BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 142/1 SENGKATI KECIL. Oleh: SUHADA NIM A1D109190

BAB I PENDAHULUAN. dianggap penting yaitu era globalisasi yang membutuhkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

BAB II KAJIAN TEORITIS

resensi buku psikologi pendidikan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Pengertian Belajar. Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar

PENGARUH KEBERADAAN KELAS RSBI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 SELONG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SONEDI

BAB II KAJIAN TEORI. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh.

BAB V PENUTUP. berada pada kategori cukup baik. Hal ini dapat diketahui dari kategorisasi

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa melakukan perubahan ke arah kebaikan berdasarkan segala pengetahuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BELAJAR PADA SISWA SD N 89/I SENGKATI KECIL KECAMATAN MERSAM SKRIPSI OLEH M. RIDO A1D109193

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman saat ini, penguasaan lebih dari satu bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia, baik pada jenjang. pendidikan dasar maupun menengah, lebih menekankan pada aspek

BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara di segala bidang. Agar mendapatkan manusia yang

BAB IV ANALISIS PERILAKU BELAJAR SISWA FULL DAY SCHOOL KELAS XI IPA DI MAN MODEL KENDAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Metode Eksperimen adalah pemberian kesempatan kepada anak didik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. Dengan demikian, perilaku yang

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MATA KULIAH STATISTIK SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR STATISTIK MAHASISWA IKIP PGRI MADIUN

BAB II LANDASAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGEMBANGAN INSTRUMEN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA. Tugas ini disusun sebagaipengganti Tes Tengah Semester (TTS)

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X DI SMK NEGERI 4 GORONTALO. Oleh

HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN JASMANI DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI DI SMP MUHAMMADIYAH NGADIROJO ARTIKEL SKRIPSI

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERANAN ORANG TUA DALAM PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR ANAK. Munirwan Umar 1

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal. 89

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar. dalam bentuk layanan bimbingan dan konseling.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KORELASI KEDISIPLINAN BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD NEGERI 19 BANDA ACEH. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Hasil akhir dari pendidikan seseorang individu terletak pada sejauh mana hal

BAB II KAJIAN TEORI. keinginan. Sedangkan menurut Sudarsono (2003:8) minat merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan(Dengan Pendekatan Baru), PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm

BAB I PENDAHULUAN. daya yang terpenting adalah manusia. Sejalan dengan tuntutan dan harapan jaman

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

PENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

Jurnal PILAR, Vol. 2, No. 2, Juli-Des, INTERAKSI PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK BERPRESTASI Abd. Rahim Razaq

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang bermutu tinggi akan lebih maju dan mampu bersaing dengan

KAJIAN PUSTAKAN. yang mereka dapat dan kegiatan yang mereka lakukan. Menurut Hamalik (2001:

RENCANA PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING (Cyber Counseling)

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan. Remaja merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat. memiliki kemandirian yang tinggi di dalam hidupnya.

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I WONOSARI

BAB II KAJIAN TEORI. seseorang. Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

BAB I PENDAHULUAN. bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Secara ideal seorang guru semestinya memiliki kemampuan dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

APRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd (Pembimbing I) Agil Bachsoan. S.Ag, M.Ag (Pembimbing II)

BAB II KAJIAN TEORI. dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara afektif dan efesien. Senada dengan

BAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. tinggi tersebut menurun drastis menjadi hanya 18% waktu mereka berusia 16

BAB I PENDAHULUAN. studi di Perguruan Tinggi. Seorang siswa tidak dapat melanjutkan ke perguruan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MEMAHAMI DAN MENANGKAP PESAN DALAM LAGU MELALUI METODE DEMONSTRASI. Endah Sulistiowati

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan menjadi cerdas, terampil, dan memiliki sikap ketakwaan untuk dapat

BAB V PEMBAHASAN. Setelah peneliti memaparkan data dan menghasilkan temuan temuan, pelajaran Matematika pada materi pembagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Hasil belajar merupakan bagian akhir dari proses belajar dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. kepada bagaimana peroses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORITIS. Para ahli psikologi banyak mengemukakan tentang pengertian belajar,

BAB II KAJIAN TEORI. dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1. strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA. Skripsi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2005), hlm Jalaluddin, Psikologi Agama, edisi revisi 2005, (Jakarta: Raja

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Konsep Model Pembelajaran Cooperative Script

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. tingkah laku, sikap dan cara berpikir. Pendapat Hamalik (2000: 43) menyatakan

Pengaruh Penerapan Metode Stimulus-Respon Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi Kelas XI MAN 2 Kota Bima

BAB I PENDAHULUAN. Kencana, Jakarta, 2006, hlm Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, Sinar

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini akan diuraikan lebih jauh mengenai teori-teori yang menjelaskan mengenai asal sekolah, kemampuan Bahasa Inggris, serta pengertian belajar dan hasil belajar. A. Asal Sekolah Pendidikan adalah proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan perilaku yang berlaku dalam masyarakatnya. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang terpimpin (khususnya di sekolah) sehingga ia dapat mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan kepribadiannya. 14 Dalam dunia pendidikan, sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang merupakan paling utama dalam mencari, mengembangkan serta menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas, terampil, dan cakap dalam segala bidang ilmu pengetahuan. Asal sekolah juga dapat menciptakan berbagai macam siswa yang berbeda-beda. Asal sekolah yang kurang baik dan fasilitasnya yang kurang memadai juga akan menciptakan generasi yang berbeda-beda dengan siswa yang asal sekolahnya terdapat fasilitas yang memadai dan para pengajar yang berkualitas. Sekarang ini sekolah yang mempunyai kualitas yang bagus yaitu sekolah swasta yang berakreditasi dan sekolah-sekolah negeri. Tetapi tidak semua sekolah yang terakreditasi itu bagus, untuk memilih sekolah akreditasi yang berkualitas yaitu sekolah yang betrakreditasi A atau sekolah-sekolah negeri, karena sekolah yang kualitasnya bagus akan menciptakan siswa yang berkualitas juga. 14 Carter V. Good, Dasar Konsep Pendidikan Moral, ( Bandung : ALFABETA, 1977), 1.rter V. Good 4

B. Kemampuan Bahasa Inggris Bahasa Inggris merupakan bahasa Internasional sehingga menjadi bahasa yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Bahasa Inggris sebagai bahasa dunia telah menjadi bahasa yang wajib untuk dikuasai setiap orang agar dapat mengikuti perkembangan zaman tersebut. Bahasa Inggris tidak hanya digunakan sebagai bahasa pengantar dalam dunia bisnis tetapi juga dalam dunia pendidikan. Melihat pentingnya penguasaan Bahasa Inggris sebagai bahasa asing atau bisa juga disebut sebagai bahasa kedua, maka banyak orang yang melihat pentingnya penguasaan Bahasa Inggris sejak dini. Oleh karena itu, Bahasa Inggris telah mulai dipelajari sejak ekstrakurikuler. Pembelajaran Bahasa Inggris tersebut terus mengalami perkembangan hingga ke sekolah menengah atas. Pada saat siswa telah mencapai tingkat pendidikan tersebut, diharapkan penguasaan Bahasa Inggris mereka cukup baik. Sebagai mata pelajaran yang dipelajari di sekolah, Bahasa Inggris jarang sekali digunakan sebagai bahasa di luar area pendidikan formal tersebut. Untuk sebagian besar anak, dalam berkomunikasi sehari-hari lebih banyak digunakan bahasa pertama, yaitu Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. Hal ini menyebabkan penguasaan terhadap Bahasa Inggris menjadi terhambat. Di lain pihak terdapat begitu banyak tuntutan agar menguasai bahasa tersebut. Dalam belajar Bahasa Inggris terdapat beberapa aspek yang dipelajari. Aspek-aspek tersebut adalah listening, speaking, reading, writing dan grammar. Menurut siswa-siswi yang telah diinterview maka aspek yang paling sulit untuk dipelajari adalah aspek listening, hal ini disebabkan karena pada saat mereka mendengarkan suatu percakapan, mereka kurang menangkap aksen orang yang berbicara. Kalau yang berbicara adalah orang Indonesia maka mereka dapat lebih mudah menangkap maksud dari percakapan orang tersebut. Hal itu berbeda dengan apabila yang berbicara adalah orang asing. Mereka akan lebih sulit menangkap maksud dari pembicaraan karena tidak dapat memahami aksen yang digunakan. Hal ini kemudian menimbulkan rasa khawatir dalam diri mereka karena setelah sesi listening mereka mesti menjawab sejumlah pertanyaan mengenai percakapan tersebut. 5

6 Ada juga siswa yang mengatakan bahwa aspek grammar merupakan bagian yang tersulit. Hal ini disebabkan karena meskipun relatif mudah untuk menghafal rumus-rumus grammar yang ada, namun utuk mengaplikasinya relatif lebih sulit. Akan tetapi tidak semua siswa yang diinterview setuju dengan pandangan ini. Ada sebagian yang mengungkapkan bahwa grammar salah satu aspek yang mudah untuk dipelajari. Untung aspek reading dan writing siswa yang telah diinterview mengungkapkan bahwa kedua aspek ini masih relatif lebih mudah. Hal ini disebabkan mereka masih diberi waktu untuk berfikir sebelum melaksanakan tugas. Selain itu mereka dapat menggunakan berbagai macam bantuan, misalnya bertanya pada guru kata-kata yang tidak dimengerti, mencari arti kata di dalam kamus maupun meminta bantuan teman-teman yang lain. Aspek speaking merupakan salah satu aspek yang juga dapat menimbulkan kecemasan. Burhan Nurgiyantoro mengemukakan bahwa dalam situasi normal, orang melakukan kegiatan bicara dengan motivasi ingin mengemukakan sesuatu kepada orang lain, atau karena ingin memberikan reaksi terhadap sesuatu yang didengarnya. 15 Sebagian siswa jarang sekali berlatih menggunakan Bahasa Inggris dengan teman-temannya. Meskipun mereka menyadari pentingnya berlatih berbicara dengan teman, mereka takut terhadap pandangan orang lain dan terhadap latihan berbicara mereka. Mereka takut dikatakan sombong dan dipandang aneh oleh teman-temannya. Untuk beberapa siswa mereka pernah mencoba untuk berlatih, namun mereka akhirnya kembali berbicara dengan memakai Bahasa Indonesia karena merasa tidak nyaman dengan berlatih. Berbicara di depan kelas juga bisa menimbulkan kecemasan untuk mereka. Hal yang sama juga mereka rasakan ketika berbicara dengan orang asing, mereka pun menyadari akan pentingnya latihan berbicara ini. Akan tetapi mereka terkadang tidak dapat mengatasi rasa malu dan takut salah berbicara yang mereka miliki. Belajar Bahasa Inggris merupakan suatu prosedur yang cukup sulit. Terdapat banyak aspek yang perlu untuk dikuasai agar dapat belajar Bahasa Inggris tersebut dengan baik. Masalah yang 15 Burhan Nugiyantoro, Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra, (Yogyakarta : BPFE, 2009), 277.

7 dihadapi tidak hanya timbul dari materi yang dipelajari, bukan dari aspek eksternal saja yang kurang mendukung tetapi juga dari dalam diri anak itu sendiri. Untuk sebagian besar siswa rasa malas seringkali datang ketika mereka tahu pasti harus belajar Bahasa Inggris. Hal ini disebabkan karena banyaknya bahan yang mesti dipelajari dan ketidakjelasan bahan mana saja yang perlu untuk dipelajari. Seringkali ketika ada beberapa mata pelajaran yang akan diujikan di sekolah, maka pelajaran Bahasa Inggris menjadi prioritas yang terakhir. C. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses yang dialami siswa, baik ketika siswa berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. 16 Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari perbuatan belajar, karena belajar merupakan suatu proses, sedangkan prestasi belajar adalah hasil dari proses pembelajaran tersebut. Bagi seorang siswa, belajar merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan. Berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam pendidikan tergantung pada proses belajar yang di alami oleh siswa tersebut. Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dari segala aspek, bentuk dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik. Berikut ini dikemukakan definisi belajar dari beberapa teori antara lain : Menurut Logan, dkk (1976) dalam Sia Tjundjing, belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang relative menetap sebaga hasil pengalaman dan latihan. 17 16 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta: PT Rosdakarya, 1997), 89. 17 Sia, Tjundjing, Hubungan antara IQ, EQ dan QA dengan prestasi studi pada siswa SMU, (Jurnal Anima Vl. 17. No/.1, 2001), 70.

8 Senada dengan hal tersebut, Winkel berpendapat bahwa belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahanperubahan dalam pengetahuan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas. 18 Menurut ilmu teori jiwa daya, belajar adalah usaha melatih daya-daya agar berkembang sehingga dapat berpikir, mengingat, dan sebagainya. Menurut teori ini jiwa manusia terdiri dari berbagai daya seperti : daya berpikir, mengingat, perasaan, mengenal, kemauan, dan sebagainya. Daya-daya tersebut berkembang dan berfungsi bila dilatih dengan bahanbahan dan cara-cara tertentu. 19 Menurut teori ilmu jiwa asosiasi, belajar berarti membentuk hubungan-hubungan stimulus respon dan melatih hubungan-hubungan tersebut agar bertalian dengan erat. Pandangan teori ini dilatarbelakangi oleh pendapat bahwa jiwa manusia terdiri dari asosiasi berbagai tanggapan yang masuk ke dalam jiwa. Asosiasi tersebut dapat terbentuk karena adanya hubungan antara stimulus dan respon. 20 Menurut teori ilmu jiwa gestalt, belajar adalah mengalami, berbuat, bereaksi, dan berpikir secara kritis. Pandangan ini dilatarbelakangi oleh anggapan bahwa jiwa manusia bukan terdiri dari elemen-elemen tetapi merupakan satu sistem yang bulat dan berstruktur. Jiwa manusia hidup dan di dalamnya terdapat prinsip aktif dimana individu selalu cenderung untuk beraktivitas dan berinteraksi dengan lingkungan. 21 Sedangkan Hutchinson dan Water mendefinisikan belajar adalah sebagai berikut : Learning is a mechanical process of habit formation and proceeds by meaning of the frequent reinforcement of a 18 Winkel, WS., Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1997), 193. 19 M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), 21. 20 Ibid., 22 21 Ibid., 22

9 stimulus response sequence. 22 Belajar adalah sebuah proses mekanik (aktivitas) untuk membentuk kebiasaan dan dihasilkan oleh seringnya penguatan dari sebuah rangkaian stimulus dan respon. Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah saja, namun dapat dilakukan dimana-mana, seperti di rumah ataupun di lingkungan masyarakat. Irwanto berpendapat bahwa belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu dan terjadi dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan menurut Mudzakir, belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan untuk mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya. 23 Di dalam belajar, siswa mengalami sendiri proses dari tidak tahu menjadi tahu, karena itu menurut Cronbach: 24 Belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan dalam mengalami itu pelajar mempergunakan panca inderanya. Panca indera tidak terbatas hanya indera penglihatan saja, tetapi juga berlaku bagi indera yang lain. Dalam Islam terdapat beberapa hal penting yang berkaitan dengan belajar, antara lain : 25 a. Bahwa orang yang belajar akan dapat memiliki ilmu pengetahuan yang akan berguna untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh manusia dalam kehidupan. Sehingga dengan ilmu pengetahuan yang di dapatkannya itu manusia akan dapat mempertahankan kehidupan. b. Allah melarang manusia untuk tidak mengetahui segala sesuatu yang manusia lakukan. Apapun yang dilakukan 22 Tom Hutchinson and Alan Waters, A Learning-Centred Approach, (Cambridge : Cambridge University Perss, 1987), 40. 23 Ahmad, Mudzakir, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), 34. 24 Sumadi, Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998). 25 Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar Dan Pembelajaran, (Yogyakarta : Ar Ruz Media, Cet. III, 2010), 32-33.

10 manusia harus mengetahui kenapa mereka melakukannya. Dengan belajar manusia dapat mengetahui apa yang dilakukan dan memahami tujuan dari segala perbuatannya. Selain itu, dengan belajar pula manusia akan memiliki ilmu pengetahuan dan terhindar dari taqlid buta, karena setiap apa yang kita perbuat akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah. c. Dengan ilmu yang dimiliki manusia melalui proses belajar, maka Allah akan memberikan derajat yang lebih tinggi dari hambanya. Belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dalam diri siswa, namun tidak semua perubahan perilaku dapat dikatakan belajar karena perubahan tingkah laku akibat belajar memiliki ciri-ciri perwujudan yang khas, antara lain : 26 a. Perubahan Intensional Perubahan dalam proses belajar adalah karena pengalaman atau praktek yang dilakukan secara sengaja dan disadari. Pada cirri ini siswa menyadari bahwa ada perubahan dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan dan keterampilan. b. Perubahan Positif dan Aktif Perubahan positif berarti perubahan tersebut baik dan bermanfaat bagi kehidupan serta sesuai dengan harapan karena memperoleh sesuatu yang baru, yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan perubahan aktif artinya perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha dari siswa yang bersangkutan. c. Perubahan Efektif dan Fungsional Perubahan dikatakan efektif apabila membawa pengaruh dan manfaat tertentu bagi siswa. Sedangkan perubahan yang fungsional artinya perubahan dalam diri siswa tersebut relatif menetap dan apabila dibutuhkan perubahan tersebut dapat di reproduksi dan dimanfaatkan lagi. 26 Muhibbin, Syah, Psikologi Pendidikan dengan suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Pt. Remaja Rosdya Karya, 2000), 116.

11 Berdasarkan dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan siswa untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, secara sengaja, disadari, dan perubahan tersebut relatif menetap serta membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya. 2. Pengertian Hasil Belajar Menurut Sudjana, ada empat unsur dalam proses belajar mengajar, yakni tujuan, bahan, metode, dan alat untuk penilaian. 27 Penilaian merupakan bagian terakhir dari proses belajar mengajar yang berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Dalam hal ini, alat penilaian hasil belajar dapat berupa tes, baik tes uraian (esai), maupun tes objektif. Menurut Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Berdasarkan pengertian belajar yang telah di uraikan sebelumnya, bahwa belajar dikatakan suatu proses, dan bukan suatu hasil. Hasil dari belajar merupakan wujud dari semua aktivitas dan prestasi hidup manusia. Hasil belajar sangat perlu diketahui, sebab sangat sulit bagi seorang guru untuk menilai proses belajar. Hasil belajar seorang siswa dapat diketahui dari hasil pengukuran. Pengukuran terhadap hasil belajar menunjukkan sampai sejauh mana bahan yang dipelajari dapat dipahami atau dikuasai siswa. Salah satu cara pengukuran yang sering digunakan adalah memberikan tes kepada siswa. Tes hasil belajar ini merupakan salah satu alat ukur yang menentukan keberhasilan siswa dalam suatu proses belajar mengajar. Tes ini biasanya diberikan kepada siswa setelah siswa mempelajari suatu materi pelajaran. Hasil belajar antara satu siswa dengan siswa yang lain tidaklah sama. Perbedaan hasil belajar ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Sudjana, hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor dari dalam diri siswa itu sendiri dan faktor yang datang dari luar 27 Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Tarsito, 2008), 22.

12 diri siswa atau faktor lingkungan. 28 Faktor yang datang dari dalam diri siswa itu sendiri adalah kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan faktor dari luar siswa atau faktor lingkungan adalah yang mempengaruhi hasil belajar seperti motivasi belajar, perhatian, dan sosial ekonomi. Senada dengan pendapat tersebut, Sukmadinata juga menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan hasil belajar bersumber pada dalam diri individu atau lingkungan. 29 1. Faktor-faktor dari dalam individu, antara lain : a. Aspek fisik atau jasmaniah yang mencakup kondisi dan kesehatan jasmani dari individu. b. Aspek psikis atau rohaniah yang menyangkut kondisi kesehatan psikis, kemampuan-kemampuan intelektual, social, psikomotor, serta kondisi afektif dan kognitif dari individu. 2. Faktor-faktor Lingkungan : a. Keluarga, merupakan lingkungan pertama dan utama dalam pendidikan. Memberikan landasan dasar bagi proses belajar pada lingkungan sekolah dan masyarakat. Faktor-faktor fisik dan sosial psikologis dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap perkembangan belajar anak. b. Sekolah, meliputi fisik dan social yang ada di sekolah. Fisik sekolah seperti sarana dan prasarana belajar, kemudian sosial sekolah seperti hubungan siswa dengan teman-temannya, guru-gurunya, serta staf sekolah yang lain. c. Masyarakat, meliputi latar belakang pendidikan yang cukup. Terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar yang ada akan memberikan pengaruh positif terhadap semangat dan perkembangan belajar siswa untuk mencapai hasil belajarnya. 28 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2008), 39. 29 Sukmadinata, Nana Syaodi, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdya Karya, 2005), 162-165.

13 Dari pernyataan-pernyataan di atas maka disimpulkan bahwa, hasil belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri seseorang sebagai hasil dari proses belajar yang dicapai dalam pengetahuan dan pengalaman terhadap ilmu yang dipelajarinya. Dan hasil belajar biasanya bisa ditentukan berdasarkan faktor dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa. Untuk mengetahui hasil belajar siswa biasanya menggunakan hasil pengukuran yang dilakukan dengan memberikan tes hasil belajar.