BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan stabil. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya,

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam UU perbankan No. 10 Tahun 1998 pasal 4 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 pengertian bank umum

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan suatu sisi kehidupan yang tidak terpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan serta operasionalisasi ekonomi yang berprinsip syariah di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1992, perbankan Indonesia menjadi maju dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah juga merupakan salah satu hal yang cukup berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Resesi ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat telah menyebabkan kasus

BAB I PENDAHULUAN. Dengan bertambahnya jumlah bank, persaingan untuk menarik dana dari

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB 1 PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan salahsatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara dengan basis penduduk muslim terbesar di

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah, dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa bank syariah wajib

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank syariah sesuai dengan prinsip syariah mengedepankan

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang berkelebihan untuk kemudian di salurkan kepada pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja. Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya bagi umat islam. Rasa terpercaya, amanah dan aman serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Gambaran Umum Perkembangan Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah merupakan organisasi profit oriented business yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (Financial intermediary institution),yakni. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. ketika Bank Muamalat pertama kali berdiri dan beroperasi tahun Lalu. banking system, yakni sistem konvensional dan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. secara praktik operasionalnya. Dalam beberapa penelitian dan kajian, ekonomi islam

I. PENDAHULUAN. Kebijakan perbankan di Indonesia sejak tahun 1992 berdasarkan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam berbagai aktivitas jasa keuangan yang dilaksanakan oleh lembaga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Ulama Indonesia yang didukung oleh para pengusaha muslim dan cendekiawan

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Pada Desember

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut McKinsey (2013), perekonomian Indonesia sangat menjanjikan. Saat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

ANALISIS KINERJA BANK SYARIAH DI INDONESIA (Studi Empiris Bank Umum Syariah)

BAB I PENDAHULUAN. nasabahpun juga semakin meningkat. syariah menerapkan sistem bagi hasil berdasarkan prinsip Profit Sharing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produktif, bebas dari hal-hal yang tidak jelas (gharar), berprinsip keadilan

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. periode 5 tahun terakhir ini telah muncul bank-bank yang menjalankan kegiatan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah di Indonesia diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tanggal 1 November 1991 yang kemudian diikuti dengan keluarnya UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang membolehkan operasional bank dengan sistem bagi hasil. Selanjutnya dalam kurun waktu enam tahun undang-undang tersebut diperbarui dengan keluarnya UU No. 10 Tahun 1998 yang mengatur dual banking system, dimana bank konvensional diperbolehkan membuka unit usaha syariah, sehingga pertumbuhan perbankan syariah tumbuh pesat bak cendawan di musim hujan. Keberadaan UU itu juga diperkuat dengan terbitnya fatwa bunga bank oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 16 Desember 2003 yang menyatakan bahwa bunga bank konvensional, asuransi dan semua lembaga keuangan konvensional itu haram (Muhammad Alim, 2011:1). Hingga kini pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Berdasarkan data statistik perkembangan perbankan syariah hingga Desember 2011 terdiri dari 11 Bank Umum Syariah (BUS), 23 Unit Usaha Syariah (UUS), 150 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS), dan 3000 Baitul Maal wal Tamwil (BMT). Bagi umat Islam khususnya, kehadiran perbankan syariah secara emosional keagamaan telah memenuhi harapan batiniah berupa rasa aman dalam bertransaksi dan melakukan kegiatan ekonomi sesuai dengan rambu-rambu syariah. Pada sisi lain bank syariah sebagai lembaga intermediasi keuangan niscaya dituntut untuk memainkan peran yang sangat vital dalam menggerakkan sektor riil. 1

2 Perbankan syariah sesungguhnya memiliki peluang dan kemampuan yang sangat besar untuk mengambil peran sebagai lokomotif penggerak sektor riil, melalui pembiayaan yang dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan sektor riil yang menjadi indikator kemajuan roda perekonomian negara. Selain itu, perbankan syariah mampu menumbuhkan iklim investasi dan jiwa interpreneur yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan dan mengurangi angka pengangguran serta angka kemiskinan yang ada di masyarakat. Untuk mewujudkan hal itu, diperlukan langkah strategis dan inovatif dalam pengelolaan bisnis oleh perbankan syariah sebagai upaya optimalisasi dalam menggerakkan sektor riil. Perbankan syariah mempunyai karakteristik yang berbeda dalam setiap kegiatan operasionalnya, diantaranya dalam penghimpunan dana dengan menggunakan akad wadiah dan mudharabah, penyaluran dana dengan sistem bagi hasil menggunakan akad mudharabah dan musyarakah, sementara untuk sistem jual beli menggunakan akad murabahah, salam, istishna dan al- qardh, serta untuk sewa beli menggunakkan akad ijarah dan IMBT. Berikut adalah gambar perkembangan pembiayaan mudharabah dan murabahah yang disalurkan oleh Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia. Gambar 1.1 Pembiayaan yang disalurkan BUS dan UUS di Indonesia (Dalam Milyar Rupiah) (Sumber: Statistik Perbankan Syariah BI 2011, disusun kembali)

3 Berdasarkan gambar 1.1 diatas, terdapat kesenjangan pembiayaan dimana akad murabahah merupakan produk yang paling besar porsi penyaluran pembiayaannya, sedangkan penyaluran akad mudharabah relatif rendah. Hal itu dikarenakan saat ini terlihat bahwa jajaran perbankan syariah cenderung ingin memperoleh pendapatan yang tetap (fixed income) dari tingkat margin yang telah ditetapkan di awal pada akad murabahah. Semestinya, bank syariah lebih mengedepankan akad mudharabah yang berorientasi pada sektor riil yang akan memberikan manfaat bagi perekonomian negara. Menurut Beik (2006) ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari penyaluran pembiayaan mudharabah tersebut diantaranya: pertama, akan menggairahkan sektor riil, dimana investasi akan disertai dengan pembukaan lapangan kerja baru. Kedua, ditinjau dari sisi nasabah, nasabah akan memiliki dua pilihan yaitu apakah akan mendepositokan dananya pada bank syariah atau pada bank konvensional. Dimana selama ini fakta telah membuktikan, ternyata rate of return bank syariah lebih tinggi dibandingkan dengan interest rate yang berlaku pada bank konvensional. Ketiga, akan mendorong tumbuhnya pengusaha atau investor yang berani mangambil keputusan bisnis yang berisiko. Dari berbagai manfaat tersebut, sebenarnya perbankan syariah mempunyai tujuan utama yang mulia, yaitu membawa kesejahteraan masyarakat (social welfare). Perbankan syariah tidak lupa dengan fungsi pokoknya yaitu sebagai lembaga yang beroperasi pada kegiatan jasa yang idealnya wajib menghasilkan laba atau profit demi menjaga kelangsungan perusahaan dan pencapaian tujuan perusahaan kepada pemilik atau pemegang saham. Keuntungan wajib diperoleh suatu bank, tidak terkecuali bank syariah, untuk menjaga kredibilitas perusahaan dan ekspansi dalam industri perbankan nasional. Suatu bank akan dinilai baik kinerja usahanya apabila penilaian rasio keuangannya menunjukkan kinerja yang baik. Rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara faktor satu dengan yang lainnya dari suatu laporan finansial. Rasiorasio finansial umumnya diklasifikasikan menjadi 4 macam yaitu rasio likuiditas

4 (liquidity ratio), rasio hutang (leverage ratio), rasio aktivitas (activity ratio), dan rasio keuntungan (profitability ratio) (Syafarudinalwi,1989: 95). Rasio profitabilitas merupakan indikator penting dalam menilai kesehatan suatu bank. Rasio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari pinjaman dan investasi. Indikator yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja profitabilitas bank adalah ROA (Return on Assets), ROE (Retun on Equity) ROI (Return on Investment), NPM (Net Profit Margin), CAR dan BOPO. Berikut adalah perkembangan beberapa rasio keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia. Tabel 1.1 Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Rasio 2007 2008 2009 2010 2011 CAR 10.67% 12.81% 10.77% 16.25% 16.63% ROA 2.07% 1.42% 1.48% 1.67% 1.79% ROE 40.38% 38.79% 26.09% 17.58% 15.73% NPF 4.05% 1.42% 4.01% 3.02% 2.52% FDR 99.76% 103.65% 89.70% 89.67% 88.94% BOPO 76.54% 81.75% 84.39% 80.54% 78.41% (Sumber : Statistik Perbankan Syariah BI. 2011) Berdasarkan tabel 1.1 diatas, terlihat bahwa tingkat ROE pada BUS dan UUS dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 cenderung mengalami penurunan. Pemilihan ROE (return on equity) sebagai proxy dari rasio profitabilitas, dikarenakan ROE mampu menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan modal sendiri. Sehingga, besarnya ROE mengindikasikan tingkat efisiensi perusahaan dalam mengelola modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan.

5 Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pembiayaan Bank Syariah yang diberi judul PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MURABAHAH TERHADAP PROFITABILITAS (ROE) DAN IMPLIKASI PERKEMBANGAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA. 1.2 Rumusan, Batasan dan Identifikasi Masalah 1.2.1 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, terdapat tiga macam masalah dalam penelitian ini, yaitu: pertama, pembiayaan akad murabahah cenderung lebih signifikan penyalurannya dibandingkan dengan akad pembiayaan yang lain. Kedua, masih rendahnya penyaluran dana dalam akad mudharabah oleh perbankan syariah kepada UMKM yang skalanya hanya 5% dari keseluruhan pendanaan nasional, sehingga pertumbuhan sektor riil berjalan lambat. Ketiga, kemungkinan modal sendiri yang dikeluarkan perbankan syariah dalam menjalankan aktivitasnya terlalu besar, yang tidak sebanding dengan laba/profit yang didapat. 1.2.2 Batasan Masalah Dari uraian latar belakang diatas, peneliti melakukan pembatasan masalah dengan tujuan agar dalam bagian pembahasan selanjutnya tidak mengalami perluasan. Adapun batasan masalah yang dimaksud adalah terkait dengan rendahnya pembiayaan mudharabah kepada sektor UMKM yang pada akhirnya akan mempengaruhi profit yang didapat oleh bank penyalur pembiayaan tersebut.

6 1.2.3 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah yang dikemukakan pada penelititan ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan Pembiayaan dan Profitabilitas perbankan syariah serta Sektor Riil di Indonesia periode 2007 2011? 2. Bagaimana pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan Pembiayaan Murabahah terhadap Profitabilitas? 3. Bagaimana pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan Pembiayaan Murabahah terhadap Sektor Riil melalui Profitabilitas? 4. Bagaimana pengaruh langsung dan tidak langsung Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Murabahah dan Profitabilitas terhadap Sektor Riil? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian yang penulis lakukan adalah untuk menjawab semua pertanyaan yang telah diidentifikasikan diatas, yaitu : 1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan Pembiayaan dan Profitabilitas perbankan syariah serta Sektor Riil di Indonesia periode 2007 2011. 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan Murabahah terhadap Profitabilitas. 3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan Murabahah terhadap perkembangan Sektor Riil melalui Profitabilitas. 4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh lansung dan tidak langsung Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Murabahah, dan Profitabilitas terhadap Sektor Riil.

7 1.3.2 Manfaat penelitian Berikut ini terdapat manfaat teoritis (keilmuan) dan praktis yang dapat diperoleh dalam penulisan Tugas Akhir ini, yaitu : 1. Manfaat Keilmuan Memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu Ekonomi Islam khususnya perbankan syariah dan lebih khusus lagi mengenai pembiayaan produktif dan pembiayaan konsumtif bank umum syariah dan unit usaha syariah. Memberikan kontribusi berupa penjelasan yang lebih komprehensif terutama menyajikan bukti empirik tentang peran pembiayaan dalam meningkatkan profitabilitas bank syariah dan upaya pemberdayaan sektor riil. Menjadi bahan rujukan bagi peneliti lainnya, sehingga dapat melanjutkan studi ini dan studi lanjutan untuk pembiayaan-pembiayaan bank syariah lainnya. 2. Manfaat Praktis Temuan penelitian ini secara praktis dapat menjadi masukan bagi perbankan syariah di Indonesia pada khususnya dan pemerintah pada umumnya untuk mengambil kebijakan dalam rangka meningkatkan sektor riil. Manfaat praktis yang dimaksud meliputi: Bagi Penulis Dengan penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan mengenai pembiayaan dan jual beli serta seberapa besar pengaruh mudharabah dan murabahah terhadap profitabilitas dan perkembangan sektor riil pada bank umum syariah dan unit usaha syariah, dan juga diharapkan menjadi ilmu yang berguna bagi penulis dalam dunia kerja yang akan datang.

8 Bagi Perbankan Syariah di Indonesia Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak perbankan syariah, sebagai informasi untuk mengambil kebijakan yang berhubungan dengan mudharabah, murabahah, dan profitabilitas khususnya return on equity dan perkembangan sektor riil sehingga dapat meramalkan pengaruh untuk tahun yang akan datang. Bagi Pemerintah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam setiap pengambilan keputusan oleh pemerintah dalam rangka upaya untuk meningkatkan sektor riil. Bagi Institusi Dapat menambah kebendaharaan perpustakaan agar dapat membantu mahasiswa dalam mencari topik atau wawasan dalam perkuliahan. Bagi Kalangan Akademisi dan Masyarakat Sebagai bahan dokumentasi untuk melengkapi sarana yang dibutuhkan dalam penyediaan bahan studi bagi pihak-pihak yang mungkin membutuhkan untuk mengetahui pengaruh pembiayaan mudharabah dan murabahah terhadap Profitabilitas ( ROE ) dan perkembangan Sektor Riil pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia.