benda uji dengan perlakuan alkali 2,5% dengan suhu 30 0 C dan waktu 1 jam,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. uji raw material, komposit sandwich untreatment dan komposit sandwich

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perbedaan cara pembuatannya yaitu spesimen uji tarik dengan kode VI-1, VI-2

BAB 1. penggunaan serat sintesis ke serat alam, di karenakan serat-serat sintetis

BAB IV. (3) Lenght 208 μm (3) Lenght μm. (4) Lenght 196 μm (4) Lenght μm. Gambar 4.1. Foto optik pengukuran serat sisal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian tarik dilakukan pada empat variasi dan masing-masing variasi

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 10. Hasil uji tarik serat tunggal.

BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan pustaka Sejauh pengamatan peneliti tentang Pengaruh perlakuan alkali (NaOH)

Gambar 4.1 Grafik dari hasil pengujian tarik.

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TUGAS AKHIR. PENGARUH WAKTU RENDAM BAHAN KIMIA NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING SEBAGAI FIBER DENGAN MATRIK POLYESTER

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan komposit semakin berkembang, baik dari segi

STUDI PERLAKUAN SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN PEMBUATAN KOMPOSIT POLIMER BUSA SERTA ANALISA UJI LENTUR

I. PENDAHULUAN. komposit alternatif yang lain harus ditingkatkan, guna menunjang permintaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Menurut penelitian Hartanto (2009), serat rami direndam pada NaOH 5%

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Material, Laboratorium

I. PENDAHULUAN. mempunyai sifat lebih baik dari material penyusunnya. Komposit terdiri dari penguat (reinforcement) dan pengikat (matriks).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengujian serat tunggal ASTM D

BAB III METODELOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kekuatan Tarik Komposit Partikel Tempurung Kelapa

PENGARUH KOMPOSISI RESIN POLIYESTER TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT YANG DIPERKUAT SERAT BAMBU APUS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kata kunci : Serat batang pisang, Epoxy, Hand lay-up, perbahan temperatur.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c) (d) Gambar 4.1 Tampak Visual Hasil Rheomix Formula : (a) 1, (b) 2, (c) 3, (d) 4

Jurnal Einstein 3 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

BAB I PENDAHULUAN. saat ini belum dimanfaatkan secara optimal dalam membuat berbagai

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT KENAF - POLYPROPYLENE

akan sejalan dengan program lingkungan pemerintah yaitu go green.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI. SIFAT FISIS DAN MEKANIS AKIBAT PERUBAHAN TEMPERATUR PADA KOMPOSIT POLYESTER SERAT BATANG PISANG YANG DI TREATMENT MENGGUNAKAN KMnO 4

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

TUGAS AKHIR. PENGARUH PROSENTASE BAHAN KIMIA 4%, 5%, 6%, 7% NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING DENGAN MATRIK POLYESTER

I. PENDAHULUAN. alami dan harga serat alam pun lebih murah dibandingkan serat sintetis. Selain

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISA PENGUJIAN TARIK SERAT AMPAS TEBU DENGAN STEROFOAM SEBAGAI MATRIK

PRESENTASI TUGAS AKHIR PENGARUH SIFAT MEKANIK TERHADAP PENAMBAHAN BUBBLE GLASS, CHOPPED STRAND MAT DAN WOVEN ROVING PADA KOMPOSIT BENTUK POROS

I. PENDAHULUAN. otomotif saja, namun sekarang sudah merambah ke bidang-bidang lain seperti

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini.

JUDUL TUGAS AKHIR STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT POLIESTER SERAT RAMI

Aplikasi Cairan Pelumas Pada Pengeboran Pelat ASTM A1011 Menggunakan Mata Bor HSS

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pemilihan panjang serat rami di Laboratorium Material Teknik Jurusan

IV. METODE PENELITIAN

PENGUNAAN BAHAN MATRIK SEMEN,GIBSUM, TANAH LIAT TERHADAP PEMANFAATAN SABUT KELAPA SEBAGAI SERAT UNTUK PEMBUATAN PAPAN SERAT SABUT KELAPA

BAB I PENDAHULUAN. Serat batang pisang kepok(musa paradisiaca) pada umumnya hanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT SERAT RAMBUT MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 KEKUATAN TARIK SERAT IJUK (ARENGA PINNATA MERR)

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SERAT KARBON ANTARA METODE MANUAL LAY- UP DAN VACUUM INFUSION DENGAN PENGGUNAAN FRAKSI BERAT SERAT 60%

Disusun oleh : SANDI EKO PRASETYO NIM : D

BAB III METODE PENELITIAN

I.PENDAHULUAN. sehingga sifat-sifat mekaniknya lebih kuat, kaku, tangguh, dan lebih kokoh bila. dibandingkan dengan tanpa serat penguat.

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sambungan material komposit yang telah. banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT POLIESTER DENGAN FILLER ALAMI SERABUT KELAPA MERAH

BAB IV HASIL DAN ANALISA

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

PENGARUH KETEBALAN SERAT PELEPAH PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL KOMPOSIT POLIESTER-SERAT ALAM

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami. perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Jember 2

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 3.1. Serat kenaf.

SIFAT MEKANIK KOMPOSIT SERAT BAMBU DENGAN/TANPA PELAPISAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OPTIMALISASI KEKUATAN BENDING DAN IMPACT KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI BERMATRIK UREA FORMALDEHYDE TERHADAP FRAKSI VOLUM DAN TEBAL CORE

PENGARUH SIKLUS THERMAL PADA REKAYASA BAHAN KOMPOSIT SANDWICH BERPENGUAT SERAT RAMI DENGAN CORE SEKAM PADI UNTUK PANEL OTOMOTIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH ALKALISASI TERHADAP KOMPATIBILITAS SERAT SABUT KELAPA ( Cocos Nucifera ) DENGAN MATRIKS POLYESTER

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan negara penghasil ubi kayu terbesar ketiga didunia

KARAKTERISASI KOMPOSIT MATRIK RESIN EPOXY BERPENGUAT SERAT GLASS DAN SERAT PELEPAH SALAK DENGAN PERLAKUAN NaOH 5%

PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME, TEMPERATUR DAN WAKTU POST-CURING TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK KOMPOSIT POLYESTER PARTIKEL HOLLOW GLASS MICROSPHERES

ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain :

KAJIAN PERLAKUAN SERAT SABUT KELAPA TERHADAP SIFAT MEKANIS KOMPOSIT EPOKSI SERAT SABUT KELAPA

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

BAB IV ANALISA FREKUENSI HASIL PROGRAM AKUISISI

BAB III METODOLOGI. Mulai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian tentang pengaruh jumlah volume filler wt% terhadap ketahanan

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan untuk penelitian material komposit ini adalah:

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Tarik Pengujian tarik dilakukan dengan empat variabel spesimen tarik perlakuan alkali yaitu spesimen uji tarik dengan kode A, B, C dan D. Spesimen uji A ialah benda uji dengan perlakuan alkali 2,5% dengan suhu 30 0 C dan waktu 1 jam, Spesimen uji B adalah benda uji dengan perlakuan alkali 5% dengan suhu 30 0 C dan waktu 2 jam, Spesimen uji C adalah benda uji dengan perlakuan alkali 2,5%, dengan suhu 100 0 C dan waktu 2 jam, Spesimen D ialah benda uji dengan perlakaun alkali 5% dengan suhu 100 0 C dan waktu 1 jam. Pengujian tarik dilakukan dengan menggunakan alat uji tarik servo pullser dengan pembebanan 2 ton dengan merujuk pada ASTM D638. 4.1.1 Data pengujian tarik serat sisal menggunakan metode taguchi Gambar 4.1 data nilai kekuatan tarik serat sisal dengan perlakuan alkali dan suhu. Pada hasil tabel diatas : - SNRA adalah SN Ratio menunjukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kekuatan tarik serat sisal. - STDE (Standar Deviasi) adalah menunjukan hasil yang memiliki standar deviasi paling besar ada di baris 4 ( 100 0 C, 5%, 60 menit ) artinya pada 39

40 spesimen tersebut terjadi tidak homogenannya tebal spesimen yang mengakibatkan tegangan tariknya lebih kecil. - Mean adalah hasil rata-rata dari uji tarik serat sisal sebanyak masingmasing 4 spesimen uji. Gambar 4.2 SN Ratio pengujian tarik Berdasarkan SN ratio Taguchi dari hasil kekuatan tarik diatas dapat disimpulkan bahwa faktor konsentrasi NaOH sebagai faktor yang paling menentukan kekuatan tarik dimana konsentrasi NaOH 5% lebih baik dari 2,5%. Faktor yang kedua ialah suhu dikarenakan perlakuan alkali dengan suhu dapat mempercepat pelarutan lignin, hemislulosa, pectin dan lain-lain sehingga di dapatkan serat sisal dengan kekuatan tarik yang baik. faktor yang ketiga yang mempengaruhi kekuatan tarik serat sisal adalah waktu perendaman dimana dengan suhu yang tinggi maka membutuhkan waktu perendaman yang sebentar dan sebaliknya dengan suhu yang rendah membutuhkan waktu petendaman yang lama

41 untuk melarutkan hemiselulosa, lignin, pectin, dan faktor fisik atau tidak homogennya tebal spesimen dengan pembebanan yang sama maka spesimen yang tipis cenderung lebih cepat patah di bandingkan spesimen yang tebal. Kekuatan tarik dari empat variabel benda uji memiliki selisih nilai yang lumayan tinggi diantaranya kekuatan tarik dari perlakuan alkali 5%, 100 0 C, 60 menit ialah sebesar 56, 48 Mpa sedikit lebih tinggi dibanding dengan kekuatan tarik dari perlakuan alkali 5%, 30 0 C, 120 menit nilai kekuatan tarik ialah sebesar 50,15 MPa dimana pengaruh perlakuan alkali dengan suhu dapat dikatakan berjalan dengan baik, Selain perlakuan alkali pada serat yang harus diperhatikan ialah pemotongan dan pengeringan serat karena setiap serat yang memiliki kadar air yang rendah maka kekuatan serat tersebut akan semakin meningkat dan begitupun sebaliknya. Tabel 4.1 selected 3 parameter and 2 levels Parameter Level 1 Level 2 Temperatur ( 0 C ) 30 100 Consentrasi ( % ) 2,5 5 Time ( Min ) 60 120

Nilai modulus elastisitas (Gpa) 42 Tabel 4.2 Respons table for signal to noise ratio Large is better Level Temperature Consentration Time 1 33,31 34,06 33,06 2 32,59 31,84 32,83 Delta 0,72 2,22 0,23 Rank 2 1 3 Di tabel ini di jelaskan bahwa angka yang paling besar dari ratio di atas menunjukan pengaruh yang paling signifikan dari kekuatan tarik suatu perlakuan alkali ( NaOH ) serat sisal adalah yang pertama faktor Konsentrasi, kedua faktor Suhu dan ketiga faktor waktu perendaman. 4.2 Data modulus elastisitas serat sisal menggunakan metode taguchi Gambar 4.3 Tabel modulus elastisitas 15 10 5 0 Modulus elastisitas 12,81 10,02 8,629,63 suhu 30 suhu 100 Variabel Uji 2,50% 5% Gambar 4.4 Grafik modulus elastisitas

43 Modulus elastisitas ialah nilai ketahanan bahan untuk mengalami deformasi elastis ketika suatu gaya diterapkan pada benda tersebut. Berdasarkan grafik diatas modulus elastisitas perlakuan alkali tanpa temperatur memiliki nilai yang lebih tinggi dikarenakan lignin atau jaringan penyokong belum hilang hanya hemisellulosa yang larut sehingga elastisitas komposit tinggi dan modulus elastisitas benda uji dengan perlakuan alkali temperatur nilai elastisitasnya rendah dikarenakan lignin atau jaringan penyokong hilang, sifat hidropobik serat mulai keliahatan di tunjukan dengan nilai moisture content dan tekstur serat lebih getas. Gambar 4.5 Patahan pengujian tarik Berdasarkan gambar diatas perpatahan pada material uji komposit dengan perlakuan alkali 30 0 C 2,5% 60 ( kode A ), perpatahan yang terjadi berdasarkan gambar diatas adalah tipe split fracture dimana perpatahan terjadi seperti retak atau robek. Perpatahan pada material komposit dengan kode B, C dan D yaitu terjadi material disebut fiber pull out dimana matriks dan serat terikat dengan baik.

Moisture Content (%) 44 Hasil rata-rata nilai pengujian tarik diatas diambil berdasarkan sampel spesimen uji yang dibuat sebanyak 4 sampel tiap variabel, perbandingan sampel satu dengan sampel lainnya ialah dari ketebalan skin dimana ketebalan skin spesimen A lebih tebal jika dibandingkan dengan ketebalan skin yang lain serta perlakuan alkali dengan temperatur dan tanpa temperatur yang menjadi faktor utama yang membedakan kekuatan tarik spesimen satu dengan yang lainnya. 4.3 Moisture Content serat sesudah alkali Moisture Content 30,00% 27,55% 25,00% 20,00% 20,19% 15,00% 12,82% 12,94% 10,00% 5,00% 0,00% A B C D Variabel Uji Gambar 4.6 Grafik Moisture Content sesudah alkali Tabel 4.3 Kode spesimen uji Kode Spesimen A B C D Keterangan Perlakuan Alkali 60 Menit, 2,5%,30 0 C 120 Menit, 5%,30 0 C 120 Menit, 2,5%,100 0 C 60 Menit, 5%,100 0 C

45 Berdasarkan gambar 4.5 dapat disimpulkan bahwa pengaruh perlakuan alkali dengan temperatur 100 0 C dapat menurunkan kadar air serat secara signifikan ditunjukan dengan hilangnya hemiselulosa dan lignin atau jaringan penyokong serat dengan menurunnya kadar air dalam serat maka serat akan mendekati sifat hidropobik yang dapat meningkatkan sifat mekanik dari komposit berpenguat serat sisal dan dapat menurunkan void pada komposit yang di cetak sebaliknya perlakuan alkali tanpa suhu kadar airnya masih tinggi di karenakan hanya hemisellulosa yang hilang dan lignin atau jaringan penyokong masih ada yang menyebabkan sifat kimia serat masih hidropilik yang dapat menurunkan kekuatan tarik dari komposit tersebut dan meningkatkan void pada komposit yang dicetak.