49 BAB 3 METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Pengantar Bab ini merupakan penjabaran lebih lanjut tentang metode penelitian yang digunakan. Pada bab ini akan dibahas langkah-langkah penelitian yang merupakan sebuah upaya untuk menjawab atas masalah-masalah penelitian yang dilakukan. 3.2 Metode penelitian Penelitian ini berhubungan dengan pemerolehan afiksasi infleksi dan derivasi pada serta gejala morfofonologis yang menyertai penggunaan afiks tersebut oleh anak berusia 3-4 tahun yang berbahasa ibu bahasa Indonesia. Kajian penelitian ini berhubungan dengan dua bidang ilmu linguistik yaitu bidang kajian pemerolehan bahasa dan bidang morfologi, maka tujuan penelitian ini berusaha untuk memaparkan pemerolehan afiksasi serta karakteristiknya dengan teori-teori yang terkait. Penelitian ini menggunakan prosedur kualitatif. Prosedur kualitatif pada penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena pemerolehan afiksasi bahasa Indonesia pada anak berusia 3-4 tahun dalam bentuk tuturan lisan bahasa Indonesia. Pengertian pendekatan kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan masyarakat tersebut melalui bahasanya, serta peristilahan (Djajasudarma, 2006 : 11). Senada dengan itu, Arikunto (1997:11) menyatakan bahwa, prinsip penelitian kualitatif terjadi secara ilmiah, apa adanya, dalam situasi normal yang
50 tidak dimanipulasi keadaan dan kondisinya menekankan pada deskripsi alami. Dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan data kebahasaan yang muncul secara alami. Tuturan lisan yang mengandung afiksasi infleksi dan derivasi dan gejala fonologis pada anak usia 3 4 tahun yang berbahasa Ibu bahasa Indonesia merupakan unsur yang dikaji dalam penelitian ini. Penjelasan terhadap data kebahasaan yang muncul tersebut akan dijelaskan lewat metode deskripsi. Hal ini sejalan dengan pendapat Djajasudarma (2006) yang menyebutkan bahwa secara deskriftif peneliti dapat memerikan ciri-ciri, sifat-sifat, serta gambaran data melalui pemilahan data yang dilakukan pada tahap pemilahan data setelah data terkumpul. 3. 3 Instrumen penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Sumber Data Data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang berupa tuturan lisan si anak yang mengandung afiksasi prefiks {me-}, {di-}, konfiks {ke-an}, Sufiks {-an} dan {- in} dalam bahasa Indonesia. Sumber data dari penelitian ini adalah anak-anak yang berusia 3 tahun sampai 4 tahun. Penulis menggunakan studi cross-sectional untuk menghasilkan kecenderungan umum dalam pemakaian afiksasi tersebut. Jumlah anak ditentukan sebagai responden berjumlah tiga orang, dengan klasifikasi umur ( 3:2, 3:7 dan 4:2 tahun). Penelitian ini dilakukan sejak awal di bulan Agustus 2008 hingga bulan September 2008. Hal ini dilakukan
51 berdasarkan pertimabangan waktu serta kemampuan penulis dalam meneliti topik pada penelitian ini. Alasan peneliti memilih anak yang berusia 3 sampai 4 tahun terhadap anak yang berbahasa ibu bahasa Indonesia dalam pemerolehan afiksasi infleksi dan derivasi bahasa Indonesia ini, karena mereka masih dalam situasi prasekolah. Oleh sebab alasan itu, maka anak-anak hanya akan menyerap bahasa non-baku di dalam mencerap pemerolehan afiks dan gejala fonologis dari lingkungan sekitarnya. 3.3.2 Pengumpulan Data Tekhnik yang digunakan dalam penelitian ini adalah tekhnik sadap-rekam. Tujuan dari pengumpulan data lewat teknik sadap rekam ini adalah untuk mengetahui data kebahasaan yang berupa tuturan lisan dalam berbahasa, khususnya dalam melafalkan afiks infleksi dan derivasi serta gejala morfofonologisnya. Pengumpulan data dilakukan tanpa sepengetahuan si responden itu sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Alwasilah (2003). Langkah selanjutnya, peneliti juga menggunakan tekhnik pancingan dengan bercerita dan kemudian berinteraksi dengan responden melalui percakapan untuk mendapatkan data kebahasaan yang diinginkan. Selanjutnya teknik catat digunakan untuk memperjelas data kebahasaan yang keluar dari si responden. Hal ini untuk mencatat apabila terjadi kerusakan pada korpus data yang muncul. Adapun mengenai instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Observasi 2. Tape Recorder Merk Sony, tipe TCM 150.
52 3. Buku Catatan, untuk mencatat bahasa lisan si responden. 4. Buku cerita. 3.4 Tekhnik Analisis Data Penganalisisan data dalam tahap ini dapat dilihat seperti berikut ini : 3.4.1 Pentranskripsian Data Data kebahasaan yang terekam dari tape recorder Sony tipe TCM -150 adalah data bahasa yang berupa lisan. Dari hasil rekaman itu ditrankripsikan dalam bentuk tulisan fonemis kemudian ditulis ulang menjadi tulisan ortografis. 3.4.2 Penyeleksian Data Penyeleksian data dilakukan untuk menyeleksi data kebahasaan yang terekam dari tape recorder tersebut. Hal ini dilakukan untuk menyeleksi data yang layak untuk ditampilkan dan data yang tidak layak untuk ditampilkan (kemungkinan data yang kurang jelas atau rusak). 3.4.3 Pengklasifikasian Data Setelah proses penyeleksian selesai maka data akan digolongkan menurut jenisnya masing-masing. Data yang sudah diseleksi untuk menentukan jenis afiksasi infleksi atau derivasi. Setelah penyeleksian afiks tersebut selesai, dilanjutkan pada proses pemunculan gejala fonologis terhadap afiksasi infleksi dan derivasi yang muncul untuk di kelompokkan berdasarkan gejala morfofonologisnya. Selanjutnya, peneliti berusaha meneliti sampel yang akan dipergunakan dalam penelitian ini. Sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini terlampir di lampiran dalam tesis ini.
53 3.4.4 Pemaparan Hasil Analisis Data Tahap pemaparan ini dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu pemaparan atau deskripsi tentang pemunculan afiks yang diucapkan oleh responden. Selanjutnya adalah pemaparan tentang gejala morfofonologis yang menyertai pemunculan afiks tersebut. Gejala morfofonologis yang mungkin muncul akan dideskripsikan dan dianalisis meliputi (1) pemunculan fonem, (2) pelesapan fonem, (3) peluluhan fonem, (4) pergeseran fonem, (5) perubahan fonem. Pada tahap temuan, peneliti menjelaskan tentang bagaimana data dari pemunculan afiks dan gejala morfofonologis pada responden itu ditemukan. Tahap terakhir yaitu tahap pembahasan. Tahap pembahasan merupakan tahapan akhir yang dikumpulkan dari hasil-hasil temuan. Hasil temuan tersebut kemudian dikaji berdasarkan teori-teori terkait. Setelah, dikaji maka akan timbul persamaan dan perbedaan yang mungkin muncul dan akan menjadi beberapa kesimpulan penelitian.