CYBER LAW & CYBER CRIME Di susun Oleh: Erni Dwi Larasati ( 18120251 ) Desi Nur Anggraini ( 12129972 ) Kelas: 12.4B.04
DEFINISI CYBER CRIME Cybercrime merupakan bentik-bentuk kejahatan yang timbul karena pemanfaatan teknologi internet beberapa pandapat mengasumsikan cybercrime dengan komputer crime.the U.S department of justice memberikan pengertian komputer crime sebagai any illegal act requiring knowledge of komputer technologi for its perpetration,investigation,or prosecution pengertian tersebut indentik dengan yang diberikan organization of European community development,yang mendefinisikan komputer crime sebagai any illegal,unethical or unauthorized behavior relating to the automatic processing or the transmission of data adapun andi hamzah (1989) dalam tulisannya aspek aspek pidana dibidang komputer mengartikan kejahatan komputer sebagai Kejahatan di bidang komputer secara umum dapat diartikan sebagai penggunaan komputer secara ilegal.
KARAKTERISTIK CYBER CRIME Selama ini dalam kejahatan konvensional, dikenal adanya dua jenis kejahatan sebagai berikut: Kejahatan Kerah Biru (Blue Collar Crime) Kejahatan Kerah Putih (White Collar Crime) Karakteristik unik dari kejahatan didunia maya tersebut antara lain menyangkut lima hal berikut : Ruang lingkup kejahatan Sifat kejahatan Pelaku kejahatan Modus kejahatan Jenis-jenis kerugian yang ditimbulkan. Dari beberapa karakteristik diatas, untuk mempermudah penanganannya maka cyber crime dapat diclasifikasikan menjadi : Cyber piracy Cyber trespass Cyber vandalism
JENIS-JENIS CYBER CRIME Cyber crime sebagai tindakan kejahatan murni. Cyber crime sebagai tindakan kejahatan abu-abu. Cyber crime yang menyerang individu. Cyber crime yang menyerang hak cipta (Hak milik). Cyber crime yang menyerang pemerintah. PENYEBAB TERJADINYA CYBER CRIME Akses internet yang tidak terbatas Kelalaian pengguna komputer Mudah dilakukan dan sulit untuk melacaknya Para pelaku umumnya orang yang mempunyai kecerdasan tinggi dan rasa ingin tahu yang besar
PENANGGULANGAN CYBER CRIME cara penanggulangan secara global : Modernisasi hukum pidana nasional berserta hukum acaranya diselaraskan dengan konvensi internasional yang terkait dengan kejahatan tersebut. Peningkatan standar pengamanan system jaringan komputer nasional sesuai dengan standar internasional. Meningkatkan pemahaman serta keahlian aparat hukum mengenai upaya pencegahan, inventigasi, dan penuntutan perkara-perkara yang berhubungan dengan cybercrime. Meningkatkan kesadaran warga Negara mengenai bahaya cyber crime dan pentingnya pencegahan kejahatan tersebut. Meningkatkan kerja sama antar Negara dibidang teknologi mengenai hukum pelanggaran cyber crime.
CYBER CRIME DAN PENEGAKAN HUKUM Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) masih dijadikan sebagai dasar hukum untuk menjaring cyber crime, khususnya jenis cyber crime yang memenuhi unsur-unsur dalam pasal-pasal KUHP. Beberapa dasar hukum dalam KUHP yang digunakan oleh aparat penegak hukum antara lain: 1.Pasal 167 KUHP 2. Pasal 406 ayat (1) KUHP 3. Pasal 282 KUHP 4. Pasal 378 KUHP 5. Pasal 112 KUHP 6. Pasal 362 KUHP 7. Pasal 372 KUHP
CYBER LOW DAN RUANG LINGKUP Cyber Law adalah aspek hukum yang istilahnya berasal dari Cyber space Law, yang ruang lingkupnya meliputi setiap aspek yang berhubungan dengan orang perorangan atau subjek hukum yang menggunakan dan memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat mulai "online" dan memasuki dunia cyber atau maya. Perusahaan-perusahaan yang memberikan jasa provider di Indonesia sadar atau tidak merupakan pihak yang berperanan sangat penting dalam memajukan perkembangan cyber law di Indonesia dimana fungsi-fungsi yang mereka lakukan seperti : Perjanjian aplikasi rekening pelanggan internet; Perjanjian pembuatan desain home page komersial; Perjanjian reseller penempatan data-data di internet server; Penawaran-penawaran penjualan produk-produk komersial melalui internet; Pemberian informasi yang di update setiap hari oleh home page komersial; Pemberian pendapat atau polling online melalui internet.
Ruang Lingkup cyber law Hak Cipta (Copy Right) Hak Merk (Trademark) Pencemaran nama baik (Defamation) Fitnah, Penistaan, Penghinaan (Hate Speech) Serangan terhadap fasilitas komputer (Hacking, Viruses, Illegal Access) Pengaturan sumber daya internet seperti IP Address, domain name Kenyamanan Individu (Privacy) Prinsip kehati-hatian (Duty care) Tindakan kriminal biasa yang menggunakan TI sebagai alat Isu prosedural seperti yuridiksi, pembuktian, penyelidikan dll Kontrak / transaksi elektronik dan tanda tangan digital Pornografi Pencurian melalui Internet Perlindungan Konsumen Pemanfaatan internet dalam aktivitas keseharianseperti e-commerce, e-government, e-education dll.
Penyadapan Negara Asing terhadap Indonesia Beberapa waktu lalu rakyat Indonesia dikejutkan publikasi dari Wikileaks, situs pembobol informasi rahasia elektronik terkemuka, yang menyebutkan bahwa pemerintah Australia telah melakukan penyadapan terhadap sejumlah nomor telepon seluler (handphone) yang diduga milik pejabat tinggi negara, para tokoh dan Ibu Negara Republik Indonesia. Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) Nomor 11 Tahun 2008 mengatur ketentuan hukum terkait informasi dan transaksi berbasis elektronik yang berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam UU ITE ini, baik yang berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum Indonesia atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia.
Tindak pidana penyadapan, selain diatur dalam UU ITE, juga ditetapkan dalam UU Telekomunikasi No. 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi. Tanpa memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan peraturan perundang undangan yang berlaku terlebih Operator Telekomunikasi tidak diperkenankan / dilarang menyadap nomor telepon atau handphone milik orang tertentu. Pelanggaran terhadap UU ini dapat diancam hukuman penjara 15 tahun (pasal 56). Penyadapan adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan penyelidikan atau penyidikan dengan cara menyadap pembicaraan, pesan, informasi atau jaringan komunikasi yang dilakukan melalui telepon dan/atau alat komunikasi elektronik lainnya.