ANALISIS USAHATANI KOPI DI DESA PIRIAN TAPIKO KECAMATAN TUTAR KAB.POLEWALI MANDAR. Rahmaniah HM.,SP, M.Si

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN DAN PROSPEK USAHATANI KOPI RAKYAT DI DESA SUMBERBULUS KECAMATAN LEDOKOMBO KABUPATEN JEMBER

IV. METODE PENELITIAN

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADA KOPI TRADISIONAL DAN KOPI SAMBUNG DI DESA LUBUK KEMBANG, KEC. CURUP UTARA, KAB. REJANG LEBONG

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

AGRITECH : Vol. XVII No. 2 Desember 2015 : ISSN :

Kelayakan Ekonomi Teknologi Petani Pada Usahatani Bawang Merah Varietas Sumenep (Studi Kasus di Desa Rajun Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep)

I. PENDAHULUAN. titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor

KEUNGGULAN KOMPARATIF USAHATANI JAGUNG MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI NTT. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI BIAYA USAHATANI TEMBAKAU MAESAN 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO

PENDAPATAN PETANI TEMBAKAU ANTARA PENGGUNA AIR BOR DENGAN PENGGUNA AIR TADAH HUJAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI BAWANG MERAH LOKAL PALU MELALUI PENDEKATAN PTT DI SULAWESI TENGAH

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG DAUN DI KAWASAN AGROPOLITAN KABUPATEN CIANJUR JAWA BARAT

ANALISIS PENGARUH TENAGA KERJA DAN LUAS LAHAN TERHADAP PRODUKSI KOPI DI KABUPATEN ENREKANG I. PENDAHULUAN

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHA TANI DENGAN SISTEM KONDOMISASI PADABUAH KAKAO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TEKNIK KONVERSI KOPI ROBUSTA KE ARABIKA PADA LAHAN YANG SESUAI. Oleh Administrator Selasa, 02 April :00

Hermanto (1993 ; 4), menyebutkan bahwa pembangunan pertanian termasuk didalamnya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan,

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting di Indonesia. Sektor pertanian merupakan

IV METODE PENELITIAN

ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Refa ul Khairiyakh. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta 1 Mahasiswa 2 Pembimbing Utama 3 Pembimbing Pendamping

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN PEMASARAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. Eka Miftakhul Jannah, Abdul Wahab, Amrizal Nazar ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS PENDAPATAN PETANI TOMAT PADA LAHAN SAWAH DI DESA TOSURAYA SELATAN KECAMATAN RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA. Welson Wangke Benu Olfie L.

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

ANALISA USAHATANI KEDELAI VARIETAS WILIS PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI DESA KLOMPANG BARAT KECAMATAN PAKONG KABUPATEN PAMEKASAN ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di

II. TINJAUAN PUSTAKA. input atau faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, teknologi, pupuk,

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ECONOMIC ANALYSIS OF AGRIBUSINESS PAPAYA HAWAII IN NORTH PONTIANAK

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

Oleh: 1 Haris Hermawan, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

Analisis Sensitivitas Produksi Kopi Sambung

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBIKAYU

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan pembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)

I. PENDAHULUAN. Untuk tingkat produktivitas rata-rata kopi Indonesia saat ini sebesar 792 kg/ha

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

KAJIAN USAHATANI TANAMAN TOMAT TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI,

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza Sativa L) KULTIVAR PADI HITAM LOKAL CIBEUSI DENGAN PADI CIHERANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

IV. METODE PENELITIAN

Perbedaan Biaya Produksi dan Produktivitas Bawang Merah Pada Lahan Sawah dan Kering Dengan Sistem Rotasi dan Non Rotasi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

RENTABILITAS USAHATANI CABAI RAWIT VARIETAS TARUNA DI KECAMATAN NARMADA KABUPATEN LOMBOK BARAT

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI KARET (Hevea brasilineensis) KLON UNGGUL DAN KLON LOKAL DI KECAMATAN BIREM BAYEUN KABUPATEN ACEH TIMUR

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PADI LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKO-MUKO, PROVINSI BENGKULU. Ahmad Damiri dan Herlena Budi Astuti

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), yaitu cara. dilakukan dengan dasar pertimbangan bahwa :

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

226 ZIRAA AH, Volume 32 Nomor 3, Oktober 2011 Halaman ISSN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

KAJIAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADA PROGRAM GERNAS KAKAO DI SULAWESI TENGGARA

ANALISA PERBANDINGAN SOSIAL EKONOMI PETANI JAGUNG SEBELUM DAN SETELAH ADANYA PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN MUNGKA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan pengalaman, wawasan, dan keterampilan yang dikuasainya.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS USAHATANI TALAS KIMPUL DI NAGARI DURIAN GADANG KECAMATAN AKABULURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

NILAI TAMBAH DAN PROFITABILITAS KOMODITAS KELAPA DI KABUPATEN NATUNA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

KAJIAN KEMAMPUAN EKONOMI PETANI DALAM PELAKSANAAN PEREMAJAAN KEBUN KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR KABUPATEN MUARO JAMBI

IV. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISIS USAHATANI KOPI DI DESA PIRIAN TAPIKO KECAMATAN TUTAR KAB.POLEWALI MANDAR. Rahmaniah HM.,SP, M.Si rahmaniah_nia44@yahoo.co.id Abstrak Pengembangan kopi di Kabupaten Polewali Mandar dari tahun ke tahun semakin berkembang yang ditandai dengan perkembangan luas lahan dan produksi serta jenis kopi yang dikembangkan. Peningkatan produksi tersebut dapat dicapai dengan adanya usaha peningkatan produktivitas tanaman per hektar dengan jalan ekstensifikasi dan intensifikasi melalui rehabilitasi, peremajaan, dan penggunaan faktor produksi yang semakin baik. Salah satu daerah pengembangan kopi di Kabupaten Polewali Mandar salah satunya adalah Desa Pirian tapiko Kecamatan Tutar. Populasi dalam penelitian ini adalah petani kopi yang ada di Desa Pirian Tapiko sebanyak 283 orang. pengambilan sampel dilakukan dengan mempergunakan metode acak sederhana (simple random sampling) di mana setiap petani memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih, dan dipilih 30 orang petani sebagai sampel dari sejumlah populasi. Untuk menganalisa digunakan rumus analisis pendapatan. Besarnya pendapatan petani kopi di Desa Pirian tapiko sebesar Rp 11. 322.042,50 dimana R/C sebesar 1,72 hal ini menunjukkan bahwa usahatani kopi tersebut layak untuk dikembangkan, dan memiliki prospek yang menjanjikan. Keyword : kopi robusta, analisis pendapatan, efisiensi biaya dan pendapatan LATAR BELAKANG Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia. Keberhasilan agribisnis kopi membutuhkan dukungan semua pihak yang terkait dalam proses produksi kopi pengolahan dan pemasaran komoditas kopi. Upaya meningkatkan produktivitas dan mutu kopi terus dilakukan sehingga daya saing kopi di Indonesia dapat bersaing di pasar dunia (Rahardjo, 2012). Pengembangan kopi di Kabupaten Polewali Mandar dari tahun ke tahun semakin berkembang yang ditandai dengan perkembangan luas lahan dan produksi serta jenis kopi yang dikembangkan. Peningkatan produksi tersebut dapat dicapai dengan adanya usaha peningkatan produktivitas tanaman per hektar dengan jalan

ekstensifikasi dan intensifikasi melalui rehabilitasi, peremajaan, dan penggunaan faktor produksi yang semakin baik. Ada berapa kecamatan yang merupakan pengembang kopi terbesar di Kabupaten Polewali Mandar salah satunya adalah Kecamatan Tutar. Berdasarkan data dari BalaiPusat Statistik (BPS) Polewali Mandar bahwa pada tahun 2015 luas areal perkebunan kopi Kecamatan Tutar mencapai 650,51 Ha, dengan produksi kopi mencapai 167.76 Ton. Berikut luas lahan dan produksi kopi di Desa Pirian Tapiko Kecamatan Tutar Kabupaten Polewali Mandar. Tabel 1. Luas Lahan dan Jumlah Produksi Kopi di Kecamatan Tutar Kab. Polewali Mandar, dalam kurun waktu 2010-2015. Luas areal Jumpah Produktifitas No. Tahun (Ha) Produksi (ton) (kg/ha) 1 2010 682,50 58,88 882,71 2 2011 640,51 59,62 930,82 3 2012 640,51 167,76 2619,16 4 2013 635,51 167,76 2639,77 5 2014 641,01 167,82 2616,02 6 2015 650,51 167,72 2578,90 Sumber : BPS Polewali Mandar, 2017 Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa luas lahan pertanaman petani cenderung mengalami peningkatan berbeda dengan jumlah produksi yang mengalami peningkatan sangat signifikan pada tahun 2012 di mana mengalami peningkatan 35% dari tahun sebelumnya sedangkan luas lahan tetap. Berdasarkan survey awal di lokasi penelitian diperoleh informasi bahwa permasalahan yang dihadapi petani kopi di daerah ini diantaranya produktivias yang rendah yang disebabkan karena tingkat keterampilan dan pengetahuan petani yang masih rendah, utamanya dalam hal budidaya kopi sesuai teknis sehingga penggunaan lahan belum optimal. Selain itu, masih banyak lahan yang masih kosong dan belum optimal. Permasalahan lain yang dihadapi adalah sarana dan prasarana perhubungan yakni belum memadainya sarana perhubungan sampai ke pelosok sehingga tidak dapat menjangkau semua daerah sentra poroduksi dan sangat mempengaruhi usaha pemasaran hasil perkebunan kopi petani sekaligus mempengaruhi tingkat harga yang diterima oleh petani. Berdasarkan hal tersebut di atas maka penting melakukan penelitian tentang Analisa Pendapatan Petani Kopi di di

Desa Pirian Tapiko di Kecamatan Tutar Kabupaten Polewali Mandar. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui besarnya pendapatan usahatani kopi di Desa Pirian Tapiko Kecamatan Tutar Kabupaten Polewali Mandar. METODE PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah petani kopi yang ada di Desa Pirian Tapiko Kecamatan Tutar Kabupaten Polewali Mandar yaitu sebanyak 283 orang. pengambilan sampel dilakukan dengan mempergunakan metode acak sederhana (simple random sampling) di mana setiap petani memiliki kesempatan yang sama untuk di pilih (Winartha, 20106) dan dipilih 30 orang sebagai sampel dari sejumlah populasi. Untuk menjawab tujuan penelitian (1) maka digunakan secara kuantitatif rumus: π = TR TC Ket : π = Pendapatan TR = Total penerimaan TC = Total biaya HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis pendapatan Kopi Analisis pendapatan usahatani kopi pada lokasi penelitian dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari petani responden sebanyak 30 orang. Penerimaan usahatani diperoleh dari hasil kali jumlah produksi dengan harga produk yang diterima oleh responden, sedangkan pendapatan diperoleh dari selisih antara penerimaan dengan total biaya usahatani yang dikeluarkan. Berikut disajikan rata-rata pendapatan petani kopidi Desa Pirian Tapiko Kecamatan Tutar sebagai berikut; Tabel 2. Rata-rata Produksi, Penerimaan, Biaya dan pendapatan Petani Kopi di Desa Pirian Tapiko,2017 Jumlah Luas lahan Produksi Harga Jual Penerimaan Biaya Pendapatan responden (Ha) (Kg) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 30 1.7 1.246 21.730 27.075.580 15.753.537,50 11.322.042,50 Sumber: Data primer setelah diolah, 2017 Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa setelah dilakukan analisa pendapatan menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan yang diperoleh petani kopi robusta sebesar Rp11.322.042,50 berarti bahwa adanya keuntungan yang diperoleh

masing-masing petani responden dalam berusahatani kopi tergantung dari harga kopi kering per satuan dimana saat ini harga rata-rata sejumlah Rp 21.730,- dan harga sewaktu-waktu berubah tergantung sejauhmana mana permintaan pasar. Selain itu, tingkat produksi juga masih tinggi bila tidak diimbangi dengan pemberian sarana produksi seperti pupuk, pestisida dan bibit yang unggul. Berdasarkan hasil penelitian bahwa semua petani sampel tidak memberikan pupuk selain pupuk kandang dimana harga pupuk kandang masih cukup murah yakni Rp 10.000,-/100 Kg atau bahkan tidak ternilai oleh petani karena sebagian petani juga merupakan peternak kambing. Pemberian pestisida juga diperuntukkan bagi rumput liar yang ada disekitaran tanaman kopi dan hama penyakit pun masih kurang, hal ini disebabkan karena kopi di Desa Pirian Tapiko berada pada kondisi ideal tumbuhnya kopi robusta dan tidak tersentuh dengan penanganan kimiawi yang berlebihan serta daerah tersebut masih dalam kondisi tingkat kesuburan tinggi dan ekosistem masih alami sehingga bibit yang digunakan pun masih merupakan bibit yang dari awal pertanaman. Penggunaan tenaga kerja juga hanya menggunakan tenaga kerja dalam keluarga baik untuk penanaman, perawatan maupun panen karena daerah ini masih menjunjung tinggi gotong royong dan begitupun dengan kegiatan kebun dilakukan secara bersama-sama terutama saat panen dan pascapanen sehingga biaya-biaya produksi dengan sendiri dapat dikurangi akan tetapi nilai tenaga kerja (HOK) tinggi karena dilakukan oleh keluarga secara bersama-sama. Berikut adalah rata-rata penggunaan biaya produksi usahatani kopi di Desa Pirian Tapiko, dapat dilihat pada tabel 3: Tabel 3 Rata-Rata Penggunaan Biaya Usaha Tani Kopi Di desa Pirian Tapiko,2017 Harga Satuan No. Komponen Jumlah Jumlah (Rp) (Rp) 1. Biaya variabel Bibit Pupuk Kandang Pestisida o Gramoxon o Kanof Tenaga Kerja Pengolahan lahan Penanaman Penyiangan 1.640 Phn 420 kg 25 HOK 20,5 HOK 8,375 HOK 2.700 10.000,-/ 100 Kg 4.428.000,- 420.000,- 525.000 1.352.500,- 1.109.050,- 453.087,50

Pemupukan Penyemprotan Pestisida Pemangkasan 8,25 HOK 5,625 HOK 446.325,- 304.312,50 Panen 25,375 HOK 1.372.787,50 Pascapanen 38,75 HOK 2.096,375 56 HOK 3.029.600 Jumlah (Vc) 15.537.037,50 2. Biaya Tetap Nilai Penyusutan Pajak Biaya Penyusutan 82.000 134.500 alat Jumlah (Fc) 216.500 Jumlah Keseluruhan 15.753.537,50 Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2017 Tabel 3 tersebut diatas terlihat bahwa biaya rata-rata yang dikeluarkan masing-masing responden seperti biaya variabel yaitu Rp15.537.037,50,- sedangkan biaya tetap Rp 216.500 dan jumlah total rata-rata pengeluaran masingmasing responden yaitu sebesar Rp15.753.537,50,- Untunk menghitung jumlah pendapatan maka digunakan rumus : Π = TR TC = Penerimaan - Total biaya = 27.075.580-15.753.537,50 = 11.322.042,50 Maka rata-rata pendapatan usahatani kopi di Pirian Tapiko sebesar Rp11.322.042,50,-.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap petani kopi di Desa Pirian tapiko, maka: R/C = Penerimaan / Total biaya R/C = 27.075.580 / 15.753.537,50 R/C = 1,72 Hal ini menunjukkan bahwa, nilai R/C ratio lebih besar dari satu yaitu sebesar 1,72 hal ini berarti bahwa usahatani kopi menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Selanjutnya nilai R/C ratio sebesar 1,72 menunjukkan bahwa untuk setiap peningkatan biaya pengeluaran dalam berusahatani kopi sebesar 100,- maka penerimaan akan meningkat sebesar Rp.172,- atau setiap Rp.1.000.000,-yang diinvestasikan petani kopi robusta akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1.720.000,-. Soekartawi (2005) mengemukakan bahwa Rp

kriteria keuntungan dengan indikator R/C > 1 dianggap menguntungkan dan layak diusahakan dan dapat disimpulkan bahwa dengan nilai R/C rasio sebesar 1,72 ini mengiindikasikan bahwa usahatani kopi robusta pada lokasi penelitian layak untuk diusahakan, karena ini mengindikasikan pula bila usahatani kopi ini memiliki potensi untuk dikembangkan kedepan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan maka ditarik kesimpulan bahwa: Besarnya pendapatan petani kopi di Desa Pirian tapiko sebesar Rp 11.322.042,50,- dan R/C sebesar 1,72 hal ini menunjukkan bahwa usahatani kopi tersebut layak untuk dikembangkan, dan memiliki potensi untuk dikembangkan kedepan. Saran 1. Sebaiknya petani menggunakan sarana produksi berupa pemupukan yang sesuai teknis, pemeliharaan lebih intensif sehingga hasil lebih optimal. 2. Sebaiknya petani melakukan pertemuan rutin kelompok tani dengan memanfaatkan fasilitas dari penyuluh pertanian lapangan agar dapat bekerja sama dan berbagi ilmu tentang usahatani. 3. Kopi ini memiliki potensi pasar yang cukup baik sehingga dukungan dari pemerintah sangat diharapkan dengan membuka pasar kemitraan dan dapat melakukan pendamping dan pelatihan petani yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA

Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta. Penebar Swadaya. Jakarta Badan Pusat Statistik, Kabupaten Polewali Mandar dalam angaka. 2015. Najiyati dan Danarti. 2007. Kopi budidaya dan penanganan pasca panen Cet.12, Penebar Swadaya, Jakarta 2001. Mubyarto, Pengantar Ekonomi Pertanian, edisi ke III, LP3ES, Jakarta, 2006. Mosher, A. T. Menggerakan dan Membangun Pertanian, Syarat-syarat Pokok pembagunan dan ModernisasiCet 8, Yasaguna, 2003. Palita, Anthon Pengembangan Komoditas Kopi dan Peluang Eksplor di SULSEL, Makassar 2007. Raharjo, Prospek Pengembangan dan Peningkatan Produksi Tanaman Kopi di Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang, Makassar 2012. Soekarwati, Teori Eknomi Produksi, dengan pokok bahasan Cobb Dauglas,Cet 3. PT. Raja Garfindo, Jakarta 2005. Wiratha, 2006. Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta 2002. Mawardi, pengembangan kopi Indonesia ekspor kenegara lainl, Penerbit Angkasa Bandung 2008.