BAB VI TINJAUAN KHUSUS METODE BETON PRESTRESS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BALOK BETON PRATEGANG DI PROYEK WISMA KARTIKA GROGOL

PENDAHULUAN Latar Belakang

TUGAS ARTIKEL BETON PRATEGANG ARIZONA MAHAKAM 3MRK2/

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

LAMPIRAN C FABRIKASI SEGMEN GELAGAR BETON PRATEKAN, PENGGABUNGAN SEGMEN GELAGAR BETON PRATEKAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

Metode Prategang & Analisis Tegangan Elastis Pada Penampang

Konsep Dasar. Definisi beton prategang menurut beberapa peraturan adalah sebagai berikut :

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

REKAYASA JALAN REL. MODUL 5 : Bantalan PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB VII TINJAUAN KHUSUS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KATA PENGANTAR. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diselesaikan pada semester VIII,

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

TEGANGAN TEGANGAN IZIN MAKSIMUM DI BETON DAN TENDON MENURUT ACI Perhitungan tegangan pada beton prategang harus memperhitungkan hal-hal sbb.

METODE DAN KONTROL PELAKSANAAN BETON PRATEGANG SISTEM VSL

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT ALAT. Proyek Menara Sentraya dilakukan oleh PT. Pionir Beton Industri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rangkaian proses analisis dan perhitungan yang didasarkan pada asumsi dan pertimbangan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI KOLOM DAN BALOK. perencanaan dalam bentuk gambar shop drawing. Gambar shop

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL

BAB 3 METODE PENELITIAN

Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

Seperti diketahui bahwa balok merupakan bagian dari struktur yang berfungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kuat tekannya. Karena rendahnya kapasitas tarik tersebut, maka retak lentur terjadi pada

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN CORE WALL

BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop

KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M)

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

BAB II DASAR-DASAR DESAIN BETON BERTULANG. Beton merupakan suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB II STUDI PUSTAKA

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

MODIFIKASI STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG GEDUNG TECHNO PARK UPN VETERAN JAWA TIMUR MENGGUNAKAN BALOK PRESTRESS TUGAS AKHIR

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

BAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

BAB IV TINJAUAN KONDISI PROYEK ALAT DAN BAHAN BANGUNAN

BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang

Pengenalan Kolom. Struktur Beton II

BAB 1 PENDAHULUAN. mulailah orang membuat jembatan dengan teknologi beton prategang.

ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN SHEAR WALL. biasanya terdapat pada bangunan tower atau gedung bertingkat.

KEKUATAN SAMBUNGAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN SIKADUR -31 CF NORMAL

BAB V PONDASI TELAPAK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PEKERJAAN

DEFINISI Plat lantai beton pracetak dengan sistem pre-stress yang menggunakan baja wire, dengan permukaan bagian atas yang di kasarkan berfungsi

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

PERENCANAAN BEAM-COLOUM JOINT DENGAN MENGGUNAKAN METODE BETON PRATEGANG PARTIAL GEDUNG PERKANTORAN BPR JATIM TUGAS AKHIR

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV DESAIN STRUKTUR GUIDEWAY

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Panduan Praktis Perbaikan Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini seiring dengan berkembangnya pengetahuan dan teknologi,

Nama Pekerjaan : Pembangunan Abutmen Jembatan Air Jernih Gumpang Lempuh Perusahaan : CV. RABO PERKASA Lokasi : Gumpang Lempuh Tahun Anggaran : 2017

BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U


BAB II STUDI PUSTAKA

Tugas Akhir. Disusun Oleh : Fander Wilson Simanjuntak Dosen Pembimbing : Prof.Dr.-Ing. Johannes Tarigan NIP

BAB IV PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN

PROSES PEMASANGAN PORTAL BAJA

KAJIAN STRUKTUR BETON PRATEKAN BENTANG PANJANG DENGAN BEBAN GEMPA LATERAL PADA PROYEK GEDUNG RUMAH SAKIT JASA MEDIKA TUGAS AKHIR

Bab I. Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. vertikal maupun beban puntir yang bekerja padanya. Disain bangunan tinggi harus bersifat flexible untuk pengaturan tata letak,

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

BAB IV. PERALATAN dan MATERIAL. Ambassador 2 St.Moritz ini meliputi Peralatan apa saja yang dipakai untuk

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek

LAMPIRAN 1. DESAIN JEMBATAN PRATEGANG 40 m DARI BINA MARGA

BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK USU 2014

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tengah sekitar 0,005 mm 0,01 mm. Serat ini dapat dipintal menjadi benang atau

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

Berbagai masalah sering ditemui dalam pelaksanaan pekerjaan pada proyekproyek. konstruksi. Berbagai masalah tersebut meliputi kesalahan prosedur

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEMBESARAN KOLOM DAN METODE PELAKSANAAN SHEARWALL. terlebih dahulu dan mengacu pada gambar kerja atau shopdrawing.

Prinsip dasar sistem prategang sebenarnya telah diterapkan di dunia konstruksi sejak berabad-abad yang lalu. Pada tahun 1886, insinyur dari California

ANALISIS PERENCANAAN PELAT LANTAI BETON PRATEGANG POST TENSION DIBANDINGKAN DENGAN BETON BIASA

Transkripsi:

BAB VI TINJAUAN KHUSUS METODE BETON PRESTRESS 6.1 Pengertian Umum Beton prestress adalah beton bertulang dimana telah ditimbulkan tegangantegangan intern dengan nilai dan pembagian yang sedemikian rupa hingga tegangantegangan akibat beton-beton dapat dinetralkan sampai suatu taraf yang diinginkan. Penggunaan sistem prategang pada elemen struktural linier adalah dengan memberikan gaya konsentris atau eksentris dalam arah longitudinal. Struktur beton prestress mempunyai beberapa keuntungan, antara lain : 1. Terhindarnya retak terbuka di daerah tarik, jadi lebih tahan terhadap keadaan korosif. 2. Kedap air, cocok untuk pipa dan tangki. 3. Karena terbentuknya lawan lendut sebelum beban rencana bekerja, maka lendutan akhirnya akan lebih kecil dibandingkan pada beton bertulang. 4. Penampang struktur lebih kecil/langsing, sebab seluruh luas penampang dipakai secara efektif. 5. Jumlah berat baja prategang jauh lebih kecil dibandingkan jumlah berat besi beton biasa. 6. Ketahanan gesek balok dan ketahanan puntirnya bertambah. Maka struktur dengan bentang besar dapat langsing. Tetapi ini menyebabkan Natural Frequency dari struktur berkurang, sehingga menjadi dinamis instabil akibat getaran gempa/angin, kecuali bila struktur itu memiliki redaman yang cukup atau kekakuannya ditambah. 6.2 Metode Pelaksaan Beton Prestress Prosedur pekerjaan beton prestress adalah: A. Instalasi 1. Mengukur dan memberi tanda koordinat layout tendon pre-stress. VI-1

2. Sebelum memasang duct, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan secara visual terhadap penyok, bengkok, sambungan seam yang jelek, karat, lubang dan permukaan potong yang rata dan tidak tajam. 3. Menyambung duct dengan coupler dan diletakkan sementara di support bar yang sudah dipasang. Sambungan coupler ata duct dan sambungan lubang grout dibalut dengan masking tape sehingga benar-benar kedap air, untuk mencegah air beton masuk ke dalam ducting saat pengecoran. 4. Mengaitkan duct kuat-kuat kepada setiap support bar terpasang dengan kawat beton pada posisi vertical dan horizontal sesuai dengan gambar yang sudah disetujui. 5. Siapkan bekisting yang telah lengkap dengan selongsong untuk kabel tendon (tendon duct) yang dipasang melengkung sesuai bidang momen balok. Selama pekerjaan pemasangan duct, semua duct harus diawasi terus menerus terhadap kerusakan akibat benturan besi tulangan dan berlubang akibat benturan dengan besi tulangan dan berlubang akibat lelehan pekerjaan las. Tinggi Balok Toleransi posisi vertikal 200 mm d/40 200-1000 mm 5 mm 1000 mm 10 mm Lebar Balok Toleransi posisi horizontal 200 mm 5 mm 200-1000 mm 10 mm 1000 mm 20 mm Tabel 6.1 Toleransi Pergeseran Tendon Gambar 6.1 Elevasi Pemasangan tendon VI -2

Gambar 6.2 Bekisting yang telah lengkap dengan selongsong untuk kabel tendon. B. Pre-stressing Secara umum ada beberapa metoda instalasi tendon post-tension yang dapat dilakukan : a. Pushing through satu demi satu strand dengan mesing push-through atau dengan manual tenaga kerja. b. Pulling through satu bundle demi satu bundle seluruh strand dalam setiap tendon pre-stress yang umumnya dilakukan dengan alat winch atau peralatan yang sesuai. c. Menginstalasi tendon pre-stress yang sudah difabrikasi sebelumnya termasuk ducting. d. Pushing through bundle dari seluruh strand setiap tendon pre-stress dari suatu dispenser dengan memakai berat sendiri (kabel vertical) atau dengan tangan. Metoda instalasi yang umum dipakai adalah metoda yang pertama. Metoda ini dapat digunakan baik sebelum pengecoran maupun sesudah pengecoran. Berikut tahapan dalam pelaksanaan stressing : 1. Tendon atau kabel prategang dimasukkan ke dalam selongsong (tendon duct), selanjutnya ditarik untuk mendapatkan gaya prategang kemudian di cor. Setelah beton di cor dan sudah bisa memikul berat sendiri. Metode pemberian gaya prategang adalah dengan cara mengikat salah satu angker, kemudian ujung angker lainnya ditarik ( ditarik dari satu sisi). VI -3

Setelah diangkur, balok beton menjadi tertekan, jadi gaya konsentris telah ditransfer kebeton. Karena tendon dipasang melengkung, maka akibat gaya konsentris tendon memberikan beban merata kebalok yang arahnya keatas, akibatnya bentuk balok melungkung keatas. (a) (b) Gambar 6.2 Penarikan tendon. (a) sebelum. (b) sesudah C. Pengecoran 1. Setelah dilaksanakan pemeriksaan bersama dengan pihak Kontraktor Utama dan pihak Konsultan, maka pengecoran dapat dilakukan. 2. Selama proses pengecoran di daerah tendon pre-stress berlangsung, harus dilakukan pengawasan sebagai berikut : a. Alat vibrator stick tidak diperbolehkan dekat terhadap duct pre-stress karena dapat menyebabkan bocor. b. Alat-alat lain yang dipakai sebagai pengganti vibrator seperti tongkat besi atau kayu, tidak diperbolehkan dekat terhadap duct pre-stress karena dapat menyebabkan bocor. c. Khusus di daerah angkur baik angkur mati maupun angkur hidup harus diberikan perhatian khusus karena padatnya besi tulangan di daerah ini untuk menghindari beton keropos. 3. Segera setelah pengecoran dilakukan, dilakukan pemeriksaan terhadap blocked duct pada tendon pre-stress untuk menghindari masalah pada saat stressing dan grouting dengan cara sebagai berikut : VI -4

a. Meniupkan udara ke dalam tendon pre-stress dengan memakai kompresor. Tindakan ini dilakukan pada masa 60 menit setelah pengecoran balok. Bila udara itu dapat mengalir hingga ujung tendon lainnya maka dapat disimpulkan tidak terdapat blocked duct. b. Jika udara tidak dapat mengalir atau tersendat maka dilakukan tindakan untuk mengalirkan air ke dalam tendon untuk melemahkan atau merusak kekuatan serta mengeluarkan beton yang ada di dalam duct. c. Jika blocked duct tidak pecah, maka dilakukan tindakan sebagai berikut : Menentukan lokasi dari blocked duct yang terjadi. Membobok beton yang di sekitar blocked duct yang terjadi. Arah pembobokan sebaiknya mempertimbangkan ketebalan beton yang harus dibobok, keamanan dan lingkungan. Jika sudah mencapai duct tendon pre-stress yang mengalami blocked duct, akan dilakukan pembelahan pada duct tendon di lokasi blocked duct, memecahkan beton dalam duct dan mengeluarkan semua pecahan beton blocked duct tersebut dari dalam tendon. Melakukan perbaikan duct yang rusak sehingga duct tersebut benar-benar kedap air. Melakukan pengecoran kembali bagian beton yang dibobok dengan bahan yang lebih kuat dan lebih mengalir, sehingga semua rongga terisi kembali dengan baik. D. Grouting 1. Setelah proses penarikan dengan mengikat salah satu angker, kemudian dilakukan pekerjaaan grouting. Proses ini dilakukan untuk melindungi kabel tendon agar tidak rusak akibat terkena udara. Grouting dilakukan dengan perbandingan 50 kg semen : 200 ml cibex : 20 liter air. Grouting baru bisa dilakukan minimal 3 jam setelah waktu penarikan. VI -5

Gambar 6.3 pompa (2 piston) Gambar 6.4 mixer cone Gambar 6.5 proses percampuran (air,semen,cibex) VI -6

Gambar 6.6 Pekerjaan grouting tendon Gambar 6.7 Bukti selongsong (tendon duct) terbalut campuran semen. Gambar 6.8 Sample benda uji campuran semen untuk grouting tendon duct. VI -7