BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola pelajaran itu sendiri. Hal tersebut bisa dipahami karena

BAB I PENDAHULUAN. kompleksnya proses yang dituntut dalam pengelolan pelajaran itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan di Indonesia, bukan mustahil pendidikan di Indonesia akan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif dalam aspek kehidupan manusia. indonesia perlu memiliki warga yang bermutu atau berkualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Shooting adalah salah satu gerakan melempar atau menembak bola kearah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keterampilan olah raga tetapi pada perkembangan si anak seutuhnya.

I. PENDAHULUAN. penghayatan nilai - nilai (sikap mental emosional sportivitas spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan fisik, psikis,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani dan olahraga memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas kehidupan bangsa ditentukan oleh faktor pendidikan.pendidikan

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan (IPTEK) belakangan ini sangat. mempengaruhi pendidikan, terutama di negara-negara yang sudah maju.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan olahraga Nasional, seperti tercantum dalam Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan proses pembelajaran, perlu diciptakannya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. jasmani juga mencakup aspek mental, emosional, sosial dan spiritual.

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pada tuntutan jaman sekarang yang mengutamakan skill. Salah satu sasaran

BAB I PENDAHULUAN. masalah smpai masalah tersebut dapat di pecahkan dengan baik. Untuk dapat. bermutu tinggi dan mampu berkompetensi secara global.

BAB I PENDAHULUAN. praktek kehidupan yang lebih cocok dengan situasi yang sedang dihadapi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Syarifuddin (1991, hlm. 5) mengatakan bahwa tujuan Penjas

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia menempatkan pendidikan sebagai suatu yang penting dan utama.

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran agar siswa tertarik dalam proses belajar mengajar. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani adalah sejumlah aktivitas jasmani manusiawi yang

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang melalui proses komunikasi, dalam komunikasi harus ada timbal

BAB I PENDAHULUAN. permainan beregu, maka kerjasama yang baik dalam melakukan Passing (

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. baik. Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman belajar melalui proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan terutama di negera - negara

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERBANDINGAN PENDEKATAN TAKNIS DAN PENDEKATAN TEKNIS TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia ialah

BAB I PENDAHULUAN. jasmani bukan aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi

BAB 1 PENDAHULUAN. berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana, pembekalan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang. dengan menggunakan tenaga manusia kini sudah banyak diganti dengan

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pembinaan manusia yang berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara terencana akan meningkatkan kebugaran jasmani seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

BAB I PENDAHULUAN. SMU/SMA juga sampai tingkat Perguruan Tinggi. Serta turnamen bola basket

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi belakangan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Proses belajar pembelajaran

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan di dalam GBHN tahun 1973 yang dikutip oleh (Fuad Ihsan,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Program pendidikan jasmani sekolah dan kesehatan menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Purnama Sidiq Nugraha, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat secara langsung, anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan pada dasarnya usaha sadar yang menumbuh

2015 MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA:

BAB I PENDAHULUAN yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan proses yang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sampai kapanpun dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah lembaga formal dalam sistem pendidikan tidak terlepas

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aspek fisik, psikomotor, kognitif, dan afektif secara total.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kwalitas setiap

I. PENDAHULUAN. lempar. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam. mengemukakan bahwa atletik ibu dari semua cabang olahraga.

BAB I PENDAHULUAN. usaha penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. aktif di dalam prosesnya dan gurulah yang menjadi center utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dilakukan guru sebagai pengajar. Mengajar merupakan suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pada umumnya. Pendidikan jasmani merupakan usaha untuk. Pendidikan jasmani berperan sebagai sarana pembinaan dan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup, serta upaya dengan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip ilmu

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, maka mereka memiliki fondasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam uasaha pencapaian tujuan pembelajaran perlu diciptakan adanya

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani yang sehat, sehingga mampu melaksanakan tugas untuk. kepentingan sendiri maupun bagi kepentingan bangsa.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa (UUD 1945). Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan bangsa dan kemajuan suatu Negara. Dengan adanya pendidikan, bangsa Indonesia akan mengalami kemajuan dan meninggalkan suatu keterpurukan, seperti sekarang ini. Untuk itu pemerintah harus lebih berkonsentrasi terhadap pendidikan di Indonesia dan juga harus membuat suatu kebijakan yang mengarahkan pada perkembangan pendidikan di Indonesia. Pada hakikatnya pendidikan merupakan suatu proses interaksi yang bersifat manusiawi, upaya untuk menyiapkan peserta didik, upaya untuk peningkatan kualitas hidup, kegiatan yang dilakukan seumur hidup, serta upaya dengan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip iptek. Penerapan interaksi yang dimaksud adalah hubungan timbal balik (komunikasi dua arah). Pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari oleh banyak kalangan. Namun, dalam pelaksanaannya pengajaran pendidikan jasmani berjalan belum efektif seperti yang diharapkan. Pembelajaran pendidikan jasmani cenderung tradisional. Model pembelajaran pendidikan jasmani tidak harus berpusat pada guru, tetapi pada siswa. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan, dengan perkembangan anak dan urusan materi serta cara penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan, sasaran

2 pembelajaran ditujukan bukan hanya mengembangkan keterampilan olah raga, tetapi pada perkembangan pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami oleh mereka yang hendak mengajar pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani bukan hanya merupakan aktivitas pengembangan fisik secara terisolasi, akan tetapi harus berada dalam konteks pendidikan secara umum. Sudah tentu proses tersebut dilakukan dengan sadar dan melibatkan interaksi sistemaik antar pelakunya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran penghayatan nilai-nilai (Sikap-mental-emosionalsportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dapat diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti pelajaran tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi dan hasil belajar maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. Pada kenyataan masih ditemukan permasalahannya berupa rendahnya efektifitas belajar mengajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Hal ini berkaitan dengan masih ditemukannya keragaman masalah dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, seperti: 1) keaktifan siswa dalam

3 mengikuti pembelajaran masih belum nampak, 2) para siswa jarang mengajukan pertayaan, walaupun guru sering meminta agar siswa bertanya jika ada hal-hal yang kurang di pahami. Keberhasilan suatu belajar tidak hanya tergantung pada siswa saja, tetapi juga peran guru. Siswa dan guru harus berperan aktif dalam pembelajaran. Guru dituntut untuk mengkondisikan kelas dan memilih metode pembelajaran dengan tepat agar prestasi belajar siswa dapat meningkat. Harapan yang tidak pernah sirna dari seorang guru ialah bagaimana agar bahan pelajaran yang disampaikannya dapat diterima anak didik dengan tuntas. Untuk mencapai tujuan dari pendidikan jasmani tersebut, maka perlu merancang sebuah strategi yang menarik sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai. Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran penjas dapat diukur dari keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi, dan hasil belajar siswa. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran. Sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran akibatnya siswa malas untuk belajar. Penggunaan metode mengajar yang tepat akan lebih baik mampu memberi percepatan pemahaman kepada peserta didik. metode mengajar yang lebih baik dan tepat akan memotivasi siswa untuk memiliki kompetensi terhadap apa yang

4 dituntut dalam tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran setiap mata pelajaran adalah berbeda-beda. Untuk mencapai tujuan yang beberapa itu, maka guru diperlukan untuk menguasai banyak metode penyajian agar pengajaran itu bervariasi sehingga proses pembelajaran tersebut tidak membosankan. Apabila proses pembelajaran itu berjalan lancar maka besar kemungkinan tujuan pembelajaran akan dapat dicapai. Dalam pendidikan jasmani berlangsung proses belajar mengajar yang bertujuan bukan hanya untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar, kebugaran jasmani yang baik namun juga meningkatkan sifat-sifat yang efektif dan kemampuan kognitif siswa. Hal ini berarti pendidikan jasmani juga membantu daya pikir siswa dalam belajar. Sejalan dengan itu penggunaan gaya mengajar sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu bentuk pendekatan yang bisa diharapkan dalam meningkatkan sumberdaya manusia. Banyak kendala yang diharapkan guru untuk mencapai tujuan tersebut terutama dalam memilih metode gaya mengajar yang akan dipakai pada proses pembelajaran. Ketepatan dalam menentukan gaya mengajar yang akan digunakan dapat mempengaruhi tercapai atau tidaknya tujuan belajar. Memilih gaya mengajar yang digunakan untuk mencapai tujuan pengajaran merupakan hal yang tidak mudah dilakukan. Ada kalanya suatu alternative yang suda dianggap paling tepat pada suatu saat justru menyebabkan kurang berkembangnya kesegaran jasmani siswa.

5 Untuk mencapai suatu tujuan pengajaran, guru berusaha mengembangkan gaya mengajar yang efektif dan efesien. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gaya mengajar merupakan suatu perlakuan yang harus dilakukan oleh guru pada saat mengajar. Sebab dengan begitulah siswa akan aktif dalam melakukan setiap gerakan olahraga. Dengan aktifnya siswa mengikuti mata pelajaran penjas, maka dengan sendirinya kesegaran jasmani pada siswa akan lebih baik. Dan dengan begitulah proses pembelajaran penjas akan terlaksana dengan baik. Sesuai dengan tuntutan kurikulum pendidikan yang dikeluarkan oleh pemerintah pada saat sekarang ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang di terapkan pada semua bidang studi termasuk bidang studi pendidikan jasmani, yang bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam artian kata proses pembelajaran berpusat pada siswa (student oriented) bukan pada guru (teacher oriented). Agar sesuai dengan tuntutan kurikulum yang ada, maka diperlukan strategi mengajar yang dapat membuat siswa berperan aktif dan responsif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu mendorong siswa untuk tertarik mengikuti dan memahami apa yang guru berikan/ajarkan. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menarik perhatian siswa agar tertarik mengikuti pelajaran adalah guru harus memiliki strategi dan dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah guru harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya gaya mengajar.

6 Dalam pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar, guru dapat memberikan strategi mengajar dengan menggunakan berbagai teknik-teknik penyajian atau gaya mengajar khususnya dengan menggunakan gaya mengajar penemuan terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar siswa. gaya mengajar penemuan terrbimbing atau sering disebut guided discovery style. Dalam pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar yang akan dilakukan dengan menggunakan gaya mengajar penemuan terbimbing dengan ditambah media pembelajaran agar upaya meningkatkan hasil belajar siswa lebih maksimal. Media pembelajaran adalah penggunaan model data yang dapat diamati dan dipegang secara langsung oleh siswa. Memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan. Penggunaan media dalam pelaksanaan tindakan tiap siklusnya disesuaikan dengan topik materi yang sedang dipelajari. Media yang dgunakan antara lain Bola Plastik ukuran 5 sebagai sarana guru dalam menjelaskan teknik dasar shooting set shot pada siswa. Melalui alat bantu sederhana tersebut guru dapat memperlihatkan dan memberi penjelasan yang mendetail mengenai teknik dasar shooting bola basket. Tetapi kenyataannya pada hasil observasi yang dilakukan peneliti bahwa pelajaran penjas khususnya materi shooting bola basket kurang menarik. Didalam pembelajaran pendidikan jasmani siswa disekolah khususnya materi shooting bola basket sebagian besar siwa merasa shooting sulit untuk dilakukan, siswa memperoleh sedikit kesempatan untuk berpikir bagaimana caranya melakukan

7 shooting, dan merasa bosan dan malas jika bola yang dia shoot ke basket tidak masuk. Dari hasil pengamatan yang dilakukan bahwa pola pengajaran pendidikan jasmani yang dilakukan disekolah MAN 2 Model Medan berorientasi pada metode ceramah dan metode komando. Adapun peran siswa adalah hanya mengikuti dan melakukan tugas yang di instruksikan guru. Sedangkan hasil wawancara yang didapat dari guru penjas dikelas XI MAN 2 Model Medan mengatakan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam penjas nilai rata-rata ulangan pelajaran penjas khususnya shooting bola basket yang didapat siswa belum mencapai criteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 80. Pada akhirnya menjadikan tidak tercapainya tujuan pembelajaran dengan optimal. Dari 30 orang siswa kelas XI, ternyata 21 orang siswa (70%) memiliki nilai dibawah KKM dan 9 orang siswa (30%) memiliki nilai diatas KKM. Hal ini menunjukkan kurangnya variasi dan pengenalan metode mengajar yang baru, oleh karena itu penulis ingin menggunakan gaya mengajar penemuan terbimbing. Gaya mengajar ini menganggap bahwa siswa sebagai subjek dan objek dalam belajar, mempunyai kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Shooting dalam permainan bola basket merupakan sasaran aktif setiap bermain. Keberhasilan suatu regu dalam permainan selalu ditentukan oleh keberhasilan dalam shooting. Shooting adalah daya tarik bagi pemain untuk bermain bola basket, demikian juga daya tarik untuk penonton menikmati permainan bola basket. Skill dasar yang paling dikenal dan digemari dalam

8 permainan bola basket adalah shooting mengapa? Karena setiap pemain pasti punya naluri untuk mencetak skor.jika kita memberikan bola kepada pemain ketika berada dilapangan sendirian apa yang mereka lakukan? Kemungkinan besar dia melakukan sedikit dribble lalu shooting. Ini merupakan salah satu contoh kecil. Melalui pengenalan metode penemuan terbimbing diharapkan mampu menjadi masukan dan cara alternative lain dalam penggunan dan penerapan metode mengajar penjas disekolah-sekolah. Sehingga pelaksanaan belajar mengajar itu sendiri lebih bervariasi serta menumbuhkan minat, motivasi, dan kreativitas. Karena metode penemuan terbimbing bukan hanya bertumpuh kepada guru saja tetapi didalam metode ini disekolah siswa lebih banyak berperan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pemikiran itulah maka ada keinginan dari penulis untuk dapat mengungkapkan secara ilmiah dalam bentuk penelitian yang ada hubungannya dengan penggunaan gaya mengajar. Maka dengan demikian penulis merasa tertarik mengadakan penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Shooting Set Shoot Bola Basket Melalui Gaya Mengajar Penemuan Terbimbing Dengan Pemanfaatan Media Bola Plastik Siswa Kelas XI MAN 2 Model Medan Tahun Ajaran 2016/2017. B. Identifikasi Masalah Sebagaimana yang telah diuraikan didalam latar belakang masalah diatas maka peneliti mengidentifikasi masalah yang ada antara lain:

9 1. Siswa kurang aktif dan kurang serius dalam pembelajaran penjas. 2. Siswa memperoleh sedikit kesempatan untuk berpikir bagaimana caranya melakukan shooting set shoot bola basket. 3. Sebagian besar siswa merasa shooting set shoot susah dilakukan. 4. Metode pembelajaran yang diterapkan guru di kelas masih terpusat pada guru dan monoton dalam pembelajaran. C. Pembatasan Masalah Untuk memudahkan kita memahami ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini maka penulis membatasi masalah berdasarkan identifikasi masalah diatas maka permasalahan ini dibatasi hanya pada, Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Shooting Set Shoot Bola Basket Melalui Gaya Mengajar Penemuan Terbimbing Dengan Pemanfaatan Media Bola Plastik Kelas XI MAN 2 Model Medan Tahun Ajaran 2016/2017. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah diatas dapatlah dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah proses gaya mengajar penemuan terbimbing dalam upaya meningkatkan hasil belajar shooting set shoot bola basket dengan pemanfaatan media bola plastik siswa kelas XI MAN 2 Model Medan Tahun Ajaran 2016/2017?

10 E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar shooting set shoot bola basket melalui penerapan gaya mengajar penemuan terbimbing dengan pemanfaatan media bola plastik pada siswa kelas XI MAN 2 Model Medan. F. Manfaat Penelitian 1. Sebagai masukan dan informasi bagi guru penjas dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa dalam melakukan shooting bola basket. 2. Sebagai masukan bagi guru penjas mengenai penggunaan metode penemuan terbimbing dalam shootingset shoot bola basket. 3. Agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam shooting set shoot bola basket dengan menggunakan metode penemuan terbimbing. 4. Sebagai sumbangan pemikiran bagi sekolah guna memperbaiki pengajaran khususnya pelajaran pendidikan jasmani. 5. Sebagai bahan bacaan yang berguna bagi mahasiswa UNIMED khususnya Fakultas Ilmu Keolahragaan yang ingin melaksanakan karya akhir menggunakan metode penemuan terbimbing.