PERENCANAAN GEDUNG PERKULIAHAN PLANOLOGI UMS LIMA LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTILITAS PARSIAL

dokumen-dokumen yang mirip
Tugas Akhir. Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S 1 Teknik Sipil. Diajukan oleh :

PERENCANAAN APARTEMEN 7 LANTAI (+1 BASEMENT) DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

PERENCANAAN RUSUNAWA EMPAT LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH 4 LANTAI ( 1 BASEMENT ) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SUKOHARJO

PERENCANAAN GEDUNG RAWAT INAP RUMAH SAKIT KANKER EMPAT LANTAI (+ 1 BASEMENT) DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA

Ma ruf Hadi Sutanto NIM : D NIRM :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dua dari banyak faktor yang dapat memancing orang dari luar daerah untuk datang

PERENCANAAN BANGUNAN GEDUNG UNTUK PERKANTORAN 8 LANTAI (+2 BASEMENT) DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PENUH

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 5 LANTAI DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 7 LANTAI DAN 1 BASEMENT DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 5 LANTAI + 1 BASEMENT DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI (+ BASEMENT) DI WILAYAH SURAKARTA DENGAN DAKTAIL PARSIAL (R=6,4) (dengan mutu f c=25 MPa;f y=350 MPa)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia tidak dapat lepas dari

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN 5 ( LIMA ) LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTILITAS TINGKAT DUA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Fasilitas rumah atau asrama yang dikhususkan untuk tempat tinggal

BAB V KESIMPULAN. Kedoya Jakarta Barat, dapat diambil beberapa kesimpulan: ganda dengan ukuran 50x50x5 untuk batang tarik dan 60x60x6 untuk batang

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Oleh sebab itu propinsi-propinsi yang berkembang dan padat

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, Universitas

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

KONTROL ULANG PERENCANAAN PORTAL AS-7 GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

dengan bekal ilmu pengetahuan tersebut diharapkan mahasiswa apabila terjun didalam masyarakat dapat mengembangkan ilmu yang dimilikinya demi

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN SEDERHANA DAN SEWA ( RUSUNAWA ) MAUMERE DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 4 LANTAI & 1 BASEMENT DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 4

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan secara vertikal yaitu Pembangunan gedung bertingkat. bangunan gedung yang tepat sangat diperlukan.

PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL)

TINJAUAN KUAT LENTUR PLAT LANTAI DENGAN BAHAN TAMBAH ZEOLIT MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH

BAB I PENDAHULUAN. dampak pada perubahan pola kehidupan sosial masyarakat dengan trend

ASSALAMU'ALAIKUM WR. WB.

PROGRAM PERHITUNGAN TULANGAN GESER JOIN BETON BERTULANG MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0

TINJAUAN KUAT LENTUR PLAT LANTAI MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH DENGAN PENAMBAHAN POLYVINYL ACETAT

BAB V PEMBAHASAN. bahan yang dipakai pada penulisan Tugas Akhir ini, untuk beton dipakai f c = 30

STUDI KOMPARASI PEMAKAIAN TIPE STRUKTUR BAJA PADA ATAP KUDA-KUDA BAJA

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil. diajukan oleh: AGUNG PRABOWO NIM : D

REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mencari ketinggian shear wall yang optimal untuk gedung perkantoran 22

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat menuntut adanya sarana dan prasarana yang menunjang. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERENCANAAN STRUKTUR STADION MIMIKA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH DENGAN STRUKTUR ATAP SPACE FRAME

BAB I PENDAHULUAN. perbelanjaan maupun tempat hunian seperti hotel, apartemen, dan home stay.

1.1. JUDUL TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh dunia sebagai salah satu objek wisata. Perkembangan pariwisata di

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan terjadi gempa-gempa besar yang membentang dari benua

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UGM KOMPLEKS KINANTI MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG

III - 1 BAB III METODOLOGI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dan perhitungan elemen struktur gedung Condotel Sahid Jogja Lifestyle City. sudah mampu menahan gaya geser.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Judul Tugas Akhir Perencanaan Struktur Gedung Lima Lantai Kantor Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

garis kontur permukaan tanah digunakan sebagai pedoman dalam menentukan elevasi

PERENCANAAN GEDUNG DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG. (Structure Design of DKK Semarang Building)

BAB 1 PENDAHULUAN. tiang pancang membutuhkan kepala tiang atau biasa disebut sebagai pile cap.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BABI PENDAHULUAN. Perkembangan dunia rancang bangun gedung telah banyak dirasakan. pesat. khususnya di kota-kota besar dan kota lain pada umumnya.

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL BAHTERA SURABAYA JAWA TIMUR. Laporan Tugas Akhir

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

PERENCANAAN GEDUNG PERHOTELAN EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI PACITAN DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

PERANCANGAN MODIFIKASI DENGAN MENGGUNAKAN. Oleh : Sulistiyo NRP Dosen Pembimbing : Ir. Iman Wimbadi, MS

PERENCANAAN GEDUNG PERKULIAHAN EMPAT LANTAI SATU BASEMENT DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA (S-1)

BAB III METODOLOGI III-1

Gedung yang dibangun dengan sistem rangka pemikul momen (SRPM) dengan balok masih mempunyai kekurangan bila ditinjau dari segi tinggi gedung dan

PRESENTASI TUGAS AKHIR

TINJAUAN BALOK DAN KOLOM TERHADAP TEKANAN STRUKTUR ASRAMA DUA LANTAI HAISAL¹, SYAHRONI. ST², ARIE SYAHRUDDIN S, ST³ ABSTRAK

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga pembangunan prasarana transportasi sangat menentukan dalam

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG KANTOR SEWA DELAPAN LANTAI DI PONTIANAK ABSTRAK

Home LOGO. 1. Latar Belakang. 2. Batasan Masalah. 3. Metodologi. 4. Pembahasan

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG KANTOR TUJUH LANTAI DI PONTIANAK. Arikris Siboro 1), M. Yusuf 2), Aryanto 2) Abstrak

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas

B A B I P E N D A H U L U A N

Reza Murby Hermawan Dosen Pembimbing Endah Wahyuni, ST. MSc.PhD

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG HOTEL NAWASAKA SURABAYA DENGAN SISTEM GANDA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM PROPINSI KEPULAUAN RIAU. Oleh : DEDE FAJAR NADI CANDRA NPM :

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR PENUNJANG MEDIS RSUD BOJONEGORO DENGAN SISTEM FLAT-SLAB

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA MAHASIWA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA. Oleh : CAN JULIANTO NPM. :

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sebagai salah satu kota yang berkembang dengan pesat di dunia

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KEPANJEN MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS UNTUK DIBANGUN DI ACEH

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PERENCANAAN ULANG GEDUNG POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN BETON PRACETAK

PERANCANGAN GEDUNG FMIPA-ITS SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN

BAB III METODOLOGI Tinjauan Umum

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

Transkripsi:

PERENCANAAN GEDUNG PERKULIAHAN PLANOLOGI UMS LIMA LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTILITAS PARSIAL Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat S-1 Teknik Sipil diajukan oleh : ANIK ULFATUN NADLIFAH R NIM : D 100 040 039 NIRM : 04.6.106.03010.5.0039 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era reformasi dan pembangunan saat ini dibutuhkan pembangunan yang berwawasan lingkungan, terutama dalam pemanfaatan sumber daya alam serta mengoptimalkan sumber daya manusia yang sangat terbatas. Untuk mengejawantahkan perencanaan pembangunan yang meliputi perencanaan ekonomi dan perencanaan sosial tersebut dibutuhkan perencanaan tata ruang yang mantap. Perencanaan tata ruang yang kurang optimal menyebabkan kurang optimalnya pemanfaatan sumber daya yang dimiliki, sehingga sulit tercipta masyarakat seperti yang diidamkan. Perencanaan ekonomi dan sosial yang diejawantahkan dalam perencanaan tata ruang merupakan spesifikasi dari Program studi Teknik Planologi / Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota. Di Solo bahkan di Indonesia, Universitas yang menyediakan program studi S1 Teknik planologi bisa dihitung. Padahal dengan makin banyaknya Universitas yang menyediakan program studi Teknik Planologi diharapkan dapat memunculkan generasi-generasi muda yang mampu mengatur tata ruang di Negara Indonesia menjadi lebih baik. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam perencanaan gedung perkuliahan adalah faktor kondisi lingkungan, faktor ekonomi, dan faktor pemanfaatan lahan yang ada. Dengan tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi maka harga lahan di kota Solo dan sekitarnya juga mengalami peningkatan, hal ini yang mendasari perencanaan gedung perkuliahan Teknik Planologi dirancang dengan lantai bertingkat lima. Dalam perencanaan struktur bangunan bertingkat tinggi perlu juga diperhitungkan kekuatan struktur bangunan, dimana faktor ini sangat terkait dengan keamanan dan ketahanan bangunan dalam menahan dan menampung beban yang bekerja pada struktur. Indonesia termasuk negara rawan dilanda gempa karena terletak dipertemuan Cirkum Pasifik dan Tran Asiatik. Menurut SNI 03-1726-2002, Solo termasuk pada wilayah gempa 3 yaitu merupakan daerah cukup besar kemungkinan terjadinya gempa maka 1

2 untuk itulah dalam perencanaan gedung bertingkat tinggi ini harus direncanakan dan didesain dengan matang agar dapat digunakan sebaik-baiknya, nyaman dan aman terhadap bahaya gempa bagi pemakai. Berkaitan dengan hal tersebut, penyusun mencoba untuk merencanakan pembangunan gedung perkuliahan Planologi Universitas Muhammadiyah Surakarta 5 lantai dengan menggunakan prinsip daktilitas parsial. B. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang diuraikan pada bagian latar belakang, dapatlah diambil suatu rumusan yang akan digunakan sebagai acuan. Adapun rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut: 1). Mengingat Indonesia akhir-akhir ini sering dilanda gempa, maka diperlukan perencanaan gedung yang tahan gempa. 2). Tata ruang yang kurang optimal dengan lahan yang semakin lama semakin sempit, maka gedung direncanakan bertingkat tinggi. C. Keaslian Perencanaan Tugas akhir dengan topik perencanaan gedung perkuliahan UMS sebelumnya pernah dilakukan oleh saudari Rina Rosita Sudarmono dengan NIM D 100 990 092 dan saudari Lilia Wahyu Margaretha dengan NIM D 100 990 101, dengan spesifikasi sebagai berikut : Judul Tugas Akhir yaitu, Perencanaan Gedung Fakultas Kedokteran UMS Dengan Prinsip Daktilitas II, Konstruksi atap menggunakan kuda-kuda baja BJ 37 dengan penutup Atap berupa genting, f c = 30 MPa. f y = 300 MPa, Pondasi menggunakan tiang pancang sampai kedalaman 12 m. Pada tugas akhir perencanaan gedung perkuliahan Planologi yang akan disusun ini, dari segi bentuk, sarana, dan prasarana, di perpustakaan fakultas teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta belum ada yang merencanakan.

3 D. Tujuan dan Manfaat Perencanaan 1. Tujuan Perencanaan Perencanaan gedung perkuliahan Planologi Universitas Muhammadiyah Surakarta 5 lantai dengan prinsip daktilitas parsial ini bertujuan untuk mendapatkan perencanaan desain konstruksi bangunan gedung pekuliahan untuk Planologi, yang meliputi perhitungan dan gambar struktur sesuai prinsip daktilitas parsial, yang dapat dipertanggungjawabkan kekuatan dan kenyamanannya.. 2. Manfaat Perencanaan Manfaat yang dapat diambil pada perencanaan ini adalah diharapkan dapat menambah pengetahuan di bidang perencanaan struktur, khususnya dalam perencanaan struktur beton bertulang tahan gempa dengan prinsip daktilitas parsial, serta perencanaan gedung ini diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu referensi pada sistem perencanaan struktur tahan gempa dalam suatu bangunan gedung. E. Batasan Masalah Menghindari melebarnya pembahasan, dalam penyusunan tugas akhir ini permasalahan dibatasi pada perencanaan struktur, yaitu perencanaan struktur atap (kuda-kuda) dan beton bertulang (plat lantai, tangga, balok, kolom dan perencanaan pondasi) dari gedung perkuliahan dengan prinsip daktilitas parsial. Batasan yang digunakan antara lain sebagai berikut : 1). Struktur gedung yang direncanakan adalah gedung perkuliahan 5 lantai Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan prinsip daktalitas parsial. 2). Taraf kinerja struktur gedung berupa daktilitas parsial dengan faktor daktilitas (μ) = 3,0 dan faktor reduksi gempa (R) = 4,8. 3). Struktur atap direncanakan berupa kuda-kuda rangka baja BJ41. 4). Plat lantai direncanakan dengan ketebalan 120 mm. 5). Dimensi balok dan kolom dipakai sebagai berikut : a). Balok induk 400/500 mm. b). Balok anak 200/300 mm.

4 c). Kolom 600/600 mm. 6). Struktur gedung terletak di Solo termasuk wilayah gempa 3. 7). Pondasi digunakan tiang pancang. 8). Mutu beton f c = 25 MPa, mutu baja (f y ) kolom dan balok = 400 MPa dan mutu baja (f y ) plat = 300 MPa. 9). Ketinggian kolom tiap lantai direncanakan 4 m. 10). Pada perencanaan ini digunakan peraturan-peraturan sebagai berikut : a). Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung, 1983. b). Pedoman Perencanaan Bangunan Baja Untuk Gedung 1987. c). Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1971. d). Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002). e). Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002). f). Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2002). F. Inventarisasi Ruang Penataan ruang yang tepat dan terpadu sangat diperlukan dengan tujuan agar pada pemanfaatan ruangan gedung dapat maksimal untuk fungsi utama gedung. Bangunan gedung program studi planologi memerlukan banyak ruangan yang dapat dibagi dalam beberapa kelompok yaitu : 1). Bagian Laboratorium, terdiri dari : Laboratorium Komputer, Laboratorium Olah data, Laboratorium Fotogrametri dan Foto Udara, Laboratorium Bahasa. 2). Bagian Tata Usaha, tugasnya adalah : melaksanakan/mengurus administrasi pendidikan, urusan umum, urusan keuangan, administrasi kemahasiswaan dan alumni, serta administrasi ujian/pendadaran. 3). Ruang Perkuliahan. 4). Perpustakaan. 5). Ruang Seminar. 6). Ruang Pendadaran.

5 7). Ruang Dosen. 8). Ruang Rapat. 9). Studio, terdiri dari : Studio Pengantar Proses Perencanaan, Studio Perencanaan Kota, Studio Perencanaan Wilayah, Studio Pengelolaan Kota dan Wilayah, Studio Perancangan Tata Ruang Kepulauan, Studio Design Kawasan Binaan.