BAB I PENDAHULUAN. memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang dinamis dan syarat perkembangan. Pendidikan harus memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

BAB I. PENDAHULUAN. belajar. Membelajarkan siswa yaitu membimbing kegiatan siswa belajar,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku karena

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31. Ayat (3) mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

I. PENDAHULUAN. berbudi pekerti, dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. penentu kebijakan. Upaya peningkatan mutu pendidikan ini ditujukan untuk

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia

I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara

I. PENDAHULUAN. Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka memengaruhi peserta didik agar

I. PENDAHULUAN. kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sains berkaitan dengan cara mencari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan penjaminan mutu pendidikan. memperbaiki sistem pendidikan. Pemerintah memperbaiki sistem

I. PENDAHULUAN. terbangunnya sebuah peradaban suatu bangsa. Pendidikan di Indonesia banyak

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan siswa

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pada saat ini pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu IPA yang mempelajari tentang gejalagejala

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan dalam mengembangkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. didapatkan nilai rata-rata tes formatif materi pokok larutan elektrolit dan redoks kelas

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu cabang dari IPA yang mempelajari struktur,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Dalam situasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun dari luar diri (eksternal) individu. Faktor internal sangat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Komputer dan Jaringan untuk kelas XI D memiliki kapasitas 36 orang siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia mulai mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Terbukti

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang demokratis serta bertanggung jawab. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama bagi kemajuan suatu bangsa. manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan. Undang-Undang Sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Biologi. Oleh: FARIDA HIKMAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB I PENDAHULUAN. setelah melalui kegiatan interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pendidikan adalah agar anak tersebut bertambah pengetahuan dan keterampilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Esty Setyarsih Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses pelatihan untuk. webster s New Word Dictionary Sagala (2007: 1), sehingga mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tingkah laku yang sesuai. Sanjaya (2006:2) mengatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disiratkan bahwa di

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan ilmu yang termasuk dalam rumpun IPA (ilmu pengetahuan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam menyiapkan sumber daya manusia yang produktif. Hal ini berarti bahwa berhasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia sedang mendapat perhatian dari pemerintah. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN Bab I tentang Sistem Pendidikan Nasional: pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

MIFTAHUDIN NIM. A

BAB I PENDAHULUAN. hanya berlaku di dalam masyarakat saja, namun dalam suatu negara juga akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan guru secara sadar dan dengan sistematis serta berpedoman pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kimia merupakan mata pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak suatu negara yang menginginkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusi yang dinamis dan syarat perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Menurut John Dewey bahwa pendidikan adalah segala sesuatu bersamaan dengan pertumbuhan. Pendidikan merupakan gejala insani yang fundamental dalam kehidupan manusia untuk menghantarkan anak manusia ke dunia perubahan. Dalam UUSPN (pasal 1 UU RI No. 20 tahun 2003) dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana pembelajaran dalam proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Di lain pihak, selain kesiapan mental dan penguasaan materi yang akan diajarkan, guru perlu membuat startegi atau pendekatan-pendekatan mengajar yang relevan agar tujuan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Jika tujuan pembelajaran yang diinginkan sudah dicapai oleh siswa, maka prestasi belajarpun akan mengarah pada peningkatan. Karena strategi atau pendekatan yang digunakan untuk membelajarkan siswa sangat mempengaruhi pemahaman siswa akan materi yang akan diajarkan.

Salah satu metode pembelajaran yang sampai sekarang ini masih mendominasi adalah metode ceramah yang masih diterapkan oleh guru-guru yang lahir dari kurikulum lama. Kelemahan dari metode ceramah adalah siswa hanya menjadi pendengar setia sehingga menyebabkan situasi yang kurang produktif. Sangat tidak relevan jika guru masih menerapkan metode ceramah sebagai pilihan utama dalam proses pembelajaran. Karena pendidikan sains sendiri menekankan pada pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar mampu memahami dan menjelajahi alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Depdiknas 2003). Hal ini berarti guru tidak lagi menjadi penguasa kelas tetapi hanya sebagai pembimbing dan fasilitator, selanjutnya yang berperan aktif adalah siswa. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil materi Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks. Metode yang digunakan adalah diskusi, tanya jawab, ceramah, pemberian tugas dan praktikum. Sebagai motivator dan fasilitator tentunya pendidik harus mampu membangkitkan semangat belajar siswa, menciptakan suasana yang dapat menarik perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran, memberikan arahan dan motivasi agar siswa merasa senang dan memiliki rasa ingin tahu serta yakin akan kemampuan dirinya. Dalam sebuah proses pembelajaran, pembelajaran bukan semata-mata proses penyampaian sesuatu materi kepada siswa namun bagaimana materi yang disampaikan dapat dimengerti oleh siswa. Selain itu, dalam menerapkan strategi yang tepat, maka pendidik harus menguasai teknik-teknik penyajian dan beragam cara mengajar dengan menggunakan model pembelajaran atau pendekatan yang sesuai sehingga membuat siswa termotivasi

untuk sering dalam mengikuti pembelajaran. Dengan demikian prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan (Sumantri, 1999:49). Kegiatan pembelajaran perlu adanya dorongan atau motivasi, baik motivasi dari dalam diri maupun motivasi dari luar diri siswa, sebagai seorang pendidik hendaknya memberikan motivasi yang positif karena motivasi yang baik dan positif akan sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Semakin baik motivasi yang diberikan kepada siswa maka hasil belajarnya akan semakin baik, begitu juga sebaliknya motivasi yang buruk akan mengakibatkan menurunnya hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian diatas, peneliti mencoba menampilkan sebuah pendekatan yang lebih memberdayakan siswa. Pendekatan ini tidak hanya mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta yang ada tetapi sebuah pendekatan yang mendorong siswa untuk mengonstruksi pengetahuan dibenak mereka sendiri.pendekatan Pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai adalah Pendekatan Kontekstual (CTL). Pendekatan Kontekstual (CTL) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Trianto, 2008: 17). Pendekatan kontekstual (CTL) sangat cocok diterapkan berkaitan dengan materi pokok Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks, karena materi pokok ini sangat sesuai dengan konteks dunia nyata kita, dalam kehidupan sehari-hari sering dan bahkan kita lakukan dan alami seperti proses perkaratan besi pada tiang-tiang listrik, seng pada atap rumah, minyak goreng menjadi tengik dan proses pembakaran yang merupakan contoh dari redoks sedangkan contoh larutan elektrolit dan nonelektrolit seperti listrik di rumah dapat menyala karena ion-ionnya dapat terurai sehingga dapat menghantarkan listrik.

Pendekatan Kontekstual (CTL) ini akan peneliti terapkan di SMA Negeri 1 Amarasi dengan mengambil materi pokok Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks. Peneliti tertarik untuk memilih lokasi ini karena berdasarkan hasil observasi diperoleh informasi dari guru kimia bahwa kurikulum yang digunakan adalah KTSP namun suasana kelas masih didominasi dengan metode ceramah, walaupun semua model pembelajaran sudah digunakan namun siswa tetap merasa tidak termotivasi untuk belajar kimia, sehingga yang digunakan hanya model yang sama dari dulu hingga sekarang dengan berpatokan pada metode ceramah. Peneliti juga tertarik melakukan penelitian dengan menggunakan motivasi dalam pendekatan kontekstual (CTL) pada kelas X SMA Negeri 1 Amarasi karena berdasarkan hasil observasi yang diperoleh dari guru kimia bahwa motivasi belajar siswa pada mata pelajaran kimia masih rendah. Hal ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia yang diindikasikan dengan perolehan nilai yang sangan rendah. Berkaitan dengan pendekatan pembelajaran yang diterapkan, peneliti juga memperoleh informasi kepasifan dalam belajar sebagian besar disebabkan oleh anggapan bahwa mata pelajaran adaptif, dalam hal ini termasuk mata pelajaran kimia, hanya menjadi prasyarat. Dampaknya terlihat pada nilai prestasi belajar kimia pada pokok bahasan Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks 3 tahun berturut-turut yaitu tahun pelajaran 2010/2011 dari 120 siswa kelas X, 50 siswa atau 41% mencapai KKM, tahun pelajaran 2011/2012 dari 123 siswa kelas X, 65 siswa atau 42% mencapai KKM dan tahun pelajaran 2012/2013 dari 133 siswa kelas X, 56 siswa atau hanya 42,10% dari keseluruhan siswa dengan nilai sudah mencapai KKM Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) yaitu 75%. Ditandai dengan permasalahan yang lain, yaitu keaktifan siswa menjadi rendah, terlihat malas untuk membaca buku pelajaran dan mencatat penjelasan guru, merasa jenuh,

kurang antusias ketika kegiatan belajar mengajar serta respon rendah terhadap pertanyaan dan penjelasan guru, kerja sama dalam kelompok kurang optimal, dan kegiatan belajar mengajar tidak efisien. Dari hasil perbincangan dengan guru-guru di SMA Negeri 1 Amarasi sekitar 38 guru yang mengajar pada SMA tersebut beberapa guru (guru matematika, guru fisika, guru biologi, kimia 2 orang, guru antropologi, guru geografi, guru bahasa Indonesia, guru ekonomi, guru sejarah, guru penjaskes 2 orang dan guru kesenian) mengatakan bahwa siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran didalam kelas diakibatkan kurang adanya sarana dan prasarana yang mendukung dan kurang adanya ketertiban dalam mengikuti pelajaran menjadikan siswa malas untuk belajar karena beranggapan bahwa pelajaran kimia hanya syarat untuk lulus, dengan demikian anggapan tersebut menjadikan siswa malas untuk berusaha dalam belajar. Berdasarkan hasil observasi, SMA Negeri 1 Amarasi memiliki enam rombongan belajar pada kelas X tahun pelajaran 2013/2014 dengan kondisi siswanya heterogen laki-laki dan perempuan, dari lingkungan keluarga (kaya dan miskin) dan perilaku yang berbeda-beda membuat siswa lebih bersifat individualis dan tidak ada rasa ingin tahu antara satu dengan yang lainnya. Kondisi tersebut akan mempengaruhi proses pembelajaran apabila tidak segera diatasi, sehingga perlu dibentuk kelompok-kelompok kecil dari latar belakang yang berbeda, dengan harapan agar setiap siswa dalam kelompoknya bisa saling kerjasama. Berdasarkan masalah yang digambarkan dalam latar belakang maka peneliti mengambil judul : Pengaruh Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Penerapan Pendekatan Kontekstual (CTL) Materi Pokok Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks Pada Siswa Kelas X B Semester genap SMA Negeri 1 Amarasi Tahun Pelajaran 2013/2014.

B. Rumusan Masalah Berkaitan dengan judul penelitian tersebut, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana Efektifitas Pembelajaran dalam penerapan Pendekatan Kontekstual (CTL) pada materi pokok Larutan Elektrolit dan Konsep redoks Kelas X B SMA Negeri 1 Amarasi Tahun Pelajaran 2013/2014? Secara spesifik, masalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran kimia dalam penerapan pendekatan kontekstual (CTL) materi pokok Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks pada siswa kelas X B SMA Negeri 1 Amarasi Tahun Pelajaran 2013/2014? b. Bagaimana ketuntasan Indikator Hasil Belajar pada mata pelajaran kimia dalam penerapan pendekatan Kontekstual (CTL) materi pokok Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks pada Siswa Kelas X B SMA Negeri 1 AmarasiTahun Pelajaran 2013/2014? c. Bagaimana Hasil Belajar kimia siswa dalam penerapan pendekatan Kontekstual (CTL) materi pokok Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks pada siswa kelas X B SMA Negeri 1 Amarasi Tahun Pelajaran 2013/2014? d. Bagaimana Motivasi siswa pada kegiatan dalam Penerapan pendekatan kontekstual (CTL) materi pokok Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks pada Siswa Kelas X B SMA Negeri 1 Amarasi tahun Pelajaran 2013/2014? 2. Adakah hubungan motivasi terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan pendekatan Kontekstual (CTL) materi pokok Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks pada siswa kelas X B SMA Negeri 1 Amarasi Tahun Pelajaran 2013/2014?

3. Adakah pengaruh motivasi terhadap hasil belajar siswa dalampenerapan Pendekatan Kontekstual (CTL) materi pokok Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks pada siswa kelas X B SMA Negeri 1 Amarasi Tahun Pelajaran 2013/2014? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui Efektifitas pembelajaran dalam penerapan Pendekatan Kontekstual (CTL) materi pokok Larutan Elektrolit dan Konsep redoks Kelas X B SMA Negeri 1 Amarasi Tahun Pelajaran 2013/2014. Secara spesifik tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran kimia dalam penerapan pendekatan kontekstual (CTL) materi pokok Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks pada siswa kelas X B SMA Negeri 1 Amarasi Tahun Pelajaran 2013/2014. b. Untuk mengetahui ketuntasan Indikator Hasil Belajar dalam penerapan pendekatan kontekstual (CTL) materi pokok Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks pada siswa kelas X B SMA Negeri 1 Amarasi Tahun Pelajaran 2013/2014. c. Untuk mengetahui Hasil Belajar kimia dalam penerapan pendekatan kontekstual (CTL) materi pokok Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks pada siswa kelas X B SMA Negeri 1 Amarasi Tahun Pelajaran 2013/2014. d. Untuk mengetahui Motivasi siswa pada kegiatan Pembelajaran dalam penerapan pendekatan kontekstual (CTL) materi pokok Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks pada Siswa Kelas X B SMA Negeri 1 Amarasi Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan motivasi terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan pendekatan kontekstual (CTL) materi pokok Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks pada Siswa Kelas X B SMA Negeri 1 Amarasi Tahun Pelajaran 2013/2014. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan Pendekatan Kontekstual (CTL) materi pokok Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks pada Siswa Kelas X B SMA Negeri 1 Amarasi Tahun Pelajaran 2013/2014. D. Manfaat Penelitian Adapun Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Sebagai kesempatan bagi peneliti untuk memperluas wawasan tentang pendekatan kontekstual (CTL). 2. Sebagai bahan refleksi bagi guru kimia terutama dengan menerapkan pendekatan Kontekstual (CTL). 3. Sebagai suatu usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran kimia siswa kelas X SMA Negeri 1 Amarasi. E. Batasan Penelitian Adapun penelitian ini dibatasi sebagai berikut: 1. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X B SMA Negeri 1 Amarasi 2. Perlakuan kurang dari satu semester yakni hanya 3 kali pertemuan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 materi pokok Larutan Elektrolit dan Konsep Redoks. 3. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan Kontekstual.

F. Batasan Istilah 1. Pengaruh Pengaruh adalah efek atau akibat yang diberikan variabel bebas kepada variabel tak bebas (Sudjana, 2000 : 13). 2. Motivasi Motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan seorang individu untuk melakukan suatu tingkah laku atau tindakan (Dimyati dan Mudjiono, 2009). 3. Pendekatan Kontekstual Pendekatan Kontekstual adalah pendekatan yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari (Retno Dwi Suyanti, 2010 : 125). 4. Hasil belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Jihad & Haris, 2012 : 14).