BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
SURAT PERSETUJUAN. Adalah sebagai (suami/istri/orang tua/anak) dengan ini memberikan persetujuan kepada (suami/orang tua/anak) saya :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV MEKANISME PENILAIAN BARANG JAMINAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA KSPPS BINAMA SEMARANG

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS

BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudharabah Pada PembiayaanPertanian Di KSPPS

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III PEMBAHASAN. Penerapan Aspek 5C dan 1S pada Pembiayaan Murabahah di KJKS. Baituttamwil Tamzis Cabang Pasar Induk Wonosobo (PIW)

BAB I PENDAHULUAN. 2001, h Muhamad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISA. A. Ketentuan Jaminan Pembiayaan Murabahah di BPRS Asad Alif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Dana Berputar (PDB) pada Bank Syariah. Dalam menyalurkan dana pembiayaan, Bank Syariah Mandiri memiliki

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Akad Mudharabah di BMT Harapan Ummat. a. Telah masuk sebagai anggota. sebesar Rp ,-.

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah untuk Pertanian di KSPPS TAMZIS Cabang Batur

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Risiko Pembiayaan dengan Akad Murabahah di BTM Wiradesa

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pengertian pembiayaan mikro dan prosedur pembiayaan mikro. menambah modal usaha nasabah dengan harapan agar usahanya lebih

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Mekanisme Pembiayaan Bai u Bithaman Ajil di BMT Matra

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat menyimpulkan beberapa hal. Selain itu juga memberikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Angsuran ringan dan tetap hingga jatuh tempo pembiayaan. Bisa untuk membeli rumah baru, bekas dan renovasi rumah

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. 1. Prosedur Pembiayaan Musyārakah Pada Bank Negara Indonesia. Syariah Kantor Cabang Banjarmasin

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

BAB I PENDAHULUAN. fatwa MUI yang mengharamkan bunga bank. 1. nilai-nilai syariah berusaha menciptakan suatu keadilan di bidang ekonomi.

BAB IV PENUTUP. dan Prosedur Pembiayaan Al Ijarah pada BMT Surya Amanah, maka dapat

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan. kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK MODAL USAHA DI KJKS BMT BINAMA SEMARANG

BAB IV PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Bai Bitsaman Ajil Pada Pembiayaan Multiguna Di KSPPS BMT Walisongo Semarang

PENGALOKASIAN DANA BANK

BAB IV ANALISIS MEKANISME PEMBIAYAAN MIKRO PADA BANK BRI SYARIAH. pembiayaan/penilaian pembiayaan yang dilakukan yaitu analisis 5C (Character,

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III ANALISIS SISTEM

MUHAMMAD FEBRI YOGA PURNOMO

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya didukung oleh unit-unit usaha kecil. Kemampuan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan simpan pinjam layaknya bank, dimana ijin operasionalnya di bawah

BAB IV PEMBAHASAN. perorangan maupun badan usaha non badan hukum dengan total exposure. a. Ketentuan Umum dalam melakukan penilaian agunan adalah :

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB IV ANALISIS DATA

VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

ANALISIS PEMBERIAN KREDIT AGUNAN RUMAH PADA BANK TABUNGAN NEGARA

PERJANJIAN AL MUDHARABAH. No : PB..

BAB IV. ANALISIS TENTANG PEMBERIAN PEMBIAYAAN GRIYA ib HASANAH

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian

1. Analisis Praktek Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Karangayu. akad rahn sebagai produk pelengkap yang berarti sebagi akad tambahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB IX MANAJEMEN PIUTANG

BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN. 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PRAKTIK PENGALIHAN BENDA JAMINAN MILIK ANGGOTA UNTUK JAMINAN HUTANG PIHAK KETIGA YANG DILAKUKAN OLEH KOPERASI SERBA USAHA DUA TIGA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN Syarat dan Ketentuan Pembiayaan Mikro Syariah Di KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Kejajar Wonosobo.

BAB IV PEMBAHASAN APLIKASI PEMBIAYAAN MURABAHAH KONSUMTIF MOTOR PADA BMT AT-TAQWA CABANG BANDAR BUAT PADANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB 5 PENUTUP. ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: pembiayaan oleh PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto,

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. atau account dimana artinya sama. Dengan memiliki simpanan atau

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan

BAB V PEMBAHASAN. A. Peran Account Officer dalam Maganalisis permohonan pembiayaan

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Koperasi Simpan Pinjam Nur Asri berawal tahun 2006 di Kendari (Sulawesi

BAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah pada KSPPS Tunas. Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MIKRO ib PADA BRISYARIAH KANTOR CABANG PADANG

BAB IV ANALISIS 1. Landasan Teori A. Definisi Produk Pembiayaan Modal Kerja

Transkripsi:

benar. 1 Dalam melakukan kelayakan pembiayaan, bank syariah diwajibkan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan Prinsip 5C pada Produk Ijarah di BPRS PNM Binama Semarang Sebelum suatu fasilitas pembiayaan diberikan maka bank harus merasa yakin bahwa pembiayaan yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian pembiayaan sebelum pembiayaan tersebut disalurkan. Penilaian pembiayaan oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur penilaian yang melakukan penilaian pembiayaan terhadap nasabahnya. Tentu hal tersebut juga berlaku bagi BPRS PNM Binama Semarang sebagai lembaga keuangan syariah yang merupakan bagian dari sistem perbankan syariah nasional yang memegang peran penting dalam memobilisasi sumber-sumber dana masyarakat. Dengan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan sudah menjadi standar penilaian oleh setiap bank. Biasanya kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar layak dibiayai dilakukan dengan analisis penerapan prinsip 5C. BPRS PNM Binama Semarang sebagai lembaga keuangan syariah yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam bentuk pembiayaan perlu menerapkan prinsip 5C dengan baik agar tidak salah sasaran dalam memberikan pembiayaan yang dapat berakibat buruk bagi kesehatan bank. Dalam melakukan analisis kelayakan pembiayaan pada produk pembiayaan ijarah BPRS PNM Binama mempunyai aturan atau standar pemberian pembiayaan kepada nasabahnya sesuai dengan kebijakan BPRS PNM Binama itu sendiri. Dalam 1 Kasmir, Bank, h. 104. 50

51 melakukan analisis terhadap pembiayaan ijarah, pegawai BPRS PNM BINAMA harus melakukan validasi minimal terhadap hal-hal berikut ini: 1. Analisa Karakter (Character) Analisa Character dilakukan pegawai bank dalam melakukan penilaian kepada nasabah dengan menggali informasi mengenai kejujuran, watak kepribadian, latar belakang, dan keadaan keluarga. Informasi tersebut bisa didapat dengan melakukan wawancara dengan masyarakat sekitar nasabah tinggal, dengan rekanrekan sesama bisnis nasabah, dan dengan menggali informasi langsung terhadap nasabah tersebut. Hal tersebut dapat dicontohkan oleh BPRS PNM Binama Semarang sebagai berikut: Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Agung Atmaka Danu (bagian marketing remedial collecting) menyatakan bahwa para nasabah memiliki karakter yang relatif mudah ditemui, komunikatif, orangnya low profil dan sederhana. Pemohon tidak perlu dikolekting untuk angsuran datang ke kantor sendiri. Saat ini pemohon tinggal bersama istri dan 3 orang anaknya di rumah keluarga. 2. Analisa Kemampuan Angsuran (Capacity) Analisa dilakukan pegawai bank untuk mengetahui pendapatan dan pengeluaran nasabah per bulan serta rekap tabungan yang dimiliki nasabah pada saat mengajukan pembiayaan. Hal tersebut dapat dicontohkan oleh BPRS PNM Binama Semarang sebagai berikut: Tabel 4.1 Kemampuan Nasabah yang Bekerja Sebagai Karyawan PENDAPATAN NOMINAL Penghasilan Tetap per Bulan Penghasilan Suami/Istri

52 Penghasilan Lainnya Jumlah Penghasilan per Bulan (A) PENGELUARAN NOMINAL Belanja Bulanan Tagihan Listrik Tagihan Telepon Tagihan Air Biaya Sekolah Angsuran Kepada Pihak Lain Biaya Lainnya Jumlah Pengeluaran per Bulan (B) Penghasilan Bersih per Bulan (C) = A B Angsuran di BPRS PNM Binama (D) Sisa Penghasilan (E) = C D Sumber: internal auditor, Ratna Indarsari, contoh form analisis AO. Pada Tabel 4.1 di atas adalah contoh tabel untuk menghitung kemampuan (Capacity) nasabah yang bekerja sebagai karyawan, yaitu dengan cara menghitung total pendapatan nasabah dikurangi dengan total pengeluaran nasabah kemudian dapat diketahui penghasilan bersih nasabah, setelah itu penghasilan bersih dikurangi dengan angsuran pembiayaan di BPRS PNM Binama Semarang, dan kemudian baru diketahui sisa penghasilan nasabah untuk menganalisa kemampuan nasabah dalam segi finansialnya. Tabel 4.2 Kemampuan Nasabah yang Berprofesi Sebagai Wiraswasta PENDAPATAN NOMINAL Penjualan/Pendapatan Jasa per Bulan Harga Pokok Penjualan

53 Laba Kotor per Bulan (A) PENGELUARAN Biaya Tenaga Kerja Tagihan Listrik Tagihan Telepon Tagihan Air Biaya Sewa Biaya Administrasi & Umum Angsuran Kepada Pihak Lain Biaya Lainnya Jumlah Pengeluaran per Bulan (B) Laba Bersih per Bulan (C) = A B Angsuran di BPRS PNM Binama (D) Sisa Penghasilan (E) = C D Sumber: internal auditor, Ratna Indarsari, contoh form analisis AO. Pada Tabel 4.2 di atas adalah contoh tabel untuk menghitung kemampuan (Capacity) nasabah yang berprofesi sebagai wiraswasta, yaitu dengan cara menghitung total pendapatan nasabah dikurangi dengan total pengeluaran nasabah kemudian dapat diketahui penghasilan bersih nasabah, setelah itu penghasilan bersih dikurangi dengan angsuran pembiayaan di BPRS PNM Binama Semarang, dan kemudian baru diketahui sisa penghasilan nasabah untuk menganalisa kemampuan nasabah dalam segi finansialnya. Perbedaan Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 adalah apabila Tabel 4.1 pada kolom PENDAPATAN terdapat Penghasilan Tetap per Bulan, Penghasilan Suami/Istri, serta Penghasilan Lainnya dikarenakan nasabah sebagai karyawan. Sedangkan pada Tabel 4.2 pada kolom PENDAPATAN terdapat Penjualan/Pendapatan Jasa per Bulan dan Harga Pokok Penjualan dikarenakan apabila nasabah adalah berprofesi sebagai wiraswasta.

54 Tabel 4.3 Rekap Tabungan Nasabah Rekening BRI Bulan Debet Transaksi Kredit Transaksi Saldo 7 135.587 ribu 23 19 113.750 ribu transaksi transaksi 21.837 ribu 8 125.950 ribu 21 19 111.345 ribu transaksi transaksi 14.605 ribu 9 98.789 ribu 16 12 79.453 ribu transaksi transaksi 19.336 ribu Sumber: internal auditor, Ratna Indarsari, contoh form analisis AO. Pada Tabel 4.3 di atas adalah contoh tabel untuk melihat tabungan rekening BRI yang dimiliki oleh nasabah dengan mengetahui jumlah nominal debet, kredit, dan saldo untuk menganalisa kemampuan nasabah dari segi finansialnya. 3. Tujuan dan Rincian Penggunaan (Capital) Verifikasi dilakukan dengan memeriksa kebutuhan nasabah dan pengujian kebutuhan (khusus modal kerja). Memeriksa kebutuhan nasabah dengan cara menanyakan tujuan dan rincian penggunaan dana dari bank adalah untuk keperluan apa, hal tersebut dapat dicontohkan oleh BPRS PNM Binama Semarang sebagai berikut ini: Tujuan dan penggunaan dana pinjaman adalah untuk memperpanjang masa kontrak (sewa) ruko selama satu tahun ke depan. Nasabah telah memiliki modal sebesar 50 persen untuk dapat memperpanjang masa kontrak (sewa) ruko sebagai tempat usahanya dan membutuhkan dana dari bank sebesar 50 persen untuk memenuhi kebutuhan nasabah tersebut.

55 4. Analisa Prospek dan Resiko Usaha (Condition) Analisa dilakukan pegawai bank untuk mengetahui prospek usaha dan resiko usaha nasabah. Hal tersebut dapat dicontohkan oleh BPRS PNM Binama Semarang sebagai berikut: Prospek Usaha Kelangsungan usaha penjualan soto ayam pemohon pembiayaan relatif stabil, dari laporan penjualan per tiga bulan terakhir menunjukkan rata-rata penjualan usaha pemohon sampai dengan 30 buah mangkok, saat ini di lokasi tempat usaha pemohon sudah banyak pesaing. Meskipun demikian untuk lokasi tempat usaha sudah strategis karena lokasi di pinggir jalan raya, akan tetapi untuk mengantisipasi adanya banyak pesaing pemohon biasa membuka rukonya lebih pagi dan menutupnya di malam hari. Untuk analisa prospek usaha pemohon relatif baik, dan saat ini pemohon mulai melebarkan usaha dengan membuka cabang baru dengan memiliki letak yang strategis juga. Resiko Usaha Kendala atau resiko yang sering dihadapi pemohon dalam usahanya adalah banyaknya pesaing dan konsumen menjadi berkurang. Selain itu, juga munculnya harga dagangan dari pesaing yang lebih murah. 5. Analisa Jaminan (Collateral) Analisa dilakukan pegawai bank dengan memeriksa surat berharga yang akan dijadikan jaminan dan memeriksa langsung barang jaminan nasabah. Hal tersebut dapat dicontohkan oleh BPRS PNM Binama sebagai berikut ini: Jaminan berupa: a. Sertifikat 1) Gambaran objek Tanah/Rumah

56 Tanah dan bangunan merupakan tanah pekarangan yang penggunaannnya untuk perumahan, jalan menuju lokasi masih tanah padat dengan lebar kurang lebih 3-4 m. Dengan keterangan sebagai berikut ini: Status : SHM no 00345 Atas nama : Paino Abdillah Luas tanah : 90 m2 Luas Bangunan : 60 m2 Lokasi : Kp. Y Rt 002 Rw 002 Semarang Selatan. Nilai NJOP Tanah 45 juta rupiah dan Bangunan 45 juta rupiah. Nilai Taksasi 80% x 90 juta rupiah = 72 juta rupiah. 6. Foto Usaha dan Jaminan Foto usaha dan jaminan dapat dicontohkan oleh BPRS PNM Binama Semarang sebagai berikut ini: a. Foto Usaha

57 b. Foto Jaminan ( Rumah/Tanah ; Kendaraan ) 7. Rekomendasi Pembiayaan Rekomendasi pembiayaan yang dilakukan oleh pegawai bank setelah menganalisa 5C kepada nasabah serta foto usaha dan jaminan nasabah dapat dicontohkan oleh BPRS PNM Binama Semarang sebagai berikut ini: Berdasarkan hasil survey dan analisa data, maka saya merekomendasikan pemohon pembiayaan untuk dapat memperoleh fasilitas pembiayaan sebagai berikut: Plafond Pembiayaan : Rp. x Margin/bagi hasil/jasa : Rp. Y Jangka Waktu : Z Bln Besar Angsuran : Rp. 500.000,- Akad Pembiayaan : IJARAH Berdasarkan peraturan BPRS PNM Binama Semarang di atas telah menerapkan prinsip 5C dan analisis lain yang diperlukan atau dianggap bisa

58 membantu BPRS PNM Binama Semarang untuk dapat menganalisis pembiayaan ijarah kepada calon nasabah. 2 Sebagai lembaga keuangan syariah yang berusaha meningkatkan kualitas pelayanan tanpa merugikan kedua belah pihak antara BPRS PNM Binama Semarang dan calon nasabah, terlebih dahulu dipertimbangkan sebelum memberikan pembiayaan kepada calon nasabah supaya pembiayaan yang diberikan tidak macet atau bermasalah. Prinsip penilaian pembiayaan yang dilakukan di BPRS PNM Binama Semarang yaitu dengan analisis 5C dan analisis lain yang diperlukan atau dianggap bisa membantu BPRS PNM Binama Semarang untuk dapat menganalisis pembiayaan ijarah kepada calon nasabah. Prinsip pemberian pembiayaan dengan analisis 5C, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Analisa Karakter (Character) Analisa Character dilakukan pegawai bank dalam melakukan penilaian kepada nasabah dengan menggali informasi mengenai kejujuran, watak kepribadian, latar belakang, dan keadaan keluarga. Informasi tersebut bisa didapat dengan melakukan wawancara dengan masyarakat sekitar nasabah tinggal, dengan rekanrekan sesama bisnis nasabah, dan dengan menggali informasi langsung terhadap nasabah tersebut. 2. Analisa Kemampuan Angsuran (Capacity) Analisa dilakukan pegawai bank untuk mengetahui pendapatan dan pengeluaran nasabah per bulan serta rekap tabungan yang dimiliki nasabah pada saat mengajukan pembiayaan. 2 Wawancara dengan Kabag Lending BPRS PNM Binama, Suranto Dwi Atmoko, pada tanggal 15 Januari 2016 di Kantor Pusat BPRS PNM Binama Semarang.

59 3. Tujuan dan Rincian Penggunaan (Capital) Verifikasi dilakukan dengan memeriksa kebutuhan nasabah dan pengujian kebutuhan (khusus modal kerja). 4. Analisa Prospek dan Resiko Usaha (Condition) usaha nasabah. Analisa dilakukan pegawai bank untuk mengetahui prospek usaha dan resiko 5. Analisa Jaminan (Collateral) Analisa dilakukan pegawai bank dengan memeriksa surat berharga yang akan dijadikan jaminan dan memeriksa langsung barang jaminan nasabah. Selain kelima prinsip tersebut, pegawai bank juga wajib melakukan foto usaha dan jaminan serta menyertakan rekomendasi pembiayaan. Setelah didapatkan hasil analisis prinsip 5C dan melengkapi persyaratan foto usaha dan jaminan serta menyertakan rekomendasi pembiayaan, maka setelah itu pegawai bank yang mendapatkan nasabah lending atau produk pembiayaan akan mempertanggungjawabkannya pada saat rapat komite dilaksanakan oleh pihak Kantor Pusat BPRS PNM Binama Semarang, dan setelah itu baru akan diketahui dari hasil rapat keputusan komite, apakah pembiayaan tersebut layak dibiayai atau tidak. Berdasarkan peraturan kebijakan BPRS PNM Binama Semarang di atas telah menerapkan prinsip 5C, namun terkadang pada saat dikomitekan dalam rapat komite pembiayaan BPRS PNM Binama Semarang, nasabah yang hanya lolos dalam analisis 3C dari keseluruhan analisis 5C, yaitu Character (dilihat dari kemauan nasabah untuk melunasi pembiayaan ada), Capacity (dilihat dari kemampuan nasabah untuk melunasi pembiayaan ada), dan Collateral (agunan yang dimiliki nasabah telah mengcover pembiayaan yang diajukan), kemudian anggota rapat komite lebih banyak yang mensetujui nasabah tersebut layak untuk diberikan pembiayaan daripada anggota komite yang tidak mensetujui untuk memberikan pembiayaan kepada

60 nasabah tersebut, maka nasabah tersebut tetap akan diberikan pembiayaan oleh BPRS PNM Binama Semarang. Jadi nasabah layak diberikan atau tidaknya pembiayaan tergantung kepada hasil keputusan para anggota komite di BPRS PNM Binama Semarang pada saat itu juga rapat komite dilaksanakan. 3 Berdasarkan penjelasan tersebut, dalam melakukan keputusan pencairan atau tidaknya pembiayaan kepada nasabah hendaknya pegawai bank lebih teliti dan berhati-hati lagi (khususnya AO yang menangani dan mensurvey nasabah secara langsung) sehingga tidak terjadi pembiayaan bermasalah. Karena hasil pengamatan peneliti ketika mengamati secara langsung apa yang terjadi di BPRS PNM Binama Semarang masih saja dapat ditemukan nasabah yang mengalami pembiayaan bermasalah, baik itu dalam golongan tingkat kolektibilitas 2, kolektibilitas 3, maupun kolektibilitas 4. Dan ketika peneliti mengamati kebanyakan justru terjadi pada nasabah Kantor Kas Tembalang BPRS PNM Binama Semarang walaupun di Kantor Pusat dan Kantor Kas Mijen BPRS PNM Binama Semarang juga masih ada nasabah yang mengalami pembiayaan bermasalah. Selain daripada itu realita yang terjadi di BPRS PNM Binama Semarang hanya kantor Kas Tembalang yang belum mengalami kemajuan secara signifikan. Hal tersebut dapat dibuktikan dari pernyataan para pegawai Kantor Pusat BPRS PNM Binama Semarang seperti Kabag Operasional, Teller, CS, Marketing Funding, Marketing Lending bahwa Kantor Kas Mijen BPRS PNM Binama Semarang di tahun 2016 ini akan segera menjadi Kantor Cabang dan uang kas serta manajemennya akan dikelola sendiri dan berkarier secara mandiri, sedangkan Kantor Kas Tembalang belum bisa seperti Kantor kas Mijen. Maka dari hal tersebut sebaiknya di Kantor Kas Tembalang BPRS PNM Binama Semarang ditambah 1 orang AO sehingga di Kantor Kas Tembalang tidak hanya terdapat 4 karyawan saja. 3 Wawancara dengan Kepala Kantor Kas Mijen BPRS PNM Binama Semarang, Zaenal Hafidzin, pada tanggal 22 Januari 2016 di Kantor Kas Mijen BPRS PNM Binama Semarang.

61 Dalam implementasi pembiayaan di BPRS PNM Binama Semarang selain menggunakan analisis 5C juga menggunakan analisis prinsip syariah dan tujuan pembiayaan, yaitu: 1. Prinsip Syariah Syariah yaitu dalam pengajuan pembiayaan dengan barang yang akan disewa dalam produk pembiayaan ijarah sudah sesuai prinsip syariah atau tidak. Penerapan syariah di BPRS PNM Binama Semarang dari penerapan akad, barang yang akan disewa harus halal, usaha yang dijalankan juga harus halal. Dari analisis 5C di atas jika prinsip syariah tidak terpenuhi maka pengajuan pembiayaan akan dibatalkan oleh pihak BPRS PNM Binama Semarang. 2. Tujuan Pembiayaan Tujuan bermaksud untuk mengetahui pemanfaatan dari pengajuan pembiayaan. Hal ini diterapkan dalam analisis pembiayaan oleh BPRS PNM Binama Semarang supaya pembiayaan tepat sasaran atau sesuai pada tujuan utama dalam pengajuan pembiayaan dan menghindari dari unsur riba. B. Analisis Kesesuaian Prinsip 5C pada Produk Pembiayaan Ijarah di BPRS PNM Binama Semarang dengan Peraturan Bank Indonesia Guna melihat kesesuaian antara prinsip 5C pada produk pembiayaan ijarah di BPRS PNM Binama Semarang dengan Peraturan Bank Indonesia, dapat kita ketahui dengan penjelasan berikut ini. Undang-undang No. 21 tahun 2008 Pasal 23 ayat 1 dan 2 tentang Perbankan Syariah yang mengatur mengenai kelayakan penyaluran dana. Adapun bunyi pasal tersebut adalah sebagai berikut. Pasal 23: 1. Bank syariah dan atau UUS harus mempunyai keyakinan atas kemauan dan kemampuan calon Nasabah Penerima Fasilitas untuk melunasi seluruh kewajiban pada waktunya, sebelum Bank Syariah dan atau UUS menyalurkan dana kepada Nasabah Penerima Fasilitas.

62 2. Untuk memperoleh keyakinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bank Syariah dan atau UUS wajib melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan, dan prospek usaha dari calon Nasabah Penerima Fasilitas. Kewajiban bank syariah dalam penilaian pembiayaan, meliputi penilaian terhadap watak (Character), kemampuan (Capacity), modal (Capital), agunan (Collateral), dan prospek usaha (Condition) dari calon nasabah penerima fasilitas atau lebih dikenal dengan prinsip 5C. Sebagaimana Undang-undang No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, disebutkan pada pasal 23 ayat 2 mengenai kelayakan penyaluran dana, pegawai BPRS PNM Binama Semarang selalu berupaya untuk menerapkan prinsip 5C khususnya pada produk pembiayaan ijarah di BPRS PNM Binama Semarang dengan menjadikan Undang-undang Negara dan Peraturan Bank Indonesia sebagai peraturan dan pedoman bank dalam melakukan kelayakan pembiayaan. Maka dari itu, penerapan prinsip 5C pada produk pembiayaan ijarah di BPRS PNM Binama Semarang telah sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yaitu menerapkan prinsip 5C, yakni: 1. Analisa Karakter (Character) Analisa Character dilakukan pegawai bank dalam melakukan penilaian kepada nasabah dengan menggali informasi mengenai kejujuran, watak kepribadian, latar belakang, dan keadaan keluarga. Informasi tersebut bisa didapat dengan melakukan wawancara dengan masyarakat sekitar nasabah tinggal, dengan rekanrekan sesama bisnis nasabah, dan dengan menggali informasi langsung terhadap nasabah tersebut. 2. Analisa Kemampuan Angsuran (Capacity) Analisa dilakukan pegawai bank untuk mengetahui pendapatan dan pengeluaran nasabah per bulan serta rekap tabungan yang dimiliki nasabah pada saat mengajukan pembiayaan.

63 3. Tujuan dan Rincian Penggunaan (Capital) Verifikasi dilakukan dengan memeriksa kebutuhan nasabah dan pengujian kebutuhan (khusus modal kerja). 4. Analisa Prospek dan Resiko Usaha (Condition) usaha nasabah. Analisa dilakukan pegawai bank untuk mengetahui prospek usaha dan resiko 5. Analisa Jaminan (Collateral) Analisa dilakukan pegawai bank dengan memeriksa surat berharga yang akan dijadikan jaminan dan memeriksa langsung barang jaminan nasabah. Selain kelima prinsip tersebut, pegawai bank juga wajib melakukan foto usaha dan jaminan serta menyertakan rekomendasi pembiayaan. Setelah didapatkan hasil dari analisis prinsip 5C dan melengkapi persyaratan foto usaha dan jaminan serta menyertakan rekomendasi pembiayaan, maka setelah itu baru akan diketahui dari hasil keputusan rapat komite pembiayaan BPRS PNM Binama Semarang, apakah pembiayaan tersebut layak dibiayai atau tidak. Berdasarkan penjelasan tersebut, BPRS PNM Binama Semarang dalam memberikan pembiayaan pada produk pembiayaan ijarah telah menerapkan prinsip 5C sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia yaitu Undang-undang No. 21 tahun 2008 pasal 23 ayat 1 dan 2 tentang perbankan syariah yang mengatur mengenai prinsip 5C dalam penyaluran dana atau pembiayaan, yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition.