BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang handal dan mampu membangun bangsa. pasal 1, butir 14 tentang sistem pendidikan nasional PAUD adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut. (Pasal 1 ayat 14 menurut UU No. 20 Tahun 2003)

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, melalui bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang UPI Kampus Serang Iis Jamilah, 2016

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan anak usia dini. Di dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun. bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun.

BAB I PENDAHULUAN. adanya pendidikan yang memadai untuk putra-putrinya, terlebih pada saat

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan. sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan

BAB I PENDAHULUAN. anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui. yang lebih lanjut.(yamin & Jamilah, 2012: 1)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Hasan (2011: 15), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden age)

BAB I PENDAHULUAN. usia ini merupakan usia emas (golden age) yang merupakan masa peka dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu di

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

BAB 1 PENDAHULUAN. selanjutnya. Perkembangan secara optimal selama masa usia dini memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani agar anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari perkembangan di usia-usia dini seseorang. Perkembangan anak pada usia pra-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kepribadian anak. Berdasarkan Undang - undang Sistem. Pendidikan Nasional NO.20 Tahun 2003 BAB I ayat 14, menyatakan

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. jamak (multiple intelegence) maupun kecerdasan spiritual. yaitu usia 1-6 tahun merupakan masa keemasan (golden age), yang pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum memasuki

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. menyadari akan penting nya mencerdaskan rakyat nya, Cita cita mulia itu pun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang. ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI NYANYIAN/LAGU BAGI ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. perhatian, minat, dan kemampuan dalam belajar. Segala yang ia lihat, ia

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14). Taman kanak-kanak merupakan bentuk pendidikan anak usia dini jalur formal yang menyelenggarakan pendidikan bagi anak usia 4 tahun sampai masuk pendidikan dasar (UU RI No. 20 Tahun 2003, pasal 28) Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan Taman kanak-kanak diselenggarakan untuk membantu meletakkan dasar perkembangan semua aspek tumbuh kembang anak sebelum memasuki pendidikan dasar. Jadi pendidikan Taman kanak-kanak merupakan tahapan pendidikan yang penting untuk mengembangkan kemampuan anak sesuai dengan tahap perkembangannya dan menyiapkan anak usia Taman kanak-kanak untuk siap ke jenjang berikutnya. Pendidikan Taman kanak-kanak dikatakan penting karena pada usia Taman kanak-kanak ini, anak sangat peka dalam menerima dan menyerap rangsangan dalam berbagai hal. Yang sering disebut dengan usia emas (Golden Age). Pada usia ini merupakan awal pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosi, konsep diri, disiplin, kemandirian, nilai-nilai agama dan 1

2 moral. Oleh karena itu dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangannya tercapai secara optimal. Pendidikan karakter pada anak perlu ditanamkan sedini mungkin dengan memberikan pendidikan dan cara pengasuhan yang benar kepada anak, serta memberikan model yang terbaik kepada anak maka perkembangan perilaku yang baik akan tumbuh dengan baik pula. Dalam hal ini peran orang tua dan guru sangat mempengaruhi, karena mereka sebagai pendidik utama untuk menjadikan seorang anak menjadi generasi yang kuat dan bertaqwa kepada Allah. Mengasuh dan memberikan pendidikan pada anak menjadi generasi yang kuat adalah perintah Allah yang tidak boleh diabaikan, maka bersiaplah orang tua dan guru menjadi pendidik terbaik bagi anak didiknya. Oleh karena itu guru dituntut untuk merancang, mengembangkan kebutuhan anak didik, lingkungan sekitar, ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan serta kondisi sekolah harus memadai. Tujuan pendidikan secara teoritis dan filosofis adalah membentuk pribadi anak menjadi seorang dewasa yang berdiri sendiri dan tidak tergantung dengan orang lain. Pendidikan pada mulanya dilakukan melalui pembiasaan. Anak berbuat sesuatu karena kebiasaan, tidak berdasarkan pada pikiran (rasional), seiring dengan bertambahnya kemampuan, pembiasaan akan berubah menjadi pendidikan yang sesungguhnya, yaitu ketika anak mengetahui kewibawaan. Kemandirian pada anak sangatlah penting, karena akan mempengaruhi kehidupan anak di masa akan datang. Kemandirian merupakan rasa ketidak

3 tergantungan kepada orang lain. Bersikap percaya diri dan mampu berinisiatif. Pada anak usia TK rasa kemandirian perlu untuk distimulasi dan dimotivasi. Sebetulnya setiap anak itu cenderung untuk mandiri atau memiliki potensi untuk mandiri karena telah dikaruniai perasaan, pikiran, kehendak sendiri, yang semuanya itu totalitas psikis dan sifat-sifat serta struktur yang berlainan pada tiap-tiap fase perkembangannya. Dalam era globalisasi ini, banyak anak yang kurang memiliki rasa kemandirian. Mereka lebih tergantung pada orang lain, merasa minder dan kurang percaya diri. Apabila hal ini tidak diatasi maka anak akan selalu bergantung kepada orang lain, tidak berinisiatif untuk lebih maju lagi. Kemandirian anak di TK Aisyiyah 2 masih terbilang rendah. Faktanya masih banyak anak yang ditunggu ibunya di dalam kelas, mereka menangis dan merengek apabila ditinggal ibunya. Pada saat kegiatan pembelajaran anak tidak dapat menyelesaikan kegiatan sampai selesai, kurangnya rasa percaya diri, dan rasa tanggung jawab yang dimiliki anak terhadap tugas yang diberikan masih terbilang rendah. Faktor penyebab anak kurang mandiri dikarenakan kurangnya stimulasi dan motivasi serta pengajaran kemandirian yang kurang terhadap anak, terlalu memanjakan anak dan kurang tegas. Selain itu, metode pembelajaran yang kurang menyenangkan, juga dapat mempengaruhi kemandirian pada anak. Dalam proses belajar mengajar, banyak metode yang dapat digunakan. Dari banyak metode yang ada, salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan Kemandirian anak adalah Metode Karya Wisata. Peneliti memilih

4 metode karya wisata ini karena metode ini lebih menyenangkan bagi anak-anak dan belum pernah digunakan di TK Aisyiyah 2. Karya wisata mengajak anak untuk belajar di luar kelas. Metode ini digunakan agar anak tidak merasa bosan dengan pembelajaran yang ada di dalam ruang kelas saja, dengan karya wisata ini, anak dapat secara langsung melihat dan mengamati obyek secara kongkrit, sehingga anak langsung berinteraksi dengan lingkungan tempat yang dikunjungi dan mengamati obyek yang ada disana. Karya wisata ini tidak harus dilakukan di tempat yang jauh, tetapi dapat dilakukan juga di sekitar lingkungan sekolah. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini mengangkat judul sebagai berikut : UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE KARYA WISATA PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH 2 KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013/2014. B. Pembatasan Masalah Agar permasalahan dalam penelitian lebih jelas, maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun masalah yang dibahas terbatas pada : Penerapan metode karya wisata untuk meningkatkan kemandirian anak di TK Aisyiyah 2 kelompok B Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun 2013/2014.

5 C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah, penelitian ini dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut : Apakah melalui metode karya wisata dapat meningkatkan kemandirian anak pada anak kelompok B di TK Aisyiyah 2 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014? D. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui kemandirian anak. 2. Tujuan Khusus Untuk mengetahui kemandirian anak melalui metode karya wisata pada anak kelompok B TK Aisyiyah 2 Kecamatan Sragen Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Secara Teoritis Menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan terutama dalam meningkatkan kemandirian anak melalui metode karya wisata.

6 2. Manfaat Secara Praktis a. Bagi guru 1) Menambah wawasan kepada guru untuk menemukan cara meningkatkan kemandirian anak. 2) Merangsang guru untuk lebih kreatif dan menciptakan metode kegiatan sesuai situasi dan kebutuhan. b. Bagi anak 1) Meningkatkan kemandirian pada anak didik. 2) Dengan kemandirian yang dimiliki anak, maka akan memberi manfaat yaitu mempermudah kehidupan mereka di masa yang akan datang.