1. Pendahuluan PEMANFAATAN LM35 SEBAGAI SENSOR SUHU OTOMATIS PADA SISEM PENGONTROLAN SUHU RUANGAN PENGERING (STUDI KASUS : PENGERING TIPE RAK) Santoso

dokumen-dokumen yang mirip
1. Pendahuluan PENGARUH SUHU DAN KELEMBABAN UDARA PADA PROSES PENGERINGAN SINGKONG (STUDI KASUS : PENGERING TIPE RAK)

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

1. Pendahuluan. 2. Kajian Pustaka RANCANG BANGUN ALAT PENETAS TELUR SEDERHANA MENGGUNAKAN SENSOR SUHU DAN PENGGERAK RAK OTOMATIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah

PERANCANGAN ALAT PENGATUR TEMPERATUR AIR PADA SHOWER MENGGUNAKAN KONTROL SUKSESSIVE BERBASIS MIKROKONTROLER

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu

KIPAS ANGIN OTOMATIS DENGAN SENSOR SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kemajuan teknologi dalam berbagai bidang. Teknologi instrumentasi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini teknologi sudah sangat berkembang secara pesat. Salah satu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

UPI YPTK Jurnal KomTekInfo Vol. 4, No. 2, Desember 2017, Hal ISSN : Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang

RANGKAIAN OTOMATISASI RUANGAN BERBASISKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III. Perencanaan Alat

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS KINERJA SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. mempermudah suatu pekerjaan, misalnya ; Thermometer Suhu Badan. terdiri dari beberapa komponen yaitu sensor, modul suara, dan LCD.

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No. 02, Juli Tahun 2016

MONITORING SUHU DAN KELEMBABAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY PADA PROSES FERMENTASI TEMPE SECARA OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER

PERANCANGAN SISTEM PEWAKTUAN DAN PENGONTROLAN TEMPERATUR PADA APLIKASI KAMAR TEMPERATUR DENGAN SENSOR LM35DZ BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. paling populer adalah mikroprosesor. Pada prinsipnya mikroprosesor adalah pusat

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi sekarang sangat memegang peranan penting. Teknologi yang modern harus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

( ) Dosen Pembimbing Dr. Melania Suweni Muntini, M.T

COOLING PAD OTOMATIS BERBASIS ATMEGA328

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16. Enis Fitriani,DidikTristianto,SlametWinardi

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

BAB I PENDAHULUAN. segala peralatan elektronik. Akan tetapi, energi-energi tersebut berbeda dengan

RANCANG BANGUN PENGONTROL SUHU SOLDER OVEN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DAN UJI PERFORMANSI PENGERING TIPE RAK

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERANCANGAN DAN REALISASI PEMANAS AIR OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB I PENDAHULUAN. global warming seperti saat ini mempengaruhi perubahan musim yang tidak

SISTEM PENGATURAN BEBAN PADA MIKROHIDRO SEBAGAI ENERGI LISTRIK PEDESAAN

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM ONLINE UNTUK MONITOR SUHU RUANGAN BERBASIS SERVER WEB DAN WEBCAM DENGAN PENYAMPAIAN DATA ASINKRON

METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI...vi. KATA PENGANTAR...vii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR TABEL... xiv. DAFTAR GAMBAR... xv. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Batch Dryer, timbangan, stopwatch, moisturemeter,dan thermometer.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6 1

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

BAB I PENDAHULUAN. yaitu suhu di dalam ruangan menjadi semakin panas dan tidak nyaman.

Analisis Distribusi Suhu, Aliran Udara, Kadar Air pada Pengeringan Daun Tembakau Rajangan Madura

INKUBATOR PENETAS TELUR OTOMATIS MEMAKAI LM35 BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 SECARA HARDWARE TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya kebutuhan masyarakat akan daging ayam membuat proses

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PEMANTAU SUHU SERTA PENANGANAN DINI KANDANG AYAM BOILER BERBASIS MIKROKONTROLER

Pengatur Suhu Ruangan Otomatis Berbasis Mikrokontroler ARM Cortex M0 NUMICRO NUC140VE3CN

Rancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1)

SISTEM KENDALI SIRKULASI UDARA BERDASARKAN KONDISI LINGKUNGAN SEKITAR UNTUK KENYAMANAN RUANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan di lingkungan, dalam suatu sistem elektronika, dalam industri, dalam bidang

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM

BAB 1 PENDAHULUAN. elektronika menyebabkan rangkaian-rangkaian aplikasi elektronika menggantikan

MODEL PENGENDALI OVEN SEMIOTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. PERSEMBAHAN... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACT... vi. KATA PENGANTAR...

Rancang Bangun Alat Pengukur Kadar Air pada Gabah Dengan Mikrokontroler Atmega 8535

Thermometer digital dengan DST-R8C dan OP-01 sebagai rangkaian pengkondisi

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGERING KAIN OTOMATIS DENGAN MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 dan SENSOR SHT11

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan akan energi listrik terus bertambah dengan bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN. dari analog ke sistem digital, begitu pula dengan alat ukur.

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. sirkulasi udara oleh exhaust dan blower serta sistem pengadukan yang benar

Pengaturan suhu dan kelembaban dilakukan dengan memasang satu buah sensor SHT11, kipas dan hairdryer dengan program bahasa C berbasis mikrokontroler A

BAB I PENDAHULUAN. unggas untuk mewujudkan beternak itik secara praktis. Dahulu saat teknologi

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XI (SNTTM XI) & Thermofluid IV Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Oktober 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari hari, manusia tidak terlepas dari pengaruh lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. para peternak saat ini. Hal tersebut disebabkan permintaan bahan pangan berupa

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

RANCANG BANGUN SENSOR SUHU TANAH DAN KELEMBABAN UDARA

RANCANG BANGUN PENDINGIN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI OTOMATIS BERBASIS ARDUINO UNO

BAB I PENDAHULUAN. Mikrokontroler merupakan pengontrol mikro atau disebut juga Single Chip

Pemasangan CO 2 dan Suhu dalam Live Cell Chamber

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

NASKAH PUBLIKASI SISTEM PENGAMAN MOTOR TERHADAP SUHU TINGGI MENGGUNAKAN SISTEM BERBASIS PLC

Alat Pengolah Kecambah Kacang Hijau Berbasis Mikrokontroler Diterapkan Pada Petani Di Desa Singosari Malang

Sistem Monitoring Suhu dan Kelembaban pada Inkubator Bayi Berbasis Mikrokontroler

Transkripsi:

Ethos (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat): 7-12 PEMANFAATAN LM35 SEBAGAI SENSOR SUHU OTOMATIS PADA SISEM PENGONTROLAN SUHU RUANGAN PENGERING (STUDI KASUS : PENGERING TIPE RAK) 1 Ari Rahayuningtyas, 2 Ignatius Fajar Apriyanto, 3 Seri Intan Kuala, 4 Teguh Santoso 1,2,3,4 Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI, JL. K.S Tubun No.5 Subang Jabar e-mail: 1 arirahayuningtyas@gmail.com, 2 ignatiusfajarapriyanto@gmail.com, 3 seri.kuala.sk@gmail.com, 4 teguhs03@gmail.com Abstrak. Aliran udara dan suhu pada ruang pengering memegang peranan penting dalam proses pengeringan suatu produk. Laju penguapan air bahan dala m pengeringan sangat ditentukan oleh kenaikan suhu. Pada penelitian ini pengontrolan suhu ruang pengering dilakukan dengan merancang bangun sensor suhu dengan menggunakan LM35 dan berbasis mikrokontroler ATMEGA 8535. Input berupa suhu disensor oleh LM35 yang kemudian diolah dan dikontrol oleh mikrokontroler. Keluaran dari mikrokontroler berupa nilai bacaan suhu yang ak an ditampilan pada LCD display 16 x 2. Pengamatan ini bertujuan untuk menguji parameter teknis yang terkait dengan unjuk kerja mesin pengering tipe rak meliputi sebaran suhu dengan konveksi paksa menggunakan kipas mekanik. Pengamatan dilakukan pada suhu 50ºC dan 60ºC, dengan 2 buah kipas dengan kecepatan masing-masing 3,9 m/dt dan 4,7 m/dt. Setiap 30 menit data suhu pada 6 titik diambil dalam ruang pengering. Dengan membandingkan hasil pengukuran dengan menggunakan sensor suhu LM35 dan termometer raksa dapat terlihat bahwa tidak terjadi perbedaan suhu yang jauh. Jika terdapat perbedaan hasil pembacaan, hal tersebut masih diijinkan karena nilainya berada dalam jangkauan toleransi. Perbedaan ini juga dipengaruhi oleh tata letak kipas yang mengakibatkan perbedaan hembusan udara dan berpengaruh pada rataan suhu dalam ruang pengering. Kata kunci: rataan suhu, pengering, sensor suhu 1. Pendahuluan Pengeringan adalah proses pemindahan panas dan uap air secara simultan, yang memerlukan energi untuk menguapkan kandungan air yang dipindahkan dari permukaan bahan yang dikeringkan oleh media pengering yang biasanya berupa panas. Hall (1975) menyatakan proses pengeringan adalah proses pengambilan atau penurunan kadar air sampai batas tertentu sehingga dapat memperlambat laju kerusakan biji-bijian akibat aktivitas biologi dan kimia sebelum bahan diolah/digunakan (Taib, G. et al., 1988). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan ada dua golongan yaitu faktor yang berhubungan dengan udara pengering dan faktor yang berhubungan dengan sifat bahan yang dikeringkan. Faktor-faktor yang termasuk golongan pertama adalah suhu, kecepatan volumetrik aliran udara pengering dan kelembaban udara. Faktor-faktor yang termasuk golongan kedua adalah ukuran bahan, kadar air awal dan tekanan parsial di dalam bahan. Pada penelitian ini pengontrolan suhu kamar pengering dilakukan dengan merancang bangun sensor suhu dengan menggunakan LM35 dan berbasis mikrokontroler ATMEGA 8535. Komponen utama yang digunakan pada rangkaian sensor ini adalah sebuah sensor berbentuk IC (Integrated Circuit) dengan tipe LM35. LM35 ini adalah sebuah sensor suhu yang keluarannya sudah dalam celcius yang 7

8 Ari Rahayuningtyas, et al. memiliki kemampuan penginderaan suhu dari 0 0 C sampai 100 0 C. IC LM35 ini akan mengkonversikan besaran suhu menjadi besaran tegangan. Dimana IC LM35 ini akan mengeluarkan tegangan pada kaki 2 sebagai output sebesar 10mV untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10C. Mikrokontroler merupakan suatu alat yang berfungsi mengontrol suhu pada ruang pengering. Pengukuran suhu ruang pengering dilakukan dengan menggunakan sensor suhu LM35 dan termometer sebagai pembanding ketelitian sensor suhu LM35. 2. Bahan dan Metode Penelitian ini dilakukan di Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna LIPI Subang, adapun bahan dan metode yang digunakan adalah sebagai berikut: 2.1 Bahan Bahan yang digunakan meliputi bahan elektrik yang mendukung proses kegiatan, meliputi 6 buah sensor suhu LM35, 1 paket downloader dan mikrokontroler ATMEGA 8535, 1 unit pengering tipe rak yang telah dirancang bangun. 2.2 Metode Metode yang digunakan adalah metode rancang bangun sensor suhu otomatis, dengan memanfaatkan sensor suhu LM35 untuk mengontrol suhu ruang pengering dan metode pengambilan data primer. Data primer diambil dengan cara mengamati perubahan suhu yang terjadi pada 6 buah sensor yang diletakkan menyebar di 6 titik dalam ruang pengering. Pengamatan dilakukan setiap 10 menit dengan kondisi ruang pengering tanpa beban. Gambar 1. Ruang Pengering ISSN 1693-699X EISSN 2502-065X

Pemanfaatan Lm35 sebagai Sensor Suhu Otomatis... 9 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Diagram Blok Sistem Sensor Suhu Input Suhu Sensor Suhu LM35 Proses pada Mikrokontroler Hasil Bacaan Suhu Gambar 2. Diagram Blok Sistem Sensor Suhu Dari diagram blok tersebut dapat dijelaskan bahwa, input berupa suhu akan disensor oleh sensor LM35 dan akan diolah serta dikontrol oleh mikrokontroler. Keluaran dari mikrokontroler berupa nilai bacaan suhu ditampilan pada layar LCD. 3.2 Gambar Rangkaian Sistem Sensor Suhu dan Pembacaan Gambar 3. Gambar Rangkaian Sistem Sensor Suhu dan Pembacaan Pada rancang bangun rangkaian sistem ini menggunakan 6 buah sensor suhu LM35 dan mikrokontroler ATMEGA 8535 dengan pemrograman bahasa C. Hasil pembacaan ditampilkan pada layar LCD 16 x 2. 3.3 Analisa Data dan Pembahasan Pengambilan data dilakukan pada kondisi ruang pengering tanpa beban menggunakan bahan bakar LPG. Interval waktu pengambilan data dilakukan per 10 Vol 4, No.1, Januari 2016

10 Ari Rahayuningtyas, et al. menit. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat rataan suhu pada ruang pengering dan membandingkan hasil pembacaan suhu antara termometer air raksa dan sensor suhu LM35. Sebuah termometer dan sebuah sensor suhu LM35 diletakkan pada setiap titik yang jumlah keseluruhannya yaitu 6 titik dalam ruang pengering pada posisi atas dan bawah. Pada pengamatan pertama, suhu ruang pengering diatur pada suhu 60-70 C (T) dengan kecepatan kipas 1 sebesar 3,9m/dt (V1) dan kipas 2 sebesar 4,7 m/dt (V2) dan diperoleh data rataan suhu dalam ruang pengering sebagai berikut: Tabel 1. Data Rataan Suhu dalam Ruang Pengering pada T 60-70 ºC; V1 3,9 m/dt; V2 4,7m/dt 1 0 35 33 35 35 36 34 34,7 23,5 34,2 34,7 33,2 34,7 59 2 10 66 60 55 65 64 52 66 69,5 52,8 64 63,5 62,1 41 3 20 67 64 59 64 65 56 65 64,5 54,7 65,5 63,5 60,6 39 4 30 65 64 57 64 63 51 66 65,5 55,2 65 64 64 38 Dari tabel 1 terlihat bahwa suhu sensor LM35 pada masing-masing titik relatif rata, seperti pada waktu 30 menit terlihat nilai sensor 1 (S1) = 66, S2= 65,5, S3= 55,2, S4= 65, S5= 64 dan S6=64. Sedangkan pada termometer T1= 65, T2=64, T3= 57, T4=64, T5= 63 dan T6= 51. Perbandingan dua hal tersebut relatif tidak terlalu jauh Kemungkinan lain karena pengaruh letak kipas sehingga hembusan udaranya berpengaruh pada suhu. Pada pengamatan kedua, suhu ruang pengering diatur pada 60-70 C (T) dengan kecepatan kipas 1 sebesar 3,9m/dt dan kipas 2 sebesar 5,6 m/dt dan diperoleh data rataan suhu dalam ruang pengering sebagai berikut: Tabel 2. Data Rataan Suhu dalam Ruang Pengering pada T 60-70 ºC; V1 3,9 m/dt; V2 5,6 m/dt 1 0 50 43 43 48 48 41 47,4 46,9 42,5 45,9 43 43 58 2 10 68 67 69 68 68 55 67 48,4 53,3 66,5 65,5 64 38 3 20 68 67 60 68 68 53 67 66,5 54,7 66 65,5 64 38 4 30 69 67 59 68 67 53 67,9 64,5 53,3 66,5 66 65,5 38 Dari tabel 2 terlihat bahwa suhu sensor LM35 pada masing-masing titik relatif rata, seperti pada waktu 20 menit terlihat nilai sensor 1 (S1) = 67, S2= 66,5, S3= 54,7, S4= 66, S5= 65,5 dan S6=64. Sedangkan pada termometer T1= 68, T2=67, T3= 60, T4=68, T5= 68 dan T6= 53. Perbandingan dua hal tersebut relatif tidak terlalu jauh ISSN 1693-699X EISSN 2502-065X

Pemanfaatan Lm35 sebagai Sensor Suhu Otomatis... 11 Pada pengamatan ketiga, suhu ruang pengering diatur pada 50-60 C (T) dengan kecepatan kipas 1 sebesar 3,9m/dt dan kipas 2 sebesar 4,7 m/dt maka diperoleh data rataan suhu dalam ruang pengering sebagai berikut: Tabel 3. Data Rataan Suhu dalam Ruang Pengering pada T 50-60 ºC; V1 3,9 m/dt; V2 4,7m/dt 1 0 30 28 29 30 32 29 29,8 45 30,8 29,8 29,3 30,3 65 2 10 50 50,3 51 52 52 50 51 51 50 52 52 51 43 3 20 55 51 54 53 53 51 53 52 54,5 55 54,7 54,7 42 4 30 56 53 53 52 53 54 55 54 53 55,2 54,3 54,7 42 Dari tabel 3 terlihat bahwa suhu sensor LM35 pada masing-masing titik relatif rata, seperti pada waktu 20 menit terlihat nilai sensor 1 (S1) = 53, S2= 52,5, S3= 54,5, S4= 55, S5= 54,7 dan S6=54,7. Sedangkan pada termometer T1= 55, T2=51, T3= 54, T4=53, T5= 53 dan T6= 53. Perbandingan dua hal tersebut relatif tidak terlalu jauh Pada pengamatan keempat, suhu ruang pengering diatur pada 50-60 C (T) dengan kecepatan kipas 1 sebesar 3,9m/dt dan kipas 2 sebesar 5,6 m/dt maka diperoleh data rataan suhu dalam ruang pengering sebagai berikut: Tabel 4. Data Rataan Suhu dalam Ruang Pengering pada T 50-60 ºC; V1 3,9 m/dt; V2 5,6 m/dt 1 0 34 31 33 34 35 32 33,2 34,2 32,97 33,2 32,7 33,2 57 2 10 51 52 53 52 52 51 52 52 50,3 53 52 51 41 3 20 53 52 55 53 54 54 54 52 52,8 53 52 55 41 4 30 54 52 54 51 54 54 54 53 53 52 54,7 55,7 41 Dari tabel 3 terlihat bahwa suhu sensor LM35 pada masing-masing titik relatif rata, seperti pada waktu 30 menit terlihat nilai sensor 1 (S1) = 54, S2= 53,5, S3= 53, S4= 52, S5= 54,7 dan S6=55,7. Sedangkan pada termometer T1= 54, T2=53, T3= 54, T4=51, T5= 54 dan T6= 54. Perbandingan dua hal tersebut relatif tidak terlalu jauh 4. Kesimpulan Aliran udara dan suhu pada ruang pengering memegang peranan penting dalam proses pengeringan suatu produk. Sensor suhu LM35 dapat bekerja sesuai dengan fungsinya walaupun terdapat selisih. Besar nilai temperatur yang diukur dapat secara Vol 4, No.1, Januari 2016

12 Ari Rahayuningtyas, et al. langsung terlihat pada tampilan LCD dengan membandingkan nilai pada termometer raksa. Pada pengamatan ini dapat dijelaskan bahwa pada masing-masing tabel terihat bahwa suhu relatif rata pada masing-masing perlakuan yang diberikan. Hal ini dikarenakan kerja sensor suhu LM35 sesuai dengan fungsinya dan bekerja baik. Terlihat bahwa pembacaan antara sensor suhu LM35 dan termometer raksa tidak berbeda jauh. Jika terdapat beda itu masih diijinkan karena masih dalam batas toleransi. Kemungkinan lain karena pengaruh letak kipas sehingga hembusan udaranya berpengaruh pada rataan suhu. 5. Ucapan Terimakasih Terimakasih kepada tim Bengkel Mekanik Logam, Mahasiswa magang dari Universitas Lampung, tim perancangan Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna dan segenap pihak yang terlibat dan telah membantu serta mendukung berjalannya penelitian ini. Daftar pustaka Holman, J.P.,(1994). Perpindahan Kalor, Erlangga. Jakarta. Taib,G., Sa id,e..g., Wiraatmaja, S., (1988). Operasi Pengeringan Pada Pengolahan Hasil Pertanian. Jakarta:Mediyatama Sarana Perkasa,. Usher M J, (1989). Sensors And Transdusers, Macmillan Education. London. Rahmawati, A., Winardi, S., Tristianto, D., (2012). Rancang Bangun Alat Pengukur Suhu dengan Tampilan Digital dan Keluaran Suaran Berbasis Mikrokontroler AVR ATmega 8535, Jurnal Monitor, Vol. 1, No. 1, Juli 2012. LM35 Data Sheet http://www.alldatasheet.com/datasheetpdf/pdf/8866/nsc/lm35.html (28/08/15 15.24 PM) ISSN 1693-699X EISSN 2502-065X