BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan multidisiplin ilmu yang menerapkan upaya pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja, keselamatan kerja dan melindungi tenaga kerja terhadap resiko bahaya dalam melakukan pekerjaan sertazazz mencegah terjadinya kerugian akibat kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan kerja. Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja adalah melindungi keselamatan tenaga kerjadalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan menjamin keselamatn setiap orang lain yang berada ditempat kerja serta menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman dimana tenaga kerja bekerja dalam keadaan sehat,selamat dan produktif (Buchari. 2007) Hasil penelitian National Safety Council (NSC) di New York AmerikaSerikat tahun 2008 menunjukan bahwa terjadinya kecelakaan dirumah sakit di New York yaitu 41% lebih besar dari pekerja di industri lain. Kasus yang sering terjadi adalah tertusuk jarum dan terkilir (20%), luka bakar (7%), terpotong atau tergores (16%), penyakit infeksi (5%). Sakit pinggang akibat salah dalam mengangkat pasien terjadi pada suster dan sakit pinggang karna duduk terlalu lama dengan posisi yang tidak ergonomis yang dialami pada pekerja dibagian administrasi (52%)(Buchari, 2007) 1
Data di RSUP Prof. Dr. R D. Kandau Manado pada periode 1 Januari 2009 sampai dengan 31 Desember 2010 memperlihatkan jumlah penderita LBP sebanyak 203 (0,92%) dari total 22.307 seluruh penderita penyakit saraf yang datang di Poliklinik Saraf RSUP Prof. Dr. R D. Kandau Manado (Wulandari, 2014). Di negara barat misalnya inggris dan amerika serikat kejadian nyeri pinggang punggung (terutama nyeri pada punggung bagian bawah) telah mencapai proporsi epidemik. Satu survei telah melaporkan bahwa 17,3 juta orang di inggris sekitar populasi orang dewasa pernah mengalami nyeri punggung pada suatu waktu. Dari jumlah ini 1,1 juta orang mengalami kelumpuhan akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab paling sering dari keterbatasan aktivitas pada orang muda dan setengah baya, serta merupakan salah satu alasan paling sering untuk mendaparkan konsultasi medis (Bull, 2007). Survei yang pernah dilakukan pada 1.000 pekerja kantor berusia 18 atau lebih di seluruh Amerika Serikat, 2 dari pekerjaan kantor merasa sakit dan nyeri pada tubuhnya dalam 6 bulan terakhir ini. American Osteopathic Association (AOA) dalam survei menunjukan, bahwa dalam 30 hari terakhir sekitar 62% responden merasakan nyeri di punggung bawah, 53 % di leher, 38% di bahu, 33% di pergelangan tangan dan 31% di punggung bagian atas (American Osteopathic Association, 2013). Di Inggris tahun 2011 menyebabkan 11% populasi kerja terganggu aktivitas kerjanya sampai 4 minggu karena nyeri pinggang bawah dan lebih dari 50% penderita nyeri pinggang membaik dalam 1 minggu, sementara lebih dari 90% merasa lebih baik dalam 8 minggu, sisanya sekitar 5% mengalami keluhan yang berlanjut sampai lebih dari 6 bulan. Pengobatan nyeri punggung yang tepat adalah dengan mengobati penyebabnya. Untuk itu diperlukan pendekatan multidisipliner, sebab keluhan nyeri 2
punggung tidak selalu dapat diselesaikan hanya dengan medikamentosa saja, adakalanya diperlukan fisioterapi dan bahkan pendekatan operatif (Albar, 2011). Low Back Pain (LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik (Maher, Salmond & Pellino, 2009). LBP diklasifikasikan kedalam 2 kelompok yaitu kronik dan akut. LBP akut terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu, sedangkan LBP kronik terjadi dalam waktu 3 bulan (Rogers, 2009). Salah satu permasalahan ergonomi yang terjadi di instusi rumah sakit yaitu di bagian administrasi yang mempekerjakan karyawannya dengan posisi kerja duduk yang salah dan terlalu lama, statis, maka otot otot bekerja secara statis, hal ini menyebabkan pembuluh darah dapat tertekan sehingga mengakibatkan aliran darah dalam otot menjadi berkurang mengakibatkan otot menjadi lelah sampai menimbulkan rasa nyeri yang dirasakan di area pinggang bawah. (Iridiastadi, 2014 ) Dari sudut pandang ergonomi, antara tuntutan tugas dengan kapasitas kerja harus selalu dalam garis keseimbangan sehingga dicapai performansi yang tinggi dan sebaliknya apabila tidak adanya keseimbangan antara tuntutan tugas dengan kapasitas kerja, maka performansi seorang pekerja menjadi rendah.ketidakseimbangan dalam ergonomi merupakan salah satu potensi bahaya ditempat kerja. Bahaya ergonomi merupakan salah satu potensi bahaya dalam K3 yang kurang menjadi perhatian dalam suatu tempat kerja. Padahal bahaya ergonomi dapat menimbulkan kerugian di tempat kerja, dimana bahaya ergonomi dapat mengakibatkan produktivitas dan kualitas pekerja menurun serta dapat menimbulkan penyakit akibat kerja. (Tarwaka,2009) 3
Nyeri bekerja sebagai alarm tubuh, merupakan sinyal unntuk berhenti melakukan sesuatu yang menyakitkan, sehingga melindungi tubuh dari keadaan bahaya. Nyeri dapat dibedakan menurut tingkat keluhan yang dirasakan mulai derajat ringan sampai berat. Penderita nyeri ringan biasanya dapat menyesuaikan dengan keadaan alami, sedangkan nyeri berat dapat mengganggu cara hidup yang normal (BULL,2007). Salah satu yang sering terjadi pada menuasi adalah nyeri punggung. Sebagian besar nyeri punggung bersifat sederhana, yaitu berkaitan dengan kerja tulang, ligamen dan otot punggung. Gejala nyeri punggung dapat bervariasi pada tiap orang, meliputi sakit dan kaku otot, kebas (mati rassa), serta kesemutan. Nyeri punggung dapat menjalar ke bagian tubuh lain, seperti bokong,tungkai dan kaki (BULL, 2007). Nyeri punggung sangat umum terjadi dan sangat mungkin bahwa mayoritasdari kita akan mengalami nyeri punggung suatu saat nanti. Di inggris, kira kira 60 80% orang pernah mengalami nyeri punggung pada suatu waktu di kehidupannya. Nyeri punggung merupakan salah satu alasan utama tidak bekerja, dan setiap tahun jutaan hari kerja hilang akibat nyeri punggung ini (Bull, 2007) Sikap punggung yang membungkuk sambil menyamping posisi duduk yang kurrang baik dan didukung dengan desain kursi yang tidak ergonomis, beresiko menyebabkan penyakit akibat hubungan kerja berupa gangguan musculusceletal yang dapat menyebabkan kekakuan dan kesakitan pada punggung. Sikap kerja dengan posisi duduk dengan frekuensi yang lama pada kursi yang kurang ergonomis akan menimbulkan masalah kesehatan pada pekerja. Keluhan pada punggung atau musculuskeletal merupakan keluhan pada otot skeletal yang dirasakan dengan intensitas nyeri yang berbeda beda, dari nyeri ringan sampai nyeri sangat sakit (Iridiastadi, 2014). 4
Posisi kerja yang sering dilakukan oleh manusia dalam melakukan pekerjaan antara lain duduk, berdiri, membungkuk, jongkok berjalan dan lain lain. Sikap kerja tersebut dilakukan tergantung dari kondisi dalam sitem kerja yang ada. Sikap kerja duduk merupakan salah satu sikap kerja yang paling sering dilakukan. Duduk memerlukan lebih sedikit energi dari pada berdiri, karena hal ini dapat mengurangi banyaknya beban otot statis pada kaki (Nurmianto, 2015). Upaya peningkatan kesehatan dan keselamatan kerja dapat melalui penerapan ergonomi. Ergonomi dapat di definisikan sebagai suatu disiplin yang mengkaji keterbatasan, kelebihan serta karakteristik manusia dan memanfaatkan informasi tersebut dalam merancang produk, mesin,fasilitas, lingkungan dan bahkan sistem kerja dengan tujuan utama tercapainya kualitas kerja yang terbaik tanpa mengabaikan aspek kesehatan, keselamatan serta kenyaman penggunanya. (Iridiastadi, 2014). Sikap kerja yang sering dilakukan oleh manusia antara lain duduk, berdiri,membungkuk, jongkok, berjalan dan lain lain. Sikap kerja tersebut dilakukan tergantung dari kondisi dalam sistem kerja yang ada. Sikap kerja duduk merupakan slah satu sikap kerja yang paling sering dilakukan. Duduk memerlukan lebih sedikit energi dari pada berdiri, karena hal ini dapat mengurangi banyaknya beban otot statis pada kaki (Nurmianto, 2008) Sikap duduk pada otot rangka (musculuskeletal) dan tulang belakang terutama pada pinggang harus dapat ditahan oleh sandaran kursi agar terhindar dari rasa nyeri dan cepat lelah. Pada sikapduduk, tekanan tulang belakang akan meningkat dibanding berdiri atau berbaring, jika sikap duduk tidak benar. Sikap duduk yang keliru merupakan penyebab adanya masalah punggung (Nurmianto, 2008). 5
Kepres No.22 tahun 1993 (pasal 1) tentang penyakit yang timbul karena hubungan kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Di negara maju, faktor faktor fisik, kimiawi dan biologik sudah dapat dikendalikan, sehingga gangguan kesehatan akibat faktor tersebut sudah sangat jauh berkurang, namun akhir akhir ini justru ergonomik dan gangguan psikososial, yang menyebabkan gangguan musculuskelletal, stress dan penyakit psikomatis yang menjadi penyebab meningkatnya penyakit akibat hubungan kerja (Buchari,2007). RSIA Ypk Mandiri merupakan jasa yang bergerak dibidang kesehatan yang banyak memperkerjakan karyawan didalam beberapa bagian, diantaranya bagian Administrasi Medis yang bertugas menyediakan karyawan yang ditempatkan di bagian administrasi, baik di poliklinik rawat jalan, bagian rawat inap dan bagian rekam medis. Karyawan yang bekerja di administrasi memerlukan konsenterasi, yang di lakukan dalam posisi kerja duduk serta merupakan pekerjaan yang monoton. Pekerjaan ini membutuhkan posisi kerja duduk yang lama serta statis pada saat melakukan pekerjaannya. Berdasarkan observasi yang penulis lakukan di bagian administrasi RSIA YPK Mandiri dari 25 karyawan administrasinyang ditemui 18 orang diantaranya pernah mengalami nyeri pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah yang dialami pekerja utamanya dirasakan setelah melakukan pekerjaan. Mayoritas pegawai mengeluh di daerah pinggang yang terasa nyeri, pegal, linu, ngilu dan rasa tidak enak pada daerah punggung bawah. Didapatkan bahwa karyawan yang bekerja dibagian administrasi medis Rsia ypk Mandiri, setiap hari bekerja dalam sikap duduk yang lama, statik, menulis, mengetik, didepan computer yang tidak sesuai dengan posisi yang ergonomis yaitu dengan posisi kerja duduk yang condong ke depan karena posisi monitor yanng rendah sehingga menyebabkan posisi badan menjadi bungkuk. 6
Pada dasarnya, posisi kerja duduk yang berlangsung selama 7-8 jam perhari, dapat menyebabkan beban pada pinggang menjadi lebih berat dan para pekerja dibagian administrasi medis banyak menyebabkan pegal pegal pada pinggang. Dengan pekerjaan yang rutin dilakukan kayawan dapat mengalami keluhan nyeri pinggang bawah yang dikarenakan sikap kerja duduk duduk yang tidak ergonomis. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk mengangkat persoalan ini menjadi bahan skripsi dalam rangka ikut membantu dalam bidang ergonomis mengenai Hubungan Sikap Kerja Duduk dengan Keluhan Nyeri Pinggang Bawah Pada Karyawan di Bagian Administrasi Medis RSIA YPK Mandiri 1.2 Identifikassi Masalah Permasalahan yang mungkin terjadi saat melakukan pekerjaan dengan posisi kerja duduk yang lama dan statik adalah terjadinya gangguan nyeri pinggang bawah. Keluhan nyeri pinggang bawah dapat terjadi pada bagian administrasi karena pada bagian ini pekerja diharuskan bekerja dengan posisi kerja duduk dan kebanyakan dari mereka tidak mengalami posisi yang sesuai dengan anatomi tubuh atau ergonomis, selain itu bekerja dengan posisi kerja duduk yang sifatnya menonton dan ruang gerak tubuh yang terbatas, serta lamanya waktu mereka bekerja, masih kurangnya kesesuaian desain tempat mereka bekerja dam juga faktor usia maka akan meningkatkan nyeri pinggang bawah (Ariansyah, 2010). Masalah yang terjadi pada karyawan di bagian Administrasi Medis RSIA YPK Mandiri yaitu tentang sikap kerja duduk yang salah sehingga dapat menimbulkan keluhan nyeri pinggang bawah. Hal ini diharapkan dapat mendorong para karyawan agar bekerja tidak pada sikap kerja dengan duduk yang salah, agar para pekerja lebih bisa mengatur sikapi kerja duduk yang baik dan lebih banyak bergerak untuk 7
melakukan penguluran otot-otot pinggang, juga pemilihan desain kursi yang ergonomis agar para pekerja lebih nyaman dalam bekerja dan tidak menimbulkan keluhan-keluhan disaat bekerja. Karyawan bagian Admnistrasi RSIA YPK Mandiri akan mengalami nyeri pinggang apabila: 1) posisi kerja duduk yang tidak benar jika dalam melakukan pekerjaann apapun dengan posisi kerja duduk yang tidak benar dapat menyebabkan kelelahan otot pinggang, baik bekerja kantor maupun pekerja lain yang lebih sering melakukan pekerjaan dengan posisi duduk (Ariansyah, 2010) 2) Duduk yang terlalu lama dan sikap duduk yang salah akibat dari duduk yang terlalu lama dapat menimbulkan keregangan pada otot pungguung. Kebanyakan orang dalam menjalankan aktivitasnya sehari hari sering melupakan masalah posisi tubuh. Sikap tubuh yang baik sangat penting karena akan membantu tubuh bekerja maksimal, juga membuat daya tahan dan pergerkan tubuh tidak baik selain tulang tulang jaadi tidak lurus, otot otot, ruas, serta ligamen ( jaringan pengikat sendi) pun akan tertarik lebih keras. Sikap yang tidak baik juga memicu cepat lelah, ketegangan otot, pegal pegal dan akhirnya rassa sakit (Rakel,2009) 3) Peralatan kerja yang tidak ergonomis Desain kursi yang digunakan sebaiknya kursi yang bisa naik turunkan agar dapat disesuaikan dengan kaki untuk istirahat langsung diatas lantai dan menghindari kelelahan pada saat bekerja. Apabila peralatan kerja yang tidak ergonnomis (seperti kursi yang terlalu tinggi dibandingkan meja kerjanya, ukuran terlalu sempit, ataupun 8
tidak ada sandarannya) akan menimbulkan berbagai masalah, anatara lain yaitu raa lelah, nyeri otot, pegal pegal, kelelahan bahkan kecelakaan (Ariansyah, 2010). 4) Postur tubuh Berat badan berlebihan (obesitas) akan menyebabkan tumpukan lemak yang lebihh banyak, sehingga tekanan pada tulang belakang menjadi lebih besar yang dapat menimbulkan resiko terjadinya Low Back Pain (Ariansyah, 2010) Mengingat sikap kerja duduk mempunyai keuntungan maupun kerugian, maka untuk mendapatkan hasil kerja yang lebih baik tanpa pengaruh buruk pada tubuh, perlu dipertimbangkan pada saat jenis pekerjaan apa saja yang sesuai dilakukan dengan posisi duduk kerja. Jenis pekerjaan yang baik dilakukan dengan posisi kerja duduk adalah pekerjaan yang memerlukan ketelitian pada tangan atau banyak menulis dan mengetik, diperlukan tikat kestabilan tubuh yang tinggi serta pekerjaan yang dilakukan pada waktu yang lama (Iridiastadi, 2014). Pekerjaan yang dilakukan pada sikap kerja duduk, tempat duduk yang dipakai harus memungkinkan untuk melakukan variasi perubahan posisi. Ukuran tempat duduk disesuaikan dengan dimensi 90 dengan telapak kaki bertumpu pada lantai atau pijakan kaki. Jika landasan kerja terlalu rendah maka tulang belakang akan membungkuk kedepan dan jika terlalu tinggi bahu akan terangkat dari posisi rileks, sehingga menyebabkan bahu dan leher menjadi tidak nyaman.(iridiastadi, 2014) 1.3 Pembatasa Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, penulis hanya membatasi masalahpokok yang mengkajinkaitan dengan sikap kerja duduk yang dilakukan karyawan administrasi medis dan membahas tentahan keluhan nyeri pinggang bawah yang terjadi. Hal ini dilakukan agar peneliti lebih fokus pada 9
pembahasan yang dimaksud, maka penulis memilih judul Hubungan Sikap Kerja Duduk Dengan Keluhan Nyeri Pinggang Bawah Pada Karyawan di Bagian Administrasi Medis RSIA YPK Mandiri. 1.4 Perumusan Masalah Apakah Ada Hubungan Sikap Kerja Duduk Dengan Keluhan Nyeri Pinggang Bawah Pada Karyawan di Bagian Administrasi Medis RSIA YPK Mandiri? 1.5 Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan sikap kerja duduk dengan keluahan nyeri pinggang bawah pada karyawan di bagian administrasi medis RSIA YPK Mandiri. 2. Tujuan Khusus Mengidentifikasi sikap kerja duduk karyawan di bagian administrasi medis RSIA YPK Mandiri. Menganalisa karakteristik (usia, masa kerja,jenis kelamin dan riwayat penyakit) yang dilakukan karyawan Administrasi medis RSIA Ypk Mandiri. Mengidentifikasi keluhan terjadinya nyeri pinggang bawah pada karyawan di bagian administrasi medis RSIA YPK Mandiri. Menganalisis hubungan antara sikap kerja duduk dengan nyeri pinggang bawah pada karyawan di bagian administrasi medis RSIA YPK Mandiri. 10
1.6 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Mahasiswa - Dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman tentang posisi kerja duduk dalam hubungan dengan nyeri pinggang. - Memperluas pengetahuan dan keterampilan. - Menambah wawasan terhadap permasalahan di lingkungan kerja. 2. Bagi RSIA YPK Mandiri - Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam pengambilan kebijakan terhadap peraturan yang selayaknya dilakukan karyawan bagian admnistrasi medis dalam mengambil posisi kerja duduk dan hubungannya dengan nyeri pinggang baawah agar dihasilkan produktifitas yang optimal. - Menjalin kerjasama antara perusahaan dengan Universitas Esa Unggul. 3. Bagi FIKES Esa Unggul - Menanmbah kelangkapan pustaka tentang studi kasus di bidang kesehatan dan keselamatan kerja. - Meningkatkan kualitas pendidikan agar terciptanya Sumber Daya Manusia yang terampil dilingkungan kerja. - Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam memilih karyawan ilmiah di masa datang. 11