BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan agrowisata ini menggunakan empat prinsip yakni building as nature,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep yang terdapat

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re-

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V : KONSEP. 5.1 Konsep Dasar Perancangan

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber :

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Kembali Terminal Bus. Tamanan Kota Kediri mencangkup tiga aspek yaitu:

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB VI HASIL PERANCANGAN. digunakan adalah menggabungkan dari aspek-aspek mendasar seperti tema,

BAB I PENDAHULUAN. (2.392 meter) dan Gunung Lamongan (1.600 meter), serta di bagian Selatan

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK. Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis

BAB VI HASIL RANCANGAN. dengan ruang-ruang produksi kerajinan rakyat khas Malang yang fungsi

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM...

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Hotel Resort di Batu ini menggunakan tema

BAB V KONSEP. Gambar 5.1 gambar konsep bentuk bangunan (Sumber : analisis 2013)

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Banyak Kota batu, merupakan perancangan kawasan wisata yang memiliki dua

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN. iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL.

Pengembangan RS Harum

BAB VI HASIL PERANCANGAN

Hotel Resor dan Wisata Budidaya Trumbu Karang di Pantai Pasir Putih Situbondo

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Batu adala Trade Eco Tourism (TET). Trade Eco Tourism (TET) market merupakan

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain menjadi sebuah konsep untuk merancang dan membuat

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

KONSEP: KONTRADIKSI SPONTAN

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture,

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG BAB VI HASIL PERANCANGAN

Dari pertimbangan diatas dibuat konsep tata ruang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Dasar perancangan fasilitas litbang ini mengambil dari keterpaduan antar elemen-elemen

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

Transkripsi:

BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Berdasarkan penjelasan pada bab V sebelumnya diterangkan bahwa perancangan agrowisata ini menggunakan empat prinsip yakni building as nature, form follow flow, of the people, dan of the material. Pada empat prinsip arsitektur organik ini diterapkan mulai dari perancangan tapak hingga perancangan ruang. Pada bab inilah akan dijelaskan hasil rancangan tersebut beserta penerapan konsep arsitektur organik dan juga prinsip-prinsipnya. Perletakan setiap bangunan berdasarkan kontur yang ada di tapak dan juga diintegrasikan dengan prinsip-prinsip agrowisata yang dikemukakan oleh teori Wallace pada tahun 1995. Selain itu perletakan bangunan berdasarkan arah angin dan juga arah matahari yang bisa menunjang konsep arsitektur organik. Berikut gambar yang menjelaskan penzoningan menurut Wallace : Gambar 6.1 penzoningan (sumber: wallace, 1995) 186

Zona pelayanan merupakan zona yang dibutuhkan oleh pengunjung atau wisatawan seperti tempat informasi dan resepsionis. Dalam rancangan ini di zona pelayanan diberi fasilitas lain seperti ruang display. Penambahan ini didasari oleh adanya museum yang ada di zona inti pada rancangan agrowisata. Pada zona antara merupakan zona yang memperkuat atau menunjung fungsi dari zona inti. Pada zona antara di rancangan ini terdapat fasilitas restoran dan juga penginapan yang bisa menunjang fungsi dari agrowisata. Pada zona inti terdapat fasilitas pembibitan dan juga museum yang menjadi inti dari agrowisata ini. Terdapat juga sistem penanaman hidroponik yang terdapat di atap bangunan yang akan menunjang fungsi rekreasi pada agrowisata. Terakhir yakni zona pengembangan yaitu zona yang mengembangkan fasilitas pembibitan di agrowisata. Pada rancangan ini terdapat kebun jeruk, kebun sayur semangka, sayuran sawi dan juga pisang dan juga terdapat green house yang menjadi fasilitas pada zona pengembangan ini. 6.1.1 Penerapan Prinsip-Prinsip Arsitektur Organik Tata Zoning Agrowisata Menurut Wallace. Penerapan konsep Arsitektur Organik pada layout dengan menggunakan 4 prinsip yakni building as nature, form follow flow, of the people, dan of the material. Penerapan prinsip penzoningan agrowisata menurut wallace juga di masukkan pada layout. Berikut gambar yang menjelaskan penerapan prinsipprinsipnya pada layout: ` 187

Building Is Nature pengembangan Zona inti Zona antara pelayanan Memaksimalkan potensi sungai yang berada di tapak. Penggunaan kincir air sebagai sumber energi di agrowisata. Penggunaan elemen air ke dalam bangunan. Bentukan bangunan yang sejajar dengan bentuk kontur yang memanjang ke arah utara Form Follow Flow Bentukan bangunan yang bisa memasukkan penghawaan dan pencahayaan alami ke bangunan Of The People Penataan zona inti di tengah akan memudahkan penjangkauan segala fasilitas. Penggunaan outrance dan entrance yang besar akan memudahkan penggunan kendaraan Of The Material Penggunaan material bambu sebagai identital lokal desa Sumber Mujur Penggunaan material beton yang bisa menunjang tanaman atap sebagai kebun hidroponik Gambar 6.2 layout plan Sumber: hasil rancangan, 2014 188

Pada perancangan ini perletakan bangunan diatur berjajar ke arah utara karena pertimbangan kontur yang memanjang ke arah utara sehingga bangunan akan selaras dengan kontur di tapak. Di rancangan agrowisata ini memiliki 6 massa utama yakni resepsionis, gedung serbaguna, penginapan, restoran, pembibitan, dan kantor pengelola. Gambar 6.3 tampak depan kawasan Gambar 6.4 potongan depan kawasan Gambar 6.5 tampak samping kawasan Gambar 6.6 potongan samping kawasan Desain kawasan dengan bentukan atap yang menjulang ke atas berfungsi untuk menangkap udara yang sejuk dan dimasukkan ke dalam bangunan. Selain itu penggunaan material bambu pada sebagian bangunan memperkuat prinsip of the material pada bangunan. 189

6.2 perancangan pada tapak Konsep perancangan tapak pada bangunan dioptimalkan untuk bisa memaksimalkan potensi tapak yang ada dan juga bisa memanfaatkan fasilitasfaslitas yang ada di tapak. Di tapak terdapat potensi-potensi yang perlu dimanfaatkan secara optimal. Sungai dan pemandangan yang indah di sekitar tapak bisa menjadi potensi yang bagus untuk menarik minat dari pengunjung. Dengan perancangan sirkulasi pengunjung pada agrowisata diharapkan memaksimalkan potensi yang ada. 6.2.1 Sirkulasi pengunjung dan kendaraan Of The People Dengan penempatan bangunan inti di pusat akan memudahkan proses pencapaian Penggunaan 2 jalur memudahkan pengguna masuk keluar Building is nature Pemanfaatan hidroponik di atap yang bisa dilalui oleh pengunjung akan bisa memaksimalkan potensi view pada tapak. Gambar 6.7 sirkulasi dan akses tapak 190

Pada gambar dijelaskan tentang sirkulasi pengunjung yang di arahkan ke atap bangunan dengan penanaman sistem aquaponik dan juga dihadirkan view yang indah di atap bangunan. 6.3 Hasil Rancangan Ruang Dan Bentuk Konsep desain massa dengan cara mensejajarkan arah bangunan dengan arah kontur di tapak. Kontur di tapak memiliki arah yang memanjang ke arah utara sehingga bangunan di desain sejajar dengan kontur supaya prinsip building is nature bisa terkesan kuat. Selain itu bentuk bangunan yang menjulang ke arah atas yakni dengan pertimbangan arah angin sehingga bisa memasukkan angin secara maksimal dan juga bisa memperkuat prinsip form follow flow. angin Gambar 6.8 perspektif kawasan 191

6.3.1 Bangunan Lobby Dan Ruang Display Sesuai dengan fungsinya bangunan lobby diletakkan di bagian paling depan supaya mudah untuk di akses oleh pengunjung dari agrowisata. Bangunan lobby di desain semi terbuka dengan pengambilan lansekap sebagai bagian dari bangunan. Selain itu bangunan semi terbuka juga bisa memaksimalkan penghawaan pada bangunan. Form follow flow Penggunan bentukan lengkung pada bangunan supaya bisa mengalirkan penghawaan secara maksimal pada semua ruangan karena bangunan berada di tengah Bangunan semi terbuka bisa memaksimalkan penghawaan secara maksimal. Bentuk bangunan hanya di buat satu lantai supaya pengunjung bisa melihat bangunan inti di belakangnya. Gambar 6.9. Denah lobby dan resepsionis 192

Of the material Penggunaan dak beton pada bangunan bisa memanfaatkan atap menjadi bagian dari kebun wisata. Bambu petung yang digunakan pada depan bangunan digunakan sebagai struktur untuk menjadi identitas lokal. Gambar 6.10. Tampak dan potongan lobby dan ruang display Pada tampak dan potongan terlihat penggunaan material bambu sebagai penyangga dari kanopi yang ada di bangunan. Dan juga penggunaan taman hidroponik yang ada di atap bisa di buat sebagai daya tarik pengunjung. 193

6.3.2 Penginapan Penginapan merupakan fasilitas pendukung yang ada di perancangan agrowisata. Dalam perancangan ini dimaksutkan untuk pengguna yang memiliki tempat jauh atau datang untuk melihat sunrise dari perancangan agrowisata. Form follow flow Bentukan atap yang menjulang di manfaatkan untuk bisa menangkap anging yang ada pada lingkugan agrowisata. Of the material Penggunaan material bambu sebgai penyangga atap daripenginapan Gambar 6.11. Denah penginapan 194

Of the material Penggunaan material bambu untuk memasukkan pencahayaan dan penghawaan ke dalam bangunan gambar 6.12. tampak penginapan Pada bangunan lantai 1 penginapan dihadirkan suasana yang asri yakni dengan pemberian taman di antara kamar-kamar pengunjung. Serta pemberian bahan material bambu yang menunjang penghawaan dan pencahayaan dari dinding belakang bangunan penginapan. Form follow flow Rancangan kolong yang ada di rung resepsionis untuk memasksimalkan pencahayaan dan penghawaan Building is nature 6.13. potongan penginapan Pemberian lubang pada tiap ruang kamar sehingga penghawaan pada tiap kamar bisa optimal. Selain itu penggunaan material bambu terkesan alami. 195

6.3.3 Restoran Restoran di desain dengan dengan memaksimalkan material bambu karena restoran hanya memiliki satu lantai. Restoran juga di desain dengan konsep semi terbuka dengan meleburkan antara ruang dalam bangunan dengan ruang luar ruangan. Form follow flow Gambar 6.14. Denah restoran Pemberian celah pada ruang makan akan bisa memasukkan penghawaan ke semua ruangan 196

Of the material Penggunaan material bambu petung memberikan kesan alami pada bangunan Building is nature Bangunan semi terbuka akan membuat kesan luas pada ruang makan di restoran Gambar 6.15. tampak dan potongan restoran Penggunaan material bambu dimaksimalkan di bangunan restoran karena bangunan restoran merupakan tempat yang paling lama diperhatikan dan juga bambu merupakan tanaman yang banyak tumbuh di sekitar tapak dan juga menjadi identitas lokal. 197

6.3.4 Bangunan Pembibitan Bangunan pembibitan merupakan inti dari perancangan agrowisata, sehingga perlu di jadikan bangnunan yang paling menonjol di banding bangunan yang lainnya. Bangunan ini memiliki 2 lantai dan di atap terdapat kebun hidroponik sehingga memudahkan pengunjung untuk melihat semua kawasan agrowisata dari kebun. Building is nature j Penempatan ruang museum yang berada tepat di atas sungai di manfaatkan sebagai penyebrangan dengan tidak merubah atau merusak kontur asli Building is nature Bangunan pembibitan di buat 2 lantai supaya pengunjung bisa melihat potensi pemandangan yang indah dari lantai 2 dan atap bangunan. Selain itu bisa melihat sungai tepat dari atasnya. Sayuran sawi pipa Gambar 6.16. perspektif pembibitan Pada bangunan pembibitan memiliki kebun hidroponik yang luas karena air dari hidroponik akan dialirkan langsung ke kolam ikan yang ada di lantai 1. Selain itu terdapat museum yang tepat berada di atas sungai yang menjadi potensi 198

tapak. museum ini berfungsi sebagai penghubung yang dipisahkan oleh sungai. Penempatan museum di atas sungai yaitu dengan alasan bahwa museum bisa menjadi bagian dari sungai itu sendiri. Building is nature Penempatan ruang makan yang berada di atas kolam ikan sehingga pengunjung bisa menikmamati makanan dengan di kelilingi ikan Kolam ikan Gambar 6.17. denah pembibitan Building is nature Penggunaan tanaman pada tangga yang menuju kebun hidroponik berfungsi sebgai penunjuk arah ke kebun 199

Pada bangunan pembibitan di lantai 1 terdapat gazebo yang berfungsi tempat makan yang berhubungan langsung dengan restoran. Pada gazebo ini pengunjung bisa menikmati makanan dengan nuansa dikelilingi oleh ikan yang ada di kolam. Selain itu tangga yang memghubungkan dari lantai 1 ke kebun hidroponik diberi tanaman sayuran supaya bisa menjadi penunjuk arah ke kebun hidroponik. Penggunaan material bambu pada struktur atap museum akan menambah aksen alami pada bangunan Penggunaan material bambu sebagai bahan kisi-kisi penghalang matahari sore Gambar 6.18. tampak dan potongan pembibitan 200

6.3.5 Kantor Penempatan bangunan kantor pengelola di dekat area inti pembibitan karena mempertimbangkan sisi aksesbilitas dan juga pemantauan ke semua area agrowisata akan lebih mudah. Selain itu bangunan kantor di jadikan satu dengan area lab kultur jaringan sehingga akan memudahkan dalam proses pencapaian. Of the people pemberian ram pada kantor pengelola memudahkan dalam membawa bibit ke bangunan pembibitan R.inkubasi pengeola Gambar 6.19. denah kantor pengelola 201

Pada kantor pengelola terdiri dari 2 lantai, lantai 1 berfungsi sebagai kantor dan lantai 2 berfungsi sebagai lab kultur. Penggunaan lantai 2 sebagai lab kultur yaitu supaya memudahkan dalam pengecekan benih tanaman. Dari lantai 2 menuju ke arah lantai 1 di berikan sebuah ram yang menghubungkan langsung keluar sehingga memudahkan dalam membawa benih-benih ke bangunan pembibitan. Form follow flow Atap yang menjulang akan memasukkan angin dengan optimal Gambar 6.20. tampak dan potongan kantor pengelola 202

6.3.4 Gedung Serbaguna Bangunan serbaguna yaitu bangunan penunjang dari perancangan agrowisata. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat seminar dengan kapasitas 200 orang. Pada area depan terdapat resepsionis yang dirancang semi terbuka supaya mudah terlihat dan juga mengantisipasi jika terjadi penumpukan peserta pada acara seminar. Form follow flow Bentukan yang melengkung pada bangunan akan bisa meengarahkan penghawaan secara maksimal ke dalam tapak Of the material Pemakaian bambu petung sebagai struktur penyangga dari atap gedung serbaguna Gambar 6.20. denah G. serbaguna 203

pada fasad depan di hadirkan struktur bambu petung yang menjulang ke atas dengan menumpu atap yang berfungsi untuk menangkap angin. Penempatan bangunan serbaguna berada di depan dan sejajar dengan lobby sehingga pengguna gedung serbaguna bisa menggunakan gedung tanpa masuk ke dalam lobby. Of the people Pada ruang seminar tidak menggunakan plafon sehingga ruangan akan terasa sejuk dan akan memberikan kenyamanan pada pengguna Form follow flow Rancangan ruang resepsionis dengan semi terbuka akan memaksimalkan penghawaan dan juga memberikan kenyamanan bagi pengguna gedung serbaguna Gambar 6.21. tampak dan potongan G. serbaguna 204

6.4 Hasil Rancangan Eksterior dan Interior 6.4.1 Eksterior Form follow flow Atap yang menjulang menjadi point of view dan juga berfungsi sebagai penghawaan alami Of the material Struktur bambu yang terekspos menjadi natural pada bangunan Gambar 6.22. Halaman Depan Agrowisata Halaman depan merupakan icon yang pertama di lihat oleh semua pengunjung. Jadi dengan adanya taman hidroponik di atap bisa jadi daya pikat tersendiri. Selain itu dari atap gedung serbaguna dan atap penginapan dengan bentukan yang tinggi bisa membuat penasaran disamping berfungsi sebagai penghawaan alami. Of the people Pemberian peneduh pada kebun hidroponik akan memberikan kenyamanan pada pengunjung Gambar 6.23. Kebun hidroponik Building is nature Kebun pada atap lobby akan mejadi daya tarik pengunjung, selain itu juga menambah lahan hijau pada tapak 205

Kebun hidroponik merupakan kebun dengan memanfaatkan media air sebagai kesuburan tanaman. Penempatan kebun yang di atap akan memanjakan pengunjung dengan bisa melihat pemandangan di sekitar agrowowisata Building is nature Amphiteater yang berfungsi sebagai penyuluhan tanaman dan juga selain menjadi background green house berfungsi area tanam setelah penyuluhan itu. Jadi antara green house dan amphiteater menjadi kesatuan fungsi Gambar 6.24. Amphiteater dan green house Amphiteater merupakan tempat yang digunakan untuk penyuluhan tentang penanaman langsung kepada pengunjung yang bersifat edukasi. Dengan menghadap pada green house jadi bisa langsung melihat tanaman yang sedang dijadikan pembahasan. Selain itu pengunjung juga bisa langsung menanam pada kebun setelah penjelasan selesai dengan dipandu petugas. 206

Building is nature Pemanfaatan kincir air sebagai sumber energi pada agrowisata dan juaga berfungsi sebagai estetika lansekap agrowisata. Gambar 6.25. kincir air Pada agrowisata daya listriknya menggunkan kincir air sebgai sumber energinya. Karena potensi sungai pada tapak sehingga perlu dimanfaatkan dimaksimalkan. Selain itu desain jembatan yang menghubungkan kebun agrowisata dengan restoran berada di dalam kincir, sehingga membuat pengalaman tersendiri bagi pengunjung. 207

6.4.2 Interior OF THE MATERIAL Pemakaian bambu sebagai pembatas antar ruangan di lobby Gambar 6.26. Lobby dan ruang display Lobby dan ruang merupakan ruang penerima utama bagi pengunjung. Ruangan ini dirancang semi terbuka dengan meleburkan ruang dalam dengan lansekap disekitar. Gambar 6.27. museum Of the material Penggunaan material bambu pada museum memberikan kesan alami Form follow flow Bentukan yang melingkar akan memaksimalkan pandangan ke semua arah. Suasana museum dengan memanfaatkan lansekap luar segala view ke segala arah. Dengan menampilkan tanaman-taman dengan komoditi unggulan. Selain itu struktur kayu yang di perlihatkan di atap. Pemberian lubang di tengah 208

museum akan memaksimalkan pengahawaan alami dengan kesejukan di daerah agrowisata. Building in nature Ruang makan di desain di atas kolam sehingga bisa merasakan air dan ikan secara langsung Gambar 6.28. Gazebo (tempat makan) Gazebo yang berada di bawah ruang pembibitan dengan menghadirkan kolam ikan dan juga air yang yang mengalir dari sistem kebun hidroponik. Para pengunjung bisa menikmati makanan dengan dikelilingi oleh ikan yang berada di bawahnya. Of the material Pemanfaatan kolom menjadi media tanam pada area pembibitan Building is nature Memasukkan elemen air ke dalam bangunan yang di hasilkan oleh sistem kebun hidroponik Gambar 6.29. pembibitan 209

Suasana ruang pembibitan yang menjadi bangunan intin dari perancangan agrowisata. Pemanfaatan kolom dari bangunan dengan penanaman sistem vertikultur. Selain itu pengunjung bisa melihat langsung air yang mengalir tepat dari atas ruang pembibitan. Of the people Memasukkan taman ke dalam bangunan penginapan dengan sistem vertikultur akan membuat memberikan kesejukan pada pengguna Gambar 6.30. penginapan Suasana penginapan dengan memasukka tanaman ke dalam bangunan akan menambah kesejukan. Penggunaan tanaman di dalam bangunan di maksutkan ada kesatuan antara ruangan dalam dengan ruangan luar. Selain itu penggunaan material bambu di dinding belakang yang akan mengoptimalkan penghawaan di dalam ruangan. 210

Of the material Penggunaan materila bambu yang sangat dominan pada restoran. Form follow flow Bentuk bangunan yang semi terbuka akan memaksimalkan ppencahayaan dan penghawaan Gambar 6.31. restoran Suasana restoran yang di maksimalkan penggunaan bahan material bambu karena di restoran pengunjung bisa menghabiskan waktu yang lama. Konsep bangunan dengan semi terbuka dengan memasukkan lansekap ke dalam bangunan sehingga kesatuan antara keduanya akan tercipta. 211

6.5 Hasil Rancangan Detail Gambar 6.32. detail Sumber: hasil rancangan, 2014 212

6.6 Hasil Rancangan Utilitas 6.6.1 Hasil Rancangan Utilitas Plumbing Pada perancangan utilitas pada tapak yaitu dengan memaksimalkan potensi air sungai sehingga bisa di manfaatkan ke dalam kolam ikan. Di tapak merupakan daerah dataran tinggi dengan ketinggian lebih dari 700 dpl. Pada ketinggian sumber mata air sangat jernih dan bisa langsung diminum jika langsung dari mata airnya. 6.6.1.1 Air Bersih Air bersih di tapak di ambil dari mata air langsung. Karena letaknya di Desa jadi tidak ada PDAM dan yang hanya ada air yang berasal dari sumber mata air yang di alirkan oleh pipa yang berasal dari swadaya masyarakat. 6.6.1.2 Air Kotor Pada air kotor di bagi menjadi 2 jenis yakni black water dan grey water. Jenis black water yakni air kotor padat yang dialirkan ke septictank terus di lanjutkan di sumur resapan lalu di alirkan ke bumi. Sedangkan pada grey water yaitu air kotor cair yang bisa di manfaatkan dengan cara dikumpulakan ke dalam tandon. Lalu di manfaatkan untuk penyiram tanaman. 6.6.1.3 Air Hujan Air di alirkan melalui talang pada tiap bangunan lalu di kumpulkan di tiap tandon di tiap bangunan. Setelah itu dimanfaatkan untuk penyiram tanaman. 213

Gambar 6.33. utilitas air bersih, kotor dan air hujan Sumber: hasil rancangan, 2014 214

6.6.2 Hasil Rancangan Utilitas Listrik, Kebakaran, Sampah 1. Utilitas listrik Utilitas listrik pada bangunan agrowisata di suplay oleh kincir air yang mempunyai aliran cukup deras pada tapak. di tapak terdapat aliran utama sungai yang berasal dari mata air langsung sehingga potensi tersebut bisa di manfaatkan secara maksimal. 2. Kebakaran Sistem kebakaran sendiri berasal dari sisa kolam ikan yang di alirkan langsung ke hidrant-hidran pada titik-titik tertentu dengan jarak maksimal 30 meter. Selain itu pemanfaatan sungai yang berada pada tapak dengan cara memasukkan ke tengah-tengah bangunan, sehingga ketrsediaan air untuk bahaya kebakaran bisa teratasi secara maksimal. 3. Sampah Pada rancangan agrowisata di sediakan tempat pengelolaan sampah yang berfungsi mengelola sampah kering dan sampah basah yang dihasilkan oleh agrowisata. Sampah basah pada agrowisata kebanyakan berasal dari daun-daun yang ada di agrowisata. Sampah daun tersebut di kumpulkan di tempat ngelolaan sampah yang tepatnya dekat denagn kebun supaya mudah dalam pencapaian. Lalu sampah di olah menjadi pupuk-pupuk organik dan bisa juga dijadikan pupuk cair organik. Sehingga nutrisi tanaman-tanaman yang ada di dalam agrowisata ini berasal dari organik. Pada pengelolaan sampah kering yang dihasilkan oleh pengunjung atau pengunjung membawa sampah kering dari luar. sampah tersebut di kumpulkan pada tiap-tiap bangunan dan kemudian di bawa ke tempat pengelolaan sampah dengan akses langsung jalan servis. Sampah kering tersebut dipisahkan antara yang bisa di daur ulang. Sampah yang bisa di daur ulang bisa di manfaatkan menjadi bungkus dari buah yang di hasilkan oleh kebun agrowisata. 215

Gambar 6.34. utilitas listrik, kebakaran dan sampah 216

6.7.1. Hasil Kajian Integrasi Nilai keislaman yang telah di jabarkan pada bab-bab sebelumnya menjadi konsep dasar keislaman pada rancangan agrowisata. Pada konsep dasar keislaman memiliki hubungan antara dengan prinsip-prinsip arsitektur organik Berikut penjelasan tentang hubungan kajian keislaman dengan konsep arsitektur organik dan penerapannya: 1. Building as nature Prinsip ini mengandung bahwa bangunan bersifat alami dan arsitektur belajar dari alam. Karena alam merupakan sumber ilmu yang perlu digali atau diterapkan ke tema arsitektur organik. Telah tertuang dalam surat (QS Al-A raaf [7]: 57). Pada ayat tersebut diterangkan bahwa diharapkan dapat mengambil pelajaran dari sebuah fenomena alam. Begitu pula arsitektur yang mengambil pelajaran dari alam. 2. Form Follows Flow Dalam prinsip ini ditekankan bahwa bangunan mengikuti alam, Karena alam semesta merupakan ciptaan Allah. Jadi dalam prinsip ini tertuang pada surat (QS Al-A raaf [7]: 54). Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah adalah pencipta alam semesta, sehingga dalam prinsip ini ditekankan untuk bangunan mengikuti alam dan tidak melawan alam. Jadi manusia diharapkan tidak melawan kekuasaan Allah dan selalu mengingat Allah. 217

3. Of the people Pada prinsip ini ditekankan bahwa rancangan agrowisata harus mempertimbangakan kebutuhan pengguna dan juga kenyamanan pengguna. Mengingat manusia adalah mahluk Allah yang paling sempurna, telah tertuang pada surat Surat QS. al-isra : 70.Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa manusia diciptakan dengan banyak kelebihan dan dengan Allah manusia selalu di mudahkan. Jadi dalam prinsip ini bisa mengambil bahwa dalam agrowisata aksesnya harus mudah dan tidak mempersulit pengguna. 4. Of the materials Pada prinsip ini ditekankan untuk penggunakan material yang ada di lingkungan sekitar bengunan. Karena dengan menggunakan material yang ada di lingkungan sekitar akan memudahkan dalam proses pembangunan dan pengangkutan material. Sudah tersirat dalam surat Fushilat : 10). pada ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah menciptakan gunung-gunung yang kokoh untuk mewadahi kebutuhan mereka. Maksudnya adalah gunung dan kesuburan lingkungan yang diciptakan Allah bisa dimanfaatkan untuk manusia jika memerlukannya. 218

Of the people Pada surat QS. al-isra : 70 di jelaskan bahwa manusia selalu dimudahkan, jadi pada rancangan ini di maksimalkan untuk memudahkan manusia. Pada desain ini muncul pada letak penzoningan dengan meletakkan zona inti di tengan sehingga memudahkan pengunjung dan pengelola dalam menjangkau semua fasilitas Form follow flow Pada surat (QS Al- A raaf [7]: 54) di jelaskan untuk mengikuti alam tanpa melawan. Pada rancangan ini di desain dengan konsep yang memaksimalkan pencahayan dan pengahawaan, jadi bangunan pada agrowisata ini fungsinya menerima alam Of the material Pada surat Fushilat : 10). Di jelaskan bahwa di ciptakan gununggunung untuk mewadahi semua kebutuhan mereka. Pada rancagan ini penggunaan material alam di tekankan karena hasil dari lingkungan sekitar seperti bambu, pasir batu. Karena lokasi perancangan ini juga berada di lereng Gunung Semeru Building is nature Gambar 6.34. kajian keislaman Pada surat (QS Al- A raaf [7]: 57). Diterangkan mengambil fenomena dari alam, jadi pada rancangan iki tampak pada penggunaan kebun hidroponik yang berada di atap banguna. Kebun ini mengambil insprirasi bagaimana dengan adanya bangunan tapi berfungsi sebagai resapan air. 219