BAB I PENDAHULUAN. antar sesama manusia yang memiliki tujuan untuk menjaga hak-hak manusia,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia membutuhkan pertolongan manusia

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan antara satu dengan yang lainnya, untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. makhluk yang berinteraksi dengan masyarakat. Menurut Ahmad Azhar

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. praktek yang merupakan hasil interaksi sesama manusia adalah terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan manusia sehari-hari sebagai subjek hukum ataupun

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan antara satu sama lain untuk saling tolong menolong karena untuk. sendiri, adakalanya meminta bantuan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya seorang individu harus menukarnya dengan barang atau jasa yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing saling. membutuhkan satu sama lain, supaya mereka saling tolong menolong, tukar

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk masalah jual beli dan sewa menyewa. Islam selalu

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB I PENDAHULUAN. Ajaran Islam merupakan ajaran yang lengkap dan sempurna, sehingga. dalam masalah muamalah (hubungan antar makhluk) dibahas secara

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain disebut muamalat. 1. dibenarkan (syara ). Jual beli pada dasarnya dibolehkan oleh ajaran Islam.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. setiap konsumen dalam menggunakan suatu barang atau jasa. Dengan demikian

BAB IV PRAKTIK JUAL BELI INTAN DENGAN PERANTARA DI PASAR INTAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. makhluk yang berkodrat hidup dalam masyarakat. Sebagai makhluk sosial,

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB III PRAKTIK PELAKSANAAN JUAL BELI DI TOKO HIDAYAH SURABAYA. 1. Sejarah Singkat Berdirinya Toko Hidayah

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

BAB IV TINJAUAN MAS}LAH}AH MURSALAH TERHADAP UTANG PIUTANG PADI PADA LUMBUNG DESA TENGGIRING SAMBENG LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial manusia tidak akan bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, ia

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Beberapa kalangan mencurigai islam sebagai faktor penghambat

Hijab Secara Online Menurut Hukum Islam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SUKU CADANG MOTOR HONDA DI DEALER HONDA CV. SINARJAYA KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGING SAPI DI PASAR PLOSO JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

BAB I PENDAHULUAN. cabang ilmu dalam islam yang dikenal dengan fiqih muammalah. Aspek. hubungan antara umat satu dengan umat yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka, 1976), hlm ), hlm 6

SISTEM PENGAMBILAN KEUNTUNGAN AKAD JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial, yaitu makhluk yang memiliki. manusia memerlukan adanya manusia-manusia lain yang bersama-sama

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERAN STRATEGIS UED

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku. dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal.

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam merupakan sekumpulan atau undang-undang yang mengatur perilaku

BAB I PENDAHULUAN. memenuhinya, dan harus berhubungan dengan orang lain. Hubungan antara satu

BAB IV ANALISIS DATA

BAB II JUAL BELI, KREDIT DAN RIBA. dahulu perlu diperjelas pengertian jual beli. Secara etimologi berarti menjual

BAB I PENDAHULUAN. dirinya sendiri sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan memperbaiki

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT dalam surat al-maidah ayat 2, sebagai berikut: saling tolong menolong dalam hal kebaikan sejalan dengan kenyataan itu

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP SETATUS UANG MUKA YANG HANGUS DALAM PRAKTEK JUAL BELI ANAKAN BURUNG LOVE PONOROGO

BAB IV ANALISIS FIKIH MAZHAB SYAFII TERHADAP PRAKTIK JIAL BELI HARGA SEPIHAK

BAB I PENDAHULUAN. yang lain dan mengabstraksikan ciri-ciri yang sama dari objek-objek tersebut.

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Terhadap Praktek Pinjam Pakai Sepeda Motor

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara satu manusia dengan manusia yang lain. Didalam

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Setiap manusia akan membutuhkan orang lain, bertolong-tolongan,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan kontrak kerja dalam kegiatan muamalah Islam, yaitu dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. akal manusia untuk menganalisa hukum-hukum syara, meneliti. perkembangan dengan pedoman pada nash-nash yang telah ada, supaya

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan manusia dan pengetahuan teknologi yang dimiliki. 1

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Islam sebagai Agama yang lengkap dan sempurna telah

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan Allah SWT

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Praktik Jual Beli Produk atau Barang Replika di Darmo Trade

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK TRANSAKSI BISNIS DI PASAR SYARIAH AZ-ZAITUN 1 KUTISARI SELATAN TENGGILIS MEJOYO SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA TERHADAP SURABAYA. A. Analisis Berdasarkan Hukum Islam Terhadap Kontrak, Prosedur, Realisasi

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan jumlah penduduk yang makin meningkat/padat,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia secara keseluruhan, baik akidah, ibadah, akhlak maupun

BAB IV ANALISIS TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI HASIL BUMI DENGAN SISTEM PANJAR DI DESA JENARSARI GEMUH KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. mengandung kemaslahatan bagi umat manusia, kecuali hal-hal yang telah dilarang

BAB IV ANALISIS SADD AL-DH>ARI< AH TERHADAP JUAL BELI PESANAN MAKANAN DENGAN SISTEM NGEBON OLEH PARA NELAYAN DI DESA BRONDONG GANG 6 LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. aslama yang berarti memelihara, selamat, sentosa, dan berarti pula berserah

BAB I PENDAHULUAN. Abdullah Al-Mushlih, Fiqh Ekonomi Keuangan Islam, Darul Haq, Jakarta, 2004, hlm.90.

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB I PENDAHULUAN. yang Allah SWT perintahkan untuk saling tolong menolong, bahu-membahu

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

JUAL BELI TANAMAN HIAS MENURUT TINJAUAN HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Toko Eny s Green Desa Kadireso Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia disebut makhluk sosial dengan artian bahwa manusia saling membutuhkan satu sama lain baik dalam hal bekerja, bekerja sama maupun interaksi sosial lain yaitu interaksi tukar menukar sesuatu benda yang bermanfaat dengan cara yang ditentukan, seperti: jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam, upah mengupah, perseroan dan bentuk-bentuk usaha lainnya. Konsep muamalah merupakan konsep yang mengatur hubungan antar sesama manusia yang memiliki tujuan untuk menjaga hak-hak manusia, merealisasikan kemaslahatan dan menjauhkan segala kemudharatan yang terjadi. Konsep muamalah telah diatur oleh Islam dalam bentuk syariah yang memuat berbagai hukum, yaitu halal, haram, mubah dan makruh. Di dalam syariah terdapat prinsip-prinsip Islam yang berkaitan dengan kehidupan, baik kaitannya dengan hubungan kepada Allah Swt maupun hubungan kepada sesama manusia. Dalam kegiatan pemenuhan kebutuhan manusia memerlukan adanya batasan agar mereka tidak cenderung untuk menuruti hawa nafsu dan batasan tersebut ialah fiqh muamalah. Fiqh muamalah adalah himpunan hukum-hukum yang mengatur hubungan interaksi antara manusia dengan manusia lain dalam bidang 1

2 kegiatan ekonomi 1. Hukum tersebut ditetapkan demi terciptanya rasa aman, tegaknya Undang-Undang dalam negara atau masyarakat Islam, juga agar tidak menghilangkan makna taat kepada Allah dan menjaga hak-nya. Oleh sebab itu pemahaman dalam bidang fiqh muamalah amatlah penting, karena fiqh muamalah merupakan pengarah kehidupan hubungan antar sesama manusia, Sehingga manusia harus senantiasa mengikuti aturan yang ditetapkan Allah Swt, sekalipun dalam urusan duniawi yang termasuk kegiatan bermuamalah karena setiap kegiatan manusia kelak akan diminta pertanggungjawaban di akhirat. Salah satu interaksi sosial saat ini yang termasuk dalam fiqh muamalah salah satunya ialah jual beli. Dewasa ini, interaksi yang sering dan banyak terjadi adalah interaksi jual beli. Kebutuhan jual beli ini tak pernah terputus dan tak hentihenti selama manusia masih hidup. Tak seorangpun dapat memenuhi hajat hidupnya sendiri, karena itu manusia dituntut berhubungan dengan lainnya. Seseorang memberikan apa yang ia miliki untuk kemudian ia dapatkan sesuatu yang berguna dari orang lain sesuai kebutuhan masing-masing. 2 Dalam Islam, interaksi jual beli tersebut merupakan salah satu yang termasuk dalam muamalah jual beli merupakan suatu bentuk perjanjian. Dalam hukum Islam, perjanjian jual beli disebut dengan akad al-bai yaitu pertukaran harta tertentu dengan harta lain berdasarkan keridhaan antara 1 Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat (Jakarta: Amzah, 2013), 2. 2 Ibid. 3.

3 keduanya. Islam juga menghalalkan jual beli sebagaimana yang sudah tertera dalam firman Allah Swt dalam surat al-baqarah ayat 275, sebagai berikut: 3 Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghunipenghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Dalam ayat di atas, telah ditegaskan bahwa Allah Swt menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Dalam kajian fiqh juga sudah dijelaskan tentang ketentuan yang ada di dalam jual beli. Telah ditentukan aturanaturan hukumnya antara lain tentang rukun dan syarat jual beli, serta bentuk jual-beli yang dilarang oleh syariah. Maka dari itu di dalam praktiknya harus sesuai syarat dan rukun serta memberi manfaat bagi yang melakukannya. Orang yang terjun ke dunia usaha seharusnya berkewajiban mengetahui hal-hal yang dapat mengakibatkan jual beli itu sah atau tidak. Ini dimaksudkan agar muamalah berjalan sah dan segala sikap dan tindakannya jauh dari kerusakan yang tidak dibenarkan. 3 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya (Surabaya: Mekar Surabaya, 2002), 58.

4 Jual beli memiliki beberapa syarat yang dapat mempengaruhi sah tidaknya akad jual beli tersebut. Di antaranya adalah syarat untuk barang yang akan dibeli adalah saling ridha antara penjual dan pembeli. Jual beli dianggap tidak sah, apabila salah satu dari pihak yang berakad terdapat unsur paksaan, 4 dan tak sedikitpun kaum muslimin yang mengabaikan mempelajari akad jual beli, mereka melalaikan aspek ini, sehingga tak peduli kalau hal ini adalah hal yang paling penting dalam akad jual beli. Sebab Allah Swt telah berfirman dalam QS an-nisa ayat 29: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah maha penyayang kepadamu. 5 Dalam ayat tersebut Allah Swt telah mengisyaratkan bahwa transaksi ekonomi dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia harus dengan cara yang baik dan benar, yaitu harus saling merelakan dan dengan cara yang tidak dilarang oleh agama. Agama Islam adalah agama yang menjaga semua bentuk toleransi. Islam selalu memperhatikan keadaan dan kemaslahatan umum. Islam selalu berusaha menghilangkan kesulitan dan kesusahan yang dihadapi umat ini. Di antara bukti itu adalah aturan Islam tentang jual beli dengan memberikan hak 4 Ahmad Azhar Basyir, Asas-Asas Hukum Muamalat (Yoyakarta: UII Press, 2000), 101. 5 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya (Surabaya: Mekar Surabaya, 2002), 107.

5 memilih khiya>r bagi pihak yang melakukan akad. Hal itu diharapkan pihak yang mengadakan akad tersebut dapat melakukan urusannya dengan leluasa dan dapat melihat kemaslahatan yang ada di belakang transaksi tersebut. 6 Sehingga, Islam dapat mengedepankan hal-hal yang mengandung kebaikan dan menghindari dari hal-hal yang tidak ada maslahatnya. Adapun yang dimaksud dengan khiya>r dalam jual beli adalah memilih dua hal yang terbaik antara meneruskan akad jual beli atau membatalkannya. Hal ini agar kedua belah pihak (penjual dan pembeli) dapat memikirkan sejauh mungkin kebaikan berlangsungnya jual beli atau kebaikan untuk membatalkan jual beli, agar masing-masing pihak tidak menyesal atas apa yang telah dijualnya atau dibelinya. Sebab penyesalan tersebut bisa terjadi karena kurang hati-hati, tergesa-gesa, atau karena faktor-faktor lainnya. Hak khiya>r ditetapkan syariat Islam bagi orang yang melakukan transaksi yang mereka lakukan, sehingga kemaslahatan yang dituju dalam suatu transaksi tercapai dengan sebaik-baiknya. Status khiya>r menurut ulama fiqh, adalah disyariatkan atau dibolehkan karena suatu keperluan yang mendesak dalam mempertimbangkan kemaslahatan masing-masing pihak yang melakukan transaksi. Status khiya>r, menurut ulama fiqh, adalah disyariatkan atau dibolehkan karena suatu keperluan yang mendesak dalam 6 Saleh al-fauzan, Fiqh Sehari-hari (Jakarta: Gema Insani, 2006), 376.

6 mampertimbangkan kemaslahatan masing-masing pihak yang melakukan transaksi. 7 Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Sehingga sudah seharusnya konsumen muslim mendapatkan perlindungan atas barang dan/atau jasa sesuai dengan syariat Islam. Perlindungan tersebut merupakan hak setiap warga negara Indonesia. Hak khiya>r yang merupakan salah satu bentuk perlindungan konsumen dalam Islam, tentunya memiliki peranan dalam kegiatan muamalah. Sudah seharusnya hak khiya>r sebagai salah satu bentuk untuk melindungi hak-hak konsumen muslim tersebut termuat dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen. Negara Indonesia telah memiliki Undang-undang yang tujuan pembuatannya untuk melindungi warga negaranya termasuk Undang-Undang yang mengatur tentang perlindungan konsumen yaitu Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. 8 Dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen jual beli memiliki dua subyek ialah penjual dan pembeli. Penjual memiliki kedudukan sebagai pelaku usaha yang sifatnya memproduksi atau mendistribusikan produk yang dibutuhkan konsumen. 9 Dalam Undang-Undang tersebut juga menyebutkan bahwa hak konsumen atau pembeli adalah hak atas kenyamanan, keamanan dan 7 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah (Jakarta:Gaya Media Pratama,2007), 129. 8 Yusuf Sofi, Pelaku Usaha, Konsumen dan Tindak Pidana Korporasi (Jakarta: Galia Indonesia, 2002), 13. 9 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

7 keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan jasa, Undang-Undang ini menunjukkan bahwa setiap konsumen, termasuk konsumen muslim yang merupakan mayoritas konsumen di Indonesia. Dalam Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen juga dijelaskan bahwa, konsumen berhak untuk memilih dan mendapatkan kompensasi atau ganti rugi, atau penggantian apabila barang atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau sebagaimana mestinya. Begitu pula dengan sebaliknya pedagang atau pelaku usaha dalam Undang-Undang ini ditegaskan bahwa pelaku usaha mempunyai kewajiban untuk memberikan kompensasi, ganti rugi, dan penggantian apabila barang atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian. Akan tetapi, peraturan pemerintah ini tidak berlaku sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pedagang yang enggan melayani konsumen yang complain dan banyak di temukan di berbagai toko-toko tulisan barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan. Dalam transaksi jual beli yang saat ini terjadi, banyak didapati penjual yang menerapkan klausul perjanjian tertulis dalam nota pembelian yang bertuliskan Barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan. Sebagaimana dengan kasus yang terjadi di toko Hidayah ini yaitu terhadap barang yang sudah kadaluwarsa tidak dapat dikembalikan. Seperti kasus yang terdapat di toko Hidayah ketika pembeli sudah melakukan transaksi dengan membeli sosis satu toples namun di dalam isinya

8 ternyata ada beberapa sosis yang sudah kadaluwarsa, ketika itu pembeli ingin menukarkan sosis tersebut terhadap penjual dan kenyataanya ditolak dan alasan dari pihak penjual karena itu bukan kesalahan dari mereka, adapun bukti yang tertera di nota pembeliannya yang bertulisan dengan barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan. Hal tersebut didapati dari para penjual yang melakukan transaksi jual beli barang yang tidak hanya di daerah pusat perbelanjaan supermarket saja, akan tetapi jual beli barang di toko juga telah menerapkan klausul perjanjian tertulis pada nota pembeliannya. Fenomena perjanjian tertulis dalam nota pembelian yang bertuliskan Barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan menunjukkan betapa tidak berdayanya pihak pembeli dalam hal ini konsumen dalam transaksi jual beli tersebut. Kalimat tersebut membuat pemahaman bahwa ketika penjual atau konsumen mendapati jika barang yang ia beli dari penjual tersebut terdapat cacat atau kadaluwarsa dan ketika pembeli ingin menukarkan barang yang telah dibeli tersebut kepada penjual, pihak penjual tidak mau menerima barang itu kembali atau mengembalikan uang yang telah konsumen berikan. Di sini jelas terjadi ketidaksepakatan antara penjual dan pembeli, pembeli ingin menukar ataupun membatalkan kesepakatan terhadap penjual namun yang terjadi penjual tidak mau menerima complain karena penjual tetap mempertahankan nota yang telah di kasih kepada si pembeli dengan kata barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan.

9 Namun demikian, untuk mengetahui bagaimana praktik pelaksanaannya dan keadaan yang sebenarnya dalam pandangan hukum Islam terhadap penerapan klausul perjanjian tertulis dalam nota pembelian yang bertuliskan Barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan. Untuk itu maka penulis mengambil judul Analisis Hukum Islam Dan Undang-Undang No 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Terhadap Praktik Jual Beli Barang Kadaluwarsa yang Tidak Dapat Dikembalikan di Toko Hidayah Surabaya. B. Identifikasi dan Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas terdapat beberapa masalah dalam penelitian ini. Adapun masalah-masalah tersebut diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan transaksi jual beli di toko Hidayah 2. Konsep khiya>r dalam akad jual beli di toko Hidayah 3. Konsep perjanjian baku mengenai barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan 4. Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen terhadap barang kadaluwarsa yang tidak dapat dikembalikan dalam transaksi jual beli. 5. Praktik jual beli barang yang kadaluwarsa tidak dapat dikembalikan di toko Hidayah Surabaya.

10 6. Analisis Hukum Islam dan Undang-Undang No 8 Tahun 1999 mengenai perlindungan konsumen terhadap jual beli barang kadaluwarsa yang tidak dapat dikembalikan di Toko Hidayah Surabaya. Agar menghasilkan penelitian yang lebih fokus, maka diperlukan batasan masalah dalam penelitian sehingga hanya terbatas pada: 1. Praktik jual beli barang yang kadaluwarsa tidak dapat dikembalikan di toko Hidayah Surabaya. 2. Analisis Hukum Islam dan Undang-Undang No 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen terhadap praktik jual beli barang kadaluwarsa yang tidak dapat dikembalikan di Toko Hidayah Surabaya. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut ada beberapa permasalahan yang dirumuskan, sebagai berikut: 1. Bagaimana praktik jual beli barang kadaluwarsa yang tidak dapat dikembalikan di toko Hidayah Surabaya? 2. Bagaimana Hukum Islam dan Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen terhadap praktik jual beli barang kadaluwarsa yang tidak dapat dikembalikan di toko Hidayah surabaya? D. Kajian Pustaka Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian atau penelitian yang sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang akan diteliti

11 sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan pengurangan atau duplikasi dari kajian atau penelitian yang telah ada. 10 1. Skripsi yang ditulis oleh Olivia dengan judul Hak khiya>r Konsumen dan Sistem Retur Dalam Jual Beli Fashion Hijab Secara Online di Instagram #Tashaproject (studi komparatif). 11 Penulis dengan judul tersebut memberikan kesimpulan bahwa sistem retur di toko online di instagram #tashaproject sesuai dengan hukum Islam sesusai dengan pendapat Imam Malik dan Imam Ahmad dalam riwayatnya sedangkan menurut Undangundang pelindungan konsumen #Tashaproject sudah berjalan sesuai Undang-undang karena barang yang terdapat di toko online tersebut dapat diretur kembali jika terdapat cacat ataupun produk yang rusak namun pihak penjual tidak bisa memastikan akan berapa lama mengembalikkan produknya dikarenakan penjual harus memproduksinya dahulu. 2. Skripsi yang ditulis oleh Dhasep Aberta Satriadin dengan judul tinjauan Hukum Islam terhadap Khiya>r Dalam Jual Beli Sistem COD (cash on delivery). 12 Penulis dengan judul tersebut memberikan kesimpulan bahwa dalam jual beli dengan sistem COD di PT Toko Bagus ini menggunakan analisis khiya>r yang sesuai hukum Islam dengan praktik khiya>r dalam jual beli sistem COD (cash on delivery) dilakukan saat penjual dan pembeli 10 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi (Surabaya: Fakultas Syariah dan Hukum, 2016), 8. 11 Olivia, Hak Khiya>r Konsumen dan Sistem Retur dalam Jual Beli Fashion Hijab Secara Online di instagram #tashaproject (Studi Komparatif) (Skripsi--UIN Sunan Ampel Surabaya, 2016). 12 Dhasep Aberta, Tinjauan Hukum Islam terhadap Khiya>r dalam Jual Beli Sistem COD (Cash on Delivery) (Skripsi--UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013).

12 bertemu di tempat transaksi yang ditentukan sebelum terjadinya akad jual beli. Dalam skripsi ini juga menjelaskan tentang macam-macam khiya>r yang dapat dilakukan dalam sistem COD (cash on delivery) yaitu khiya>r aib dan khiya>r majlis serta penjual dan pembeli mendapatkan hak-haknya dari khiya>r tersebut. 3. Skripsi yang ditulis oleh Danil Khairul dengan judul Pelaksanaan Khiya>r Dalam Pasar Selasapanam Pekanbaru Menurut Perspektif fiqh muamalah. 13 Penulis dengan judul tersebut memberikan kesimpulan bahwa pelaksanaan khiya>r pada pedagang barang pecah belah dan pedagang pakaian di Pasar Selasa Panam Pekanbaru belum terlaksana sebagai semestinya. Di mana pedagang mensyaratkan pelaksanaannya hanya dalam waktu satu hari, di mana apabila ada barang yang dibeli tidak sesuai atau cacat maka pedagang hanya memberi waktu dalam penukarannya selama satu hari, hanya bisa menukar barang dan tidak bisa dikembalikan berbentuk uang. Dalam fiqh muamalah pelaksanaan khiya>r di pasar selasa ini termasuk kepada khiya>r syarat, di mana adanya kesepakatan antara pedagang dan pembeli mengenai syarat penukaran barang. Adapun menurut perspektif fiqih muamalah pelaksanaan khiya>r di pasar selasa diperbolehkan karena termasuk pada pembagian macammacam khiya>r, yaitu khiya>r syarat. Dalam kaitannya dari kajian terdahulu yang telah peneliti paparkan bahwa tidak ada karya ilmiah yang mirip dengan kajian yang sedang 13 Danil Khairul,Pelaksanaan Khiyar dalam Pasar Selasapanam Pekanbaru Menurut Perspektif Fiqh Muamalah (Skripsi--UIN Sunan Syarif Kasim, Riau, 2015).

13 dilakukan oleh penulis yang mengkaji tentang, Analisis Hukum Islam Dan Undang-Undang No 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Terhadap Praktik Jual Beli Barang Kadaluwarsa Yang Tidak Dapat Dikembalikan. E. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui bagaimana praktik jual beli barang kadaluwarsa yang tidak dapat dikembalikan di toko Hidayah surabaya. 2. Mengetahui hukum Islam dan Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen terhadap praktik jual beli barang kadaluwarsa yang tidak dapat dikembalikan di toko Hidayah Surabaya. F. Kegunaan Hasil Penelitian Dari penelitian yang berjudul Analisis hukum Islam dan Undangundang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Terhadap Praktik Jual beli Barang Kadaluwarsa yang Tidak Dapat Dikembalikan di Toko Hidayah Surabaya, diharapkan dapat memberikan manfaat serta dapat dipergunakan untuk: 1. Secara teoritik, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu syariah pada umumnya, dan

14 khususnya jurusan muamalah serta menjadi rujukan penelitian berikutnya terhadap barang kadaluwarsa yang tidak dapat dikembalikan. 2. Secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi Toko Hidayah khususnya yang menjadi obyek penelitian, dalam melayani konsumen dan memperhatikan hak-hak pembeli. G. Definisi Operasional Dalam rangka untuk menghindari kesalahpahaman persepsi terhadap judul ini, maka penulis merasa penting untuk menjabarkan tentang maksud dari istilah-istilah yang berkenaan dengan judul di atas, dengan kata-kata kunci sebagai berikut: 1. Hukum Islam adalah seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah dan sunnah rasul tentang tingkah laku manusia mukallaf yang diakui dan diyakini mengikat untuk semua yang beragama Islam, berdasarkan Al- Qur an, Hadis dan pendapat para Ulama fiqih mengenai praktik jual beli dan hak khiya>r. Hukum Islam dalam kasus ini membahas mengenai jual beli dan khiya>r. 2. Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk mewujudkan keseimbangan perlindungan konsumen, perlindungan kepentingan konsumen dan pelaku usaha agar tercipta perekonomian yang sehat. Lebih tepatnya dalam kasus ini terdapat pada hak dan kewajiban konsumen yang belum terpenuhi.

15 3. Toko Hidayah adalah toko yang menjual sembako dan ATK sebagian, beralamatkan di Jl. Jemur Ngawinan gang 5 No 14 Surabaya, Jawa Timur 60237. H. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang datanya di gali melalui pengamatan-pengamatan dan sumber data di lapangan dan bukan berasal dari sumber-sumber kepustakaan, 14 Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah penelitian kualitatif, karena kualitatif memuat tetang prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa tulisan atau perkataan dari orang-orang atau pelaku yang diamati. Agar penulis skripsi dapat tersusun dengan benar, penulis memandang perlu menggunakan metode penulisan skripsi sebagai berikut: 1. Data yang dikumpulkan Data merupakan kumpulan dari keterangan atau informasi yang benar dan nyata yang diperoleh baik dari sumber primer, maupun sekunder. 15 Data adalah bahan keterangan tentang suatu obyek uraianuraian, bahkan dapat berupa cerita pendek. Data yang peneliti kumpulkan diantaranya, yaitu data kualitatif yaitu data yang tidak berbentuk angka, jenis data yang akan dicari adalah segala kata dan tindakan yang relevan 14 Syarifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), 19. 15 Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia Press), 211.

16 dengan masalah yang akan diteliti 16 yakni mengenai mekanisme praktik jual beli barang kadaluwarsa yang tidak dapat dikembalikan. 2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini terdiri atas sumber data primer dan sumber data sekunder. a. Sumber data primer Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung yakni di Toko Hidayah Surabaya meliputi: 1) Pemilik Toko Hidayah Surabaya. 2) Konsumen atau pelanggan Toko Hidayah Surabaya tersebut. b. Sumber data sekunder Sumber data ini diambil dari dokumen dan bahan pustaka (literature buku) yang ada hubungannya dengan penelitian ini antara lain: 1) Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Mamalat. 2) Ahmad Azhar Basyir, Asas-Asas Hukum Muamalat ( Hukum Perdata Islam). 3) Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah. 4) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. 5) Al-Muslih, et al., Fikih Ekonomi Islam. 6) Abdul basith junaidy, asas hukum ekonomi dan bisnis islam. 16 Burhan Burgin, Metodologi Penelitian Sosial: Format-Format Kuantitatif & Kualitatif (Surabaya: Airlangga University Press, 2001), 123.

17 7) Zulham, Hukum Perlindungan Konsumen. 8) Eli Wuria Dewi, Hukum Perlindungan Konsumen. 3. Teknik pengumpulan data Data dalam penelitian ini diperoleh dengan beberapa teknik antara lain: a. Observasi Observasi data dilakukan dengan cara melakukan pengamatan pada subyek penelitian atau fenomena-fenomena yang terjadi. 17 Dalam hal ini penulis mengadakan pengamatan secara langsung yang bertujuan untuk memperoleh data mengenai praktik jual beli di Toko Hidayah Surabaya. b. Wawancara Wawancara (Interview) adalah usaha untuk mengumpulkan informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan. Ciri utama wawancara adalah terjadinya kontak langsung dan bertatap muka antara pencari informasi dengan sumber informasi, sedangkan jenis pedoman interview yang akan digunakan oleh penulis adalah jenis pedoman interview tidak terstruktur, yakni pedoman wawancara yang hanya memuat garis-garis besar pertanyaan yang akan diajukan. 18 Wawancara ini akan penulis lakukan terhadap pengelola dan konsumen Toko Hidayah Surabaya. 17 Syarifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), 19. 18 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Penelitian Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), 231.

18 c. Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah konsumen atau pelanggan pada Toko Hidayah Surabaya. Berdasarkan data dari responden yang melakukan aktivitas jual beli barang kadaluwarsa di Toko Hidayah melalui metode pengumpulan data dengan kuesioner diperoleh kondisi responden tentang jenis kelamin, usia, dan pekerjaan yaitu: Nama Jenis Kelamin Usia Pekerjaan Ibu Dori Perempuan 54 Tahun Wiraswasta Ibu Kiki Perempuan 37 Tahun Pegawai Ibu Natus Perempuan 50 Tahun Wiraswasta Ibu Kevin Perempuan 43 Tahun Pegawai 4. Teknik Pengolahan Data Pengolahan data merupakan suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumus-rumus tertentu. Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengubah data melalui metode: a. Organizing, yaitu suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan, pencatatan, dan penyajian fakta untuk tujuan penelitian. 19 b. Editing, yaitu kegiatan memperbaiki kualitas data (mentah) serta menghilangkan keraguan akan kebenaran/ketepatan data tersebut. 20 19 Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), 66.

19 5. Teknik Analisis Data Setelah tahapan pengolahan data, langkah selanjutnya yaitu menganalisa data. Penelitian ini dianalisa dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif, yakni menggambarkan kondisi, situasi atau fenomena yang tertuang dalam data yang diperoleh tentang faktor dan mekanisme jual beli barang kadaluwarsa yang tidak dapat dikembalikan di toko Hidayah Surabaya dan dianalisis dengan perspektif hukum Islam. Proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan pola pikir Deduktif, yaitu menganalisis data dari umum ke khusus tentang praktik jual beli barang kadaluwarsa yang tidak dapat dikembalikan di toko Hidayah surabaya yang telah dianalisis dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan Hukum Islam. I. Karakteristik Objek Penelitian Ada beberapa alasan yang menjadi dasar bagi penulis memilih kasus praktik jual beli barang kadaluwarsa yang tidak dapat dikembalikan di Toko Hidayah Surabaya. Alasan-alasan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Terdapat perbincangan antar warga mengenai praktik jual beli barang kadaluwarsa di Toko Hidayah Surabaya yang tidak dapat dikembalikan 2. Adanya alasan penjual yang menarik ketika sistem di tanyakan, yaitu ketika jual beli tersebut terjadi di Toko Hidayah maka barang tidak dapat 20 Ibid. 97.

20 dikembalikan, namun ketika pemesanan barang melalui telepon maka barang dapat dikembalikan. 3. Para konsumen merasa dirugikan namun tidak bisa melakukan apapun dikarenakan nota sudah dikeluarkan. J. Sistematika Pembahasan Dalam rangka mempermudah pembahasan skripsi ini, maka penulis membuat sistematika pembahasan sebagai berikut: Bab Pertama, dalam bab ini berisi pendahuluan yang memaparkan tentang latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab Kedua berisi tentang teori jual beli dan teori khiya>r dan Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen terhadap praktik jual beli barang kadaluwarsa yang tidak dapat dikembalikan di toko hidayah Surabaya. Bab ketiga, membahas tentang hasil penelitian yang berisi gambaran umum dan dekripsi tentang toko hidayah dan menjelaskan mengenai kasus yang terjadi toko hidayah tersebut. Bab keempat, Bab ini membahas analisis hukum Islam terhadap praktik jual beli barang kadaluwarsa yang tidak dapat dikembalikan pada transaksi jual beli di toko Hidayah, dan analisis Undang-Undang No. 8 Tahun

21 1999 tentang Perlindungan Konsumen terhadap praktik jual beli barang kadaluwarsa yang tidak dapat dikembalikan di toko Hidayah Surabaya. Bab kelima yang merupakan bagian akhir dari skripsi ini yang didalamnya berisi tentang kesimpulan dan analisis permasalahan yang diangkat dalam skripsi serta saran yang dapat membangun.