BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. merupakan suatu ringkassan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini telah menjadi negara yang mengarah ke basis industri.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB II ANALISIS KINERJA BERDASARKAN MODEL KEMAPANAN. Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi kerja suatu perusahaan di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

: AYU ASTREA NINGSIH B.

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Didalam penelitian ini, adapun teori teori yang mendukung atas judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. suatu proses untuk menghasilkan sesuatu (output) atau pencapaian suatu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan dari perusahaan adalah untuk mendapatkan

BAB II TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Asimetri informasi dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian laporan keuangan menurut Ridwan dan Inge (2002: 68), adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat untuk mengetahui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian terhadap kondisi. Pengertian laporan keuangan menurut beberapa ahli :

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Setiap komponen dalam laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan modal, dan catatan atas laporan keuangan merupakan satu kesatuan yang utuh dan terkait satu dengan lainnya sehingga dalam menggunakannya perlu dilihat sebagai suatu keseluruhan bagi pemakainya, untuk tidak terjadi kesalahpahaman antara pihak-pihak yang berkepentingan (baik pihak internal maupun pihak eksternal) dan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pengambilan keputusan perusahaan. Pengertian laporan keuangan Sofyan (2004;105) Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Pengertian laporan keuangan menurut Ridwan Sundjaja dan Inge Barlian (2003;76) bahwa : Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan/aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data/aktivitas tersebut. Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah laporan hasil proses akuntansi yang digunakan perusahaan sebagai alat komunikasi 4

5 berupa data keuangan antara perusahaan dengan pihak eksternal. Laporan keuangan secara tidak langsung memperlihatkan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, keberhasilan proses produksinya, yang akan digunakan sebagai acuan perusahaan dimasa yang akan datang. 2. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan a) Tujuan Laporan Keuangan Di dalam laporan keuangan harus terdapat informasi-informasi keuangan perusahaan. Berdasarkan informasi yang disajikannya, laporan keuangan memiliki beberapa kegunaan yang dibutuhkan oleh penggunanya seperti melihat kinerja perusahaan dan melihat posisi keuangan perusahaan jika dibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya maupun dengan perusahaan lain yang sejenis. Tujuan laporan keuangan menurut PSAK No. 1, (2004, par 2) mengatakan bahwa : Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Tujuan laporan keuangan menurut Sofyan (2002;131) mengatakan bahwa : Tujuan utama dari laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan ekonomis. Para pemakai laporan akan menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya. Informasi mengenai dampak keuangan yang timbul tadi sangat berguna bagi pemakai untuk meramalkan, membandingkan dan menilai arus kas. Seandainya nilai uang tidak stabil, maka hal ini akan dijelaskan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila yang dilaporkan tidak saja aspek-aspek kuantitatif, tetapi mencakup penjelasan-penjelasan lainnya yang dirasakan perlu. Dan informasi ini harus faktual dan dapat diukur secara objektif.

6 Jadi berdasarkan ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah : 1. Memberikan informasi keuangan perusahaan bagi pihak intern dan ekstern. 2. Berguna dalam keputusan-keputusan investasi dan kredit. 3. Berguna untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambil. b) Manfaat Laporan Keuangan Laporan keuangan sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan dalam melakukan - melakukan estimasi estimasi mengenai tindakan untuk : 1. Menilai ataupun mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan. 2. Untuk menentukan ataupun mengukur efisiensi tiap tiap bagian, proses atau produksi serta untuk menentukan derajat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. 3. Untuk menilai dan mengukur hasil kerja tiap tiap individu yang telah diserahi wewenang dan tanggung jawab. 4. Untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik. Dalam hubungannya dengan analisa laporan keuangan manajer merupakan orang dalam, orang yang dapat menggunakan data keuangan ataupun yang ada didalam perusahaan, dan hasil analisa sepenuhnya untuk kepentingan perusahaan yang bersangkutan.

7 Para investor (penanam modal jangka panjang), bankers maupun para kreditur lainnya sangat berkepentingan atau memerlukan laporan keuangan perusahaan dimana mereka menanamkan modalnya. Mereka ini berkepentingan terhadap proyek keuntungan untuk dimasa yang akan datang dan perkembangan perusahaan selanjutnya, untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut, dari hasil analisa laporan keuangan para investor bankers dan para kreditur lainnya akan dapat menentukan langkah langkah yang harus ditempuhnya. Pihak pemerintah, laporan keuangan perusahaan sangat bermanfaat bagi pemerintah untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan.karyawan dan kelompok kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai aktivitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa manfaat pensiun dan kesempatan kerja. 3. Jenis dan Bentuk laporan Keuangan Laporan keuangan yang lengkap dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia Dalam PSAK No.1 (2002, par 7) terdiri dari komponen komponen berikut : a. Neraca b. Laporan Laba Rugi c. Laporan Perubahan Ekuitas d. Laporan Arus Kas e. Catatan Atas Laporan Keuangan

8 Penjelasan dari komponen komponen laporan keuangan : a. Neraca 1) Pengertian neraca menurut Munawir (2004 : hal 13), adalah : Merupakan laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu, dan memiliki tujuan untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiscal atau tahun kalender. 2) Bentuk Neraca Menurut Munawir (2004 : hal 20) bentuk atau susunan dari neraca tidak ada keseragaman diantara perusahaan perusahaan tergantung pada tujuan yang akan dicapai, tetapi bentuk neraca yang umum digunakan sebagai berikut : a) Bentuk skontro (Account From) dimana semua aktiva tercantum sebelah kiri / debit dan hutang serta modal tercantum sebelah kanan / kredit. b) Bentuk vertical (Report Form) dalam bentuk ini semua aktiva Nampak dibagian atas yang selanjutnya diikuti dengan hutang jangka pendek, hutang jangka panjang serta modal. b. Laporan Laba Rugi 1) Pengertian Laporan Laba Rugi

9 Laporan laba rugi menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang dinyatakan dalam PSAK No.1 (2007: par 56) adalah : Laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan terutama kinerja dari suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Informasi tentang suatu kinerja perusahaan, terutama tentang profitabilitas dibutuhkan untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang dikelola oleh suatu perusahaan dimasa yang akan dating. 2) Bentuk Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi secara tradisional disusun dalam dua bentuk, yaitu : a) Laporan laba rugi bentuk langsung (Single Step Income Statement), dalam laporan laba rugi bentuk ini hanya ada dua pengelompokan yaitu pendapatan menjadi suatu kelompok dan semua beban dalam satu kelompok, sehingga untuk menghitung laba bersih hanya memerlukan satu langkah yaitu mengurangkan total pendapatan terhadap total beban. b) Laporan laba rugi bertahap (Multiple Step Income Statement), laporan ini memisahkan transaksi operasi dari transaksi non operasi, serta membandingkan biaya dan beban pendapatan yang berhubungan. c. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang dinyatakan dalam PSAK No.1 (2007 : par 67) adalah : perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan penigkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip

10 pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan yang menunjukkan : 1) Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan, 2) Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas, 3) Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait, 4) Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik, 5) Saldo akumulasi laba rugi pada awal dan akhir periode serta perubahannya, 6) Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing masing jenis modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan. d. Laporan Arus Kas Pengertian laporan arus kas menurut Fees dan Warren (2000 : 44). Laporan arus kas adalah : Laporan arus kas adalah salah satu dari laporan keuangan dasar. Laporan ini berguna bagi manajer dalam mengevaluasi operasi masa lalu dan dasar

11 merencanakan aktivitas investasi serta pembiayaan dimasa depan. Laporan ini juga berguna bagi para investor, kreditor, dan pihak lainnya dalam menilai potensi laba perusahaan. Selain itu laporan ini menyediakan dasar untuk menilai kemampuan perusahaan membayar utangnya yang telah jatuh tempo.tujuannya adalah memberikan informasi histories mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan (financing) selama periode akuntansi. e. Catatan Atas Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) yang dinyatakan dalam PSAK No.1 (2007 : par 69) : Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan : 1) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting. 2) Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas.

12 3) Informasi tambahan yang dtidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar. Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan komitmen catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan lainnya diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuanga secara wajar. B. Rasio keuangan 1. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja perusahaan. Menurut Harahap (1999 : 297) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan atau berarti. Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengetahui apakah telah terjadi penyimpangan dalam melaksanakan aktivitas operasional perusahaan. Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005 : 36) Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari. Rasio merupakan salah satu titik awal, bukan titik akhir. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengindikasikan area yang memerlukan investigasi lebih lanjut. Dari defenisi ini rasio dapat digunakan

13 untuk mengetahui apakah terdapat penyimpangan-penyimpangan dengan cara membandingkan rasio keuangan dengan tahun-tahun sebelumnya. 2. Jenis jenis Rasio Keuangan Dengan menggunakan rasio keuangan sebagai alat ukur untuk menilai kinerja keuangan, banyak rasio yang digunakan. Menurut Drs Mahduh dan Abdul Halim (1996 : 77-85), rasio-rasio analisa laporan keuangan dalam buku Analisis Laporan Keuangan adalah sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas 2. Rasio Aktivitas 3. Rasio Solvabilitas 4. Rasio Profitabilitas 5. Rasio Pasar Dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas, adalah mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya (hutang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan). 2. Rasio Aktivitas, rasio ini melihat pada beberapa asset kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif.

14 3. Rasio Solvabilitas, adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvable adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan total assetnya. 4. Rasio Profitabilitas, adalah mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (Profitabilitas) pada tingkat penjualan asset dan modal saham yang tertentu. 5. Rasio Pasar, adalah rasio pasar yang mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku. Sudut pandang rasio ini lebih banyak berdasarkan pada sudut investor (atau calon investor), meskipun pihak manajemen juga berkepentingan terhadap rasio-rasio ini. Namun dalam penelitian ini penulis hanya membahas tentang rasio aktivitas karena rasio aktivitas dapat mengukur efisiensi kegiatan operasional suatu perusahaan. C. Rasio Aktivitas Tingkat aktivitas bagi perusahaan adalah sangat penting, karena tingkat aktivitas perusahaan ini dapat mencerminkan perusahaan untuk menunjukkan kemampuan dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya. Dengan rasio aktivitas, perusahaan juga dapat mengukur besarnya efektivitas manajemen dalam perusahaan. Agar lebih jelas memahami lebih lanjut tentang pengertian analisis rasio aktivitas. Analisis rasio aktivitas menurut (Bambang Riyanto 2011:331) Analisis Rasio Aktivitas, yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya (inventory turnover, average collection period dan lain sebagainya).

15 Sedang menurut(jopie Jusuf 2010:51)yang dimaksud dengan analisis rasio aktivitas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan dan efektivitas manajemen dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya. Dari kedua pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa analisis rasio aktivitas sangat penting bagi para pemakai laporan keuangan karena rasio aktivitas ini dapat mengukur seberapa besar efektivitas manajemen perusahaan dalam mengelola sumber-sumber dana yang dimilikinya Menurut (Munawir;2000:240) Analisis Rasio Aktivitas, yaitu rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari atau kemampuan perusahaan dalam penjualan, penagihan piutang maupun pemanfaatan aktiva yang dimiliki. Sedangkan pengertian analisis rasio aktivitas menurut Soemarso S. R yaitu mengukur efisien tidaknya pengelolaan sumber-sumber dana yang dipunyai perusahaan. (2004:440) Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa analisis rasio aktivitas adalah menilai dan mengukur efisien tidaknya perusahaan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari dalam mengelola sumber-sumber dana yang dipunyai perusahaan. Rasio aktivitas disebut juga dengan rasio efektivitas yang memperlihatkan pemakaian dana perusahaan. Rasio ini berkaitan dengan kegiatan perusahaan yang di ukur dengan kegiatan penjualan dan pendapatan perusahaan dalam operasinya. Rasio aktivitas adalah rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar keefektifan perusahaan dalam menggunakan sumber sumber dananya.

16 Rasio aktivitas menurut Sugiyarso dan Winarni (2005) menunjukkan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal dengan standar industry dapat diketahui tingkat efisiensi perusahaan dalam industry. Menurut Rangkuti (2004), rasio aktivitas bertujuan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktivitas perusahaan dalam menggunakan dana dananya secara efektif dan efisien. Rasio ini dapat mengukur efisiensi kegiatan operasional suatu perusahaan karena rasio ini didasarkan pada perbandingan antara pendapatan dengan pengeluaran pada periode tertentu. 1. Jenis jenis Rasio Aktivitas a) Total Assets Turn Over (Perputaran Total Aktiva) Menurut J. Fred Weston (2001 : 249) yang dimaksud perputaran total aktiva adalah ukuran ikhtisar yang baik tentang efisiensi investasi dalam seluruh kategori aktiva. Rasio digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar dalam satu periode tertentu atau kemampuan dari modal yang diinvestasikan utuk menghasilkan penjualan. Semakin tinggi rasio ini menunjukan semakin efisien dana yang tertanam diperusahaan. Rumus: Total Assets Turn Over = Penjualan Total aktiva

17 Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin besar rasio ini akan semakin bagus karena merupakan pertanda bahwa manajemen dapat memanfaatkan setiap rupiah aktiva untuk menghasilkan penjualan. Menurut J. Fred Weston (2001 : 249) menyatakan bahwa pada umumnya rasio perputaran total aktiva sebesar 1,8 kali dianggap telah cukup memuaskan bagi perusahaan. b) Receivable Turn Over (Perputaran Piutang) Menurut Agus Sartono (2001 : 119) adalah mengukur efisiensi dalam pengumpulan piutang perusahaan dengan membandingkan persyaratan penjualan yang ditentukan. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur kualitas dan likuiditas piutang dagang, sebagai salah satu komponen current ratio, ukuran yang dipakai dalam mengukur kualitas dan likuiditas piutang dagang adalah dengan tingkat perputaran piutang. Yang dimaksud dengan kualitas piutang dagang adalah terdapat piutang yang berasal dari transaksi penjualan kredit yang bonafit, sebagian diharapkan dapat tertagih sepenuhnya, yang dipakai sebagai ukuran adalah umur piutang dagang dibandingkan dengan jangka waktu kredit, seperti dalam syarat penjualan yang ditetapkan perusahaan. Semakin lama piutang dagang tersebut melampaui jangka waktu kredit yang diberikan, maka semakin besar kemungkinan piutang dagang tersebut tidak tertagih atau dengan kata lain semakin buruk kualitasnya. Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan penjualann kredit. Sebab penjualan yang pembayarannya dilakukan kemudian, akan menimbulkan piutang atau tagihan pada pihak pembeli. Posisi

18 piutang dalam taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan membagi total penjualan dengan piutang rata - rata Rumus : Receivable Turn Over = Penjualan Bersih Piutang rata rata Makin tinggi rasio (Turnover) menunjukkan modal kerja yang ditanan dalam piutang rendah, sebaliknya makin rendah rasionya menunjukka modalkerja yang ditanam dalam piutang tinngi, berarti adanya over investment dalam piutang. Pada umumnya waktu rata rata pengumpulan piutang selama 20 hari telah memuaskan bagi perusahaan. c) Working Capital Turn Over (Perputaran Modal Kerja) Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari hari, misalnya untuk pembelian bahan mentah, membayar upah buruh, gaji pegawai dan lainnya. Dimana uang atau dana yang dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil produksi penjualan. Uang yang masuk berasal dari penjualan produk tersebut akan segera dikeluarkan kembali untuk membiayai operasi selanjutnya. Dengan demikian maka dana tersebut akan terus menerus berputar setiap

19 periodenya selama hidupnya perusahaan. Working Capital Turn over merupakan perbandingan antara penjualan bersih dengan aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap tiap modal kerja. Rumus: Working Capital Turn Over = Penjualan Bersih Aktiva Lancar Hutang Lancar Menurut Munawir (2004 : 114) terdapat 3 konsep modal kerja yaitu : a) Konsep Kuantitatif Konsep ini menitik beratkan pada kwantum yang diperlukanuntuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin atau menunjukkan jumlah dana (found) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. b) Konsep kualitatif Konsep ini menitik beratkan pada kualitas modal kerja, dalam konsep ini pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancer terhadap hutang jangka pendek, yaitu jumlah aktiva lancer yang berasal dari pinjaman jangka panjang. c) Konsep Fungsional Konsep ini menitik beratkan fungsi dana yang dimiliki dalam rangka menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan. Pada dasarnya dana dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan seluruhnya akan dugunakan untuk menghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan seluruhnya, tetapi ada

20 sebagian dana yang akan digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba dimasa akan datang. Rasio ini digunakan untuk mengetahui tingkat perputaran modal kerja bersih dalam suatu periode tertentu. Semakin tinggi tingkat perputaran modal kerja menunjukkan semakin efisiensinya modal yang tertanam dalam modal kerja. Perputaran modal kerja yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang mungkin disebabkan oleh rendahnya perputaran persediaan, piutang atau adanya saldo kas yang terlalu besar. d) Average Collection Period (rata rata periode pengumpulan piutang) Average receivable (piutang rata rata) adalah piutang awal tahun ditambah piutang akhir tahun dibagi dua, atau dapat dikatakan bahwa semakin tinggi turnover, semakin cepat perputarannya, berarti semakin pendek waktu terikatnya modal piutang sehingga untuk mempertahankan net credit sales tertentu dengan naiknya turnover dibutuhkan jumlah modal yang lebih yang diinvestasikan dalam piutang. Average Collection Period yaitu rasio yang digunakan untuk menghitung periode rata rata yang diperlukan untuk mengumpul piutang. Rumus: Average Collection Period = Piutang Dagang Penjualan / 365

21 Menurut J. Fred Weston (2001 : 248) menyatakan pada umumnya bahwa rata rata periode pengumpulan piutang sebesar 36 hari hari dianggap telah cukup memuaskan bagi perusahaan. e) Inventory Turn Over (perputaran persediaan) Untuk mengevaluasi posisi persediaan dapat digunakan dengan cara menghitung tingkat perputaran persediaan. Rasio ini dapat diperoleh dengan membandingkan antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata rata persediaan yang dimiliki perusahaan, dengan kata lain perputaran persediaan menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang dagang diganti dalam satu tahun (dijual atau diganti) Inventory Turn Over digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam satu periode tertentu atau mengkur likuiditas dari inventori dan tendensi untuk adanya overstock. Rumus : Inventory Turn Over = Harga Pokok Penjualan Persediaan f) Average Days Inventory (hari rata rata barang disimpan)

22 Rasio ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang periode penahanaan persediaan rata rata atau periode rata rata barang tersimpan digunakan. Inventory atau persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja yang merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus menerus mengalami perubahan. Average days Inventory digunakan untuk menghitung periode menahan persediaan rata rata persediaan barang berada didalam gudang. Rumus: Average Days Inventory = Persediaan Harga Pokok penjualan D. Rentabilitas ekonomi Rentabilitas Ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dengan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase (Riyanto, 2001: 26) dengan demikian profitabilitas ekonomi menujukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan seluruh modal yang bekerja didalamnya. Modal yang dipergunakan dalam menghitung profitabilitas ekonomi hanyalah modal yang bekerja dalam perusahaan demikian pula laba yang diperhitungkan untuk menghitung profitabilitas ekonomi hanya laba yang berasal dari operasi perusahaan operating profit. Oleh karena itu, laba yang diperoleh diluar perusahaan atau dari efek

23 tidak diperhitungkan dalam menghitung profitabilitas ekonomi, bagi perusahaan disamping laba profitabilitas merupakan masalah yang penting karena laba yang besar belum merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut telah dapat bekerja secara efesien. Efesiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan dengan modal yang digunakan. Jadi yang dimaksud dengan rentabilitas ekonomis adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut yang dinyatakan dalam prosentase. Loek karena pengertian rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi suatu perusahaan maka rentabilitas ekonimis dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modalnya yang ada untuk menghasilkan laba. Rentabilitas ekonomi merupakan kemampuan untuk menghasilkan laba dari keseluruhan modal, baik modal asing maupun sendiri yang diguakan menghasulkan laba tersebut, ( Basu Swasta dan Ibnu Sukotjo, 2000 : 255). Laba yang besar bukanlah suatu ukuran bahwa perusahaan telah dapat bekerja dengan efisien. Efisien baru dapat digunakan atau dengan menbandingakan laba yang diperoleh dengan modal yang digunakan atau dengan menghitung rentabilitasnya. Menurut Bambang Riyanto (2011 : 30), bahwa tinggi rendahnya rentabilitas ekonomis ditentukan oleh 2 (dua) faktor yaitu : 1) Profit margin yaitu perbandingan antara net operating income dengan net sales, perbandingan mana dinyatakan dengan persentase. 2) Turnover of operating assets (tingkatan perputaran aktiva usaha) yaitu kecepatan perputaran operating assets dalam suatu periode tertntu. Turnover tersebut dapat ditentukan dengan membagi antara net sales dengan operating assets.

24 Menurut Munawir (2001), rentabilitas ekonomi adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Rentabilitas ekonomi mengukur kemampuan aktiva perusahaan memperoleh laba dari operasi perusahaan, karena hasil yang ingin diukur, maka dipergunakan laba sebelum bunga dan pajak. Aktiva yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan memperoleh laba operasi adalah aktiva operasional. Sedangkan menurut (Husnan dan Pudjiastuti, 2004) jika perusahaan memiliki aktiva non operasional, aktiva ini perlu dikeluarkan dari perhitungan. Karena keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan mungkin diperoleh sedikit demi sedikit sepanjang waktu (setiap hari atau setiap minggu), maka pertambahan kekayaan perusahaan terjadi sedikit demi sedikit dari waktu ke waktu. Karena itulah kemudian dipergunakan angka rata rata selama periode tersebut. Adapun rumus dari rentabilitas ekonomi adalah sebagai berikut : Rentabilitas Ekonomi = Laba Bersih X 100% Aktiva Bersih E. Hubungan antara Rasio Aktivitas terhadap Rentabilitas Ekonomi Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menggunakan pengelolaan aktiva atau modal suatu perusahaan. Agar perusahaan dapat selalu terjaga rentabilitas ekonominya, maka perusahaan harus meningkatkan rasio aktivitasnya. Semakin tinggi rasio aktivitasnya maka semakin baik bagi perusahaan karena rentabilitasnya juga meningkat. Karena rentabilitas merupakan jaminan utama bagi para kreditor dengan tanpa mengabaikan factor factor lainnya. Rentabilitas merupakan tolak ukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan seluruh aktivanya untuk mendapatkan laba

25 atau keuntungan usaha penjualan dari suatu perusahaan dapat memberikan pengaruh positif bagi rentabilitas yang diinginkan perusahaan. Jadi dapat dikatakan bahwa bagian dari rasio aktivitas yaitu total aktiva dapat berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi karena penggunaan aktiva perlu diperhatikan agar total aktiva dapat terus meningkat, sehingga dapat digunakan untuk mewujudkan rentabilitas ekonomi yand diperlukan perusahaan F. Kerangka Pemikiran Perputaran Piutang X1 Perputaran Persediaan X2 Rentabilitas Ekonomi Perputaran Aktiva Tetap X3 Perputaran Total Aktiva X4 G. Penelitian Terdahulu

26 Beberapa bukti empiris tentang hubungan atau pengaruh informasi keuangan terhadap prediksi kinerja keuangan perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu yaitu (Triyono & Jogiyanto HM, 2000 ; Parawiyati dkk. 2000 ; Parawiyati & Zaki Baridwan, 1998). Beberapa bukti lainnya yang menghubungkan informasi laporan keuangan dengan harga atau return saham, pada umumnya dibuktikan melalui rasio rasio keuangan (Hidayat & Manao, 2000 ; Natarsyah, 2000). Sementara bukti empiris yang menggunakan informasi keuangan dikaitkan dengan harga atau return saham dilakukan oleh (Asyik, 1999) meneliti tentang tambahan kandungan informasi rasio arus kas, menunjukkan bahwa dalam jangka pendek (periode pengamatan 1995, 1996, dan 1997) laba bersih lebih bermanfaat dalam memprediksi return investasi, karena komponen accrual laba kurang menggumpal (lumpy) sehingga penggunaan arus kas menyulitkan dan memerlukan waktu untuk mengeluarkan komponen akrual. Utami dan Suharmadi (1998) meneliti tentang pengaruh informasi penghasilan perusahaan terhadap harga saham di BEJ, menunjukkan bukti bahwa informasi penghasilan perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan (a = 0,05) terhadap harga saham di BEJ. Lebih jauh, Utami & Suharmadi (1998) menunjukkan bahwa semakin besar tingkat penghasilan semakin optimis investor terhadap return saham. Walaupun harga saham dipengaruhi oleh factor psikologis atau sentimen pasar, hasil penelitian tersebut memberikan bukti bahwa factor fundamental perusahaan memegang peranan penting dalam proses pengambilan keputusan investor.

27 penelitian sejenis juga dilakukan oleh Gunawan dan Bandi (2000), meneliti tentang analisis kandungan informasi laporan arus kas dengan periode pengamatan 1995 s/d 1998. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hanya variabel arus kas bad news dan laba good news signifikan berhubungan dengan harga saham untuk periode sebelum krisis, pada awal periode krisis tidak satu pun variabel signifikan dengan harga saham dan selama periode krisis moneter variabel yang signifikan dengan harga saham adalah total arus kas, arus kas good news, total laba, laba good news, dan laba good news. Analisis rentabilitas memberikan bukti pendukung mengenai kemampuan perusahaan memperoleh laba dan tingkat efektifitas pengelolaan perusahaan. Selain itu pula rasio rentabilitas juga menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui kemampuan dan sumber daya perusahaan yang ada seperti modal, kas, penjualan dan sebagainya. Untuk mengukur sejauh mana efisiensi perusahaan dalam penggunaan aktivanya dapat dilakukan dengan menilai unsur unsur modal kerja seperti piutang, persediaan, dan hutang usaha. Agar perusahaan selalu terjaga rentabilitas ekonominya, maka perusahaan harus meningkatkan rasio aktivitasnya, semakin tinggi rasio aktivitasnya maka semakin baik pula. Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya menemukan beberapa factor yang dapat mempengaruhi keadaan modal perusahaan seperti yang dilakukan oleh Ozkan (2001) dengan menggunakan sampel sebanyak 390 perusahaan pada periode waktu 1984 1996. Ozkan menemukan factor yang mempengaruhi perusahaan antara lain adalah likuiditas dan no debt tax.