BAB I PENDUHULUAN. masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
2013 PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERDASARKAN PROFIL PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya. Pendidikan sudah dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum maju ada

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 EFEKTIVITAS BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK JOHARI WINDOW UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DIRI

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. hanya memberikan informasi saja atau mengarahkan ke satu tujuan saja.

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

diri yang memahami perannya dalam masyarakat. Mengenal lingkungan lingkungan budaya dengan nilai-nilai dan norma, maupun lingkungan fisik

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aura Santika Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini maju sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan informasi serta persaingan yang ketat di antara organisasiorganisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dalam bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pemenuhan tugas perkembangan tersebut, banyak remaja yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki fungsi sangat penting dalam membentuk karakter dan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan sudah ada. mengantarkan manusia menuju kesempurnaan dan kebaikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

Transkripsi:

BAB I PENDUHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam menentukan masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 3, sebagai berikut. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan bentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Arifin, 2003: 37). Pendidikan seharusnya tidak diletakkan dan dikelola sebagai paket pengembangan jiwa atau kepribadian hingga keterampilan, tetapi pemberian fasilitas bagi setiap manusia untuk bisa memahami dan menyelesaikan sebanyak mungkin masalah (Isjoni, 2006: 144). Salah satu institusi pendidikan yang turut berperan dan bertanggung jawab dalam menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang potensial adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah menengah kejuruan (SMK) menurut pasal 15 UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional didefiniskan sebagai berikut Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Lebih spesifik dijelaskan dalam PP No 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan 1

Nasional pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah kejuruan yang megutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk jenis pekerjaan tertentu. Sedangkam dalam buku I kurikulum SMK 2004, bahwa tujuan pendidikan SMK adalah sebagai berikut. 1. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga tingkat menengah sesuai dengan tingkat kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya. 2. Mempersiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet, dan gigih, dalam berkometensi, beradapatsi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya. 3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar mampu mengembangkan diri dikemudian ahri baik secara mandiri maupun melalui jenjang yang lebih tinggi. 4. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih. Oleh karena itu SMK dituntut untu menghasilkan lulusan yang mempunyai kompetensi dalam keahlian tertentu, salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan proses pendidikan di SMK adalah peserta didik (Anonim, 2010: 2). Ketika angka-angka pengangguran meningkat, institusi sekolah selalu menuai badai tudingan masyarakat dan dunia kerja karena tidak mampu melahirkan lulusan yang bermutu (Danim, 2007: 10). Untuk menunjang proses dan keberhasilan belajar, maka peserta didik perlu seleksi terlebih dahulu. Salah satu landasan yang rasional tentang seleksi penerimaan peserta didik baru SMK adalah UU RI No 23 pasa 12 (b) tahun 2003 menegasakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.

Saat ini pemerintah Indonesia mempunyai program dalam dunia pendidikan, yaitu untuk SMK sebanyak 70% dan 30% untuk SMA. Program SMK yang lebih besar dibandingkan dengan SMA dilakukan dengan alasan bahwa peserta didik SMK dituntut untuk menguasai skill serta diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. SMK dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dari segi ketrampilan kerja, maka dari itu saat ini banyak perusahaan yang membutuhkan lulusan dari SMK Riyanti (Kusnadi, 2010: 3). Sebagai lembaga penyelenggara pendidikan formal, sekolah tidak hanya menjalankan program pengajaran dan administrasi saja, tetapi juga dilengkapi dengan program layanan bimbingan dan konseling. Pada konteks pendidikan dalam jalur formal, posisi bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bagian integral dari program pendidikan, yang membantu siswa agar dapat menyelesaikan tugas perkembangannya secara optimal, berikut menemukan berbagai alternatif penyelesaian masalah yang dirasakan siswa, baik yang berkaitan dengan permasalahan belajar, pribadi, sosial maupun karir (Rambu- rambu Pedoman Penyelenggaraan BK, 2007: 1). Dilihat dari segi usia, siswa sekolah menengah seperti SMK adalah individu-individu yang berusia sekitar 15-18 tahun, yakni individu-individu yang sedang menjalani usia remaja (adolescence) Hurlock (Fathonah, 2010: 2). Pada masa tersebut siswa berhadapan dengan tugas-tugas perkembangan yang harus dipelajari dan diselesaikan demi keberhasilan pada masa berikutnya. Keberhasilan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan, selain ditentukan oleh tingkat kematangan dirinya ditentukan pula oleh lingkungan luar dirinya yang kondusif pada saat tugas-tugas perkembangan itu muncul.

Menurut Super (Osipow, 2004: 157) dalam tugas perkembangan karir remaja berada pada tahap eksplorasi, pada tahap ini remaja mulai memikirkan berbagai alternatif pekerjaan, pencarian peran dan jati diri di sekolah. Pendapat tersebut menggambarkan bahwa remaja pada tahap perkembangan karir, mulai mengidentifikasi jenis pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan serta potensi yang dimilikinya. Pada sisi lain, tidak sedikit remaja yang dengan mudah dapat menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karirnya. Secara singkat, masalahmasalah yang sering muncul sehubungan dengan perkembangan remaja pada aspek kognitif adalah bersikap negatif terhadap guru dan pelajaran, merasa rendah diri (inferiority complex), dan merasa kesulitan dalam memilih bidang pendidikan (jurusan, program studi, atau jenis sekolah) yang cocok dengan dirinya, artinya dalam bidang karir permasalahan yang dihadapi remaja adalah kesulitan dalam mengambil keputusan dari berbagai alternatif pilihan karir yang ada Makmun (Fathonah, 2010: 3). Siswa yang terhambat dalam menyelesaikan tugas perkembangan karir, menunjukkan ketidak pedulian terhadap karirnya di masa depan, tidak mempunyai rencana karir, tidak memiliki kematangan karir, ragu dalam mengambil keputusan karir, dan sebagainya. Hal ini dibuktikan dengan hasil studi yang dilakukan oleh Budiamin (2002: 260) yang salah satu temuannya mengungkapkan bahwa 90% siswa sekolah menengah di Kabupaten Bandung menyatakan bingung dalam memilih karir di masa depan.

Permasalahan di atas menggambarkan bahwa masih banyak siswa sekolah menengah yang mengalami kesulitan dalam membuat keputusan karir. Pembuatan keputusan karir merupakan proses yang dilakukan oleh individu untuk mencari alternatif-alternatif karir, membandingkannya serta menetapkan pilihan (Gati & Asher, 2001: 331). Pembuatan keputusan karir harus dilakukan dengan baik oleh siswa, karena akan berpengaruh terhadap karirnya di masa depan. Pada kenyataannya tidak semua orang dapat dengan mudah untuk mengambil suatu keputusan, adakalanya individu mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan dalam menentukan alternatif mana yang seyogyanya harus mereka pilih. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Santrock (2003: 485) bahwa banyak remaja yang mengalami kebimbangan, ketidakpastian dan stres dalam pembuatan keputusan. Seperti halnya dengan siswa SMK dalam menentukan karirnya, berikut ini beberapa penelitian mengenai pengambilan keputusan remaja. 1. Friedman pada tahun 1991 melakukan studi terhadap 1843 remaja di Israel, tentang jenis keputusan yang dihadapi remaja kelas IX, X dan XI. Pengambilan keputusan tersebut berkaitan dengan memilih sekolah menengah lanjutan (bagi siswa kelas IX), memilih jurusan (siswa kelas X), dan menentukan pilihan pekerjaan dalam dunia militer (siswa kelas XI). Hasil penelitiannya antara lain menyimpulkan bahwa masalah yang banyak dihadapi siswa adalah masalah kependidikan (43% seputar pendidikan dan karir). Masalah yang paling serius yang dihadapi oleh siswa dari 43% masalah pendidikan dan karir adalah permasalahan dalam memilih jurusan sebesar 46% dan memilih sekolah menengah (26%). 2. Penelitian yang dilakukan oleh Taveira et al, menyimpulkan bahwa stres tingkat tinggi pada remaja diasosiasikan dalam kegiatan eksplorasi dan pembuatan keputusan karir. Di sisi lain, sejumlah kesulitan dalam pembuatan keputusan pada, remaja bisa juga bersifat adaptif karena dapat meningkatkan motivasi untuk meminta bantuan kepada orang lain (Fathonah, 2010: 4-5).

Hasil penelitian-penelitian di atas mempunyai kesamaan yaitu menggambarkan bahwa masih banyak remaja (siswa) yang mengalami kesulitan dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan karir. Jika kondisi ini terus dibiarkan tanpa ada tindakan yang tepat, maka para siswa akan terus menerus membuat keputusan karir tanpa alasan yang tepat dan tentu akan berpengaruh terhadap karirnya di masa depan. Sebagai salah satu upaya untuk membantu siswa dalam menghadapi permasalahan karir yang dihadapinya adalah dengan menyusun suatu layanan bimbingan karir yang efektif untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir siswa. Bimbingan karir ialah bimbingan dalam memperiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan/ prodesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan darii lapangan yang telah dimasukinya Winkel (Setyawati, 2009: 1). Bimbingan karir juga merupakan suatu proses membentuk seseorang untuk mengerti dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia kerja itu untuk akhirnya dapat memilih bidang pekerjaan, memasukinya da membina karir dalam bidang tersebut Natawidjaja (Setyawati, 2009: 1). Apabila informasi tentang karir dan profesi sudah dipahami sejak dini, maka siswa akan memiliki kenyakinan dalam memilih program studi dan Perguruan Tinggi sehingga tidak lagi terjadi kebingungan atau salah memilih jurusan karena bekal dan referensi yang cukup sudah didapat sejak dini. Proses perkembangan karier siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mengalami perubahan dalam pemilihan karier karena beralih dari fase tentatif

menuju fase realistik serta dengan adanya masalah-masalah yang berasal dari dalam diri, luar diri, dan keduanya (Rahma, 2010: 125). Kondisi sosial, ekonomi, budaya yang mengalami perubahan kearah perkembangan minat, sikap, harapan dan kemampuan berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan karier yang merupakan bagian dari proses perkembangan karier dalam perencanaan hidup (life planning). Oleh karena itu kematangan memilih karier yang meliputi; (1) pemahaman dan kemampuan membuat rencana yang tepat, (2) sikap konsisten terhadap tanggungjawab, (3) kesadaran terhadap segala faktor internal yang harus dipertimbangkan dalam membuat keputusan karier Winkel (Rahma, 2010: 125). Dari wawancara peneliti dengan siswa SMK N 2 Pacitan yang duduk di bangku kelas III, diperoleh informasi bahwa banyak permasalahan yang dialami siswa berkaitan dengan persiapan dalam menghadapi dunia kerja dan pemilihan karier. Masalah-masalah dengan persiapan memasuki dunia kerja diantaranya ada beberapa siswa yang belum mampu mengembangkan kariernya yaitu ketika siswa sudah memilih jurusan sesuai dengan yang dipilihnya di SMK ia belum dapat menguasai jurusan yang dipilihnya dan merasa belum mampu, belum siap ketika memasuki dunia kerja dan belum mengambil keputusan, siswa merasa bingung apakah terus melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi atau bekerja. Untuk masalah pilihan karier yang dialami siswa adalah dari faktor internal dan eksternal. Fenomena di atas menggambarkan bahwa untuk mencapai tingkat kematangan dalam suatu tahap tertentu atau mencapai tingkat kematangan yang komprehensif siswa yang bersangkutan berulang kali melakukan pertimbangan dan penilaian kembali sesuai potensi diri, nilai-nilai, pengaruh lingkungan yang

senantiasa berubah-ubah (Munandir, 1996: 90). Agar siswa dapat melakukan pertimbangan dan penilaian secara tepat, maka diperlukan layanan bimbingan karier di sekolah, solusi untuk mengatasi masalah-masalah karier dan strategi dalam rangka mematangkan kemampuan memilih, merencanakan karier dan mengembangkan karier siswa. Berdasrkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengelolaan bimbingan karir siswa SMK RSBI di SMK N 2 Pacitan. B. Fokus Penelitian Sesuai dengan latar belakang masalah penelitian di atas, maka fokus penelitian ini adalah, Bagaimana karakteristik pengelolaan bimbingan karir siswa SMK RSBI di SMKN 2 Pacitan?. Dalam penelitian ini tidak membahas mengenai semua pengelolaan bimbingan karir siswa di SMK RSBI di SMKN 2 Pacitan. Penelitian mengambil tiga bagian dari fokus penelitian. Adapun Sub fokus penelitian ini terbagi menjadi tiga. 1. Bagaimana karakteristik materi bimbingan karir siswa SMK RSBI di SMKN 2 Pacitan? 2. Bagaimana karakteristik aktivitas siswa SMK RSBI dalam bimbingan karir di SMKN 2 Pacitan? 3. Bagaimana karakteristik aktivitas konselor dalam bimbingan karir siswa SMK RSBI di SMKN 2 Pacitan? C. Tujuan Penelitian adalah : Berdasarkan latar belakang dan focus penelitian, maka tujuan penelitian ini

1. Mendeskripsikan karakteristik materi bimbingan karir siswa SMK RSBI di SMKN 2 Pacitan. 2. Mendeskripsikan karakteristik aktivitas siswa SMK RSBI dalam bimbingan di SMKN 2 Pacitan. 3. Mendeskripsikan karakteristik aktivitas konselor dalam bimbingan karir siswa SMK RSBI di SMKN 2 Pacitan. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pihak-pihak yang terkait terhadap permasalahan yang diteliti. Adapun manfaat penelitian ini dalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan dalam ilmu manajemen pendidikan, khususnya manajemen dalam Bimbingan Karir. 2. Manfaat Praktis a. Bagi SMK Memberikan balikan untuk meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan khususnya layanan bimbingan karier. b. Bagi Kepala Sekolah Sebagai masukan untuk mengambil kebijaksanaan dalam usaha meningkatkan pelaksanaan bimbingan konseling, khususnya bimbingan karier dalam rangka mengembangkan karier siswa.

c. Bagi Konselor Sebagai balikan terhadap program bimbingan karier yang telah dilaksanakan, dan sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas konselor dalam membantu mengembangkan karier siswa. d. Bagi Guru Sebagai masukan agar senantiasa berpartisipasi dan bekerjasama dalam rangka meningkatkan program bimbingan karier di sekolah guna membantu siswa mengembangkan karier yang dipilihnya serta dapat mengambil keputusan karier. E. Daftar Istilah 1. Pengelolaan adalah proses pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan dan kerja sama orang-orang lain 2. Bimbingan karir adalah suatu upaya bantuan terhadap peserta didik agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa depan sesuai dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, mampu menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggung jawab 3. Konselor sekolah adalah tenaga profesional yang telah dipersiapkan oleh lembaga atau instansi pendidikan yang berwenang yaitu membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalahnya, baik masalah pribadi, sosial, belajar maupun masalah karier.

4. Rintisan SMK Bertaraf Internasional adalah SMK nasional yang telah memenuhi seluruh standar nasional pendidikan, menerapkan sistem kredit semester dan dalam proses menuju SMK bertaraf internasional