BAB IV. A. Analisa Jual Beli Logam Tanpa Surat Izin Kepemilikan di UD. Sinar Rejeki

dokumen-dokumen yang mirip
MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TAMBAHAN HARGA DARI HARGA NORMAL YANG DIMINTA TUKANG BANGUNAN DALAM PRAKTEK JUAL BELI BAHAN BANGUNAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK BAGI HASIL DENGAN PEMBAGIAN TETAP DARI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DI KJKS KUM3 RAHMAT SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGUPAHAN DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO. Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH. Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA- MENYEWA TANAH FASUM DI PERUMAHAN TNI AL DESA SUGIHWARAS CANDI SIDOARJO

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERUBAHAN HARGA JUAL BELI SAPI SECARA SEPIHAK DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGEMBALIAN SISA PEMBAYARAN DI KOBER MIE SETAN SEMOLOWARU

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMOTONGAN HARGA JUAL BELI BESI TUA DAN GRAM BESI DI PT. FAJAR HARAPAN CILINCING JAKARTA UTARA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN HADIAH JALAN SEHAT DARI HASIL PENJUALAN KUPON. Kupon Di Desa Made Kecamatan Sambikerep Surabaya

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB IV. penyebab kenaikan harga jual bensin melebihi batas harga resmi dari. keterlambatan datangnya transportir yang membawa bensin ke pulau Bawean

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERSEPSI NASABAH TENTANG APLIKASI MURA<BAH}AH DI BMS FAKULTAS SYARIAH

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB III PRAKTIK JUAL BELI LOGAM TANPA SURAT KEPEMILIKAN DI UD. SINAR REJEKI DESA MANYAREJO KECAMATAN MANYAR KABUPATEN GRESIK

BAB IV ANALISIS TENTANG APLIKASI PERJANJIAN SEWA SAFE DEPOSIT BOX DITINJAU DARI BNI SYARIAH HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB IV PEMBAHASAN. segala hal yang akan dijalankan dalam usahanya. dan tidak dapat melihat pasar yang sesungguhnya benar - benar ada.

Kaidah Fiqh PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN. Publication: 1434 H_2013 M

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI LEGEN. A. Analisis Hukum Islam Terhadap Pandangan Tokoh Agama Tentang Praktek

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI ALAT TERAPI DI PASAR BABAT KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

KAIDAH FIQH. Jual Beli Itu Berdasarkan Atas Rasa Suka Sama Suka. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Jual Beli Itu Berdasarkan Suka Sama Suka

BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PELAYANAN PAKET PERAWATAN JENAZAH ONLINE DI KELURAHAN SUMBER REJO KECAMATAN PAKAL KOTA SURABAYA

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

MENANGGUNG AMANAT KETIKA ADA KERUSAKAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI IKAN TANGKAPAN NELAYAN OLEH PEMILIK PERAHU DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

GHARAR Dalam Transaksi KOMERSIAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M

waka>lah. Mereka bahkan ada yang cenderung mensunnahkannya dengan

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. wawancara kepada para responden dan informan, maka diperoleh 4 (empat) kasus

Kaidah Fiqh. Keadaan Darurat Tidak Menggugurkan Hak Orang Lain. Publication: 1435 H_2014 M DARURAT TIDAK MENGGUGURKAN HAK ORANG LAIN

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri, namun demikian

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENAHANAN SAWAH SEBAGAI JAMINAN PADA HUTANG PIUTANG DI DESA KEBALAN PELANG KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

JUAL BELI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Menurutnya hubungan manusia sebagai makhluk sosial ini dalam Islam

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE (HP) SERVIS YANG TIDAK DIAMBIL OLEH PEMILIKNYA

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM)

BAB 1V ANALISIS DATA. A. Analisis Sistem Pemberian Komisi Penjualan Kepada SPB (Sales Promotion Boy) Di Sumber Rizky Furniture Bandar Lampung

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERPANJANGAN SEWA- MENYEWA MOBIL SECARA SEPIHAK DI RETAL SEMUT JALAN STASIUN KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISIS METODE ISTINBA<T} HUKUM FATWA MUI TENTANG JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

BAB IV TINJAUAN HUKUM TERHADAP JUAL BELI TANAH SEGORO DI DESA BANYUURIP KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK SIMPANAN WADI AH BERJANGKA DI BMT TEGAL IJO DESA GANDUL KECAMATAN PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. pertanggung jawabannya. Begitu pula dalam hal jual beli.

tabarru dengan tujuan tolong menolong yang dianjurkan oleh ajaran Islam.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB IV. PENYELESAIAN MASALAH PERJANJIAN KERJA ANTARA PEMILIK APOTEK DAN APOTEKER DI APOTEK K-24 KEBONSARI SURABAYA DAlAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

BAB IV ANALISIS AKAD IJA>RAH TERHADAP PERJANJIAN KERJA ANTARA TKI DENGAN PJTKI DI PT. AMRI MARGATAMA CABANG PONOROGO

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

ار ا خ ط ب ا خ ذ ك ى ا ي ر اأ ة ف ق ذ ر أ ر ب غ ض ي ا ذ ع ا ن ك اح ا ف ه ف ع م. )ر ا اح ذ اب دا د(

Hijab Secara Online Menurut Hukum Islam

Hadits-hadits Shohih Tentang

BAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

KAIDAH FIQH. Yang Ikut Itu Hukumnya Sekedar Mengikuti. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf. Publication: 1437 H_2016 M

Transkripsi:

BAB IV ANALISA JUAL BELI LOGAM TANPA SURAT KEPEMILIKAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DI UD. SINAR REJEKI DESA MANYAREJO KECAMATAN MANYAR KABUPATEN GRESIK A. Analisa Jual Beli Logam Tanpa Surat Izin Kepemilikan di UD. Sinar Rejeki Dalam penelitian ini UD. Sinar Rejeki merupakan sebuah usaha dagang yang berperan sebagai pembeli sekaligus penjual barang-barang bekas dan berbagai macam jenis logam. Namun dalam penelitian ini penulis hanya memfokuskan terhadap transaksi jual beli logam tanpa surat kepemilikan yang terjadi di UD. Sinar Rejeki, dimana barang (logam) tersebut didapatkan oleh penjual dari pabrik tempat mereka bekerja. Logam tersebut berasal dari sisa-sisa potongan proyek pabrik yang sudah tidak terpakai lagi. Adapun yang membawa logam tanpa surat izin kepemilikan ini, mereka membawa logam tersebut dengan cara sembunyi-sembunyi, seperti dimasukkan dalam mobil atau truk, ditaruh jok sepeda, bahkan ada yang membawanya dengan tidak wajar, yaitu dengan disembunyikan di sepatu, di dalam jaket, dimasukkan dalam pakaian, dll. Mereka membawa logam dari pabrik dengan disembunyikan karena apabila diketahui oleh keamanan maka akan dilaporkan kepada atasan mereka. Sedangkan ketika melakukan transaksi terkadang penjual mempunyai surat kepemilikan tetapi tidak ditunjukkan, dan terkadang tidak mempunyai surat kepemilikan tetapi seolah-olah miliknya sendiri. Dan bisa 60

61 saja ketika UD. Sinar Rejeki menanyakan apakah barang tesebut hasil curian, penjual tidak mengaku supaya barangnya tetap dibeli oleh UD. Sinar Rejeki. B. Analisa Jual Beli Logam Tanpa Surat Izin Kepemilikan di UD. Sinar Rejeki dalam Perspektif Hukum Islam Dalam permasalahan ini, penjual yang dimaksud adalah para pekerja pabrik yang membawa logam hasil sisa-sisa potongan proyek pabrik yang sudah tidak terpakai lagi, dan bahkan ada yang membawa logam masih utuh. Mereka membawa logam tanpa surat kepemilikan tersebut dengan berbagai macam cara dan alasan. Adapun cara mereka membawa logam yaitu dengan cara sembunyi-sembunyi, sedangkan alasan mereka membawa logam tersebut juga bermacam-macam, yaitu untuk tambahan ceperan, untuk tambahan mencukupi kebutuhan, karena gaji telat turun, karena sudah tidak terpakai dan tidak dibutuhkan lagi, mubadzir kalau nanti tertutup tanah dan barangbarang yang lain, dsb. Diterangkan dalam suatu kitab bahwa ghas}ab (rampasan) dalam istilah bahasa ialah mengambil sesuatu benda dengan paksaan secara zalim. Jadi apabila seseorang mengambil suatu benda dengan bersembunyisembunyi tidak dilihat orang lain dari tempat yang tersimpan rapi, maka hal tersebut dinamakan pencurian. Apabila dia mengambilnya dengan kuasa ramai, maka dinamakan Muharabah (memerangi), dan apabila dia mengambilnya dengan menggunakan kuasa yang ada dalam tangannya ke atas harta tersebut, maka dinamakan Ikhtilas (membelit), dan apabila dia

62 mengambilnya dari harta yang diamanatkan kepadanya, maka hal tersebut dinamakan Khiya>nah (khianat atau pecah amanah). 1 Pihak penjual yang melakukan transaksi di UD. Sinar Rejeki tidak hanya berasal dari satu pabrik saja, tetapi dari berbagai macam pabrik. Jadi jika berdasarkan pengakuan pihak penjual yang telah diwawancarai oleh penulis, dan berdasarkan keterangan kitab tersebut, maka beberapa diantara pihak penjual dapat dikatakan mencuri, yaitu mengambil suatu barang dengan bersembunyi-sembunyi tidak dilihat orang lain dari tempat yang tersimpan rapi, dan dapat dikatakan muharabah (memerangi), yaitu mengambil suatu barang dengan kuasa ramai, juga dapat dikatakan khiya>nah (khianat atau pecah amanah), yaitu mengambil dari harta yang diamanatkan kepadanya. Sedangkan dari sisi pembeli, yaitu pihak UD. Sinar Rejeki yang belum mengetahui secara pasti apakah logam tersebut hasil curian atau tidak, serta tidak mau tahu apakah logam tersebut hasil curian atau tidak. Dan menurut pernyataan UD. Sinar Rejeki dimana terkadang penjual itu mempunyai surat izin tetapi tidak ditunjukkan atau membawa logam dengan sembunyi-sembunyi tetapi seolah-olah miliknya sendiri dan mempunyai surat izin. Dan apabila mengira-ngira bahwa barang tersebut hasil curian, kemudian ditanyakan kepada penjualnya, belum tentu penjual tersebut akan 1 Imam Taqiyuddin Abubakar Bin Muhammad Alhusaini, Kifayatul Akhyar, Syarifuddin Anwar dan Mishbah Musthafa, (Surabaya: CV. Bina Iman, 1995), 663.

63 menjawab dengan jujur. Bisa jadi penjual berkata tidak jujur supaya pihak UD. Sinar Rejeki tetap mau membeli barangnya. Selanjutnya dari berbagai macam barang yang dijual kepada UD. Sinar Rejeki, kebanyakan barang yang mempunyai surat izin dan barang yang tidak mempunyai surat izin kepemilikan yang didapatkan dari pabrik tempat penjual bekerja, yaitu berupa logam besi premium dan khusus, tembaga Tm, Ts, dan Bc, kuningan bron dan Kn S, aluminium Al kawat dan Al tbl, stainles maspion dan munil, dimana seharusnya barang-barang tersebut semuanya mempunyai surat kepemilikan, karena berasal dari pabrik. Dan dari rata-rata dalam setiap harinya, ada 6 orang yang menjual barang-barang tersebut. Jika dikalikan dengan 1 bulan maka menjadi 180 penjual, dimana 70% barang yang dijual merupakan barang tanpa surat kepemilikan dan 30% mempunyai surat kepemilikan. Sedangkan 70% dari 180 orang adalah 126 orang, dan 30% dari 180 orang adalah 54 orang. Maka dapat disimpulkan bahwa 126 transaksi jual beli logam tanpa surat kepemilikan dan 54 transaksi jual beli logam mempunyai surat kepemilikan. Namun 70% atau 126 penjual disini tidak dapat dijadikan acuan bahwa barang tersebut hasil curian atau hukumnya haram, kerena 126 tersebut tercampur antara penjual yang mempunyai surat kepemilikan tetapi tidak ditunjukkan dan yang tidak mepunyai surat kepemilikan atau hasil dari curian tetapi kalau ditanyakan, penjual tidak mengaku supaya barangnya tetap dibeli. Oleh karena itu barang yang dijual mengandung unsur ketidakjelasan yaitu dari sisi status barang.

64 Menurut penulis berdasarkan penjelasan tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa transaksi jual beli logam tanpa surat kepemilikan di UD. Sinar Rejeki dimana seharusnya barang-barang tersebut semuanya mempunyai surat kepemilikan karena berasal dari pabrik, termasuk dalam jual beli yang mengandng unsur gharar, seperti yang dikemukakan Enang Hidayat bahwa jual beli gharar adalah setiap akad jual beli yang mengandung resiko atau bahaya kepada salah satu pihak orang yang berakad sehingga mendatangkan kerugian finansial. Hal ini disebabkan karena adanya keraguraguan terhadap barang yang diperjualbelikan. 2 Dan yang dimaksud termasuk jual beli yang mengandung unsur gharar disini, yaitu dimana adanya keragu-raguan dan tidak adanya kejelasan terhadap status barang, apakah barang tersebut milik sendiri dan mempunyai surat izin kepemilikan atau tidak mempunyai surat izin kepemilikan, dan apakah barang tersebut hasil curian dan apabila ditanyakan kepada penjualnya, belum tentu penjual menjawab jujur supaya barang tersebut tetap dibeli oleh UD. Sinar Rejeki. Sedangkan gharar dalam jual beli ini termasuk dalam al-gharar al- Katsi>r/al-Fa>hisy, yakni ketidaktahuan yang banyak sehingga menyebabkan perselisihan diantara kedua belah pihak dan keberadaannya tidak dimaafkan dalam akad, karena menyebabkan akad menjadi batal. Sedangkan diantara syarat sahnya akad itu ialah objek akad harus diketahui agar terhindar dari 2 Enang Hidayat, Fiqih Jual Beli, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015), 102.

65 perselisihan dikemudian hari. 3 Digolongkan dalam al-gharar al-katsi>r/al- Fa>hisy karena megandung ketidakjelasan yang besar, dan apabila terjadi perselisihan dikemudian hari kemungkinan resiko juga besar yakni berurusan dengan pihak yang berwajib. Sebenarnya Islam tidak mengharuskan adanya bukti surat kepemilikan dalam melakukan transaksi. Oleh karena itu, barang tersebut dapat dikatakan gharar bukan karena tidak mempunyai bukti surat kepemilikan, tetapi karena status barang itu sendiri. Akan tetapi jika pihak UD. Sinar Rejeki ketika melakukan transaksi merasa yakin bahwa barang tersebut halal, maka transaksi yang terjadi menjadi sah. Seperti yang terdapat dalam kaidah fiqih: Artinya: Keyakinan tidak hilang dengan keraguan. 4 ا لي ق ي ن ال ي ز ال ب الش ك Maksud dari kaidah tersebut adalah keyakinan itu tidak bisa hilang dengan keraguan. 5 Jadi apabila pembeli merasa ragu, maka transaksi jual beli menjadi gharar, dan apabila pembeli merasa yakin maka transaksi menjadi sah. Namun apabila pihak UD. Sinar Rejeki telah mengetahui bahwa barang tersebut barang hasil curian atau rampasan atau sesuatu yang diambil dari 3 Ibid., 103. 4 Juhaya S. Praja, Ilmu Ushul Fiqih, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999), 273. 5 Dr. Hasbiyallah, M.Ag, Fiqh dan Ushul Fiqh, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), 133

66 orang dengan jalan yang tidak benar, 6 tetapi tidak mau tahu dan tetap dibeli, maka keduanya telah bekerja sama dalam perbuatan dosa. 7 Dan berdasarkan ayat al-qur an telah dijelaskan untuk tidak memakan harta sesama dengan jalan yang batil dan menjahui hal-hal yang meragukan, sebagaimana firman Allah dalam surat an-nisaa ayat 29: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS. an-nisaa : 29) 8 Dan hadist Nabi menjelaskan supaya menjahui hal-hal yang meragukan atau tidak jelas: و ع ن ال ح س ن ب ن ع ل ي و س ل م د ع م ا ي ر ي ب ك ر ض ي اهلل ع ن ه م ا ح ف ظ ت م ن ر س و ل اهلل ص ل ى اهلل ع ل ي ه ا ل ى م ا ال ي ر ي ب ك. Artinya: Dari al-hasan bin Ali RA, ia berkata, Aku hafal suatu perkataan dari Rasulullah Saw, Tinggalkanlah apa yang membuatmu merasa ragu kepada sesuatu yang tidak meragukanmu. (HR. at-tirmidzi dan an-nasa i), ia dan Ibnu Hibban menilainya shahih. 9 Selain itu, karena ada kemungkinan logam tanpa surat kepemilikan tersebut merupakan barang yang dijual tanpa mendapatkan izin dari pemilik aslinya, maka sebagian transaksi jual beli tersebut juga termasuk dalam jenis 6 Yusuf Qaradhawi, Halal dan Haram, Tim Kuadran (Bandung: Penerbit Jabal, 2007), 269. 7 Abdul Rahman Ghazaly, dkk, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2010), 87. 8 Kementrian Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Jakarta: PT. Sinergi Pustaka Indonesia, 2012), 107-108. 9 Ibnu Hajar Al-Asqalani, Ringkasan Targhib wa Tarhib, Abu Usamah Fatkhur Rakhman, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2006), 420.

67 jual beli yang tertangguhkan, karena syarat berlakunya transaksi belum terpenuhi, yaitu hak pemilikan barang atau hak wewenang terhadap barang. Sedangkan kekurangan syarat berlakunya transaksi pada barang yang dijual itu merupakan bai al-fudhu>l yaitu jual beli yang akadnya dilakukan oleh orang lain, namun sebelum adanya izin dari pemilik barang yang sebenarnya. 10 Adapun mengenai hukum dari jual beli fudhu>li sendiri, terdapat beberapa pendapat para ulama. Pada hal penjualan menurut mazhab Hanafi transaksi fudhu>li dianggap sah tetapi tertangguhkan, baik dia mengatasnamakan transaksi atas dirinya maupun mengatasnamakan pemiliknya. Alasannya, kerena tidak mungkin transaksi berlaku sah pada fudhu>li. 11 Ulama Maliki berpendapat bahwa transaksi yang dilakukan oleh seorang fudhu>li adalah sah dan tertangguhkan pada izin orang yang bertsangkutan. Jika orang yang bersangkutan menyetujuinya, maka transaksi berlaku. Dan jika tidak menyetujuinya, maka tidak berlaku. Alasannya, karena persetujuan yang diberikan oleh pihak yang bersangkutan sama dengan izin atau surat perwakilan sebelum transaksi dilakukan. Sedangkan ulama Hanbali mengatakan bahwa transaksi seorang fudhu>li tidak sah secara mutlak, baik penjualan maupun pembelian, atau juga selain jual beli meskipun diizinkan oleh orang yang bersangkutan. Ibnu Rajab menyatakan bahwa tindakan seorang fudhu>li sah dan keabsahannya 10 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, Kamaluddin A. Marzuki, (Bandung: Alma arif, 1988), 57. 11 Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu Jilid 5, Abdul Hayyie Al-Kattani dkk, (Jakarta: Gema Insani, 2011), 50.

68 tergantung pada izin orang lain dengan syarat terpaksa melakukan transaksi pada barang atau hak orang lain dan susah mendapatkan izinnya, baik karena tidak diketahui siapa orangnya atau tidak ada orangnya, maupun susah menunggunya. Pasal 13 dari naskah proyek kompilasi hukum yang disusun berdasarkan madzhab Imam Ahmad menyebutkan, transaksi seorang fudhu>li dianggap batal meskipun nantinya akan mendapat izin, kecuali jika fudhu>li membelinya dengan status pinjam dan meniatkan pembelian itu untuk orang lain yang tidak disebutkan namanya maka transaksi itu sah. Ulama Syafi i dan Dzahiriyah berpendapat bahwa jual beli seorang fudhu>li batal sejak awal dan izin orang pihak ketiga tidak mempunyai pengaruh hukum. Dan mereka berpacu pada hadits yang telah penulis sebutkan di atas yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi, yaitu Tidak sah jual beli kecuali pada barang yang kamu miliki. 12 12 Ibid., 52.