BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beragam suku dan sebagian besar suku yang menghuni kabupaten Merangin

dokumen-dokumen yang mirip
PERILAKU BERPACARAN PADA REMAJA USIA MADYA : STUDI KASUS DI DAERAH DI KABUPATEN MERANGIN PROPINSI JAMBI. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. akurat khususnya teman (Sarwono, 2006). menarik secara seksual, apakah mereka akan bertumbuh lagi, apakah orang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat diabaikan dalam kehidupan manusia. Namun demikian, orang tua masih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau keinginan yang kuat tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Jelia Karlina Rachmawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang jangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai hak yang sama dengan orang dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang

PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan)

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan. Apalagi pada masa-masa sekolah menengah atas. Banyak alasan. sosial yang bersifat sementara (Santrock, 1996).

BAB I PENDAHULUIAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkat. Remaja menjadi salah satu bagian yang sangat penting terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagi remaja, terutama bagi mereka yang terlibat langsung di dalamnya. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai adanya proses perubahan pada aspek fisik maupun psikologis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut terjadi akibat dari kehidupan seksual remaja yang saat ini semakin bebas

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah seksualitas merupakan salah satu topik yang menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh yang mengiringi rangkaian pendewasaan. Pertumbuhan organ-organ

BAB 1 PENDAHULUAN. sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai pertualangan dan

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. perilaku remaja dalam pergaulan saat ini. Berbagai informasi mampu di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman saat ini, perilaku berciuman ikut dalam

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

, 2015 GAMBARAN KONTROL DIRI PADA MAHASISWI YANG MELAKUKAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH

BAB I PENDAHULUAN. namun akan lebih nyata ketika individu memasuki usia remaja.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa. reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Y, 2009). Pada dasarnya pendidikan seksual merupakan suatu informasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan. Bahkan hubungan seksual yang sewajarnya dilakukan oleh

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanan menuju masa dewasa.

BAB 1 : PENDAHULUAN. produktif. Apabila seseorang jatuh sakit, seseorang tersebut akan mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan salah satu fase krusial dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja dikenal sebagai masa peralihan dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. menjadi yang terunggul dalam berbagai aspek kehidupan. Pembangunan sumber daya

SKRIPSI. Proposal skripsi. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat

SKRIPSI Diajukan UntukMemenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Oleh : ROBBI ARSYADANI J

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. WHO mendefinisikan, masa remaja (adolence) mulai usia 10 tahun sampai 19

BAB I PENDAHULUAN. tentang kesehatan reproduksi ini penting untuk. diberikan kepada remaja, melihat semakin meningkatnya kasus-kasus remaja

BAB I PENDAHULUAN. dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat (Sarwono, 2001)

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan untuk laki-laki adalah 19 tahun. Namun data susenas 2006

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan secara fisik, kematangan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat melekat pada diri manusia. Seksualitas tidak bisa dihindari oleh makhluk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis maupun intelektual. Pada

BAB I PENDAHULUAN. habis-habisnya mengenai misteri seks. Mereka bertanya-tanya, apakah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimasyarakat pada saat ini melalui media-media seperti televisi, koran, radio dan

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan pada remaja adalah masalah serius dan sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. peserta tingkat pendidikan ini berusia 12 hingga 15 tahun. Dimana pada usia

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2010), Indonesia termasuk negara dengan persentase pernikahan usia

BAB I PENDAHULUAN. data BkkbN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad 21 seperti pada zaman sekarang, terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. survey BKKBN tahun 2010 terdapat 52 % remaja kota medan sudah tidak

Gambaran konsep pacaran, Nindyastuti Erika Pratiwi, FPsi UI, Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh : DYAH ANGGRAINI PUSPITASARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bereproduksi. Masa ini berkisar antara usia 12/13 hingga 21 tahun, dimana 13-14

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia. Tahap ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa transisi yang ditandai oleh adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai pengenalan akan hal-hal baru sebagai bekal untuk mengisi kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Organ reproduksi merupakan salah satu hal penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja.

BAB I PENDAHULUAN. tampak pada pola asuh yang diterapkan orang tuanya sehingga menjadi anak

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemahaman masyarakat tentang seksualitas sampai saat ini masihlah kurang.

BAB I PENDAHULUAN. khusus remaja seakan-akan merasa terjepit antara norma-norma yang baru

BAB I PENDAHULUAN. Remaja diidentifikasikan sebagai masa peralihan antara anak-anak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. remaja awal/early adolescence (10-13 tahun), remaja menengah/middle

BAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun psikis. Menurut Paul dan White (dalam Santrock,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGA SEKSUAL SKRIPSII. Diajukan Oleh: F HUBUNGA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman membuat manusia harus bisa beradaptasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja kota besar khususnya Jakarta semakin berani melakukan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang datang dari dirinya maupun dari luar. Pada masa anak-anak proses

BAB I PENDAHULUAN. dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depkes, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. seorang individu. Masa ini merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. psikis, maupun secara social (Sudarsono, 2004). Inilah yang disebut sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh karena itu bagi siapa yang hendak

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seksual yang memuaskan dan aman bagi dirinya, juga mampu. berapa sering untuk memiliki keturunan (Kusmiran, 2012 : 94).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Aspek biopsikososial higiene...irmatri Ariyani, FKM UI, 2009

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Merangin adalah salah satu kabupaten yang berada di Propinsi Jambi dengan ibukota berkedudukan di Bangko. Daerah merangin terdiri dari beragam suku dan sebagian besar suku yang menghuni kabupaten Merangin adalah dua suku asli yang terdiri dari suku batin dan penghulu. Kemudian suku Jawa yang datang melalui program transmigrasi. Tak kalah banyak menghuni kabupaten Merangin adalah suku minangkabau dan Kerinci sisanya adalah suku batak. Dengan struktur masyarakat yang hiterogen ini masyarakat Merangin memiliki kompleksitas budaya yang berasimilasi dan berbaur. Penggunaan bahasa ibu dalam masyarakat Merangin juga beragam karena beragamnya budaya dan suku yang menempati daerah ini. Kabupaten Merangin, terbagi 24 kecamatan salah satunya adalah Renah Pamenang, yang merupakan daerah yang akan di teliti oleh peneliti. Renah Pamenang terdiri dari 4 desa, dan peneliti mengambil 2 desa yaitu desa Bukit Bungkul, dan desa Meranti. Masa remaja merupakan peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Pada masa ini terjadi perubahan seperti perubahan fungsi-fungsi reproduksi yang mempengaruhi perubahan bentuk fisik, mental dan peran sosial. Menurut Dariyo (2004) remaja (Adolescent) adalah masa transisi/ peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, daan psikososial. Secara kronologis yang tergolong remaja ini berkisar antara 12/13-21 tahun. Untuk menjadi orang dewasa mengutip pendapat 1

2 Erikson, remaja akan melalui masa krisis di mana remaja berusaha untuk mencari identitas diri (search for self-identify). Pada masa krisis ini, remaja mencari tahu sendiri tentang informasi-informasi diatas, karena ketidak puasan akan informasi yang telah didapatkannya, mereka terkadang mendapatkan informasi dari teman sebaya, internet, dan media lainnya, yang terkadang informasi tersebut tidak relevan kebenarannya. Pada masa ini lah para remaja, mencari tahu identitas dirinya seperti apa. Pada masa inilah peran orang tua maupun pendidik diperlukan dimana mereka memberikan penjelasan maupun informasi-informasi kepada mereka tentang kondisi fisiknya sebagai perempuan atau laki-laki, dan konsekuensi psikologis yang berkaitan dengan kondisi tersebut. Secara umum, pendidikan seks terdiri atas penjelasan tentang organ reproduksi, kehamilan, tingkah laku seksual, alat kontrasepsi, kesuburan dan menopause, serta penyakit kelamin. Menurut para ahli, pendidikan seks dapat dimulai ketika anak mulai bertanya tentang seks. Kelengkapan jawaban dapat disesuaikan dengan seberapa jauh rasa ingin tahu anak. Sehingga, pendidikan seks menuntut kepekaan dan keterampilan orang tua agar mampu memberi informasi dalam porsi tertentu, yang tidak membuat anak semakin bingung maupun penasaran. Kunci utamanya adalah memberikan jawaban yang sejujurnya sesuai dengan perkembangan daya tangkap anak ( Skripsiadi, 2005 ). Pacaran merupakan salah bentuk dari perilaku yang biasanya dilakukan pada kalangan remaja. Fenomena dari dampak negatif perilaku berpacaran banyak sekali ditemukan disekitar, seperti perilaku seks pranikah, Married by Accident

3 (MBA) yang berupa hamil di luar nikah maupun yang ketahuan sedang bercumbu. Perilaku remaja dalam berpacaran dapat disebabkan oleh lingkungan sekitar mereka, seperti media massa, dan juga teman sebaya. Akibat dari perilaku seks pranikah itu sendiri adalah kehamilan yang tidak dikehendaki, sehingga para remaja putri melakukan pernikahan dengan pasangannya di sekitar usia berkisar 14-20 tahun, dari hasil data yang diambil oleh penelitian di KUA di Kecamatan Pamenang, Kabupaten Merangin, Jambi. Di dapatkan pada tahun 2010 remaja putri yang menikah pada usia 14 tahun ada ± 1 remaja putri, usia 16 tahun ± 8 remaja putri, sedangkan usia 17 tahun ± 20 remaja putri, sedangkan usia 18 20 tahun ± 194 remaja putri. Sedangkan pada 2011 remaja putri yang menikah pada usia 14 tahun tidak ada, namun pada usia 16 tahun mengalami peningkatan sekitar ± 25 % dari 8 remaja putri menjadi 12 remaja putri, pada usia 17 tahun meningkat ± 56% dari 20 remaja putri menjadi 46 remaja putri, sedangkan pada usia 18-20 tahun mengalami penurunan ± 28,87 % dari 19. Menurut pengalaman peneliti ketika usia 15-17 tahun, saat menempuh pendidikan SMA. Selama 3 tahun itu ada ± 2 orang teman satu angkatan peneliti yang drop out karena hamil diluar nikah, dan 1 orang melakukan bunuh diri karena malu hamil diluar nikah. Dari hasil observasi peneliti sendiri, di daerah tempat tinggal peneliti di daerah Kecamatan Renah Pamenang, para remaja yang duduk SMP kelas 3 sampai SMA kelas 1-3 drop out dari sekolah dikarenakan mengalami kecelakaan atau biasa di sebut MBA (Married by Accident). Ketika meminta

4 data anak-anak yang drop out ke sekolah, hanya beberapa sekolah yang mau memberikan, dan sebagian menolak. Menurut pihak sekolah setiap 1 tahun ataupun setiap semesternya ± 1-3 siswa yang drop out karena hal diatas. Sedangkan tanggapan dari masyarakat hal tersebut sudah terbiasa terjadi pada remaja-remaja. Sedangkan dari pihak guru atau pengajar ini merupakan suatu PR bagi mereka, bagaimana agar hal ini tidak sering terjadi kembali setiap tahunnya. Untuk menanggulangi hal tersebut peran sekolah sangatlah penting, dimana guru atau pengajar memberikan pendidikan seks, dengan memasukkan atau menyelipkan pendidikan seks disetiap mata pelajaran yang berhubungan dengan hal-hal reproduksi, kehamilan, tentang dosa kecil, dosa besar dan cara melaksanakan mandi kecil besar, seperti dalam mata pelajaran Biologi, dan Agama. Namun, selain pihak sekolah peran keluarga pun dibutuhkan dalam pendidikan seks terhadap anak-anak dimana keluarga mengawasi dan peduli terhadap perilaku-perilaku remaja dalam kesehariannya. Remaja memang berada dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba sesuatu hal yang baru, maka tak heran mereka tertarik untuk melakukan bentukbentuk perilaku seksual. Namun kebudayaan di Indonesia, perilaku seksual hendaknya dilakukan setelah menikah. Dalam bentuk keinginan untuk mempertahankan kegadisan seorang wanita sebelum menikah, yang melambangkan sebagai mahkota atau tanda kesucian yang masih dihargai tinggi oleh beberapa Negara termasuk Indonesia (Sarwono, 2011). Oleh karena itu, berdasarkan uraian dan fenomena diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian serta ingin mengetahui, memahami dan mendeskripsikan perilaku

5 berpacaran pada remaja usia madya di daerah Merangin Jambi, Sehingga judul yang dipilih oleh penulis adalah Perilaku Berpacaran pada Remaja Usia Madya: Studi Kasus di Daerah Kabupaten Merangin Jambi. B. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mendeskripsikan : 1. Persepsi perilaku berpacaran. 2. Perilaku berpacaran pada remaja usia madya di daerah Kabupaten Merangin Jambi. 3. Alasan remaja madya melakukan perilaku berpacaran. C. Manfaat Penelitian Melalui Penelitian ini diharapkan dapat mengungkap bentuk-bentuk perilaku berpacaran pada remaja menengah, dari hasil tersebut dapat diambil manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Praktis a. Untuk orangtua, penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan dasar untuk mengawasi perilaku ataupun tingkah laku remaja selama dirumah maupun diluar rumah. b. Untuk masyarakat, dari hasil penelitian ini diharapakan dapat membawa dampak yang baik dalam membangun suatu generasi yang bermutu dan berperilaku sehat.

6 c. Untuk Remaja, dari hasil ini harapkan remaja dapat mengetahui dampak negatif dari perilaku percaran sehingga mereka menghindari perilaku tersebut. 2. Manfaat Teoritis a. Untuk memperkaya khasanah ilmu psikologi, penelitian ini dapat memberi sumbangan terutama dalam bidang psikologi perkembangan dan sosial karena hasil penelitian ini memberi gambaran mengenai bentuk perilaku berpacaran pada remaja usia madya. b. Untuk peneliti selanjutnya, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam membuat penelitian yang serupa.