan yang jelas. Adapun tujuan yang hendak dicapai, yaitu: a. untuk mengetahui kemampuan penulis dalam melaksanakan pembelajaran menelaah struktur dan kebahasaan legenda dengan metode Cooperative Integrated, Reading and Composition pada siswa kelas VII SMP Pasundan 1 Bandung tahun pelajaran 2016-2017; b. untuk mengetahui kemampuan siswa kelas VII SMP Pasundan 1 Bandung dalam menelaah struktur dan kebahasaan legenda dengan metode Cooperativea Integrated, Reading and Composition tahun pelajaran 2016-2017; c. untuk mengetahui keefektifan penggunaan metode Cooperative Integrated, Reading and Composition dalam pembelajaran menelaah struktur dan kebahasaan legenda terhadap kemampuan menulis pada siswa kelas VII SMP Pasundan 1 Bandung tahun pelajaran 2016-2017. E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang penulis harapkan adalah sebagai berikut. 1. Bagi penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan, pengalaman, dan keterampilan membaca serta meningkatkan kreativitas dan kompetensi dalam mengajar, khususnya dalam pembelajaran menelaah unsur

7 dan kaidah kebahasaan teks legenda dengan model Cooperative Integrated, Reading and Composition. 2. Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan dalam memilih metode pengajaran yang sesuai dan menarik bagi siswa, selain itu hasil penelitian ini dapat juga dimanfaatkan untuk meningkatkan kreativitas guru dalam melaksanakan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia ke arah yang lebih baik. 3. Bagi peneliti lanjutan Dengan adanya penelitian ini, manfaat bagi peneliti lanjutan adalah sebagai dasar pemikiran bagi pengembangan teknik pembelajaran untuk melanjutakan penelitian dalam meningkatkan pembelajaran menelaah struktur dan kebahasaan legenda dengan menggunakan model Cooperative Integrated, Reading And Composition. F. Definisi Operasional Dalam penelitian ini, istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut. Definisi operasional adalah penjabaran dan tafsiran data se-hingga tidak terjadi kekeliruan dalam judul dan masalah penelitian. Untuk meng-hindari penafsiraan terhadap istilah-istilah yang penulis gunakan dalam judul penelitian, secara operasional istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian dapat didefinisikan sebagai berikut. 1. Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar untuk menghasilkan suatu pengetahuan 2. Menelaah adalah suatu proses mempelajari atau menyelidiki sebuah objek. Teks legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang empunyanya sebagi suatu kejadian yang sungguh-sungguh terjadi. Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun. Kebahasaan adalah perihal kebahasaan. Dengan demikian, menelaan struktur dan kebahasaan teks legenda adalah menyelidiki unsur-unsur pembangun dan perihal kebahasaan dalam teks yang berisikan sebuah hasil telaaah terhadap sebuah cerita prosa rakyat.

8 3. Metode Cooperative Integrated, Reading and Composition adalah komposisi terpadu membaca dan menulis secara kelompok. Model pembelajaran ini khusus untuk pelajaran bahasa dalam rangka membaca dan menemukan ide pokok, pokok pikiran, atau tema sebuah wacana. Berdasarkan definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan definisi bahwa pembelajaran menelaah struktur dan kebahasaan legenda dengan model cooperative integrated, reading and composition adalah suatu cara atau proses dalam memperoleh ilmu dengan mengarahkan siswa mampu menyelidiki unsurunsur pembangun dan kebahasaans ebuah teks legenda dengan menggunakan metode Cooperative Integrated, Reading and Composition agar dapat mendorong siswa untuk menemukan ide pokok, pokok pikiran, atau tema sebuah wacana dan kebahasaan. G. Sistematika Skripsi Struktur organisasi skripsi merupakan gambaran keseluruhan isi skripsi. Berikut ini akan dijelaskan struktur organisasi skripsi, sebagai berikut. 1. Bab I Pendahuluan Bagian pendahuluan memaparkan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, asumsi dan hipotesis, definisi operasional, dan struktur organisasi skripsi. 2. Bab II Kajian Teoritis Bagian kajian teoritis membahas mengenai kajian teori yang mencakup variabel penelitian yang diteliti, dan analisis dan pengembangan materi pelajaran yang akan diteliti meliputi keluasan dan kedalaman materi, karakteristik materi, bahan dan media, strategi pembelajaran, dan sistem evaluasi. 3. Bab III Metode Penelitian Bagian metode penelitian membahas mengenai metode penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan rancangan analisis data.

9 4. Bab IV Hasil Penelitian Bagian hasil penelitian membahas mengenai deskripsi hasil dan temuan penelitian yang mendeskripsikan hasil dan temuan penelitian sesuai dengan rumusan masalah yang ditetapkan. Pada bab IV penulis menyampaikan hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari dua hal utama yaitu: a. Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pernyataan penelitian, hipotesis tujuan penelitian, dan b. Pembahasan atau analisis temuan. Dalam pengolahan atau analisis data penulis melakukan perhitungan secara statistika. Penulis mengolah data agar mendapatkan hasil yang kongkrit dari penelitian yang dilakukan. Setelah hasil didapatkan maka penulis dapat menyimpulkan keberhasilan penelitian yang dilakukan. Pembahasan penelitian membahas mengenai hasil dan temuan penelitian yang hasilnya sudah disajikan pada bagian kajian teori sesuai dengan teori yang sudah dikemukakan di Bab II. 5. Bab V Simpulan dan Saran Bagian simpulan dan saran membahas mengenai simpulan dari penelitian yang dilakukan dan saran terhadap penelitian tersebut. Bab ini adalah bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Penulis menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Dalam bab ini penulis berharap pembaca dapat memaknai serta memanfaatkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan penulis. Selain itu penulis memberikan saran terkait penelitian yang dilakukan. Saran yang diberikan diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca, pengajar, peserta didik maupun kemajuan dunia pendidikan di Indonesia.