BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. mempromosikan museum-museum tersebut sebagai tujuan wisata bagi wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kajian menarik dari keberadaan golongan Etnis Tionghoa di

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Penduduk yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, adat istiadat

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa pemerintahan Orde Baru, keberadaan etnis Tionghoa merupakan

Pada awalnya etnis Tionghoa datang ke Indonesia untuk melakukan migrasi. Para imigran dari Cina ini telah menyebar hampir ke seluruh pelosok

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Bangsa yang majemuk, artinya Bangsa yang terdiri dari beberapa suku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah suatu negara kepulauan yang kaya akan kebudayaan dimana

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Indonesia adalah Negara yang Memiliki Kekayaan Budaya

beragam adat budaya dan hukum adatnya. Suku-suku tersebut memiliki corak tersendiri

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan dan kepercayaannya. Hal tersebut ditegaskan dalam UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya

BAB 2 DATA DAN ANALISA. 1. Etnis Tionghoa dan Nasionalisme Indonesia karya Leo Suryadinata. 2. Tradigital 3ds Max karya Richard Lapidus.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Suku Tionghoa merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia. Saat ini

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA DISKRIMINASI

Menanggapi Seruan Bubarkan Perkumpulan Tionghoa

Perkenankanlah saya sedikit menambah untuk memperjelas dan mempertegas tulisan bung So di Facebook tentang Diskriminasi dan Indonesia Asli ini:

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dan tersebar di berbagai pulau. Setiap pulau memiliki ciri khas dan

No ekonomi. Akhir-akhir ini di Indonesia sering muncul konflik antar ras dan etnis yang diikuti dengan pelecehan, perusakan, pembakaran, perkel

Bahasa adalah salah satu kemampuan dasar dan alamiah yang dianugerahkan. pada umat manusia. Umat manusia tidak akan mungkin mempunyai budaya atau

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus penduduk terpadat di Kabupaten Langkat. Kecamatan ini dilalui oleh

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung, Indonesia. Sejak diundangkannya Undang-undang Nomor 12 tahun

I. PENDAHULUAN. oleh Indonesia adalah suku Cina atau sering disebut Suku Tionghoa.

, 2015 NILAI-NILAI SOSIAL BUDAYA ETNIS TIONGHOA DALAM ANTOLOGI CERPEN SULAIMAN PERGI KE TANJUNG CINA KARYA HANNA FRANSISCA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan satu bagian dalam proses kehidupan

BAB 9 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Waktu : 6 x 45 Menit (Keseluruhan KD)

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang permasalahan. 1) Gambaran umum tentang orang Tionghoa yang ada di Indonesia.

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB 1. Pendahuluan. kemajemukan yang tampak dari masyarakat Indonesia. Suryadinata (1997:9)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG PENGHAPUSAN DISKRIMINASI RAS DAN ETNIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Prasetya dalam bukunya yang berjudulilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Tionghoa adalah kelompok masyarakat yang sudah. berbudaya lebih lama dari rata-rata bangsa yang ada di dunia.

11. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk dapat memecahkan masalah-masalah yang akan diteliti.

BAB I PENDAHULUAN. diteliti, karena memiliki keunikan, kesakralan, dan nilai-nilai moral yang terkandung di

TERBUKANYA KRAN DEMOKRASI ETNIS TIONGHOA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. hak-hak serta kewajibannya (Abdulsyani, 2007:92) lain, hal ini sangat mempengaruhi peranannya dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan. keanekaragaman budaya, suku dan agama. Hal ini terjadi sejak jaman

Oleh: Kartika Cahya Pertiwi 1

Pembaharuan Hukum Catatan Sipil dan Penghapusan Diskriminasi di Indonesia

Written by Imam S. Arizal Sunday, 06 February :39 - Last Updated Sunday, 06 February :49

I. PENDAHULUAN. kelompok-kelompok perorangan dengan jumlah kecil yang tidak dominan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu

BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perasaan positif yang dimiliki pasangan dalam perkawinan yang memiliki makna

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang penduduknya terdiri atas beraneka

BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK

BAB I PENDAHULUAN. kaya di Asia Tenggara. Hal ini begitu tampak dari pakaian, makanan, dan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang tersebar di berbagai pulau. Kondisi negara maritim dengan

Tragedi Mei 1998 dan Lahirnya Komnas Perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN. sejarah singkat bangsa Indonesia yang berkaitan dengan kedatangan etnik Cina di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II. umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruf. dan bermakna, suatu pengertian tentang suatu objek, produk subjektif yang

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan. proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SAMBUTAN PADA UPACARA BENDERA DALAM RANGKA MEMPERINGATI HARI IBU KE-89 TAHUN 2017

KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA. Oleh: Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH[1].

BAB I PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang sebagai warga negara. Berdasarkan Penjelasan BAB X

BAB I PENDAHULUAN. (Puisi esai karya: Denny JA, sumber: penggalan puisi dalam Film Sapu Tangan Fang Yin )

Habibi Serahkan Dokumen Tragedi 98

SEJARAH SOSIAL-BUDAYA MASYARAKAT CINA BENTENG DI KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perasaan cemas dan tidak nyaman ini dapat dirasakan baik oleh kelompok mayoritas

TINJAUAN HUKUM TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN ANAK DAN ORANG TUA DILIHAT DARI UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Istilah Pengaruh menurut Purwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa

KONSEP DASAR SOSIOLOGI PERDESAAN. Pertemuan 2

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

BAB I PENDAHULUAN. Barongsai berasal dari kata Barong dan Sai, barong adalah kata dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 5 PENUTUP. sebagai lembaga swadaya masyarakat yang ada di wilayah Grobogan mampu

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya di Indonesia saja melainkan di dunia karena kemajuannya yang pesat

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENLITIAN, PENDUDUK DAN INFORMAN. dan sudah termasuk daerah ibu kota Propinsi Jawa Barat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan meningkatnya ketergantungan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Belanda, meskipun saat ini penggolongan penduduk telah dihapus semenjak adanya

PERANAN WANITA DALAM PEMBANGUNAN BERWAWASAN GENDER

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki bermacam-macam suku bangsa,

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam

KISI-KISI UAS SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tugas untuk memenuhi salah satu kebutuhan sosial manusia,

I. PENDAHULUAN. masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah mengenai Hukum Waris. Adanya pemisahan penduduk dengan

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di masa Presiden Soeharto, kedudukan Etnis Cina di dalam kehidupan

BAB II. Asal Mula Datangnya Masyarakat Tionghoa ke Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Film adalah teks yang memuat serangkaian citra fotografi yang

KONSEP DASAR SOSIOLOGI PERDESAAN. Pertemuan 2

BAB I PENDAHULUAN. hidup sendirian. Perwujudan manusia sebagai mahluk sosial nampak dalam

Transkripsi:

153 BAB V KESIMPULAN Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Cina Benteng di Tangerang Pada Masa Orde Baru (1966-1998) kesimpulan tersebut merujuk pada jawaban permasalahan penelitian yang telah diajukan pada rumusan masalah. Ada beberapa hal pokok yang dapat penulis simpulkan dalam penulisan skripsi ini diantaranya adalah sebagai berikut: Pertama, latar belakang kedatangan etnis Tionghoa ke Tangerang belum diketahui pasti tetapi berdasarkan pada kitab sejarah Sunda yang berjudul Tina Layang Parahyang (catatan dari Parahyangan) yang menceritakan tentang kedatangan orang Tionghoa sekitar tahun 1407 dengan mendaratnya rombongan Tjen Tjie Lung (Halung) di muara sungai Cisadane yang sekarang diberi nama Teluk Naga. Etnis Cina Peranakan yang ada di Tangerang disebut juga sebagai Cina Benteng. Penyebutan nama Cina Benteng yaitu karena etnis Cina tersebut berdiam di kawasan sekitar Benteng Makassar yang dibangun pada masa Kolonial Belanda. Kedua, masyarakat Cina Benteng dalam kehidupan sosialnya hidup dalam garis kemiskinan. Meskipun mereka hidup serba kekurangan tetapi semangat untuk mencari nafkah tidak pernah hilang. Untuk bisa bertahan hidup mereka bekerja sebagai nelayan, tukang becak, buruh tani dan pedagang kecil. Penghasilan dari pekerjaan tersebut tidak bisa memenuhi segala kebutuhan,

154 sehingga ada juga diantara mereka yang menyambi sebagai penyanyi maupun awak dalam kelompok Gambang Kromong. Kehidupan sosial masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat lokal di Tangerang dapat dikatakan harmonis dan saling bergotong-royong satu sama lainnya. Hubungan interaksi yang sudah terjalin sejak kedatangan etnis Tionghoa ini dapat dilihat dari adanya akulturasi kebudayaan dan rasa kegotong-royongan pada saat perayaan upacara-upacara keagamaan etnis Cina seperti perayaan Peh Chun dalam pemandian Perahu Keramat. Akulturasi antara etnis Cina dengan masyarakat lokal terlihat pada kawin campur (Integrasi), bahasa dan kesenian. Meskipun telah terjadi akulturasi kebudayaan, masyarakat Cina Benteng masih tetap mempertahankan adat-istiadat dari leluhurnya. Ini dapat terlihat pada saat memasuki rumah-rumah milik Cina Benteng yang terdapat meja abu, dimana meja tersebut digunakan untuk sembahyang kepada nenek moyangnya. Struktur sosial masyarakat Cina Benteng yaitu bersifat patrilineal, dimana seorang laki-laki derajatnya lebih tinggi dari seorang perempuan. Peranan seorang perempuan etnis Tionghoa hanya sebagai ibu rumah tangga, menuruti semua perkataan suami dan menjaga abu leluhur di dalam rumah. Perempuan etnis Tionghoa tidak dapat mengerjakan pekerjaan di luar rumah, namun perkembangan jaman mengubah paradigma masyarakat Cina Benteng. Sekarang banyak dijumpai perempuan-perempuan etnis Tionghoa yang ikut membantu suaminya berdagang dan bekerja disawah. Dalam kehidupan ekonomi masyarakat Cina Benteng yang sangat sulit semakin terpuruk semenjak adanya kebijakan-kebijakan pemerintah Orde Baru

155 yang bersifat diskriminatif terhadap etnis Tionghoa. Salah satu dampak dari kebijakan pemerintah adalah status kewarganegaraan bagi etnis Tionghoa di Indonesia yang belum jelas, sehingga membuat mereka sulit mendapatkan pekerjaan. Pendidikan yang rendah membuat masyarakat Cina Benteng tidak dapat mencari pekerjaan yang berpenghasilan besar dan mereka tidak memiliki KTP warga negara Indonesia. Namun untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup, masyarakat Cina Benteng menggeluti pekerjaan sebagai tukang becak, nelayan, buruh tani, petani dan pedagang kecil. Meskipun penghasilan mereka dibawah rata-rata bahkan dapat dikatakan hidup dalam garis kemiskinan, tetapi mereka tetap bekerja keras dan pantang menyerah. Semenjak kekuasaan Orde Baru, banyak terjadi kerusuhan anti Cina di berbagai daerah di Indonesia. Puncak dari kerusuhan-kerusuhan yang memakan korban cukup besar dikalangan etnis Cina adalah peristiwa Mei 1998. Peristiwa tersebut merupakan tragedi yang sangat tragis, dimana selain adanya penjarahan dan kekerasan tetapi juga adanya pemerkosaan terhadap perempuan Tionghoa. Tragedi Mei 1998 itu membuat etnis Tionghoa trauma yang berkepanjangan, tidak sedikit dari mereka menjadi gila maupun bunuh diri. Namun dalam kerusuhan Mei 1998 masyarakat Cina Benteng tidak menjadi sasaran amuk massa, ini dikarenakan peristiwa tersebut bukanlah sebuah kerusuhan rasial terhadap kelompok Tionghoa, khususnya kaum perempuan Tionghoa. Peristiwa tersebut justru merupakan peristiwa sosial yang dilandasi akibat kesenjangan ekonomi dan krisis ekonomi yang tidak kunjung tuntas. Setelah kerusuhan Mei 1998 itu terjadi

156 sampai saat sekarang belum dapat diketahui siapa dalang dibalik perencanaan kerusuhan ini. Runtuhnya kekuasaan Orde Baru menuju Reformasi, mulai mengalami perubahan yang berarti bagi etnis Tionghoa. Berbagai peraturan diskriminasi terhadap etnis Tionghoa dihapuskan dan diganti dengan peraturan lainnya seperti: Inpres No 5 Tahun 1999 yang menyatakan bahwa Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia tidak dibutuhkan lagi seperti yang tertera pada Keppres No.56 Tahun 1996 tentang Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI). Presiden Habibie juga mengeluarkan Instruksi Presiden No.26/1998 yang mencabut penggunaan istilah pribumi dan non-pribumi. Serta Keppres No. 19 tahun 2002 tentang ditetapkannya Hari Tahun Baru Imlek sebagai Hari Nasional. Masyarakat Cina Benteng pun mendapatkan dampak dari adanya Reformasi, kehidupan mereka mulai mengalami perkembangan ke arah yang lebih baik. Perekonomian masyarakat Cina Benteng mulai meningkat, meskipun masih ada yang menjadi nelayan, petani, buruh dan tukang becak. Pemerintah Tangerang seharusnya mulai memikirkan cara untuk ikut menyejahterakan masyarakat Cina Benteng, yaitu dengan memberikan beasiswa kepada anak-anak Tionghoa yang berprestasi untuk melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi dan memperlancar pembuatan KTP untuk status kewarganegaraan etnis Tionghoa di Tangerang. Namun pada kenyataannya bukan ikut menyejahterakan tetapi pemerintah Tangerang melakukan tindakan yang merugikan dan menyengsarakan masyarakat Cina Benteng yaitu dengan adanya penggusuran besar-besaran pada tanggal 13 April 2010 terhadap masyarakat Cina yang hidup dibantaran sungai Cisadane

157 dengan alasan akan dibangun konservasi alam. Ternyata keberadaan etnis Cina Benteng di Tangerang masih menjadi masalah besar yang harus diatasi bersamasama oleh Pemerintah Tangerang maupun masyarakat lokal sendiri.