BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan kejadian yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. negara maju dan negara sedang berkembang. Penyakit Jantung Koroner (PJK)

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru-paru, otot dan sendi.

BAB 1 PENDAHULUAN. tersendiri bagi kesehatan jantung (Suharjo, 2009). Salah satunya adalah IMA

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENGANTAR. menjadi faktor resiko ketiga terbesar penyebab kematian dini (Kartikasari A.N.,

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

PENGARUH SENAM AEROBIK INTENSITAS RINGAN DAN SEDANG TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK BADAN DI AEROBIC AND FITNESS CENTRE FORTUNA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. proses transportasi bahan-bahan energi tubuh, suplai oksigen dan kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti riwayat keluarga, umur, jenis kelamin (Ditjen PP&PL Kemenkes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan. Artinya bahwa laki-laki mempunyai risiko PJK 2-3x lebih besar

BAB 1 PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya dengan baik (Depkes, 2006). Dalam sebuah negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI

Problem kebugaran dan kesehatan. Suharjana FIK UNY

AKTIVITAS FISIK BAGI KEBUGARAN DAN KESEHATAN

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard)

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya sebagai akibat penyakit degeneratif didunia. Di negara maju, kematian

BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi (Paramurthi, 2014). Pada tahun 2014, lebih dari 1,9 miliar

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

AYU CANDRA RAHMAWATI J

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan fisik dan mental serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi modern dewasa ini telah membuat manusia lebih

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PENDAPATAN DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA. Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di

BAB I PENDAHULUAN. Dunia atau World Health Organization (WHO) (2014), mendeklarasikan

BAB I PENDAHULUAN. utama kematian di negara dengan pendapatan rendah dan menengah

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. infeksi dan kekurangan gizi telah menurun, tetapi sebaliknya penyakit degeneratif

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. Pola kehidupan sehari-hari mahasiswi memiliki kegiatan yang cukup banyak

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB I PENDAHULUAN. kualitas makanan sehari-hari. Namun, akhir-akhir ini muncul berbagai. garam yang mampu memicu penyakit hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kualitas hidup seseorang, akan tetapi nilai kebugaran jasmani

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

PERBEDAAN PENGARUH FREKUENSI LATIHAN SENAM AEROBIK TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DAN BERAT BADAN PADA MEMBERS

BAB I PENDAHULUAN. Menurut penelitian Pratiwi (2010) menopause adalah. keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 10 tahun hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. risiko PJK kelompok usia 45 tahun di RS Panti Wilasa Citarum

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. aktif pada tingkat yang tepat untuk mempertahankan atau meningkatkan

BAB III METODA PENELITIAN. pendekatan, populasi dan sampel, definisi operasional, variabel dan skala

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. orang didunia adalah 66 tahun, pada tahun 2012 naik menjadi 70 tahun dan pada

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia, lebih dari 1 milyar orang dewasa adalah overweight dan lebih dari 300

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung adalah penyebab nomor satu kematian di dunia. Hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu aktivitas yang dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Aktivitas fisik merupakan salah satu aktivitas yang didapatkan dari adanya pergerakan tubuh manusia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Surakarta dan dilakukan pada bulan Febuari one group with control design. Metode pendekatan yang akan digunakan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah tidak normal dan frekuensi nadi tidak normal merupakan kejadian yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia karena sering terdengar dialami orang. Namun, meski cukup familiar tetapi kebanyakan orang justru tidak tahu banyak penyakit lain yang bias timbul karna keadaan abnormal ini. Tekanan darah abnormal dan frekuensi nadi abnormal terjadi tidak lepas dari gaya, hidup yang kurang sehat yang banyak dilakukan seiring berubahnya pola hidup, seperti konsumsi lemak tinggi, kurang aktivitas, merokok, dan kurangnya kesadaran untuk berolahraga (Ricobain, 2011 : 6). Salah satu upaya dalam mencegah terjadinya hal tersebut dengan melakukan aktivitas olahraga yang dapat meningkatkan kerja dan fungsi jantung, paru dan pembuluh darah, meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang, meningkatkan metabolisme tubuh untuk mencegah kegemukan dan mempertahankan berat badan sehingga mengurangi resiko terjadinya penyakit jantung (Kuntaraf, 1992 dalam Purnama, 2012 : 1). Berdasarkan data World Health Organization (WHO) bahwa penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia, diperkirakan sedikitnya ada satu milliar penderita atau 46% kematian di seluruh dunia di awali karena tekanan darah darah abnormal dan frekuensi nadi abnormal. Di Amerika Serikat tercatat ada 98 juta penderita, Di Indonesia pada tahun 2011 1

2 penderita Tekanan darah darah abnormal dan frekuensi nadi abnormal diperkirakan sekitar 30-42 % dari jumlah penduduk. Sedangkan khusus di Jawa Timur sekitar 18-32 % dari jumlah penduduk (Prestiwati, 2012 : 3). Kemudian di wilayah Kabupaten Ponorogo dalam satu tahun terakhir ini ada sekitar 1068 kasus (Dinas Kesehatan Ponorogo 2011). Studi pendahuluan yang dilakukan pada awal bulan Juli 2013 pada 10 Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo melalui pengukuran tekanan darah dan denyut nadi didapatkan hasil sebanyak 9 mahasiswa memiliki tekanan darah normal dan 1 mahasiswa tidak normal. Kemudian untuk denyut nadi didapatkan hasil sebanyak 7 mahasiswa memiliki denyut nadi yang normal sedangkan 3 yang lainnya tidak normal. Berbagai aktivitas olahraga yang dilakukan manusia bertujuan untuk meningkatkan kualitas fisik sumber daya manusia, terutama apabila dilakukan secara benar dan teratur. Olahraga merupakan suatu aktivitas yang bermanfaat untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung. Suatu latihan olahraga yang dilakukan secara teratur akan memberikan pengaruh yang besar terhadap tubuh kita. Latihan fisik dengan pembebanan tertentu akan mengubah faal tubuh yang selanjutnya akan mengubah tingkat kesegaran jasmani. Perubahan secara cepat disebut respon, bila perubahannya lambat akibat olahraga atau latihan teratur disebut adaptasi (Moeloek, 1984 dalam Arsdiani 2006 : 2).

3 Namun, amat disayangkan karena hanya 26,2% dari masyarakat Indonesia yang berusia 10-30 tahun, yang melakukan olahraga, sementara sisanya tidak melakukan olahraga (Arsdiani, 2006 : 3). Aktivitas fisik merupakan gerakan tubuh yang dihasilkan otot rangka yang membutuhkan pengeluaran energy (WHO, 2009 : 11). Aktivitas fisik memperkuat jantung dan pembuluh darah oleh karena otot yang aktif memerlukan lebih banyak oksigen dan bahan bakar. Olahraga sangat bermanfaat bagi kesehatan jasmani manusia serta dapat mengurangi resiko untuk mendapatkan penyakit-penyakit non infeksi khususnya penyakit jantung (Giriwijoyo, 2005:30). Menurut survey oleh Kusmana tahun (2006) mengatakan bahwa olahraga atau diterjemahkan sebagai aktivitas fisik mempunyai peran dalam mencegah timbulnya penyakit jantung, sebagaimana telah dibuktikan pada berbagai penelitian sejak 40 tahun yang lalu. Banyak faktor risiko yeng mendahului penyakit jantung koroner antara lain kolesterol darah tinggi, merokok, tekanan darah tinggi, inaktivitas fisik, gula darah tinggi, obesitas, kepribadian, peningkatan usia, penggunaan kontrasepsi oral, geografi, jenis kelamin, ras. Ini dipengaruhi karena seseorang kurang melakukan aktivitas fisik, seperti yang telah dibuktikan dari beberapa para peneliti diatas. (Rosjidi, C. 2009: 78). Aktivitas fisik kini sudah menjadi kebutuhan masyarakat secara luas. Biasanya mereka melakukan aktivitas untuk menjaga kesehatan tubuhnya, salah satunya dengan cara berolahraga. Berolahraga sekarang sangat diminati

4 banyak masyarakat, terbukti dari bertumbuhnya pusat-pusat olahraga serta dipenuhinya ruang-ruang publik pada hari libur oleh masyarakat yang berolahraga. Pada perkembangannya, banyak masyarakat melakukan olahraga yang bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Sebenarnya tidak banyak biaya untuk melakukan aktivitas tersebut, kita cukup melakukan aktivitas fisik yang rutin, aktivitas fisik secara teratur minimal 30 menit aktivitas sedang pada setidaknya 5 hari perminggu atau 20 menit, aktivitas fisik berat setidaknya 3 hari perminggu (WHO, 2009 : 67). Ini bisa mengurangi resiko tersebut dikarenakan aktivitas akan melebarkan diameter pembuluh darah dan membakar lemak dalam pembuluh darah jantung, sehingga aliran darah lancar. Jika seseorang khawatir bila suatu saat menderita penyakit jantung, melakukan aktivitas fisik dapat mengurangi resiko penyakit tersebut, karena aktivitas fisik mampu membakar lemak dan mengendalikan tekanan darah tinggi manyebabkan pengaruh Low Density Lipoprotein bisa ditekan. Aktivitas fisik yang teratur berpotensi meningkatkan High Density Lipoprotein, sekaligus mengurangi trigliserida. Dua manfaat tersebut dapat diraih bersamaan, yaitu darah dapat mengalir lancar, dan sekaligus menurunkan penumpukan plak di arteri jantung (Giriwijoyo, 2005:33). Menurut Mohrman (2006 : 126) olahraga fisik merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi sistem kardiovaskuler. Perubahan tersebut juga dipengaruhi tipe olahraga fisik (apakah dominan olahraga dinamik-

5 ritmik-isotonik atau statik-isometrik), intensitas dan durasi olahraga, umur individu, dan tingkat kebugaran individu. Keadaan sistem kardiovaskular yang berubahan yang terjadi pada remaja normal yang tidak terlatih dalam merespon olahraga dinamik seperti berlari. Olahraga secara tidak berpengaruh langsung terhadap kesehatan jantung tetapi secara langsung dapat diamati melalui tekanan darah dan frekuensi denyut nadi sebelum atau sesudah olah raga. Pada akhirnya tekanan darah dan frekuensi denyut nadi itulah yang akan mempengaruhi atau setidaknya dapat digunakan untuk mendiagnosa kesehatan jantung. Berdasarkan pada latar belakang diatas, membuat peneliti merasa perlu melakukan penelitian dengan judul Perbedaan tekanan darah dan frekuensi denyut nadi pada mahasiswa yang olahraga dan tidak olahraga di Universitas Muhammadiyah Ponorogo. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana perbedaan tekanan darah dan denyut nadi pada mahasiswa yang olahraga dan tidak olahraga di Universitas Muhammadiyah Ponorogo?.

6 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui perbedaan tekanan darah dan frekuensi denyut nadi pada mahasiswa yang olahraga dan tidak olahraga di Universitas Muhammadiyah Ponorogo. 1.3.2 Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui perbedaan tekanan darah mahasiswa yang olahraga dan tidak olahraga di Universitas Muhammadiyah Ponorogo. 2. Mengetahui perbedaan frekuensi denyut nadi pada mahasiswa yang olahraga dan tidak olahraga di Universitas Muhammadiyah Ponorogo. 3. Menganalisis perbedaan tekanan darah dan frekuensi denyut nadi mahasiswa yang melakukan olahraga dengan yang tidak melakukan olahraga di Universitas Muhammadiyah Ponorogo. 1.4 Manfaat Penelitiaan 1.4.1 Manfaat Teoritis 1. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti tentang karya ilmiah, khususnya yang berkaitan dengan olahraga dan kesehatan jantung. 2. Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini dapat dijadikan tambahan referensi dalam proses belajar mengajar, khususnya yang berkaitan dengan olahraga dan kesehatan jantung.

7 3. Bagi Profesi Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya dan memperluas pengetahuan tentang olahraga dan kesehatan jantung. 1.4.2 Manfaat praktis 1. Bagi Pelatih Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pelatih, instruktur maupun guru olahraga dalam menentukan lamanya dan seberapa sering intensitas olahraga harus diberikan kepada para anggota. 2. Bagi Mahasiswa Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang pentingnya olahraga dan kesehatan jantung serta mengetahui pola hubungan antara olahraga denganh kesehatan. 3. Bagi penelitian selanjutnya Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan olahraga dan kesehatan jantung. 1.5 Keaslian Penelitian Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan sehubungan dengan penelitian ini diantaranya adalah : 1. Hendriantika (2012) dalam penelitian yang berjudul studi komparatif aktivitas fisik dengan faktor resiko terjadinya penyakit jantung koroner di

8 Desa Karangmojo Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui studi komparatif aktivitas fisik dengan faktor resiko terjadinya PJK di Desa Karangmojo Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo. Jenis Penelitian ini adalah korelasi dengan variabel independ ent aktivitas fisik dan variabel dependen faktor resiko PJK hiperlipidemia, hiperglikemia, obesitas. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan populasi 802 orang dan sampel 80 responden sedangkan kuesioner dan lembar observasi sebagai instrument pengumpulan data. Hasil yang diperoleh antara aktivitas fisik dengan hiperlipidemia, bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik dengan hiperlipidemia yang dibuktikan dengan uji chi-square = 9,8 dan tabel 3,841, α= 0,05 ). 2. Irine (2012) dalam penelitian yang berjudul perubahan denyut nadi pada mahasiswa setelah aktivitas naik turun tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar aktivitas naik turun tangga akan meningkatkan frekuensi denyut nadi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro usia 19-23 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental dengan desain Pretest-Posttest design. Pengambilan sampel dengan Simple Random Sampling. Sebanyak 30 subyek penelitian diperoleh berdasarkan kriteria inklusi yaitu: umur antara 19-23 tahun, BMI = 18,5-24,9 kg/m 2, dan tidak merokok. Data diperoleh dari pengukuran denyut nadi secara langsung. Variabel bebas adalah aktivitas naik turun tangga, variabel antara adalah jenis kelamin, umur, tinggi badan, berat badan, dan variabel tergantung adalah denyut nadi

9 sebelum dan sesudah naik turun tangga. Data diolah dengan menggunakan program SPSS 12.00 For Windows. Analisa dilakukan dengan uji normalitas Shapirowilk dan uji korelasi t- berpasangan. Didapatkan sebagian besar subyek penelitian berumur 21 tahun sebanyak 36,67%. Rerata denyut nadi awal adalah 72,09 dan rerata denyut nadi setelah naik turun tangga adalah 74,49 dengan uji t- berpasangan didapatkan perbedaan yang bermakna antara denyut nadi awal dan denyut nadi setelah naik turun tangga yaitu p = 0,000