PANRITA_ABDI Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

termasuk manusia dan prilakunya

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 18/MEN/2008 TENTANG AKREDITASI TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa yang patut dijaga, dikelola dan dikembangkan dengan baik

PROPOSAL DINAS PERIKANAN DAN PERTANIAN PATTASAKI

BAB I PENDAHULUAN. semua makhluk baik manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Dari ketiga

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU

I. PENDAHULUAN. Amartya Sen, peraih Nobel Ekonomi tahun 1998, menyatakan bahwa. bersama akan maksimal, dengan demikian kemakmuran sebuah bangsa dapat

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan ekosistem di bumi, dimana kehendak bebas dan kuasa untuk mengelola bumi

Payung Hukum. 1. kewajiban memperhatikan perlindungan fungsi lingkungan hidup. Menurut UU. Mengawal Hukum Lingkungan

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomis. Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan

BAB I PENDAHULUAN. terpadu dengan lingkungannya dan diantaranya terjalin suatu hubungan fungsional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi, sehingga diperlakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada

BAB X PEMBANGUNAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA LINGKUNGAN HIDUP KAWASAN PESISIR DAN LAUT DI KABUPATEN ALOR

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam semua aspek kehidupan manusia selalu menghasilkan manusia

2015 STUDI TENTANG PEMBERDAYAAN PARTISIPATIF DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI DAN PERILAKU WARGA MASYARAKAT

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

PRODUK DAUR ULANG LIMBAH

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENYULUHAN MATA PENCAHARIAN ALTERNATIF BERKELANJUTAN MELALUI PEMANFAATAN BUAH MANGROVE

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fisabil Yusuf P., 2015

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK DALAM PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI PRODUK KERAJINAN TANGAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PERENCANAAN PERLINDUNGAN

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

-2- saling melengkapi dan saling mendukung, sedangkan peran KLHS pada perencanaan perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup bersifat menguatkan. K

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/2009 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. terhadap barang atau material yang kita gunakan sehari hari. Demikian juga

PENANGGULANGAN MASALAH PENCEMARAN SAMPAH DAERAH PESISIR SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN EKOSISTEM PESISIR DAN HUTAN MANGROVE.

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. (makhluk hidup) dan abiotik (makhluk tak hidup). Kedua komponen itu akan

Wawasan Lingkungan Hidup Dan Sustainable Agroecosystem FAKULTAS PETERNAKAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DAN PEMANFAATAN AIR LIMBAH

Pengaruh Pencemaran Sampah Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal Di TPA Mojosongo Surakarta 1

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem di bumi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki beragam masalah

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PELATIHAN MEMBUAT ASESORIS RUMAH TANGGA DARI KERAJINAN ANYAMAN DAUN LONTAR PADA REMAJA PUTRI PUTUS SEKOLAH DI KECAMATAN MARIORIAWA KABUPATEN SOPPENG

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2010 NOMOR 6

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017

PENGELOLAAN LINGKUNGAN

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM

1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumberdaya alam adalah unsur lingkungan yang terdiri atas sumberdaya alam

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Darda (2009) dijelaskan secara rinci bahwa, Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berwarna hitam merupakan salah satu jenis plastik yang paling banyak beredar di

Mata Ajaran : Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Topik : Lingkungan Hidup & Sistem Manajemen Lingkungan RS Minggu Ke : II

BAB I PENDAHULUAN. Kebersihan lingkungan merupakan salah satu hal yang sangat penting

BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan ,80 km², kota

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku buruk tentang sampah. Masyarakat membuang sampah sembarangan.

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SINGKAWANG TAHUN

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DALAM MEMBUAT PRODUK DAUR ULANG SAMPAH DI KELURAHAN BALEARJOSARI

KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

LAPORAN KEGIATAN PPM. Oleh: Victoria Henuhili, dkk.

- 3 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

kabel perusahaan telekomunikasi dan segala macam (Setiawan, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat dan adanya hubungan timbal balik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MANAGEMENT OF THE NATURAL RESOURCES OF SMALL ISLAND AROUND MALUKU PROVINCE

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG,

KONSEP-KONSEP DASAR DALAM HUKUM LINGKUNGAN

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

E. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1. Uraian Kegiatan

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT

PENGELOLAAN DAN KELESTARIAN KEBERADAAN SUMBER AIR SEBAGAI SALAH SATU UNSUR PENTING KEBUTUHAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan menjadi lebih baik, wilayah pesisir yang memiliki sumber daya alam

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BUPATI POLEWALI MANDAR

AMDAL. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan By Salmani, ST, MS, MT.

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dan memberikan pengaruh satu sama lain, mulai dari keturunan,

Transkripsi:

PANRITA_ABDI Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat LP2M Universitas Hasanuddin Pengelolaan Lingkungan Pantai Melalui Pengembangan Bank Sampah Sebagai Upaya Bersih Pantai dan Pemberian Nilai Tambah Sampah Daur Ulang Di Pantai Losari, Kota Makassar 1 Nita Rukminasari, 1 Yusran Nur Indar, 1 Farida Sitepu, 1 Basse Siang Parawansa, 1 Suharto, 1 Irmawati, 1 Dwi Fajriyati Inaku dan 1 Khusnul Yaqin 1 Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin Korespondensi: N Rukminasari, nita.r@unhas.ac.id Abstrak. Pantai dan pulau-pulau kecil berpenduduk di Indonesia umumnya, dan di Sulawesi Selatan khususnya masih belum dilengkapi oleh tata kelola lingkungan hidup yang baik. Contohnya, sangat umum di jumpai di pantai dan pulau-pulau kecil tidak memiliki tata kelola sampah dan limbah yang baik. Banyak pantai dan pulau-pulau kecil kita kelihatan dan menjadi sangat kotor, jorok, dan tidak sehat. Pantai Losari, Kelurahan Losari, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar merupakan salah satu pantai di Sulawesi Selatan yang mempunyai kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Kelurahan Losari cukup luas and padat serta menghasilkan sampah organic rumah tangga dan sampah daur ulang yang cukup besar. Sampah organic dan sampah daur ulang ini dapat menjadi potensi yang cukup besar untuk mendapat penghasilan tambahan bagi masyarakatnya. Penghasilan tambahan ini didapat dari pengolahan limbah organic menjadi kompos dan sampah daur ulang menjadi kerajinan/produk yang bernilai ekonomis (dapat dijual). Namun, masyarakat belum mengetahui dan memahami teknik pengolahan limbah organic dan limbah daur ulang, sehingga potensi yang cukup besar dari limbah organic dan limbah daur ulang yang dihasilkan oleh masyarakat di Kelurahan Losari belum termanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan rumah tangganya.kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk menerapkan teknologi pengolahan limbah domestik organik dan sampah daur ulang dan mengadopsi teknologi kepada masyarakat melalui pembuatan berbagai produk/kerajinan tangan dari sampah daur ulang di Kelurahan Losari, Kota Makassar.Hasil kegiatan pengabdian pada masyarakat Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP Unhas, menunjukkan bahwa tingginya tingkat partisipasi masyarakat mengikuti kegiatan ini dan besarnya minat khalayak sasaran untuk membuat berbagai produk kerajinan tangan untuk meningkatkan nilai tambah dari limbah organic domestic melalui proses composting. Kata kunci : Bersih pantai, nilai tambah sampah daur ulang, sampah organik, Losari Pendahuluan Pantai dan pulau-pulau kecil di Indonesia merupakan ruang hidup yang memerlukan pengelolaan lingkungan yang terpadu dan berkelanjutan (Ferrol-Schulte, et al., 2015). Ruang hidup yang dimaksud karena pantai dan pulau-pulau kecil dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat tinggal. Sebagian besar dari pantai dan pulau-pulau kecil di Indonesia berpenduduk dengan karakter sosial-budaya yang spesifik, dimana pada umumnya memiliki jumlah penduduk tinggi dan pada semua umur, rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan, serta tingginya angka kemiskinan dan pengangguran. Konsekuensinya, lingkungan hidup di 67/75

pulau-pulau kecil tidak terlepas dari tekanan tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan masyarakat. UU 27/2007 tentang Pengelolaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil mendefinisikan pulau kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 2.000 Km2 (dua ribu kilometer persegi) beserta kesatuan ekosistemnya (Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, 2017). Dari definisi tersebut, pulau kecil memiliki dua komponen utama, yaitu ruang daratan yang terbatas dan kesatuan ekosistem. Sedangkan, kesatuan ekosistem yang dimaksud dapat diterjemahkan sebagai kesatuan ekosistem yang ada di daratan pulau dan ekosistem lautnya. Keterbatasan ruang tersebut menyebabkan pulau-pulau kecil sangat rentan tehadap tekanan-tekanan aktifitas manusia. Tekanan tersebut dapat berasal dari pertumbuhan penduduk (angka kelahiran dan migrasi), dan ketergantungan masyarakat akan sumberdaya laut seperti ikan sebagai sumber protein, serta keterbatasan sumberdaya air bersih untuk hidup. Oleh karena itu, pulau kecil memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap bencana alam dan penyakit, dampak perubahan iklim, pencemaran, serta kerusakan lingkungan. Bila ketentuan tersebut diselaraskan dengan UU 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, dalam konteks pantai dan pulau-pulau kecil, pengelolaan lingkungan hidup dapat diartikan sebagai upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup (daya dukung dan daya tampung) pulaupulau kecil yang meliputi kebijaksanaan, penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemelihataan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup. Daya dukung adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya. Pelestarian daya dukung lingkungan hidup adalah rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup terhadap tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan, agat tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain. Pelestarian daya tampung adalah rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk meyerap zat, energi, dan/atau koponen lain yang dibuang ke dalamnya. Ironinya, pantai dan pulau-pulau kecil berpenduduk di Indonesia umumnya, dan di Sulawesi Selatan khususnya masih belum dilengkapi oleh tata kelola lingkungan hidup yang baik. Contohnya, sangat umum di jumpai di pantai dan pulau-pulau kecil tidak memiliki tata kelola sampah dan limbah yang baik. Banyak pantai dan pulau-pulau kecil kita kelihatan dan menjadi sangat kotor, jorok, dan tidak sehat. Selain dari belum adanya sistem yang efektif yang dapat mengatur persoalan ini, juga hal tersebut tidak terlepas dari paradigma yang dianut oleh sebagian besar masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil, bahwa sampah dan kotoran yang dibuang ke laut tidak menimbulkan masalah lingkungan hidup. Laut masih menjadi tempat sampah terbesar. Untuk itu dibutuhkan upaya percontohan pengelolaan lingkungan hidup di pantai dan pulau-pulau kecil, yang bukan hanya ditujukan pada pelestarian ekosistem, namun terkhusus pada pada pengelolaan pulau sebagai tempat hidup yang bersih dan sehat. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk membenahi pengelolaan lingkungan hidup di pulau-pulau kecil melalui pengembangan bank sampah sebagai upaya bersih pantai serta pemberian nilai tambah dari sampah yang bisa didaur ulang. Sasarannya untuk membangun kapasitas masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup secara swadaya. 68/75

Metode Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilaksanakan menggunakan metode penyuluhan aktif-demonstratif meliputi: 1. Penjelasan Teori Khalayak sasaran diberikan pelatihan mengenai pengelolaan limbah dan sampah serta pelatihan tentang pemanfaatan kembali sampah yang bersifat reusable (yang dapat dipakai kembali). 2. Pembentukan kelompok masyarakat sadar lingkungan 3. Pelaksanaan Demonstrasi Tim pengabdi membuat satu unit percontohan bank sampah, diikuti secara aktif oleh seluruh anggota masyarakat yang menjadi khalayak sasaran. Tim pengabdi juga membuat beberapa jenis kerajinan tangan yang dibuat berasal dari sampah daur ulang (misalnya, pembuatan kantong dari bungkus rokok, pembuatan tempat tissue) 4. Pelaksanaan Program Tim pengabdi memberikan bimbingan kepada kelompok masyarakat pada khalayak sasaran yang telah ditunjuk dalam pembuatan bank sampah dan kerajinan tangan yang berasal dari sampah daur ulang yang akan dilakukan secara mandiri oleh khalayak sasaran. Jumlah khalayak sasaran yang ditargetkan sebanyak 30 kepala keluarga. 5. Monitoring kegiatan Tim pengabdi memonitoring secara langsung pembuatan bank sampah dan pembuatan kerajinan tangan dari sampah daur ulang secara mandiri yang dilakukan oleh anggota khalayak sasaran di lokasi yang telah ditentukan. 6. Evaluasi Selama kegiatan berlangsung, dilakukan evaluasi terhadap seluruh rangkaian kegiatan pengabdian, penyuluhan (penjelasan teori) sampai pelaksanaan demonstrasi dan pembuatan bank sampah dan pembuatan kerajinan tangan dari sampah daur ulang secara mandiri oleh khalayak sasaran. Kegiatan Penyuluhan Hasil dan Pembahasan Kegiatan pengabdian pada masyarakat tentang Pengelolaan lingkungan pantai melalui pengembangan bank sampah sebagai upaya bersih pantai dan pemberian nilai tambah sampah daur ulang di Pantai Losari, Kota Makassar diawali dengan kegiatan penyuluhan tentang pentingnya memelihara dan menjaga kebersihan lingkungan (Materi penyuluhan tersaji pada Lampiran 1). Kegiatan penyuluhan ini diikuti oleh 24 peserta dari Kelurahan Losari dan dihadiri juga oleh Bapak Luruh dan beberapa staf kelurahan (Daftar hadir peserta penyuluhan tersaji pada Lampiran 2). Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 30 September 2016 di kantor Kelurahan Losari, Kota Makassar. Adapun pemateri dari kegiatan penyuluhan ini adalah salah satu staf Dosen Prodi MSP, FIKP, Unhas (Ir. Suwarni, MSi). Pada saat kegiatan penyuluhan berlangsung, terlihat minat dan keingintahuan masyarakat cukup besar terhadap materi yang dijelaskan oleh pemateri hal ini terlihat dengan cukup banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada pemateri serta aktifnya peserta dalam berdiskusi tentang materi yang dijelaskan. Penjelasan materi mengenai pentingnya memelihara dan menjaga kebersihan lingkungan berlangsung selama 1 jam. 69/75

Gambar 1. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan Pentingnya memelihara dan menjaga kebersihan lingkungan. Pelatihan pemberian nilai tambah sampah daur ulang dan sampah organik Pelatihan pemberian nilai tambah sampah daur ulang dan sampah organik dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama adalah pelatihan pemberian nilai tambah sampah daur ulang melalui pembuatan kerajinan tangan dari sampah daur ulang (bekas teh gelas) berupa tempat aqua, tempat tissue, tempat sendok, dompet dan tudung saji kecil (bosara) (Gambar 2). Materi pelatihan dibawakan oleh Ibu Kimmy dari kelompok wanita RA Kartini, Pinrang yang telah menghasilkan produk kerajinan dari sampah daur ulang. Pelatihan ini diikuti oleh 19 orang peserta yang sebagian besar adalah ibu-ibu, termasuk anggota Pokja II PKK, Kelurahan Losari. Pada kegiatan pelatihan ini pertama-tama pemateri memberikan contoh cara membuat kerajinan dari sampah daur ulang (Gambar 3). Setelah itu peserta langsung mempraktekkan pembuatan kerajinan yang dibimbing oleh Ibu Kimmy dkk. Semua peserta aktif membuat kerajinan sesuai dengan yang dicontohkan oleh pemateri. Sesi kedua adalah pemberian nilai tambah sampah organik. Materi ini disampaikan oleh Dr. Ir. Khusnul Yaqin,M.Sc. Pada materi ini peserta diberikan penjelasan cara pembuatan kompos dari sampah organik rumah tangga. 70/75

Antusiasme peserta cukup tinggi ditandai dengan banyaknya pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang dibawakan. Pelatihan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 01 Oktober 2016, bertempat di Kantor Kelurahan Losari, Kota Makassar. Efektivitas penyerapan materi melalui praktek langsung cukup tinggi karena peserta pelatihan dapat langsung mempraktekkan teori tentang pembuatan kerajinan tangan dari sampah daur ulang dan pembuatan kompos dari sampah organik. Gambar 2. Produk-produk kerajinan dari sampah daur ulang 71/75

Gambar 3. Pelaksanaan kegiatan pelatihan pemberian nilai tambah sampah daur ulang. Kegiatan Bersih Pantai Losari Kegiatan pengabdian pada masyarakat tentang Pengelolaan lingkungan pantai melalui pengembangan bank sampah sebagai upaya bersih pantai dan pemberian nilai tambah sampah daur ulang di Pantai Losari, Kota Makassar diakhiri dengan kegiatan bersih Pantai Losari yang dilaksanakan pada hari Minggu, 02 Oktober 2016. Kegiatan ini juga melibatkan mahasiswa dan masyarakat di Kelurahan Losari. Pada kegiatan ini bersih pantai dilakukan tidak hanya di darat (Gambar 4) tapi juga di perairan pantai Losari dengan cara menjaring sampahsampah yang terapung disekitar Pantai Losari dengan menggunakan Perahu Pengambil Sampah milik PEMDA Kota Makassar (Gambar 5). Kegiatan ini diikuti oleh kurang lebih 25 orang masyarakat dari Kelurahan Losari, 50 orang mahasiswa Program Studi MSP dan 6 orang dosen/tim pengabdi. Kegiatan berlangsung sekitar 3 jam yang dipusatkan di Mesjid Terapung dan Anjungan Losari. Tim pengabdi juga menyumbangkan 25 tempat sampah besar untuk Kelurahan Losari. Kegiatan Bersih Pantai Losari ini dilakukan sebagai salah satu bentuk kepedulian Program Studi MSP terhadap kebersihan lingkungan pantai, khususnya Pantai Losari yang menjadi Ikonnya Kota Makassar. Kegiatan bersih pantai bertepatan dengan car free day, sehingga area pembersihan tidak terlalu luas berhubung banyaknya orang lalu lalang disekitar lokasi kegiatan. Walaupun demikian, berkat arahan dari Pak Lurah dan kerjasama dengan masyarakat di Kelurahan Losari, kegiatan bersih pantai ini cukup efektif membersihkan area target. 72/75

Gambar 4. Pembersihan bagian daratan dan tim pengabdi bersama mahasiswa. 73/75

Evaluasi Kegiatan Gambar 5. Pembersihan sampah di perairan Pantai Losari Jangka pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini relatif sangat singkat (kurang dari 1 bulan) sehingga evaluasi hasil kegiatan hanya dapat dilakukan melalui observasi langsung pada saat kegiatan dilaksanakan. Observasi yang dilakukan meliputi tingkat partisipasi/kehadiran masyarakat pada saat kegiatan penyuluhan, pelatihan dan bersih pantai yang dilakukan. Tingkat partisipasi/kehadiran masyarakat mengikuti kegiatan penyuluhan, pelatihan dan bersih pantai cukup tinggi, yaitu 24 peserta dan jumlah peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan ini ditargetkan 25 orang, jadi secara keseluruhan kegiatan ini memenuhi target dari segi jumlah peserta. Kesimpulan Dari hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dilaksanakan di Kelurahan Losari, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat partisipasi masyarakat untuk mengikuti kegiatan ini cukup tinggi dibuktikan dengan kehadiran khalayak sasaran mencapai target yang diharapkan (25 orang dari 25 orang yang ditargetkan). 2. Keingintahuan dan minat khalayak sasaran tentang kebersihan lingkungan dan pembelian nilai tambah sampah domestik organik dan sampah daur ulang cukup besar dibuktikan dengan keterlibatan secara aktif khalayak sasaran saat penyuluhan dan pelatihan serta keinginan khalayak sasaran untuk membuat beberapa kerajinan dari sampah daur ulang dan produk kompos dari sampah organik. 3. Tingkat partisipasi masyarakat di Kelurahan Losari terhadap kegiatan bersih Pantai Losari yang dilaksanakan oleh Tim Pengabdi Prodi MSP, FIKP Unhas menunjukkan tingginya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan Icon Kota Makassar, Pantai Losari. Pelibatan mahasiswa pada kegiatan Bersih Pantai Losari meningkatkan kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan sekitar. 74/75

Ucapan Terima Kasih Kegiatan pengabdian pada masyarakat Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan 2016 ini didanai oleh BOPTN Unhas 2016. Kami mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Unhas yang telah mengorganisir pendanaan untuk pelaksanaan kegiatan ini dan kepada Lurah Losari, Kota Makasar yang telah bersedia menjadi mitra pada kegiatan pengabdian ini Ucapan terima kasih yang sama ditujukan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi aktif dan membantu tim pengabdi sehingga kegiatan ini berjalan dengan lancar. Referensi Ferrol-Schulte, D., Gorris, P., Baitoningsih, W., Adhuri, D. S., & Ferse, S. C. (2015). Coastal livelihood vulnerability to marine resource degradation: A review of the Indonesian national coastal and marine policy framework. Marine Policy, 52, 163-171. Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, 2017. Undang- Undang Republik IndonesiaNomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil. Jakarta. Menteri Negara Sekretaris Negara Republik Indonesia, 1997. Undang Undang No. 23 Tahun 1997 Tentang : Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta. 75/75