BAB III METODE PENELITIAN. tidaknya metode yang digunakan. Dengan demukian, agar penelitian ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam proposal adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. masalah. Apabila seseorang peneliti ingin melakukan kegiatan-kegiatan penelitian, maka

BAB III METODE PENELITIAN. sangat penting dalam suatu penelitian, berhasil tidaknya suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. metode pengolahan dan analisis data, dan uji keshahihan data.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dikatakan bertujuan karena dilakukan dengan tujuan untuk. kebenaran. Terdapat beberapa cara dalam mencari

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian ilmiah, yang harus dibutuhkan adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengadilan Agama dan Pakar Hukum Islam Kabupaten Jember terkait dengan konsep

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah penelitian empiris atau penelitian lapangan (field

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu 1 sehingga dapat

BAB III METODE PENELITIAN. cara untuk melakukan penyelidikan dengan menggunakan cara-cara tertentu yang

BAB III METODE PENELITIAN. masalah-masalah yang ditimbulkan oleh fakta tersebut. 33 Oleh karena itu,

BAB III METODE PENELITIAN. karena itu penentuan jenis penelitian didasarkan pada pilihan yang tepat karena

BAB III. Metode Penelitian. penelitian yang meliputi jenis penelitian, pendekatan, penentuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini termasuk dalam kategori jenis penelitian Field Research

BAB III METODE PENELITIAN. kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Untuk menghadapi berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong dalam penelitian kualitatif. Penulis menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam tiap penelitian, metode penelitian merupakan urutan tentang bagaimana penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. atau melaksanakan penelitian secara lebih baik atau lebih lengkap serta untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Dilihat dari jenisnya, penelitian ini adalah termasuk dalam penelitian field

BAB III METODE PENELITIAN

kebenaran fakta yang diungkap dalam penelitian tersebut dapat dengan mudah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah profil pelaku perkawinan poliandri, sebab dan akibat yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penting karena jenis penelitian merupakan payung penelitian yang dipakai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dipandang sebagai cara mencari kebenaran secara ilmiah 1. Metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja karena masih adanya suatu kenyataan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian hukum sosiologis atau empiris. Pada

BAB III METODE PENELITIAN. Guna mendapatkan data yang valid, maka penulis akan langsung mengunjungi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian lapangan. Peneliti menggambarkan secara detail dan mendalam tentang

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan maupun teknologi. Hal ini disebabkan oleh karena penelitian. terhadap data yang telah dikumpulkan dan diolah.

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian deskriptif kualitatif. Dimana peneliti akan mengumpulkan datadata

BAB III METODE PENELITIAN. Menentukan jenis penelitian sebelum terjun ke lapangan adalah sangat

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Dengan kata lain

BAB III METODE PENELITIAN. Desa Buntoi Kecamatan Kahayan Hilir Kabupaten Pulang Pisau yang

BAB III METODE PENELITIAN. Hukum Fikih Terhadap Status Hukum Anak akibat dari riddah dalam. dan 1 bulan untuk menganalisis data hasil penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini dimulai dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data yang ada dalam ini adalah upaya guru PAI dalam pengembangan. data untuk memberi gambaran penyajian laporan.

BAB III METODE PENELITIAN. mendekati masalah yang diteliti dengan sifat hukum yang nyata atau sesuai dengan kenyataan

BAB III METODE PENELITIAN. terlaksananya kegiatan komunitas IBLBC yang dilakukan di sekitaran Panahan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mencatat, merumuskan, dan menganalisis sampai menyusun laporan. 1

BAB III METODE PENELITIAN. perceraian terbanyak di Jawa Timur setelah Banyuwangi. memudahkan proses penelitian skripsi ini.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian empiris atau istilah ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran Fikih di MIS Raudhatul Ulum Kabupaten Lamandau. dilaksanakan selama 2 (dua) bulan, yaitu tanggal 15 Februari 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu yang peneliti gunakan dalam penelitian ini selama 2 (dua)

BAB III METODE PENELITIAN. dan analisis data yang diperlukan guna menjawab masalah yang dihadapi. 1

BAB III METODE PENELITIAN. angka atau kuantitas. Oleh karena itu, dengan mengacu kepada ciri-ciri tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang TRADISI LAMARAN PERSPEKTIF. MASYARAKAT PENGIKUT MADZHAB SYAFI I (Studi di Desa Seletreng

BAB III METODE PENELITIAN. membergunakan cara-cara atau metode-metode untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Mengapa ada larangan perkawinan antara keturunan Gumeno Kidang

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Karau Kuala Barito Selatan ini dilaksanakan pada. Karau Kuala Kabupaten Barito Selatan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian (research) adalah usaha yang dilakukan dengan tujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Biasa Tunarungu Karya Mulia Surabaya. Penelitian ini digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Guna mendapatkan data yang valid, maka penulis akan langsung

BAB III METODE PENGUMPULAN DATA. penelitian hukum empiris kualitatif. Penelitian hukum empiris adalah sebuah

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: serta juga berpedoman pada teori hukum yang ada.

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi ini, Peneliti mengambil lokasi penelitian Pusat Kajian Zakat dan Wakaf

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN. terlalu sulit untuk dipecahkan. Menurut Joko Subagyo :

BAB III METODE PENELITIAN. tercapainya tujuan penelitian ini untuk mendapatkan kebenaran ilmiah,

BAB III METODE PENELITIAN. meneliti suatu kelompok manusia, subjek, kondisi, suatu sistem pemikiran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang berasal dari Bahasa Inggris : method, bahasa latin : methodus, Yunani :

BAB III METODE PENELITIAN. persoalan yang untuk pemecahannya diperlukan pengumpulan dan penafsiran fakta- fakta. 1

BAB III METODE PENELITIAN. berarti suatu cara teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. 42

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kata metoda (metodology) dan penelitian (research). Secara etimologi,

METODE PENELITIAN. atau tujuan pemecahan masalah (P. Joko Subagyo, S.H 2006 : 1).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 21 November Dalam jangka waktu tersebut dirasa cukup. menggali data untuk mendapatkan data yang lebih lengkap.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar penulisannnya tertulis secara sistematis. 60 sehingga penelitian yang akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dari pihak IAIN Palangka Raya yakni tanggal 30 Maret 2015

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan-tahapan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Bank yang diteliti adalah Bank Muamalat Indonesia Cabang Kota Malang, yang beralamat di Jl. Kawi Atas No. 36A Malang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan pada uraian berikut.

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu penelitian, berhasil tidaknya suatu penelitian tergantung dengan tepat dan tidaknya metode yang digunakan. Dengan demukian, agar penelitian ini memenuhi kreteria ilmiah, maka peneliti mengutamakan metode yang tidak menyimpang dari ketentuan yang ada, yakni: A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan. Dimana penelitian ini dilakukan dengan mencari gejala sosial yang ada di Dusun Cungkingan, Desa Badean, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi. Serta didukung oleh kepustakaan dari literatur yang berkaitan dengan masalah Pernikahan dan aturan-aturan yang ditetapkan dalam Undang-Undang. 45

46 B. Pendekatan Sesuai dengan latar belakang rumusan masalah yang diuraikan sebelumnya, oleh karena itu pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenologis. Karena terkait langsung dengan gejala-gejala yang muncul disekitar lingkungan, dan juga berusaha untuk memahami makna peristiwa serta interaksi pada masyarakat pada situasi tertentu. Pendekatan ini digunakan dengan data-data yang dibutuhkan adalah penjelasan langsung dari masyarakat terkait dengan fenomena pemalsuan umur. C. Lokasi penelitian Lokasi yang digunakan untuk melakukan penelitian ini berada di Dusun Cungkingan, Desa Badean, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi. yang mana didasarkan pada banyaknya masyarakat yang melakukan pemalsuan umur pernikahan, dan menurut peneliti sangat menarik untuk dikaji. Karena dalam usia yang masih dini mereka mampu untuk melaksanakan pernikahan meskipun harus menempuh jalan dengan pemalsuan umur dengan melewati seorang Mudin (penghulu). D. Sumber Data Sumber data dalam sebuah penelitian adalah subjek dari mana data-data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data adalah subjek penelitian dan informan penelitian, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan dari peneliti,

47 baik tertulis maupun lisan. Adapun sumber data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah: a. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya 1. Dalam hal ini data primer yang digunakan berupa wawancara, dimana peneliti melakukan wawancara langsung dengan masyarakat atau pasangan yang melakukan pemalsuan umur pernikahan. Peneliti mewawancarai delapan informan, diantaranya pasangan dari mas RP dan mbak KH, pasangan mas SM dengan si A, pasangan mas ZN dan si B, pasangan mbak DN dan mas FS serta bapak MS selaku kakeknya yang mengurusi pemalsuan umur, ibu BN selaku orang tua dari mas SM, Kepala Dusun Cungkingan yakni bapak Qirom dan terakhir adalah bapak SP selaku mudin (penghulu) yang membantu untuk memalsukan umur pernikahan. b. Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini adalah data-data yang diperoleh dengan melakukan kajian pustaka seperti buku-buku ilmiah, hasil penelitian dan sebagainya 2. Dalam hal ini sumber data sekunder yang peneliti gunakan adalah buku-buku tentang seputar perkawinan, undang-undang perkawinan, KHI, dan buku tentang pemalsuan identitas. 1 Marzuki, Metodologi Riset (Yogyakarta: PT. Hanindita Ofmas FSet, 1983), hal55. 2 Marzuki, Metodologi Riset, hal. 56

48 E. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis yang diperlukan untuk memperoleh data yang diperlukan. Data yang dikumpulkan harus cukup valid untuk digunakan, dan untuk mempermudah dalam menganalisa data maka pengumpulan data yang digunakan adalah: a. Pengamatan (Observasi) Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung atau tidak langsung terhadap obyek penelitian yang sedang diteliti. Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yang kemudian digunakan untuk menyebut jenis observasi, yaitu: a. Observasi non-sistematis, adalah observasi yang dilakukan peneliti dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan. Dimana Observasi non sistematis ini dilakukan pertama kali ketika mencari data dan informasi tentang masyarakat atau pasangan yang melakukan pemalsuan umur dengan mendatangi dan menanyakan ke balai desa, serta mencari informasi kepada masyarakat yang mengetahui tentang siapa saja pasangan yang melakukan penambahan/pemalsuan umur pernikahan. b. Observasi sistematis, adalah observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Adapun Observasi sistematis ini berupa Pedoman yang berisi sebuah daftar dan jenis kegiatan.

49 b. Wawancara (Interview) Wawancara adalah cara yang digunakan untuk memperoleh keterangan secara lisan guna mencapai tujuan tertentu yang bertujuan untuk mengumpulkan keterangan atau informasi tentang kehidupan manusia serta pendapat-pendapat mereka. Pewancara disebut interviewer, sedangkan orang yang diwawancarai disebut interviewee 3. Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara kepada delapan interviewee (Informan) masyarakat di Dusun Cungkingan, Desa Badean, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi, khususnya kepada pasangan yang terkait melakukan pemalsuan umur pernikahan diantaranya pasangan dari mas Rp dan mbak KH, pasangan mas SM dengan si A, pasangan mas ZN dan si B, pasangan mbak DN dan mas FS serta bapak MS selaku kakeknya yang mengurusi pemalsuan umur, ibu BN selaku orang tua dari mas SM, Kepala Dusun Cungkingan yakni bapak Qirom dan terakhir adalah bapak SP selaku mudin (penghulu). Wawancara ini dilakukan dengan tujuan untuk menggali opini atau pendapat pelaku yang terkait terhadap pandangan serta alasan mereka terhadap pemalsuan umur pernikahan. c. Dokumentasi Dokumentasi dilakukan dengan melakukan pencarian data dari sumberrnya berupa dokumen, arsip-arsip, fakta dan catatan. Dalam hal ini dokumentasi dilakukan terhadap berbagai sumber data baik berasal dari pasangan yang melakukan pemalsuan umur, masyarakat maupun buku-buku yang berkaitan 3 Burhan Ashsofa, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), h 112.

50 dengan pemalsuan.adapun dokumen yang diperoleh oleh peneliti dalam penelitian ini berupa data-data dari desa yaitu data penduduk dan data-data tentang letak dan kondisi tempat penelitian dan data tersebut berupa file. F. Metode Pengolahan Data Metode pengolahan data menjelaskan prosedur pengolahan dan analisis sesuai dengan pendekatan yang digunakan. Peneliti akan menguraikan data dalam bentuk kalimat yang teratur, runtun, logis, tidak tumpang tindih dan efektif sehingga memudahkan pemahaman 4. Adapun pengolahan data yang digunakan sebagai barikut: a. Editing (pemeriksaan data) Sebelum data diolah, data tersebut perlu diedit lebih dahulu. Dengan kata lain, data atau keterangan yang telah dikumpulkan dalam daftar pertanyaan ataupun dari hasil wawancara perlu dibaca sekali lagi dan diperbaiki, jika terdapat hal-hal yang salah atau masih meragukan 5. Dalam ini editing dilakukan pertamatama dengan meneliti kembali data-data dan daftar pertanyaan yang diajukan terhadap narasumber (masyarakat yang bersangkutan) yang melakukan pemalsuan umur pernikahan, kemudian dari hasil wawancara peneliti melakukan editing (pemeriksaan data) terhdap data-data yang sudah diperoleh. b. Klasifikasi 4 Fakultas Syariah UIN Maliki Malang, Pedoman Penelitian Karya Ilmiyah 2012, (Malang: Fakultas Syariah UIN Maliki Malang, 2012), h. 29 5 Moh Nazir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), h. 406

51 Kumpulan data yang didapat setelah melalui proses pencarian dilapangan dan setelah melalui proses editing yaitu pemisahan/pemilihan data mana yang dianggap penting/relevan dan mana yang dianggap tidak relevan. Kemudian data dikumpulkan disusun dalam bentuk pengaturan klasifikasi-klasifikasi atau sejenisnya 6. Dalam hal ini peneliti mengklasifikasikan data-data yang dianggap sesuai dengan rumusan masalah yang telah dibuat. Adapun rumusan masalah tersebut meliputi: pertama, mengapa masyarakat Dusun Cungkingan, Desa Badean, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi banyak yang melakukan pemalsuan umur pernikahan. Kedua, Bagaimana dampak dari pemalsuan umur bagi masyarakat Dusun Cungkingan, Desa Badean, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi. c. Verifikasi Verifikasi data merupakan langkah dan kegiatan yang dilakukan peneliti untuk meperoleh data dan informasi dari lapangan. Dalam hal ini peneliti melakukan pengecekan kembali data yang sudah dikumpulkan terhadap kenyataan yang ada dilapangan, dimana ditujukan untuk memperoleh keabsahan data.selain itu peneliti melakukan pengecekan kembali terhadap data informan yang melakukan pemalsuan umur pernikahan, dan juga mengecek kembali kesesuaian data dari hasil penelitian. d. Analisis 6 Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), h. 99

52 Analisis adalah mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi, serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk dibaca. Step pertama dalam analisis adalah membagi data atas kelompok atau kategori 7. Mengadakan manipulasi terhadap data mentah berarti mengubah data mentah tersebut dari bentuk awalnya menjadi suatu bentuk yang dapat dengan mudah memperlihatikan hubungan-hubungan antara fenomena. Tujuan analisa didalam penelitian ini adalah menyempitkan dan membatasi penemuan-penemuan hingga menjadi data yang teratur, serta tersusun dan lebih berarti. Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif merupakan metode analisis data dengan cara menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau untuk menentukan ada atau tidaknya hubungan suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat 8. Disamping itu metode diskriptif juga mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat, termasuk dalam hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta prosesproses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena 9. Dengan demikian, dalam penelitian ini data yang diperoleh melalui wawancara dan digambarkan dalam bentuk kata-kata atau kalimat, serta dipisahpisahkan dan dikategorikan sesuai dengan rumusan masalah. Dengan demikian, 7 Moh Nazir, Metodologi Penelitian,h. 405 8 Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2004), h. 25 9 Moh Nazir, Metodologi Penelitian,h. 65

53 Metode analisis ini digunakan untuk menganalisis data pendapat tokoh masyarakat yang diperoleh dari hasil penelitian tentang fenomena pemalsuan umur penikahan. Adapun metode analisis data yang dilakukan secara diskriptif meliputi: 1. Pengumpulan data, dimana mengumpulkan data-data nama dan tempat pasangan pengantin yang melakukan pemalsuan umur. 2. Melanjutkan pencarian dan mendatangi kediaman pasangan yang melakukan pemalsuan umur, dan juga sekaligus mendatangi Mudin (penghulu) yang membantu dalam memalsukan umur pernikahan. 3. Melakukan wawancara kepada informan yang bersangkutan tentang fenomena pemalsuan umur pernikahan. 4. Melakukan analisis menggunakan kajian teori yang telah ditetapkan, baik berupa undang-undang 1974 maupun hukum islam tentang batasan umur pernikahan, prinsip pernikahan dan pemalsuan, dalam menganalisis peneliti menyesuaikan dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan. 5. Menyimpulkan hasil penelitian dari analisis yang telah dilakukan tentang fenomena pemalsuan umur pernikahan di Dusun Cungkingan, Desa Badean, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi. G. Metode Keabsahan Data Pengecekan keabsahan data dalam suatu peelitian yang bersifat kualitatif sangat penting dilakukan. Hal ini bertujuan untuk menjamin ketepatan hasil yang

54 telah diperoleh dengan interpretasinya 10. Dalam penelitian ini untuk mengecek keabsahan data peneliti menggunakan metode trianggulasi. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Menurut Denzin didalam bukunya Lexy J. Moleong, membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemerikasaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori 11. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode triangulasi sumber, yang mana triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan: 1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara mengenai fenomena pemalsuan umur pernikahan yang ada di Dusun Cungkingan, Desa Badean, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi. 2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi. Sebagaimana apa yang dikatakan oleh masyarakat khususnya dari pasangan yang dipalsukan umurnya 10 J.R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis Karakteristik dan Keunggulannya, (Jakarta: Grasindo, 2010), h. 133. 11 Lexy J. Moleong, metodologi penelitian kualitatif, (Bandung: Pemaja Rosdakarya, 2005), h. 330.

55 dengan apa yang dikatakan oleh penghulu (mudin) selaku pelaku yang memalsukan umur. 3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. 4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang sebagai rakyat biasa, orang yang berpendidikan, orang yang berada. 5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Dalam penelitian ini, peneliti akan membandingkan perbedaan argumen tentang pemalsuan umur pernikahan antara argumen yang dilontarkan oleh masyarakat khususnya pasangan yang dipalsukan umurnya dengan argumen yang dilontarkan oleh penghulu (mudin) selaku pelaku pemalsuan, yang mana satu sama lain saling berbeda. Dengan didukung oleh sumber lain yaitu dari salah satu tokoh di desa tersebut yakni Ketua Dusun Cungkingan, yang mana data tersebut akan digunakan oleh peneliti untuk memperkuat data yang telah ada.