BAB II PENGATURAN ATAS JUAL BELI SAHAM DALAM PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA. dapat dengan mudah memahami jual beli saham dalam perseroan terbatas.

dokumen-dokumen yang mirip
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI. undang-undang telah memberikan nama tersendiri dan memberikan

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

CARA PEMINDAHAN KEPEMILIKAN SAHAM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANGGARAN DASAR. PT LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk Pasal

KLASIFIKASI PERJANJIAN KELOMPOK I DWI AYU RACHMAWATI (01) ( )

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN JUAL BELI. 2.1 Pengertian dan Pengaturan Perjanjian Jual Beli

MATRIX KOMPARASI PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT GRAHA LAYAR PRIMA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA)

ANGGARAN DASAR PT TRIMEGAH SECURITIES TBK

BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING

Usulan Perubahan Anggaran Dasar Bank Permata

BAB II PERSEROAN TERBATAS SEBAGAI BADAN HUKUM PRIVAT. Dari kata Perseroan Terbatas dapat diartikan bahwa, kata Perseroan

2 2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara R

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN PASAL 2 Perseroan didirikan untuk jangka waktu tidak terbatas.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN

RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BANK DANAMON INDONESIA, TBK. DENGAN PERATURAN POJK NOMOR 32/ POJK.04/2014 DAN NOMOR 33/ POJK.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. Istilah perjanjian secara etimologi berasal dari bahasa latin testamentum,

BAB III TINJAUAN TEORITIS. dapat terjadi baik karena disengaja maupun tidak disengaja. 2

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIAN KERJASAMA

DRAFT AWAL DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

BAB II PENGIKATAN JUAL BELI TANAH SECARA CICILAN DISEBUT JUGA SEBAGAI JUAL BELI YANG DISEBUT DALAM PASAL 1457 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DRAFT PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT. ASIA PACIFIC FIBERS Tbk DALAM RANGKA PENYESUAIAN DENGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN. Tetap. Tetap.

BAB II ASPEK HUKUM MENGENAI PERSEROAN TERBATAS DAN PENERAPAN ASAS PIERCING THE CORPORATE VEIL ATAS TANGGUNG JAWAB DIREKSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 2 TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-13/PM/1997 TENTANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /POJK.04/2014 TENTANG RENCANA DAN PENYELENGGARAAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM PERUSAHAAN TERBUKA

ALTERNATIF HUKUM PERKAWINAN HOMOSEKSUAL

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN. Pasal 1

ANGGARAN DASAR PT MANDOM INDONESIA Tbk. Nama dan Tempat Kedudukan Pasal 1. Jangka Waktu berdirinya Perseroan Pasal 2

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

BAB II KEDUDUKAN CORPORATE GUARANTOR YANG TELAH MELEPASKAN HAK ISTIMEWA. A. Aspek Hukum Jaminan Perorangan Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

MATRIKS PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT TELKOM INDONESIA (PERSERO) Tbk

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

MATRIKS PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT TELKOM INDONESIA (PERSERO) Tbk

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BAKRIELAND DEVELOPMENT TBK DENGAN PERATURAN POJK No. 32/ POJK.04/2014 dan No. 33/POJK.

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS

Saham Perseroan dikeluarkan atas nama pemiliknya. Persyaratan kepemilikan saham dapat ditetapkan dalam anggaran dasar dengan memperhatikan

PP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peraturan Perundang-undangan lainnya yang terkait Peraturan Pelaksanaan (PP dst.)

PASAL 1 NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Ayat (1) s/d (2): Tidak ada perubahan. PASAL 2 JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Tidak ada perubahan

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN. Menurut R. Djatmiko Pengangkutan berasal dari kata angkut yang berarti

ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN BAKU 1 Oleh: Dyas Dwi Pratama Potabuga 2

PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI

PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran, dan kehidupan. bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUH PERDATA

2 Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham. Dengan mempertimbangkan adanya perkembangan industri Pasar Modal dan tuntutan pemangku kepentingan atas pelak

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS. pemegang sahamnya untuk mengalihkan perusahaannya kepada setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Manusia dalam kehidupannya sehari-hari memiliki kebutuhankebutuhan

BAB III TINJAUAN TEORITIS. landasan yang tegas dan kuat. Walaupun di dalam undang-undang tersebut. pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata:

PERATURAN NOMOR IX.J.1 : POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM

TESIS. (Kajian Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1985 Tentang Ketenagalistrikan)

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

ANGGARAN DASAR PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk ( Perseroan )

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DIKETIK OLEH MKN2012. Pilih jawaban yang paling tepat dengan cara membubuhkan tanda (X) pada soal-soal sebagai berikut :

Versi Final 1. RANCANGAN POIN-POIN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT MNC SKY VISION TBK RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA Jakarta, 20 Mei 2015

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PENENTUAN KEABSAHAN SUATU RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM DALAM PERSEROAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

XVIII. ANGGARAN DASAR PERSEROAN

BAB II KETENTUAN DAN SYARAT PEMBELIAN KEMBALI SAHAM

BAB II PENGERTIAN PERJANJIAN PADA UMUMNYA. Manusia dalam hidupnya selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan atau

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN KOPERASI. Perikatan-Perikatan yang dilahirkan dari Kontrak atau Perjanjian,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG GADAI

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN, JAMINAN DAN GADAI. politicon). Manusia dikatakan zoon politicon oleh Aristoteles, sebab

BAB II PERALIHAN HAK ATAS SAHAM PADA PERSEROAN TERBATAS. diikuti dengan adanya kecakapan hukum (rechsbekwaamheid) dan kewenangan

ANALISA AKTA PENDIRIAN PT LUMBUNG BERKAT SEJAHTERA TERHADAP UU No. 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

Transkripsi:

BAB II PENGATURAN ATAS JUAL BELI SAHAM DALAM PERSEROAN TERBATAS DI INDONESIA A. Tinjauan Umum tentang Jual Beli 1. Pengertian Jual Beli Sebelum membahas mengenai aturan jual beli saham dalam perseroan terbatas, alangkah baiknya apabila memahami terlebih dahulu mengenai dasar hukum jual beli. Dengan memahami dasar hukum jual beli maka selanjutnya akan dapat dengan mudah memahami jual beli saham dalam perseroan terbatas. Pengertian Jual-beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu barang, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang dijanjikan. 15 Menurut Yahya Harahap, pengertian jual beli berdasarkan Pasal 1457 KUHPerdata tersebut, memiliki 2 (dua) unsur kewajiban, yaitu: 16 a. Kewajiban pihak penjual menyerahkan barang yang dijual kepada pembeli. b. Kewajiban pihak pembeli membayar harga barang yang dibeli kepada penjual. Wujud dari hukum jual-beli adalah rangkaian hak-hak dan kewajibankewajiban dari pihak-pihak, yang saling berjanji, yaitu penjual dan pembeli. Penyerahan yang dimaksud ialah bahwa penyerahan tersebut adalah penyerahan barang oleh penjual untuk menjadi kekuasaan dan kepemilikan dari pembeli. Dalam jual-beli, kewajiban penjual adalah untuk menyerahkan barang kepada 15 Pasal 1457 KUHPerdata 16 Yahya Harahap, Segi-segi Hukum Perjanjian, (Bandung : Alumni,1986), hal. 181 17

18 pembeli. Dengan adanya perjanjian jual-beli maka hak milik dari benda yang di jual belum pindah hak miliknya kepada si pembeli. Pemindahan hak milik baru akan terjadi apabila barang yang dimaksud telah diberikan ke tangan pembeli. Maka selama penyerahan belum terjadi, maka hak-hak milik barang tersebut masih berada dalam kekuasaan pemilik / penjual. Tujuan utama dari jual-beli ialah memindahkan hak milik atas suatu barang dari seseorang tertentu kepada orang lain. Suatu perjanjian jual beli yang sah lahir apabila kedua belah pihak telah setuju tentang harga dan barang. Sifat konsensual dari perjanjian jual beli tersebut ditegaskan dalam Pasal 1458 yang berbunyi jual beli dianggap sudah terjadi antara kedua belah pihak seketika setelah mereka mencapai kata sepakat tentang barang dan harga, meskipun barang ini belum diserahkan maupun harganya belum dibayar. 17 Apabila terjadi kesepakatan mengenai harga dan barang namun ada hal lain yang tidak disepakati yang terkait dengan perjanjian jual beli tersebut, jual beli tetap tidak terjadi karena tidak terjadi kesepakatan. Akan tetapi, jika para pihak telah menyepakati unsur esensial dari perjanjian jual beli tersebut, dan para pihak tidak mempersoalkan hal lainnya, klausul-klausul yang dianggap berlaku dalam perjanjian tersebut merupakan ketentuan-ketentuan tentang jual beli yang ada dalam perundang-undangan (BW) atau biasa disebut unsur naturalia. 18 Walaupun telah terjadi persesuaian antara kehendak dan pernyataan, namun 17 Subekti, Aneka Perjanjian, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1995), hal. 2. 18 Ahmadi Miru, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007), hal. 127

19 belum tentu barang itu menjadi milik pembeli, karena harus diikuti proses penyerahan (levering) benda yang tergantung kepada jenis bendanya yaitu 19 : 1. Benda Bergerak Penyerahan benda bergerak dilakukan dengan penyerahan nyata dan kunci atas benda tersebut. 2. Piutang atas nama dan benda tak bertubuh Penyerahan akan piutang atas nama dan benda tak bertubuh lainnya dilakukan dengan sebuah akta otentik atau akta di bawah tangan. 3. Benda tidak bergerak Untuk benda tidak bergerak, penyerahannya dilakukan dengan pengumuman akan akta yang bersangkutan, di Kantor Penyimpan Hipotek Jual beli timbul menimbulkan yang mana perikatan tersebut terbentuk dari suatu perjanjian. Walaupun perikatan dapat timbul karena undang-undang akan tetapi jual beli merupakan suatu yang diadakan oleh dua belah pihak yang telaj mencapai kata kesepakatan untuk melakukan prestasi satu sama lain. Sejak terjadi kata sepakat antara para pihak atau sejak pernyataan sebelah-menyebelah bertemu yang kemudian diikuti sepakat, kesepakatan itu sudah cukup secara lisan saja, maka sejak itu perjanjian sudah dapat terbentuk. 20 2. Syarat sahnya Jual Beli Untuk sahnya suatu perjanjian jual beli diperlukan empat syarat menurut pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yaitu: a. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya artinya para pihak yang membuat perjanjian telah sepakat atau setuju mengenai hal-hal pokok atau materi yang 19 Ibid 20 R. Subekti, R. Tjitrosudibio, Kitab Undang Undang Hukum Perdata (Jakarta : Pradnya Paramita, 2003), hal. 338.

20 diperjanjikan. Dan kesepakatan itu dianggap tidak ada apabila diberikan karena kekeliruan, kekhilafan, paksaan ataupun penipuan b. Cakap untuk membuat suatu perjanjian artinya kecakapan yang dimaksud dalam hal ini adalah bahwa para pihak telah dinyatakan dewasa oleh hukum, yakni sesuai dengan etentuan KUHPerdata, mereka yang telah berusia 21 (dua puluh satu) tahun, sudah atau pernah menikah. Cakap juga berarti orang yang sudah dewasa, sehat akal pikiran, dan tidak dilarang oleh suatu peraturan perundangundangan untuk melakukan suatu perbuatan tertentu c. Mengenai suatu hal tertentu artinya dalam membuat perjanjian, apa yang diperjanjikan harus jelas sehingga hak dan kewajiban para pihak bisa ditetapkan d. Suatu sebab yang halal artinya suatu perjanjian harus berdasarkan sebab yang halal yang tidak bertentangan dengan ketentuan Pasal 1337 Kitab Undangundang Hukum Perdata, yaitu tidak bertentangan dengan ketertiban umum, tidak bertentangan dengan kesusilaan dan tidak bertentangan dengan Undang- Undang. Dua syarat yang pertama dinamakan syarat-syarat subyektif karena mengenai orang-orangnya atau subyeknya yang mengadakan perjanjian, sedangkan dua syarat yang terakhir dinamakan syarat-syarat obyektif karena mengenai perjanjiannya sendiri atau obyek dari perbuatan hukum yang dilakukan itu.

21 1. Sepakat 2. Cakap Syarat subjek: dapat dibatalkan demi oleh pihak ke tiga di depan pengadilan 3. Untuk sesuatu hal 4. Halal Syarat objek: batal demi hukum tanpa adanya permintaan oleh pihak ke tiga di depan pengadilan 3. Para Pihak dalam Jual Beli Pihak-pihak dalam jual beli yaitu penjual dan pembeli. Setiap perjanjian jual beli akan menimbulkan kewajiban-kewajiban dan hak-hak bagi kedua belah pihak atau pihak-pihak yang mengadakan perjanjian itu. 21 Sejalan dengan konsep Pasal 1320 KUHPerdata, syarat sahnya jual beli saham adalah para pihak yang sudah cakap hukum. terkait dengan proses jual beli saham yang dilakukan oleh individu maka pihak tersebut adalah pihak yang sudah mengemban hak dan kewajiban secara mandiri, sedangkan bagi pihak badan hukum yang menjadi pihak penjual atau pembeli adalah badan hukum yang sudah sesuai dengan ketentuan peraturang perundang-perundangan yang berlaku untuk mengemban hak dan kewajiban. Maka para pihak dalam proses jual beli saham dapat dilakukan oleh subjek hukum indvidu (perseorangan) atau badan hukum (perseroan terbatas, yayasan, koperasi). hal. 3. 21 Purwahid Patrik, Dasar-Dasar Hukum Perikatan (Semarang : CV. Mandar maju, 1994),

22 B. Undang-Undang Pengaturan Jual Beli Saham dalam Perseroan Terbatas di Indonesia 1. Jual Beli Saham dalam Perseroan Terbatas yang Bersifat Tertutup Jual beli pada umumnya telah diatur di dalam Pasal 1457 KUHPerdata, akan tetapi objek jual beli tidak ditentukan secara khusus. Dalam hal jual beli saham dalam perseroan terbatas, ketentuan mengenai jual beli saham diatur secara khusus dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Tanpa menghilangkan syarat-syarat sahnya perjanjian jual beli yang telah diatur di dalam Pasal 1320 KUHPerdata, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas sejalan dengan ketentuan dasar tersebut dalam KUHPerdata. Menurut Gunawan Widjaja, peralihan saham dapat dilakukan dengan cara melakuan perjanjian jual beli. 22 Oleh karena saham adalah bukti penyertaan pemegang saham dalam perseroan terbatas yang memberikan hak tagih atas sisa hasil pembubatan perseroan terbatas, yang merupakan piutang atas nama dan juga harta bersama yang terikat dalam perseroan terbatas, yang keberdaannya telah melalui mekanisme pendaftaran di MENKUMHAM, maka hak milik atas saham wajib memenuhi syarat-syarat tertentu. 23 Syarat-syarat tertentu tersebut dapa dilihat dalam Pasal 56 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yaitu: 1. Pemindahan hak atas saham dilakukan dengan akta pemindahan hak. Yang dimaksud dengan akta adalah yang dibuat di hadapan notaris atau akta di bawah tangan. 22 Gunawa Widjaja, 150 Tanya Jawab Tentang Perseroan Terbatas, (Jakarta: Forum Sahabat, 2008), hal 43. 23 Ibid

23 2. Akta pemindahan hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau salinannya disampaikan secara tertulis kepada Perseroan. 3. Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal, dan hari pemindahan hak tersebut dalam daftar pemegang saham atau daftar khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1) dan ayat (2) dan memberitahukan perubahan susunan pemegang saham kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar Perseroan paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal pencatatan pemindahan hak. 4. Dalam hal pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) belum dilakukan, Menteri menolak permohonan persetujuan atau pemberitahuan yang dilaksanakan berdasarkan susunan dan nama pemegang saham yang belum diberitahukan tersebut. 5. Ketentuan mengenai tata cara pemindahan hak atas saham yang diperdagangkan di pasar modal diatur dalam peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal. Yahya Harahap dalam bukunya Hukum Perseroan Terbatas mengatakan bahwa pemindahan hak atas saham melalui jual beli tunduk kepada ketentuan Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Perdata yakni: 24 1. Terdapat persetujuan antara para pihak 2. Pihak yang satu mengikatkan diri untuk menyerahkan saham tersebut dan 3. Pihak yang lain untuk membayar harga yang dijanjikan. Di samping itu, apabila dalam jangka waktu (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal penawaran 24 M. Yahya Harahap, Pembahasan Hukum Perseroan Terbatas, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hal, 270.

24 dilakukan ternyata B atau pemegang saham lain tidak membeli, pemegang saham penjual (A) dapat menawarkan dan menjual sahamnya kepada pihak ketiga. 2. Jual beli Saham dalam Perseroan Terbatas yang Bersifat Terbuka Mengenai pemindahan hak atas saham dalam Perseroan Terbuka, pada dasarnya tidak diharuskan untuk melakukan penawaran terlebih dahulu kepada pemegang saham lainnya. Namun, pemindahan hak atas saham dalam Perseroan Terbuka wajib mendapatkan persetujuan/izin instansi yang berwenang terlebih dahulu. Hal ini sebagaimana diatur ketentuan peraturan perundang-undangan dalam bidang Pasar Modal, termasuk UUPM dan Peraturan BAPEPAM-LK sebagai pelaksana dari UUPM tersebut. Merujuk pada Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-13/PM/1997 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik (Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-13/PM/1997), menjelaskan bahwa setiap pemindahan hak atas saham wajib memenuhi kententuan yang tercantum dalam angka 11 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-13/PM/1997, yang menyatakan: a. Pemindahan hak atas saham harus dibuktikan dengan suatu dokumen yang ditandatangani oleh atau atas nama Pihak yang memindahkan hak, termasuk oleh atau atas nama Pihak yang menerima pemindahan hak atas saham yang bersangkutan. Dokumen pemindahan hak atas saham harus berbentuk sebagaimana ditentukan atau disetujui oleh Direksi

25 b. Bentuk dan tata cara pemindahan hak atas saham yang diperdagangkan di Pasar Modal wajib memenuhi peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. c. Pemindahan hak atas saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif dilakukan dengan pemindahbukuan dari rekening Efek satu ke rekening Efek yang lain pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian, dan Perusahaan Efek. Adapun perolehan saham bagi PT Terbuka yang diperdagangkan di Pasar Modal, dapat dilakukan dengan cara: a. Membeli saham pada saat penawaran umum (Pasar Perdana) Jika ingin membeli saham pada saat pasar perdana ini, biasanya investor dapat mengisi Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) yang terdapat pada prospektus ringkas atau yang terdapat pada agen-agen penjual yang dituju dan mengirimkan kembali formulir tersebut disertai dengan pengiriman dana ke alamat yang tertera pada formulir. b. Membeli saham yang telah beredar (Pasar Sekunder) Transaksi jual beli saham yang telah beredar dilakukan melalui perdagangan di Bursa Efek, yang mana Saudara dapat membelinya melalui anggota bursa. Kenapa Saudara tidak dapat melakukan pembelian secara langsung dengan Perusahaan yang dituju? Karena setiap perusahaan yang telah melakukan penjualan sahamnya di Bursa Efek wajib menunjuk perusahaan efek sebagai perantara perdagangan efek/pialang yang termasuk dalam daftar perusahaan efek yang mendapat izin dari BAPEPAM-LK dan telah menjadi anggota bursa.

26 Pialang inilah yang nantinya akan melakukan pesanan untuk kepentingan investor. 3. Pihak yang Melakukan Jual Beli Saham dalam Perseroan Terbatas Para pihak dapat melakukan jual beli asalkan berdasarkan ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata, dengan demikian siapa saja dapat melakukannya. Namun dalam Pasal 137 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas ketentuan para pihak yang ingin melakukan jual beli saham, diberikan suatu persyaratan khususnya yang bermaksud untuk melakukan pembelian kembali saham yang dikeluarkan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Pembelian kembali saham tersebut tidak menyebabkan kekayaan bersih Perseroan menjadi lebih kecil dari jumlah modal yang ditempatkan ditambah cadangan wajib yang telah disisihkan, dan b. Jumlah nilai nominal seluruh saham yang dibeli kembali oleh Perseroan dan gadai saham atau jaminan fidusia atas saham yang dipegang oleh Perseroan sendiri dan/atau Perseroan lain yang sahamnya secara langsung atau tidak langsung dimiliki oleh Perseroan, tidak melebihi 10% (sepuluh persen) dari jumlah modal yang ditempatkan dalam Perseroan, kecuali diatur lain dalam peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. c. Pembelian kembali saham, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang bertentangan dengan ayat (1) batal karena hukum

27 d. Direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab atas kerugian yang diderita pemegang saham yang beritikad baik, yang timbul akibat pembelian kembali yang batal karena hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (2). e. Saham yang dibeli kembali Perseroan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya boleh dikuasai Perseroan paling lama 3 (tiga) tahun. Pengaturan pemindahan hak atas saham menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas tidak hanya berhenti disitu saja. Ketika obyek sahamnya sudah menyangkut saham pengendali sehingga pemindahan hak yas saham tersebut menyebabkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut dari tangan yang diambil alih kepada pihak yang mengambil alih, maka Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyebutnya sebagai pengambilalihan. Selain itu, pengambilalihan juga dapat terjadi dengan penyertaan atas saham-saham yang dikeluarkan dari portefel/portofolio. Prosesnya dapat dilakukan melalui direksi perseroan ataupun langsung kepada pemegang saham perseroan. Pemindahan hak atas saham yang menyebabkan terjadinya pengambilalihan mensyaratkan: 1. Adanya persetujuan RUPS dari perseroan pengambilalihan dengan kuorum kehadiran dari keputusan ¾ (Pasal 125 ayat (4) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas), kalau yang mengambil alih berbentuk PT, dan kemudian menyampaikan maksudnya kepada direksi perseroan yang akan diambil alih. 2. Kedua direksi menyusun rancangan pengambilalihan, namun tidak perlu dilakukan apabila pengambilalihan langsung dari pemegang saham (Pasal 125

28 ayat 7 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas). Berdasarkan penjelesannya, apabila dilakukan langsung kepada pemegang saham, maka pihak yang mengambil alih terlebih dahulu melakukan perundingan dan kesepakatan. Namun apabila hal tersebut tetap diatur dalam anggaran dasar perseroan maka rancangan harus tetap dibuat. 3. Pengumuman di koran dan kepada karyawan perseroan yang mengambil alih paling lambat 30 hari sebelum hari pemanggilan RUPS. Terkait dengan ketentuan Pasal 127 ayat (8) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas tetap mensyaratkan agar memperhatikan ketentuan dalam anggaran dasar. Apabila dalam anggaran dasar diatur hal yang sama, maka mau tidak mau rancangan pengambilalihan tetap dibuat dan ringkasannya diumumkan. 4. Rancangan pengambilalihan yang telah disetujui RUPS dituangkan ke dalam Akta Pengambilanalihan yang dibuat di hadapan notaris dalam bahasa Indonesia, sedangkan akta pengambilalihan saham yang dilakukan langsung dari pemegang saham (menurut Pasal 131 ayat (2) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas) wajib dinyatakan dengan akta notaris dalam bahasa Indonesia (Pasal 128 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas), yang nantinya akta notaris tersebut wajib dilampirkan untuk pelaporan kepada Menteri terkait dengan perubahan sususanan pemegang saham (Pasal 131 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas) dan perseroan yang diambil alih kemudian

29 mengumumkan hasil pengambilalihan tersebut di koran (Pasal 133 ayat (2) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas).