BAB I PENDAHULUAN. Mata Padi Presindo, Yogyakarta, 2015, Hlm Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Edisi Revisi, PT.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. latihan yang berlangsung di sekolah di sepanjang hayat, untuk mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Agama RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan, Jakarta, 2003, Hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Algensindo, 2005, hlm Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung, Sinar Baru

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

"#$%! 789:;4 789:; "#$

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Karya, Bandung, 2008, hlm Kamus Besar Bahasa Indonesia lengkap, CV Mini Jaya Abadi, Jakarta, 2000, hlm. 58.

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan hal paling penting dalam diri manusia untuk menjadikan kita individu yang patuh dan

BAB I PENDAHULUAN. hlm, Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid II, Erlangga, Jakarta, 1998, hlm. 7

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dikatakan sebagai makhluk pendidikan karena dia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Ruzz Media Group, 2009), hlm Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami kemajuan dan

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

BAB II KOMPETENSI PROFESIONAL DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. adanya standar kompetensi. Berdasarkan Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan-kegiatan belajarnya dan memberi petunjuk atas perbuatan

BAB I PENDAHULUAN. didik melalui suatu interaksi, proses dua arah antara pendidik dan peserta didik

BAB I PENDAHULIAN. Pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan proses tranformasi budaya dan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah pendidikan sudah tidak asing lagi bagi manusia, Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. negara bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya mewujudkan tujuan

BAB I Pendahuluan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam memahami Psikologi anak Usia SD, SMP, dan SMA, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 219.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan lingkungan non formal atau masyarakat. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

peraturan yang guru berikan. Guru juga dapat memberikan penjelasan kepada siswa hubungan antara sikap disiplin belajar dengan prestasi sehingga hal

BAB I PENDAHULUAN. Jogjakarta, 2013, hlm Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif, Cv Yrama Widya, Bandung, 2013, hlm. 168.

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh manusia semakin kompleks dan bervariasi. Oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. hlm Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan, PT Pustaka Insani Madani, Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian baik jasmani maupun rohani ke arah yang lebih baik dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 14 2

BAB I PENDAHULUAN. Erlangga, 2010), terj. Eka Widayati, hlm Jenny Thompson, Memahami Anak Berkebutuhan Khusus, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ELY ERNAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm 10. PT Rineka Cipta, 2008), hlm Sinar Grafis, 2009) hlm.3

BAB I PENDAHULUAN. komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) 2003, UU RI No. 20 TH 2003, Jakarta : Sinar Grafika, 2003, hlm. 5.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

BAB I PENDAHULUAN. bahwa peserta didik telah memiliki bakat, fitrah minat, motivasi dan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing anak didik. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ara Hidayat, Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, Kukaba, Yogyakarta, 2012, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Perubahan yang dialami akan berlangsung cepat dan

kurikulum. Bahkan, ada yang mengatakan No teacher no education. Maksudnya, tanpa guru, tidak terjadi proses pendidikan. 3

BAB I` PENDAHULUAN. Hlm.1. 1 Faturrahman.dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher: Jakarta, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. Tatang, Ilmu Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung, 2012, hlm.13. Ibid., hlm.15.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tataran perencanaan organisasi umumnya mendasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. individu agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini budaya disiplin belum sepenuhnya terwujud baik di. lingkungan keluarga, masyarakat, maupun di lingkungan kampus.

BAB I PENDAHULUAN. dengan sengaja oleh orang dewasa agar seseorang menjadi dewasa. 1 Menurut Ki Hajar

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri tiap individu. Upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan. kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Binti Maunah, Landasan Pendidikan, Sukses Offset, Yogyakarta, 2009, hlm. 3 2

BAB I PENDAHULUAN. pembimbingan secara intensif. Undang-undang sistim nasional (UUSPN) nomor 2 tahun 1989 dan peraturan pemerintahan

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, 2005, hlm. 49. hlm , hlm , hlm. 2.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak bisa lepas dari sebuah komunikasi, baik yang bersifat verbal maupun non verbal. Komunikasi itu sendiri berlangsung dalam berbagai konteks, mulai dari komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi sampai dengan komunikasi masa. 1 Dalam hal ini komunikasi interpersonal merupakan proses penyampaian dan penerimaan informasi antara komunikator dengan komunikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Kemampuan komunikasi interpersonal secara efektif dengan anak didik merupakan aspek penting yang harus dimiliki oleh seorang guru. Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Hal ini mewujudkan betapa signifikan (berarti penting) posisi guru dalam pendidikan. 2 Joko Wahyono dalam bukunya yang berjudul Cara Merebut Hati Murid mengatakan bahwa guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Artinya, perilaku guru menjadi teladan bagi murid dan lingkungannya. 3 Oleh siswa dapat dijadikan tokoh teladan, bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Oleh karena itu guru seyogyanya memiliki perilaku yang dapat memulai mengembangkan diri siswa secara utuh. Agama Islam sangat menghargai orang-orang yang berilmu pengetahuan (guru/ulama). Sehingga hanya guru/ulama sajalah yang pantas mencapai ketinggian dan keutuhan hidup. Firman Allah SWT dalam QS. Al-Mujadilah, 11: 1 Suciati, Komunikasi Interpersonal (Sebuah Tinjauan Psikologis Dan Perspektif Islam), Mata Padi Presindo, Yogyakarta, 2015, Hlm. 1. 2 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Edisi Revisi, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 2008, Hlm. 223 3 Joko Wahyono, Cara Merebut Hati Murid, PT Gelora Aksara Pratama, 2012, Hlm. 30 1

2 Artinya : Wahai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: Berlapang-Lapanglah Dalam Majlis, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan: Berdirilah Kamu. Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al- Mujadilah, 11). 4 Di sini dapat diterangkan bahwa Allah telah mengajarkan kepada Nabi Adam tentang nama-nama sesuatu, dan sifat-sifat ketuhanan Allah. Dengan pengajaran sebagaimana juga telah dinyatakan oleh ayat tersebut, Allah menghendaki agar dalam batas tertentu, manusia mampu mengembangkan segala potensi yang telah dianugerahkan kepadanya, sehingga menjadi makhluk yang pandai dan berpengetahuan, terampil, kreatif, dalam mencipta sesuatu bagi hidupnya dan sebagainya. 5 Guru juga harus mampu mengembangkan proses pendidikan yang demokratis. Jika guru tetap berpendirian bahwa dirinya sebagai tokoh intelektual dan tokoh otoritas yang memegang kekuasaan penuh, perkembangan hubungan sosial siswa akan terganggu. 6 Kemampuan komunikasi interpersonal ini perlu dimiliki oleh guru karena dapat segera diketahui respon yang diberikan siswa. Apakah respon yang diberikan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung bersifat positif, netral, atau negatif. Selanjutnya guru dapat menentukan tindakan yang akan dilakukan dalam rangka menindaklanjuti respon yang diberikan 4 Al-qur an dan Terjemahannya, PT. Indiva Media Kreasi, Surakarta, 2009, Hlm. 542. 5 Imam Banawi, Tradisionalisme dalam Pendidikan Islam, Al-Ikhlas, Jakarta, 1993, Hlm. 64-65. 6 Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2005, Hlm. 102-103.

3 siswa, tentunya respon yang diperoleh merupakan respon yang beragam dari berbagai karakter siswa. Siswa dalam melaksanakan aktifitas belajarnya memerlukan motivasi agar kegiatan belajar mengajar menghasilkan prestasi belajar sesuai dengan tujuan yang diharapkan, serta dapat meningkatkan kedisiplinan belajar siswa tersebut. Di sini, guru berperan sebagai motivator dimana ini sangat penting untuk mempengaruhi serta meningkatkan kedisiplinan dan mengembangkan kegiatan belajar siswa. Suharsimi Arikunto dalam bukunya Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi bahwa di dalam pembicaraan disiplin dikenal dua istilah yang pengertiannya hampir sama tetapi pembentukannya secara berurutan. Kedua istilah itu adalah disiplin dan ketertiban, ada juga yang menggunakan istilah siasat dan ketertiban. Ketertiban menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan dan tata tertib karena didorong oleh sesuatu dari luar misalnya karena ingin mendapat pujian dari atasan. Selanjutnya pengertian disiplin atau siasat menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam mengikuti tata tertib karena didorong kesadaran yang ada pada kata hatinya. Itulah sebabnya biasanya ketertiban itu terjadi dahulu, kemudian berkembang menjadi siasat atau disiplin. Orang yang dalam mengikuti peraturan masih didasarkan atas rasa takut karena ada orang lain atau juga karena didesak oleh kepentingan pribadi yang lain, belum dapat dikatakan disiplin. 7 Salah satu cara yang dapat diterapkan guru dalam rangka meningkatkan kedisiplinan siswa secara ekstrinsik yaitu dengan komunikasi interpersonal yang efektif. Komunikasi interpersonal akan mempererat hubungan antara guru dengan siswa, sehingga sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, baik pada saat di dalam maupun di luar kelas. Dalam pembelajaran diperlukan sebuah komunikasi yang mampu mendorong serta mengarahkan siswa pada tujuan pembelajaran, karena itu perlu adanya 7 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1990, Hlm.114.

4 penciptaan komunikasi yang mampu merangsang siswa untuk berinteraksi, mengajak, dan mempengaruhi siswa, sehingga kedisiplinan dalam belajar akan muncul dari dalam diri siswa itu sendiri. Dengan komunikasi seorang guru mempunyai peran yang besar dalam memberikan motivasi kepada siswanya untuk bisa disiplin dalam belajarnya. Guru yang menempatkan dirinya sebagai seorang sahabat akan membuat siswa merasa dekat dan nyaman. Kedekatan dan nyaman ini sungguh penting kaitannya dengan kedisiplinan siswa dalam proses belajarnya. Siswa yang merasakan hubungan dengan guru dekat dan penuh persahabatan akan merasakan bahwa belajar di sekolah maupun dirumah itu adalah hal yang menyenangkan. Apabila siswa telah merasakan kesenangan dalam belajar, tentu saja siswa akan bersemangat ketika berada di sekolah.guru yang dapat memberikan kasih sayang, menjadi pendengar dan pengaruh ketika siswa menyampaikan pikiran atau perasaannya, sikap empati guru yang bersedia mendengarkan keluh kesah, usul, dan saran siswa, memberikan kesempatan untuk bebas berfikir dan berpendapat, akan berpengaruh dalam mewujudkan keberhasilan proses belajar mengajar. Kemampuan komunikasi interpersonal guru yang baik akan mampu meningkatkan kemampuan peserta didik baik meningkatkan kemampuan secara kognitif, afektif maupun psikomotor. Dalam hal ini, peserta didik tidak akan merasa ragu dan tidak akan merasa canggung ataupun takut dalam mengajukan beberapa pertanyaan kepada guru mengenai masalahmasalah pada mata pelajaran Fiqih yang berkaitan dengan permasalahan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari mereka. Mata pelajaran Fiqih merupakan pengajaran yang mengajarkan kepada siswa agar lebih mengetahui tentang hukum-hukum dan agama islam dan menjadikannya sebagai pedoman hidup. Mata pelajaran Fiqih merupakan salah satu subyek pelajaran yang harus dimasukkan dalam kurikulum setiap lembaga pendidikan formal di indonesia. Hal ini karena kehidupan beragama merupakan salah satu

5 dimensi kehidupan yang diharapkan dapat terwujud secara terpadu dengan dimensi kehidupan lain pada setiap individu peserta didik. Berbeda dengan subyek pelajaran umum lainnya yang lebih menekankan pada penguasaan kognitif. Pendidikan agama tidak hanya sekedar mengajarkan ajaran agama kepada peserta didik, tetapi juga menanamkan komitmen terhadap ajaran agama yang dipelajari. Hal ini berarti guru mata pelajaran Fiqih mempunyai tanggung jawab yang lebih besar dibandingkan dengan guru mata pelajaran yang lain, hal ini dikarenakan materi yang terdapat pada mata pelajaran Fiqih yang mana ruang lingkupnya sangat luas yaitu menyangkut peristiwa-peristiwa yang sering dijumpai di lingkungan sekitar sehingga dalam mata pelajaran Fiqih penyampaian materi tidak hanya sebagai teori yang hanya bersifat kognitif saja tetapi juga diharapkan peserta didik mampu untuk mencapai pada aspek afektif dan psikomotornya. Komunikasi interpersonal guru berperan penting dalam meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih pada Kelas V. Kondisi pembelajaran di MI Sultan Agung 01 Sukolilo Pati bahwa guru di MI Sultan Agung 01 Sukolilo Pati ini ketika mengajar, dan menjelaskan dapat membangun hubungan kedekatan dan keakraban dengan siswa.salah satu guru yang sangat dekat dengan siswa yaitu Bapak Zainuddin yang merupakan guru mata pelajaran Fiqih kelas V serta menjabat sebagai Kepala Madrasah Ibtidaiyah. Kemampuan komunikasi interpersonal guru Fiqih kelas V dan respon dari siswa kelas V ini merupakan modal yang kuat dalam mewujudkan tujuan belajar terutama bagi siswa kelas V yang akan menempuh ujian nasional. 8 Komunikasi interpersonal guru berperan penting dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswanya. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti fenomena di atas dengan judul: ANALISIS KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DALAM 8 Hasil Observasi di MI Sultan Agung 01 Sukolilo Pati Tahun Pelajaran 2015/2016 pada Tanggal 25 Februari 2016, Pukul. 09:23.

6 MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS V DI MI SULTAN AGUNG O1 SUKOLILO PATI B. Fokus Penelitian Dalam hal ini, fokus dan ruang lingkup penelitian ini yang dimaksud adalah guru, murid serta aktifitas belajar di MI Sultan Agung 01 Sukolilo Pati yang berkaitan dengan komunikasi Interpersonal Guru dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas V di MI Sultan Agung 01 Sukolilo Pati. C. Rumusan Masalah Berdasarkan fokus penelitian yang telah ditetapkan tersebut, maka masalah yang muncul dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana Bentuk Komunikasi Interpersonal Guru dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswapada Mata Pelajaran Fiqih Kelas V di MI Sultan Agung 01 Sukolilo Pati? 2. Apa Saja Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Komunikasi Interpersonal Guru Fiqih Kelas V di MI Sultan Agung 01 Sukolilo Pati? D. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui bentukkomunikasi Interpersonal Guru dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih Kelas Vdi MI Sultan Agung 01 Sukolilo Pati. 2) Untuk mengetahui Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Komunikasi Interpersonal Guru dalam meningkatkan kedisiplinan belajar siswa pada mata pelajar Fiqih Kelas V di MI Sultan Agung 01 Sukolilo Pati.

7 E. Manfaat Penelitian Penelitian yang dikerjakan penulis ini tentunya ada beberapa manfaat yang terbagi antara manfaat teoritis dan manfaat praktis, sebagaimana yang tertuang berikut ini: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis manfaat dari penelitian ini adalah sebagai sumbangsih bagi khasanah keilmuan terutama keilmuan dibidang pendidikan Islam. Disamping itu juga sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut dalam penelitian lanjutan yang berkaitan dengan penggunaan komunikasi interpersonal antara guru dan siswa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru Hasil penelitian ini diharapakan bisa meningkatkan kompetensi dan kualifikasi akademik guru demi tercapainya tujuan pembelajaran yang secara komprehensif. b. Bagi siswa Siswa akan mengetahui bahwa dengan adanya komunikasi interpersonal dapat meningkatkan kedisiplinan dalam belajar, sehingga siswa akan termotivasi untuk lebih semangat dalam belajar.