BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (SDKI) tahun 2012 adalah 40 kematian per 1000 kelahiran hidup. Di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan dan gizi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak janin

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

BAB I PENDAHULUAN. Usia antara 0-5 tahun adalah merupakan periode yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Visi Kementrian Kesehatan adalah mencapai masyarakat yang mandiri

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, tergantung pada keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. berkelanjutan (sustainable development). Peningkatan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan strategi pemerintah yang ditetapkan pada kementrian kesehatan untuk. segera dapat diambil tindakan tepat (Mubarak, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk Indonesia meningkat setiap tahunnya. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BETTY YULIANA WAHYU WIJAYANTI J.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya bayi dan balita. Tujuan Posyandu adalah menunjang penurunan Angka

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DUSUN MLANGI KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006). kesehatan ditingkat desa. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. gizi anak balitanya. Salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pertumbuhan dan perkembangan secara keseluruhan. Guna. mendukung pertumbuhan dan perkembangan balita, orang tua perlu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti penting dalam. kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. rawan terhadap masalah gizi. Anak balita mengalami pertumbuhan dan. perkembangan yang pesat sehingga membutuhkan suplai makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. 2009), hlm Drajat Boediman, Sehat bersama gizi,(jakarta: CV Sagung Seto,

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelayanan kesehatan masyarakat pada prinsipnya mengutamakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan ketertiban dunia yang

Jurnal Kesehatan Kartika 50

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, p.98).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

imunisasi, Gizi dan Penanggulangan diare (Zulkifli, 2003). Kegiatan posyandu penting untuk bayi dan balita, karena tidak terbatas hanya pemberian

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan kualitas SDM dimulai dengan perhatian utama pada proses. sayang dapat membentuk SDM yang sehat, cerdas dan produktif

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan di tiap kelurahan/rw. Kegiatannya berupa KIA, KB, P2M

BAB I PENDAHULUAN. optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki inteligensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) PUSKESMAS AMPLAS

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang. mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (pos pelayanan terpadu) di wilayah kerja Puskesmas Tampaksiring I sesuai data

PENGABDIAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENGELOLAAN POSYANDU BALITA MELALUI PERBAIKAN SISTEM ADMINISTRASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu wadah atau tempat yang memberikan pelayanan secara cepat dan murah,

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan dengan jumlah responden 40 0rang dimana

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 4,9 persen tahun Tidak terjadi penurunan pada prevalensi. gizi kurang, yaitu tetap 13,0 persen. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan. 1 Keadaan gizi yang baik

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 GAMBARAN PROGRAM PUSKESMAS KALIPARE TAHUN 2015

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi. Hasil Survey

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. tergantung pada kemampuan dan kualitas sumber daya manusia (Dinkes Sumut,

SISTEM STUDI TENTANG. Disusun Oleh SRI III GIZI FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan. kualitas sumberdaya manusia yang mengoptimalkan potensi tumbuh kembang

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat atau kader posyandu (Depkes, 2007). Menurut MDGs (Millenium Development Goals) di tingkat ASEAN, AKB

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (United Nations Developments Program), Indonesia menempati urutan ke 111

BAB I PENDAHULUAN. Anak yang sehat, cerdas, berpenampilan menarik, dan berakhlak mulia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui. Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Posyandu Terhadap Peningkatan Pengetahuan Orang Tua Balita Di Kelurahan Pinokalan Kecamatan Ranowulu Kota Bitung

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu melahirkan menjadi 118 per kelahiran hidup; dan 4) Menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Hal. masyarakat dan swasta (Depkes RI, 2005).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu faktor genetik dan non genetik, seperti lingkungan, nutrisi, dan penyakit.

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, UMUR DAN STATUS GIZI BAYI/ BALITA DENGAN KEPATUHAN IBU BERKUNJUNG KE POSYANDU

PROGRAM KERJA PANITIA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan menurun. Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Kemenkes, 2011).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan dan gizi merupakan kebutuhan dasar manusia sejak janin dalam kandungan, bayi, balita, remaja dewasa sampai usia lanjut, memerlukan kesehatan dan gizi yang optimal. Karena itu setiap kegiatan yang mengupayakan agar orang tetap sehat dan bergizi baik merupakan hal yang mulia dan memiliki dampak besar terhadap kesejahteraan manusia. Setiap kegiatan dan upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip non deskriminatif, partisipatif, perlindungan dan berkelanjutan yang sangat penting artinya bagi pembentukan sumber daya manusia Indonesia, peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa, serta pembangunan nasional. Dalam memberikan pelayanan kesehatan dan gizi yang optimal, Kementrian kesehatan menetapkan visi yaitu Masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan dengan salah satu misi Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat termasuk swasta dan masyarakat madani. Untuk mencapai visi dan misi tersebut diperlukan berbagai kegiatan diantaranya adalah menggerakkan masyarakat untuk memanfaatkan posyandu sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan dasar yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Posyandu tersebar lebih dari 70.000 desa di Indonesia. Pada tahun 2010 diperkirakan sekitar 91,3% anak 6-11 bulan dan 74,5% balita dibawa ke 1

posyandu sekurang-kurangnya satu kali selama enam bulan terakhir (Direktorat Bina Gizi, Kementrian Kesehatan RI, 2011). Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari dan oleh untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar/sosial dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Posyandu yang terintegrasi adalah kegiatan pelayanan sosial dasar dan keluarga dalam aspek pemantauan tumbuh kembang anak. Dalam pelaksanaanya dilakukan secara koordinatif dan integratif serta saling memperkuat antar kegiatan dan program untuk kelangsungan pelayanan di posyandu sesuai dengan situasi dan kebutuhan lokal yang dalam kegiatannya tetap memperhatikan aspek pemberdayaan masyarakat (Kemenkes RI, 2011) Keberadaan posyandu masih menjadi sarana penting di dalam masyarakat yang mendukung upaya pencapaian keluarga sadar gizi, membantu penurunan angka kematian bayi dan kelahiran serta mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Kegiatan didalamnya meliputi kegiatan pemantauan pertumbuhan yang diintegrasikan dengan pelayanan seperti imunisasi untuk pencegahan penyakit, penanggulangan diare, pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan kontrasepsi hingga penyuluhan dan konseling. Kegiatan posyandu diasumsikan sebagai salah satu pendekatan yang tepat untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan balita serta dapat meningkatkan status gizi balita (Depkes RI, 2011). Posyandu merupakan salah satu pelayanan

kesehatan di desa yang memudahkan masyarakat untuk mengetahui atau memeriksakan kesehatan terutama ibu hamil dan anak balita. Keaktifan keluarga pada setiap kegiatan posyandu tentu akan berpengaruh pada keadaan kesehatan anak balitanya, karena salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status gizi masyarakat terutama anak balita dan ibu hamil. Posyandu menjadi pelayanan kesehatan penting untuk bayi dan balita yang paling awal. Kegiatan posyandu dikatakan meningkat jika peran aktif ibu balita atau peran serta masyarakat semakin tinggi yang terwujud dalam cakupan program kesehatan seperti imunisasi, pemantauan tumbuh kembang balita, pemeriksaan ibu hamil, dan KB yang meningkat. Tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status gizi masyarakat terutama anak balita dan ibu hamil. Agar tercapai itu semua maka ibu yang memiliki anak balita hendaknya aktif dalam kegiatan posyandu agar status gizi balitanya terpantau dengan baik. Saat ini balita merupakan salah satu sasaran posyandu yang cukup penting, dan merupakan saat yang sangat baik bagi pertumbuhan baik biologis, psikologi, sosial maupun spritual. Sehingga peran posyandu memiliki andil yang cukup besar. Balita perlu dibawa ke posyandu setiap bulan untuk ditimbang dan dipantau pertumbuhan dan perkembangannya. Penimbangan balita secara berkala tiap bulan ini bertujuan untuk memantau pertumbuhan balita sehingga dapat sedini mungkin mengetahui penyimpangan pada pertumbuhan dan perkembangan balita tersebut, seperti kejadian gizi buruk pada anak balita, sehingga apabila terjadi penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan akan cepat tertangani dan angka kesakitan dan kematian pada balita akan berkurang.

Keteraturan ibu dalam mengunjungi posyandu dan menimbangkan balitanya ke posyandu akan sangat bermanfaat sebagai monitoring tumbuh kembang dan status gizi balita serta deteksi dini terhadap kelainan tumbuh kembang dan status kesehatan balita sehingga dapat segera ditentukan intervensi lebih lanjut. Suatu keadaan dimana ibu tidak secara teratur mengunjungi posyandu akan menyebabkan kesulitan dalam monitoring tumbuh kembang dan status gizi balita. Berkaitan dengan hal tersebut, maka perlu bagi tenaga kesehatan khususnya bidan untuk mengkaji dan memberikan intervensi yang sesuai dalam rangka menciptakan lingkungan yang kondusif bagi ibu dalam meningkatkan kunjungan ibu ke posyandu. Kunjungan ibu balita di posyandu adalah keteraturan kegiatan atau proses yang terjadi beberapa kali atau lebih. Peran serta ibu dalam menimbangkan balitanya ke posyandu dilihat berdasarkan frekuensi kehadiran balita dalam kegiatan posyandu, dimana dikatakan teratur jika frekuensi penimbangan minimal 8 (delapan) kali dalam waktu satu tahun dan dikatakan tidak teratur jika frekuensi penimbangan kurang dari 8 (delapan) kali dalam satu tahun (Depkes RI, 2004). Keaktifan ibu pada setiap kegiatan posyandu tentu akan berpengaruh pada keadaan status gizi anak balitanya. Karena salah satunya tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status gizi masyarakat terutama anak balita dan ibu hamil. Agar tercapai itu semua maka ibu yang memiliki anak balita hendaknya aktif dalam kegiatan posyandu agar status gizi balitanya terpantau. Namun pada kenyataannya dalam kegiatan posyandu, warga masyarakat sendiri banyak yang tidak memanfaatkan posyandu untuk memantau kesehatan anaknya. Umur balita dapat mempengaruhi partisipasi, hal ini disebabkan ibu balita merasa bahwa

anaknya sudah berumur 9 bulan yang sudah mendapatkan imunisasi lengkap tidak perlu lagi datang ke posyandu. Selain itu jumlah anak, semakin banyak anggota keluarga, seorang ibu akan sulit mengatur waktu untuk hadir di posyandu, karena waktu akan habis untuk memberi perhatian dan kasih sayang untuk mengurus anak-anaknya dirumah. tingkat pendidikan pun turut menentukan mudah tidaknya untuk menyerap dan memahami pengetahuan gizi, pendidikan dalam keluarga sangat diperlukan, hal ini terkait dengan informasi tentang kunjungan ibu balita ke posyandu dan rendahnya tingkat pendidikan erat kaitannya dengan perilaku ibu dalam memanfaatkan sarana kesehatan, dan pengetahuan yang dimiliki seseorang akan membentuk suatu sikap dan menimbulkan suatu perilaku dalam kehidupan sehari-hari seperti hadir di posyandu. Pengetahuan yang baik diharapkan dapat mempengaruhi partisipasi ibu dalam membawa anaknya ke posyandu (Notoatmodjo, 2012:144). Menurunnya tingkat kesadaran ibu-ibu membawa balita ke posyandu akan berpengaruh kepada kesehatan anaknya. Pengetahuan yang dimiliki oleh ibu balita bahwa sebagian besar mereka belum mengetahui manfaat secara menyeluruh tentang fungsi dari posyandu. Selama ini mereka hanya melakukan imunisasi saja dan setelah anak mereka berumur 1 tahun lebih maka kegiatan kunjungan ke posyandu berangsur-angsur mengalami penurunan dan tidak rutin lagi. Seharusnya untuk mengetahui tumbuh kembang anak serta kesehatan balitanya, sebaiknya ibu rutin mengunjungi posyandu walaupun berkunjung hanya untuk menimbang anaknya. Dari hasil pengamatan awal yang peneliti lakukan kunjungan balita di Desa Jaharun Kecamatan Galang semakin rendah hal ini disebabkan beberapa

kemungkinan yang dapat mempengaruhi kepatuhan ibu balita dalam melakukan kunjungan ke posyandu tersebut diantaranya pengetahuan, umur, pendidikan, kesibukan ibu karena alasan pekerjaan, jarak dan keterjangkauan posyandu. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pelayanan kesehatan di posyandu sangat berpengaruh terhadap intensitas kunjungannya karena pengetahuan merupakan salah satu faktor predisposisi dari perilaku seseorang, sehingga jika pengetahuan masyarakat terhadap posyandu kurang maka perilaku orang tersebut juga sama dengan tingkat pengetahuannya. Kesadaran dan kemauan ibu berpartisipasi untuk membawa balitanya di posyandu secara teratur juga sangatlah penting. Berdasarkan data Daftar Nama Pendataan Balita Dalam Rangka Persiapan PIN POLIO Tahun 2016 tercatat bahwa jumlah balita keseluruhan yang ada di Desa Jaharun B Dusun III yaitu 95 orang. Dari observasi awal diketahui bahwa jumlah bayi usia 0 2 tahun sebanyak 40 orang, sedangkan bayi yang datang ke posyandu sebanyak 24 orang, sehingga rata-rata kunjungan balita tersebut masih kurang dari target yang ditetapkan yaitu 60%. Dari hasil wawancara kepada 10 orang ibu balita diketahui bahwa sebanyak 3 ibu (30%) mempunyai pengetahuan yang cukup tentang posyandu dan sebanyak 7 ibu (70%) mempunyai pengetahuan yang kurang tentang posyandu. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Kesehatan Balita Usia 0-2 Tahun Dengan Tingkat Kunjungannya Ke Posyandu Di Desa Jaharun B Dusun III Kecamatan Galang. 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasikan masalah yang diteliti, sebagai berikut: 1. Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya kesehatan balita. 2. Kurangnya tingkat kesadaran ibu-ibu membawa balitanya mengunjungi posyandu setiap bulan. 3. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam mengikuti kegiatan posyandu. 1.3 Batasan Masalah Dari beberapa identifikasi masalah di atas maka yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah: Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Kesehatan Balita Usia 0-2 Tahun Dengan Tingkat Kunjungannya Ke Posyandu Di Desa Jaharun B Dusun III Kecamatan Galang. 1.4 Rumusan Masalah Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan di awal adalah : 1. Seberapa baik tingkat pengetahuan Ibu tentang kesehatan balita usia 0-2 tahun? 2. Seberapa tinggi kunjungannya dalam kegiatan posyandu? 3. Apakah terdapat hubungan pengetahuan ibu tentang kesehatan balita dengan kunjungannya ke posyandu? 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang kesehatan balita 0-2 tahun. 2. Untuk mengetahui tingkat kunjungannya dalam kegiatan posyandu.

3. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang kesehatan balita dengan kunjungannya ke Posyandu. 1.6 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan tersebut, maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Sebagai masukan dan evaluasi dalam meningkatkan pelayanan posyandu dan peningkatan penimbangan balita di posyandu, serta mendapatkan informasi tentang rendahnya kunjungan balita di posyandu agar dapat meningkatkan kesehatan balita. 2. Manfaat Praktis Untuk menambah pengetahuan penulis dalam melakukan penelitian khususnya rendahnya kunjungan balita di posyandu dan sebagai bahan masukan bagi peneliti lain untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tentang rendahnya kunjungan balita di posyandu.