I. PENDAHULUAN. kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan yang berbeda-beda,karena kebudayaan

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut ilmu antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

I. PENDAHULUAN. yang lainnya. Banyaknya suku bangsa dengan adat istiadat yang berbeda-beda ini

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

1. PENDAHULUAN. bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain

I. PENDAHULUAN. sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia

Desain Penjor, Keindahan Yang Mewarnai Perayaan Galungan & Kuningan

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Koentjaranigrat (2009:144) mendefenisikan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan penjelasan dan analisis bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa keberhasilan membangun kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya tumbuh berbagai Suku, Agama, dan bahasa daerah berbeda sehingga

I. PENDAHULUAN. maupun dilestarikan. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya. Salah satu adat budaya yang ada di Indonesia adalah adat budaya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. asia, tepatnya di bagian asia tenggara. Karena letaknya di antara dua samudra,

BAB I PENDAHULUAN. keragaman tradisi, karena di negeri ini dihuni oleh lebih dari 700-an suku bangsa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai di masyarakat. Karya sastra ini mengandung banyak nilai dan persoalan

I. PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia

Bab I PENDAHULUAN. sesamanya. Hubungan sosial di antara manusia membentuk suatu pola kehidupan tertentu yang

I. PENDAHULUAN. masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan,

DESKRIPSI KARYA SARADPULAGEMBAL THE SYMBOL OF TRI LOKA

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keanekaragaman suku bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang luas, besar, dan memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya adalah suatu konsep yang secara formal didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan, pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago) yang terdiri dari

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesenian Angklung Buncis merupakan kesenian turun temurun yang

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. berlaku dalam masyarakat suku bangsanya sendiri-sendiri. Kondisi ini

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

1. PENDAHULUAN. Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

Oleh I Gusti Ayu Sri Utami Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. Tradisi lisan di tengah kemajuan peradaban umat manusia yang ditandai

I. PENDAHULUAN. masyarakat yang mendiami daerah tertentu mempunyai suku dan adat istiadat

BAB I PENDAHULUAN. Sulawesi Tenggara merupakan salah satu Propinsi yang kebudayaannya

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Kehidupan berbangsa dan bernegara mempengaruhi pembentukan pola

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.

BAB I PENDAHULUAN. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

I. PENDAHULUAN. terdapat beranekaragam suku bangsa, yang memiliki adat-istiadat, tradisi dan

BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA

UPACARA NGADEGANG NINI DI SUBAK PENDEM KECAMATAN JEMBRANA KABUPATEN JEMBRANA (Perspektif Nilai Pendidikan Agama Hindu)

BAB I PENDAHULUAN. Bakkara (2011) ada 3 Bius induk yang terdapat di Tanah Batak sejak awal peradaban bangsa

Manfaat Keberagaman Budaya yang Ada di Indonesia

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan masyarakat Jawa yang bermigrasi ke Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. Pada makanan tertentu bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan biologis,

PERANG TOPAT 2015 KABUPATEN LOMBOK BARAT Taman Pura & Kemaliq Lingsar Kamis, 26 November 2015

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan merupakan salah satu jenis makhluk hidup yang ada di alam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

MOTIVASI MELAKUKAN RITUAL ADAT SEBARAN APEM KEONG MAS DI PENGGING, BANYUDONO, BOYOLALI

BENTUK DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM TRADISI GUYUBAN BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA PASIR AYAH KEBUMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan daerah harus dilestarikan dan dipertahankan. 1 Salah satu usaha dalam

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia dengan keanekaragaman adat istiadat yang terdiri dari berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat setiap suku. Kebudayaan sebagai warisan leluhur dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak merupakan dambaan setiap orang, yang kehadirannya sangat dinanti-natikan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

KEARIFAN EKOLOGI MASYARAKAT BAYUNG GEDE DALAM PELESTARIAN HUTAN SETRA ARI-ARI DI DESA BAYUNG GEDE, KECAMATAN KINTAMANI, KABUPATEN BANGLI

METODE PENELITIAN. Hermeneutika berasal dari kata Yunani hermeneuine dan hermeneia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dari pulau Jawa, Bali, Sulawesi, Kalimantan dan daerah lainnya. Hal tersebut

LAPORAN OBSERVASI SETING LOKAL UPACARA ADAT DISTRIKAN DANAU RANU GRATI DESA RANUKLINDUNGAN KECAMATAN GRATI KABUPATEN PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. (1968) disebut sebagai tragedi barang milik bersama. Menurutnya, barang

1. PENDAHULUAN. berdasarkan fungsi yang dilaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika

I. PENDAHULUAN. suku bangsa yang secara bersama-sama mewujudkan diri sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya

BAB V SIMPUL DAN SARAN. yang bergambar Ayam jantan, kemudian melakukan doa-doa kepada

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan metabolisme tubuh, atau hanya sekadar untuk menyenangkan perut.

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Sumatera dan Suku Mandailing adalah salah satu sub suku Batak

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, hokum adat, organisasi sosial dan kesenian. Keberagaman keindahan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial juga makhluk budaya. Sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. pulau dan bersifat majemuk. Kemajemukan itu berupa keanekaragaman ras,

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, tidak mungkin ada kebudayaan jika tidak ada manusia. Setiap kebudayaan adalah hasil dari ciptaan manusia. Indonesia adalah Negara kepulauan, yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang akan kebudayaan serta adat istiadat, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan yang berbeda-beda,karena kebudayaan memiliki ciri khas yang menjadi karateristik pokok suatu daerah. Keanekaragaman kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia itu merupakan kekayaan dan menjadikan ciri khas bangsa yang harus tetap dilestarikan atau dibudidayakan. Salah satu dari berbagai kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia adalah budaya Bali. Kebudayaan ini berasal dari masyarakat pulau Bali yang datang ke Lampung melalui program transmigrasi yang dicanangkan oleh pemerintah setelah kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajahan. Masyarakat dari pulau Bali disebar diberbagai tempat di seluruh daerah yang ada di Lampung salah satunya di daerah Kabupaten Lampung Timur (Bambang Suwondo,1978:35).

2 Kehadiran masyarakat Bali ke daerah Lampung telah menjadikan daerah ini kaya akan berbagai kebudayaan, karena kedatangan masyarakat di sini tidak hanya berpindah tempat tetapi juga membawa kebiasaan-kebiasaan atau kebudayaan yang telah mereka lakukan ditempat mereka tinggal sebelumnya. Kebudayaan yang mereka bawa dari daerah asal akan mereka adaptasikan ke dalam daerah baru. Dalam proses adaptasi ini, manusia menggunakan lingkungannya untuk tetap melaksanakan kelangsungan dalam kehidupannya. Adanya kebudayaan baru dari berbagai daerah menjadikan propinsi Lampung sebagai daerah bercirikan majemuk. Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih kelompok yang secara kultural dan ekonomi terpisah-pisah dan memiliki struktur kelembagaan yang berbeda-beda. Dalam masyarakat majemuk ini tidak menjadikan daerah ini menjadi terpecah belah, tetapi justru membuat daerah ini semakin kaya akan kebuadayaan dan saling menghormati satu sama lain. Dalam halnya kebudayaan Bali selalu melakukan kegiatan berbagai ritual atau upacara dalam kehidupan sehari-hari meminta permohonan kepada Sang Hyang Widhi untuk keselamatan di dalam hidupnya dari berbagai gangguan yang ada di alam semesta. Masyarakat Bali dalam kehidupan sehari-hari ada suatu kegiatan ritual yang harus dilaksanakan sebagai wujud syukur kepada Tuhan. Kegiatan ritual yang dilakukan salah satunya adalah upacara Bukakak yang termasuk dalam upacara Pitra Yadnya merupakan upacara-upacara yang di persembahkan kepada ruh-ruh leluhur.

3 Berdasarkan upacara Pitra Yadnya di atas masyarakat Bali dapat disimpulkan bahwa di dalam kehidupan masyarakat selalu berhubungan dengan berbagai upacara atau ritual untuk keselamatan selama hidup di dunia. Upacara dilakukan tidak hanya untuk keselamatan pada diri manusia saja, tetapi juga permohonan untuk lingkungan alam yang ada di sekitar kehidupan. Masyarakat Bali menganggap bahwa segala aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Bali menganggap bahwa semua yang ada di dunia ini adalah pemberian dari Sang Hyang Widhi. Dalam kebudayaan Bali untuk membangun budaya dan kemakmuran kehidupannya, masyarakat selalu melakukan upacara untuk keselamatan diri sendiri maupun lingkungan sekitar yang mereka jadikan tempat tinggal agar terhindar dari berbagai bencana yang ada di alam semesta. Masyarakat Bali khususnya di desa Braja Fajar Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung Timur merupakan masyarakat agraris. Masyarakat ini untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dari pertanian. Dalam hal itu, masyarakat selalu melaksanakan upacara permohonan kepada Sang Hyang Widhi untuk lahan pertanian yang digarap yaitu dengan melakukan upacara Bukakak. Bukakak berasal dari kata Lembu dan Gagak, Lembu melambangkan Siwa dan Gagak melambangkan Wisnu. Bukakak merupakan simbul perpaduan antara sekta Siwa, Wisnu dan juga Brahma. Bukakak ini diwujudkan sebagai seekor burung Garuda yang di buat dari daun enau muda yang dalam bahasa local disebut kelapa. Sarana untuk singgasana yang akan naik di atas garuda adalah

4 seekor ayam hitam pulus yang diproses menjadi dua warna yaitu hitam (warna bulu asli) melambangkan Dewa Wisnu, separuh lagi warna putih (Bulu di bersihkan) melambangkan Dewa Siwa, sedangkan ayam itu sendiri adalah simbul Dewa Brahma (Yayasan Dharma Sarathi, 1989:10) Upacara Bukakak merupakan upacara permohonan kepada Sang Hyang Widhi sebagai menganalisir bumi untuk lahan pertanian, agar dalam pengarapan sampai panen selalu diberikan keberkahan serta dijauhkan dari berbagai hama penyakit selama pengarapannya. Upacara Bukakak dilakukan satu tahun sekali dalam pelaksanaannya yaitu pada bulan purnama dan dilakukan oleh seluruh masyarakat Bali yang mempunyai lahan garapan pertanian (I Nengah Sudarsono, wawancara dengan Pemangku adat setempat di Desa Braja Fajar Kec. Way Jepara Kab. Lampung Timur, 10 April 2013:08.00). Pelaksanaan upacara Bukakak ini menjadi acara rutin yang selalu dilakukan masyarakat Bali agraris, di dalam upacara Bukakak terdapat berbagai sesajen yang akan menjadi simbol persembahan dalam upacara yang melambangkan Dewa kesuburan. Sesajen yang di jadikan sebagai persembahan dalam upacara tersebut setiap bentuknya mempunyai makna yang berbeda bada. Dalam pelaksanaan pembuatan sesajen dilakukan di pura sebelum acara pelaksanaan upacara Bukakak berlangsung, dalam pembuatan sesajen hanya masyarakat laki-laki yang berperan dalam mengolah berbagai masakan untuk sesajen. Upacara Bukakak di desa Braja Fajar Kecamatan Way Jepara Kabupaten

5 Lampung Timur dalam persembahannya menyajikan daging ayam sebagai sesajen dengan ketentuan warna yang berbeda-beda. Upacara Bukukak di desa Braja Fajar di sini berbeda dengan daerah pulau Bali yang dimana merupakan tempat mereka berasal. Pelaksanaan upacara Bukakak yang ada di desa Braja Fajar dalam pelaksanaannya berbeda dengan pelakasanaan upacara di pulau Bali. Upacara Bukakak di pulau Bali menggunakan babi guling sebagai sesajen-nya, tetapi di desa Braja Fajar ini tidak lagi menggunakan babi guling melainkan ayam yang dijadikan sesajen. Perbedaan dalam persembahan ini tidak mengurangi makna dalam pelaksanaan upacara Bukakak sebagai upacara untuk menganalisir bumi dalam lahan pertanian. Dalam sesajen yang akan dipersembahkan semua itu tergantung dengan kemampuan keadaan lingkungan yang ada sekitar, karena setiap wilayah tidak sama dalam memperoleh pendapatan (I Wayan Sutapa, S.Pd, wawancara dengan Pemangku adat setempat di Desa Braja Fajar Kec. Way Jepara Kab. Lampung Timur, 11 April 2013:14.00). Pada saat ini perkembangan dan pelestarian upacara Bukakak sangat kurang, hal ini bisa dibuktikan dengan semakin berkurangnya pemahaman akan makna dalam sesajen yamg akan dijadikan persembahan dalam pelaksanaan upacara Bukakak oleh para petani desa Braja Fajar Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung Timur pada saat akan pengarapan lahan pertanian. Pada kelangsungan tradisi upacara Bukakak para masyarakat tidak mengerti akan makna yang akan dipersembahkan untuk Sang Hyang Widhi. Masyarakat Bali

6 desa Braja Fajar desa yang berada paling ujung Timur dari Kecamatan Way Jepara dalam kehidupannya hanya sebagai petani biasa. Pendidikan para generasi muda penerusnya sangat kurang, sehingga banyak yang tidak mengerti dan memahami setiap makna dalam dari berbagai simbol sesajen yang ada dalam pelaksanaan upacara Bukakak. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian untuk mengetahui apakah makna simbol sesajen dalam upacara Bukakak pada masyarakat Bali desa Braja Fajar Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung Timur. B. Analisis Masalah 1. Identifikasi Masalah Berdasakan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Makna simbol sesajen dalam upacara Bukakak pada masyarakat Bali desa Braja Fajar Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung Timur. 2. Proses pelaksanaan upacara Bukakak dalam masyarakat Bali di Desa Braja Fajar Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung Timur.

7 2. Pembatasan Masalah Agar masalah dalam penelitian tidak terlalu luas, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini adalah pada makna simbol sesajen dalam upacara Bukakak pada masyarakat Bali desa Braja Fajar Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung Timur. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah yaitu apakah makna simbol sesajen dalam upacara Bukakak pada masyarakat Bali desa Braja Fajar Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung Timur. C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui latar belakang masyarakat agar tetap melaksanakan upacara Bukakak pada masyarakat Bali desa Braja Fajar Kec. Way Jepara Kab.Lampung Timur. 2. Untuk mengetahui makna simbol sesajen dalam upacara Bukakak pada masyarakat Bali desa Braja Fajar Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung Timur. D. Kegunaan penelitian Setiap penelitian tentunya kegunaan pada pihak-pihak yang membutuhkan, adapun kegunaan dalam penelitian ini antara lain diharapkan bermanfaat untuk:

8 1. Untuk menambah wawasan penulis tentang makna simbol sesajen dalam upacara Bukakak pada masyarakat Bali desa Braja Fajar Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung Timur. 2. Memberikan gambaran serta mengguraikan mengenai makna simbol sesajen dalam upacara Bukakak pada masyarakat Bali desa Braja Fajar Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung Timur. 3. Sebagai sumbangan pustaka yang dapat dimanfaatkan bagi mahasiswa Universitas Lampung sebgai informasi wujud ragam budaya Bali. E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Obyek Penelitian : Makna simbol sesajen dalam upacara Bukakak pada masyarakat Bali desa Braja Fajar Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung Timur. 2. Subyek Penelitian : Masyarakat Bali di desa Braja Fajar Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung Timur 3. Tempat Penelitian : Desa Braja Fajar Kecamatan Way Jepara Kabupaten Lampung Timur 4. Waktu Penelitian : Tahun 2013 5. Bidang Ilmu : Antropologi Budaya

9 REFERENSI Bambang Suwondo. 1978. Pengaruh Migrasi Penduduk Terhadap Perkembangan Kebudayaan Daerah Propinsi Bali. Departemen Pendidikan dan Budaya. I Nyoman Dhana. 1994. Pembinaan Budaya Dalam Keluarga Daerah Bali. Departemen Pendidikan dan Budaya. Bali.Hal 84. Sumber Wawancara Wawancara. I Nengah Sudarsono (Pemangku). Pada tanggal 10 Februari 2013 di desa Braja Fajar. Pukul 08.00 Wawancara. I Wayan Sutapa, S.Pd. (Pemangku) Pada tanggal 11 Februari 2013 di desa Braja Fajar. Pukul 14.00.