BAB II KAJIAN TEORITIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS

PERAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SEBAGAI PUSAT PELAYANAN JASA INFORMASI

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS

KAJIAN PENGADAAN KOLEKSI UPT PERPUSTAKAAN DALAM MENYEDIAKAN INFORMASI YANG DI BUTUHKAN OLEH MAHASISWA UNIVERSITAS SAM RATULANGI

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perguruan tinggi yang berfungsi menyediakan serta menyebarluaskan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya yang dibaca dan disimpan menurut tata susunan tertentu untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB II KAJIAN TEORITIS. koleksi tersebut disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan lembaga yang menghimpun, mengelola,

Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya tulis ini mengenai

BAB III LANDASAN TEORI. Terdapat dua kelompok di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iis Naeni Sabila, 2013

BAB II KAJIAN TEORETIS

Selain ketiga pendapat di atas, Sutarno (2006 : 35) mengemukakan pendapatnya bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pelestarian khasanah budaya bangsa, serta memberikan berbagai layanan jasa

BAB II KAJIAN TEORITIS

TINJAUAN TEORITIS PADA PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

BAB II KAJIAN TEORITIS. dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna

KESESUAIAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN DENGAN KEBUTUHAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN AKADEMI KEPERAWATAN DAN AKADEMI KEBIDANAN PELAMONIA KESDAM VII WIRABUANA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN FAKULTAS SYARIAH UIN IMAM BONJOL PADANG

BAB II KAJIAN TEORITIS

PROFIL PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS WIDYATAMA : PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. informasi, dan rekreasi para pemustaka. Perpustakaan dijadikan salah satu pusat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bacaan yang disusun secara sistematis untuk mempermudah pengguna dalam

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

Jurnal Iqra Volume 07 No.02 Oktober, 2013

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Noerhayati (1987:1) mengatakan perpustakaan perguruan tinggi adalah

Bab I Pendahuluan. Fungsi tersebut adalah sebagai sarana simpan karya manusia, fungsi informasi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

STUDI TENTANG PEMANFAATAN MAJALAH ILMIAH DI UPT PERPUSTAKAAN UNSRAT OLEH MAHASISWA UNSRAT MANADO

Dari jenis terbitan berseri yang diuraikan di atas, penulis hanya membahas mengenai jurnal tercetak dengan jurnal elektronik.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembaca, bukan untuk dijual (Sulistyo Basuki,1993:1.6). secara kontinu oleh pemakainya sebagai sumber informasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Utilization Studies Library of Health Polytechnic Semarang. Pemanfaatan Perpustakaan Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Muhsin, 2008:15). Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 3) perpustakaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang juga sekaligus sebagai asset bangsa yang nantinya kelak akan

BAB I PENDAHULUAN Profil Perpustakaan Institut Manajemen Telkom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dila Farida Nurfajriah, 2013

Perpustakaan khusus instansi pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. pengabdian Universitas Sumatera Utara kepada masyarakat. pengetahuan.(andi Hakim Nasoetion (1990:12))

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. tujuannya (Sulistyo-Basuki, 1991: 51). Perpustakaan perguruan tinggi mendukung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MAKALAH PELAYANAN PERPUSTAKAAN

BAB II KERANGKA TEORETIK. batas usia dan berlangsung seumur hidup (long live learning). Belajar merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nia Hastari, 2015

2015 HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN WEBPAC DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA DI UPT PERPUSTAKAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG (ITB)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Vinna Indahtianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. misi yang diembannya. Secara umum, fungsi dari perpustakaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. yang begitu besar terhadap berbagai bidang kehidupan, tidak terkecuali

BAB III LANDASAN TEORI

2015 KONTRIBUSI KEBIJAKAN PENGADAAN KOLEKSI SIRKULASI TERHADAP PENINGKATAN FREKUENSI PEMINJAMAN BAHAN PUSTAKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan sifat dan golongan, Perpustakaan secara umum terbagi menjadi dua

PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X

RAGAM DAN JUMLAH KOLEKSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masitoh Hamdayani, 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN KOLEKSI

BAB II TINJAUAN LITERATUR Koleksi Elektronik Perpustakaan Perguruan Tinggi

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi

BAB II KAJIAN TEORITIS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan suatu kebutuhan primer yang harus di penuhi dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. telah ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007, peran penting

PROFIL PERPUSTAKAAN IPB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR UNTUK KECERDASAN ANAK. Untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

HELGA BEATRICE U SINAGA NIM :

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Perpustakaan sebagai pusat informasi dan pengetahuan diharapkan mampu

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada di suatu P.T perguruan tinggi. Sesuai dengan namanya Perpustakaan Perguruan Tinggi maka yang menjadi pengguna adalah civitas akademika. Berikut ini penulis kemukakan beberapa defenisi mengenai perpustakaan perguruan tinggi. Menurut Sulistyo-Basuki (1993:3) menyatakan bahwa Secara umum perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung ataupun itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut data susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. Menurut Sjahrial-Pamunjak (2000: 5), perpustakaan perguruan tinggi ialah perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik yang berupa perpustakaan universitas, perpustakaan fakultas, perpustakaan akademi, dan perpustakaan sekolah tinggi. Sedangkan dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : buku pedoman (2004 : 3), Perpustakaan perguruan tinggi merupakan unsur penunjang perguruan tinggi, yang bersama-sama unsur penunjang lainnya, berperan serta dalam melaksanakan tercapainya visi dan misi perguruan tingginya. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah sarana yang penting untuk menambah ilmu dan wawasan bagi dunia pendidikan dengan turut melaksanakan tridarma perguruan tinggi dengan cara melayankan atau memberikan pelayanan informasi kepada sivitas akademika. 15

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan perguruan tinggi, bahkan perpustakaan perguruan tinggi dapat dianggap sebagai jantung perguruan tinggi. Menurut Hasugian (2009: 80) dinyatakan bahwa Tujuan perpustakaan perguruan tinggi di indonesia adalah untuk memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Menurut Sulistyo-Basuki (1993:52) secara umum tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut : a. Memenuhi kebutuhan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup tenaga administrasi perguruan tinggi. b. Menyediakan bahan pustaka rujukan (referens) pada semua tingkat akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa program pasca sarjana dan pengajar. c. Menyediakan ruangan belajar untuk pemakai perpustakaan. d. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna berbagai jenis pemakai. e. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi tetapi juga lembaga industri lokal. Selain tujuan tersebut di atas, perpustakaan perguruan tinggi sebagai unsur penunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi merumuskan tujuannya sebagai berikut: a. Mengadakan dan merawat buku, jurnal, dan bahan perpustakaan lainnya untuk dipakai oleh dosen, mahasiswa, dan staf lainnya sebagai kelancaran program pengajaran dan penelitian di perguruan tinggi. b. Mengusahakan, menyimpan, dan merawat bahan perpustakaan yang bernilai sejarah yang memiliki kandungan informasi lokal, dan yang dihasilkan oleh sivitas akademika, untuk dimanfaatkan kembali sebagai sumber pembelajaran (learning resources). c. Menyediakan sarana temu kembali untuk menunjang pemakaian bahan perpustakaan. d. Menyediakan tenaga yang profesional serta penuh dedikasi untuk melayani kebutuhan pengguna perpustakaan, dan bila perlu mampu memberikan pelatihan cara penggunaan bahan perpustakaan. e. Bekerja sama dengan perpustakaan lain untuk mengembangkan program perpustakaan. (Perpustakaan Perguruan Tinggi: buku pedoman, 2004: 47). Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan penyelenggaraan perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai sarana pemenuhan kebutuhan informasi 16

bagi penggunanya yaitu sivitas akademika untuk menunjang pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. 2.1.3 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi Untuk mencapai tujuan tersebut di atas Perpustakaan perguruan tinggi mempunyai beberapa fungsi yang harus dilaksanakan dengan baik. Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004: 3) dinyatakan bahwa perpustakaan perguruan tinggi berfungsi sebagai: 1. Fungsi Edukasi Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran. 2. Fungsi Informasi Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi. 3. Fungsi Riset Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan skunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlak dimiliki, karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai bidang. 4. Fungsi Rekreasi Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan. 5. Fungsi Publikasi Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademik dan staf non-akademik. 6. Fungsi Deposit Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya. 7. Fungsi Interpretasi Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya. 17

Sedangkan menurut Hermawan (2006 : 13), Perpustakaan Perguruan Tinggi berfungsi sebagai sarana yang akan menunjang proses perkuliahan dan penelitian di perguruan tinggi tersebut. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai pusat penyedia informasi yang membantu civitas akademika dalam mendapatkan sumber informasi dalam kegiatan belajar mengajar. 2.1.4 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi Setiap perpustakaan pasti memiliki tugasnya masing-masing. Perpustakaan perguruan tinggi memiliki tugas yang berbeda dengan perpustakaan lainnya. Menurut Sutarno (2006 : 53-54), tugas pokok perpustakaan adalah menghimpun, menyediakan, mengolah, memelihara dan mendayagunakan semua koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya dan melayani masyarakat pengguna, yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan. Selain itu dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (Depdiknas, 2004: 3), Tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah mengembangkan koleksi, mengolah dan merawat bahan perpustakaan, memberi layanan, serta melaksanakan administrasi perpustakaan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk melayani keperluan sivitas akademika perguruan tinggi tempat bernaung dalam melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 18

2.2 Ketersediaan Koleksi 2.2.1 Pengertian Koleksi Perpustakaan Koleksi perpustakaan merupakan unsur pokok yang sangat penting pada sebuah perpustakaan, karena dengan adanya koleksi yang memadai pengguna akan terbantu untuk mendapatkan informasi. Menurut Sutarno (2006: 85), ketersediaan koleksi perpustakaan adalah Adanya sejumlah koleksi atau bahan pustaka yang dimiliki oleh suatu perpustakaan dan cukup memadai jumlah koleksinya dan koleksi tersebut disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan tersebut. Menurut Sistorina (2007: 80) Koleksi yang disimpan dan dikelola untuk kepentingan pengguna perpustakan dalam upaya pemenuhan informasi. Berdasarkan uraian di atas tersebut dapat dikatakan bahwa ketersediaan koleksi adalah kesiapan perpustakaan dalam menyediakan koleksi perpustakaan untuk digunakan para pengguna perpustakaan. 2.2.2 Tujuan Ketersediaan Koleksi Perpustakaan Tujuan ketersediaan koleksi adalah untuk mendukung fungsi dan tugas perpustakaan. Menurut Sutarno (2004: 25) tujuan ketersediaan kolesi perpustakaan adalah Untuk memenuhi kebutuhan perpustakaan yang akan dilayani sehingga pengguna tersebut senang memanfaatkan koleksi yang telah dimiliki oleh perpustakaan tersebut. Sedangkan dalam Buku Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (1991: 11) bahwa tujuan penyediaan koleksi adalah Untuk menunjang pelaksanaan program pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa tujuan ketersediaan koleksi adalah untuk memenuhi informasi yang diinginkan para pengguna perpustakaan. 19

2.2.3 Fungsi Koleksi Perpustakaan Fungsi koleksi perpustakaan adalah menyebarluaskan informasi. Menurut Noerhayati (1987: 135) bahwa fungsi koleksi perpustakaan adalah: a. Fungsi Pendidikan Untuk menunjang program pendidikan dan pengajaran, perpustakaan mengadakan bahan pustaka yang sesuai atau relevan dengan sejenis dan tingkat program yang ada. b. Fungsi Penelitian Untuk menunjang program penelitian perguruan tinggi, perpustakaan menyediakan sumber informasi tentang berbagai hasil penelitian dan kemajuan ilmu pengetahuan mutakhir. c. Fungsi Relevan Fungsi ini melengkapi kedua fungsi di atas dengan menyediakan bahan-bahan relevan di berbagai bidang dan alat-alat bibliografis yang diperlukan untuk menelusuri informasi. d. Fungsi Umum Perpustakaan perguruan tinggi juga merupakan pusat informasi bagi masyarakat di sekitanya. Fungsi ini berhubungan dengan program pengabdian masyarakat dan pelestarian bahan pustaka serta hasil budaya manusia yang lain. Menurut Sjarial-Pamuntjak (2000: 5) bahwa koleksi perguruan tinggi berfungsi Untuk melayani keperluan para mahasiswa dari tingkat persiapan sampai kepada mahasiswa yang sedang menghadapi ujian sarjana dan menyusun skripsi, para staf dalam persiapan bahan perkuliahan serta peneliti yang tergabung dalam perguruan tinggi bersangkutan. Berdasarkan pendapat di atas bahwa koleksi memiliki fungsi sebagai sarana pendidikan dan penelitian yang dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa dengan adanya koleksi yang memadai. 2.2.4 Jenis-Jenis Koleksi Setiap perpustakaan memiliki koleksi yang berbeda-beda. Koleksi bukan hanya buku, tetapi bahan-bahan elektronik juga termasuk ke dalam koleksi perpustakaan. Menurut Sutarno (2006: 82) jenis-jenis koleksi perpustakaan adalah: Koleksi perpustakaan mencakup jenis bahan pustaka tercetak seperti buku, majalah, surat kabar, bahan pustaka terekam dan berbentuk elektronik seperti kaset, video, piringan, disk, film, film strip dan koleksi bentuk tertentu seperti lukisan, insektrarium, alat peraga, globe, foto dan lainnya. 20

Sedangkan menurut Lesmono (2005: 2) bahwa jenis koleksi perpustakaan yaitu: 1. Buku, beberapa jenis buku yang dimiliki oleh sebuah perpustakaan adalah sebagai berikut: a. Buku Teks b. Buku Penunjang c. Laporan Kerja Praktek d. Tugas Akhir atau Thesis e. Buku Tandon. 2. Koleksi Referensi, isi buku referensi tidak mendalam dan kadang-kadang hanya memuat informasi tertentu saja. 3. Jenis Serial (Terbitan Berkala), pada umumnya terbitan berkala berupa majalah dan koran. Jika dilihat dari isinya majalah dibedakan majalah popular, semi popular dan ilmiah. 4. Brosur yaitu buku atau lembaran-lembaran lepas yang memuat masalahmasalah aktual yang bersifat sementara. 5. Bahan Pandang Dengar (Audio Visual) bahan pandang dengar memuat informasi yang dapat ditangkap secara bersamaan oleh indra mata dan telinga. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa perpustakaan memiliki jenis-jenis koleksi yang beragam mulai dari bentuk tercetak dan elektronik yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna. 2.2.5 Pengadaan Koleksi Perpustakaan Pengadaan bahan pustaka dilakukan untuk menambah koleksi perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dalam buku Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004: 54) cara pengadaan bahan perpustakaan dilaksanakan sebagai berikut: 1. Pembelian dan pelangganan 2. Hadiah/sumbangan 3. Pertukaran 4. Wajib simpan terbitan perguruan tinggi 5. Titipan 21

Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1993: 222) metode pengadaan perpustakaan adalah sebagai berikut: a) Pembelian Pemesanan langsung dapat dilakukan pada penerbit ataupun pada toko buku. b) Pertukaran Pustaka tertentu tidak dapat dibeli di toko buku, hanya dapat diperoleh melalui pertukaran ataupun hadiah. c) Hadiah Karena kondisi sosial ekonomi yang masih belum sepenuhnya bekembang, tradisi pengembangan perpustakaan dengan melalui sumbangan atau hadiah masih belum memasyarakat. d) Keanggotaan Organisasi Kadang-kadang perpustakaan ataupun badan induk perpustakaan menjadi anggota sebuah perhimpunan atau organisasi. Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa pengadaan bahan pustaka dapat dilakukan dengan cara pembelian, hadiah, tukar menukar dan titipan. 2.3 Relevansi 2.3.1 Pengertian Relevansi Perpustakaan perguruan tinggi dapat dikatakan berhasil apabila perpustakaan itu dimanfaatkan dengan baik oleh pengguna. Perpustakaan perguruan tinggi sebagai penyedia informasi sebaiknya menyediakan informasi yang relevan dengan kebutuhan penggunanya. Relevansi berasal dari bahasa inggris yaitu Relevance. Reitz (2007) mengemukakan arti relevance yaitu: The extent to which information retrieved in a search of a library collection or other resource, such as an online catalog or bibliographic database. Penjelasan tersebut memiliki makna bahwa relevansi adalah kesesuaian permintaan informasi pada perpustakaan seperti katalog online dan pangkalan data bibliografi. Pengertian relevansi adalah informasi yang tersedia sesuai dengan kebutuhan pengguna. 22

Selain pendapat di atas Siregar (2002: 2) menyatakan bahwa maksud dari relevansi atau kesesuaian bahan perpustakaan adalah perpustakaan hendaknya mengusahakan agar bahan perpustakaan relevansi dengan fungsi dan tujuan perpustakaan serta lembaga induknya. Berdasarkan pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa relevansi adalah kesesuaian dokumen-dokumen yang diperoleh dari perpustakaan sehingga dapat memenuhi kebutuhan penggunanya. 2.3.2 Penilaian Relevansi Keinginan dari pencari informasi adalah mendapat informasi yang relevan dengan kebutuhannya. Penilaian relevansi bertujuan untuk menentukan dokumen yang relevan di antara dokumen yang ditentukan dari proses temu kembali informasi. Menurut Burgin yang dikutip oleh Mustangimah (1998: 31) menyatakan bahwa penilaian relevansi yang diberikan oleh pakar subjek berbeda dengan penilaian oleh pustakawan Sedangkan menurut Harter yang dikutip Mustangimah (1998: 32) juga menyatakan bahwa: Tingkat relevansi akan menambah bervariasinya penilaian selain karakteristik penilaian, karakteristik pertanyaan, karakteristik dokumen, karakterisitk temu kembali informasi, kondisi penilaian, dan pemilihan skala juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap penilaian relevansi Berdasarkan pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa penilaian relevansi adalah relevansi sangat penting dalam mencari informasi atau dokumen yang dibutuhkan pengguna, sehingga perpustakaan harus menyediakan bahan perpustakaan yang optimal bagi pengunjung perpustakaan. 23

2.4 Kebutuhan Informasi 2.4.1 Defenisi Kebutuhan Informasi Istilah informasi dikaitkan dengan istilah kebutuhan karena ini menegaskan sebuah kebutuhan dasar yang mirip dengan kebutuhan dasar manusia lainnya, yang oleh para psikolog dibedakan dalam tiga kategori, yaitu kebutuhan fisiologis, afektif, dan kognitif (Rohde dalam Harisanty,2007:3). Menurut Kulthau dalam Wijayanti (2001:22) Kebutuhan informasi diartikan sebagai sesuatu yang lambat laun muncul dari kesadaran yang samar-samar mengenai sesuatu yang hilang dan pada tahap berikutnya menjadi keinginan untuk mengetahui tempat informasi yang memberikan kontribusi pemahaman akan makna. Menurut Wilson dalam Harisanty (2007:3) kebutuhan informasi adalah sebuah pengalaman subyektif yang hanya terjadi pada pikiran orang yang sedang dalam kondisi membutuhkan dan tidak bisa secara langsung diakses oleh para pengamat. Derr dalam Suryatini (2003:34) mengemukakan bahwa kebutuhan informasi merupakan hubungan antara informasi dan tujuan informasi seseorang, artinya ada suatu tujuan yang memerlukan informasi tertentu untuk mencapainya. Menurut Wardhani dalam Suryatini (2003:34) kebutuhan informasi termasuk dalam kelompok cognitive need, yakni kebutuhan yang didasari oleh dorongan untuk memahami dan menguasai lingkungan, memuaskan keingintahuan (curiosity), serta penjelajahan (exploratory). Ervans dalam Harisanty (2007:3) membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Perbedaan kedua kata tersebut adalah a. Keinginan (want) Keinginan adalah sesuatu yang ingin dibayar oleh seseorang, baik dengan mencurahkan waktu, usaha, maupun uang. b. Permintaan (demands) Permintaan adalah satu hal yang politis karena orang mau bergerak untuk mendapatkannya c. Kebutuhan (need) Kebutuhan adalah masalah yang memerlukan solusi. 24

Belkin dalam Ishak (2006:91) kebutuhan informasi terjadi ketika seseorang menyadari adanya kekurangan dalam tingkat pengetahuannya tentang situasi atau topik tertentu dan berkeinginan mengatasi kekurangan tersebut. Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa kebutuhan informasi adalah kebutuhan yang dimiliki oleh seseorang karena didasari oleh dorongan baik dari dalam diri sendiri maupun dari luar misalnya lingkungan. Dapat dikatakan juga bahwa seseorang menggangap bahwa kebutuhan informasi yang dimiliki masih sangat kurang sehingga membutuhkan informasi yang dapat menyelesaikan masalah yang dimiliki. 2.4.2 Jenis Kebutuhan Informasi informasi yaitu : Menurut Guha dalam Saepudin (2009:1) ada empat jenis kebutuhan terhadap 1. Current need approach, yaitu pendekatan kepada kebutuhan pengguna informasi yang sifatnya mutakhir. 2. Everyday need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan pengguna yang diperlukan sehari-hari yang sifatnya spesifik dan cepat. 3. Exhaustic need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan pengguna akan informasi yang mendalam, spesifik dan lengkap. 4. Catching-up need approach, yaitu pendekatan terhadap pengguna akan informasi yang cepat, ringkas tetapi juga lengkap. Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa sebelum memenuhi informasi yang dibutuhkan maka terlebih dahulu harus mengidentifikasi kebutuhan informasi apa yang dicari agar dapat memperoleh informasi yang cepat, tepat dan lengkap. 25

2.4.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi Menurut Nicholas dalam Ishak (2006:93) faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi pemakai adalah: 1. Jenis pekerjaan 2. Personalitas, yaitu aspek psikologi dari pencari informasi yang meliputi ketepatan, ketekunan mencari informasi, pencarian secara sistematis, motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman, kolega dan atasan 3. Waktu 4. Akses, yaitu menelusur informasi secara internal (di dalam organisasi) atau eksternal (di luar organisasi) 5. Sumber daya teknologi yang digunakan untuk mencari informasi oleh : Menurut Sulistyo dalam Saepudin (2009:3) kebutuhan informasi ditentukan 1. Kisaran informasi yang tersedia 2. Penggunaan informasi yang akan digunakan; 3. Latar belakang, motivasi, orientasi profesional dan karakteristik masingmasing pemakai 4. Sistem sosial, ekonomi, dan politik tempat pemakai berada; dan 5. Konsekuensi penggunaan informasi. Berdasarkan kedua pernyataan di atas terdapat persamaan dan perbedaan faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi. Persamaannya terdapat pada pekerjaan atau profesi, akses terhadap informasi dan faktor koleksi atau informasi yang tersedia. Sedangkan perbedaannya terletak pada sistem sosial, ekonomi dan politik tempat pemakai berada, dan waktu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebutuhan informasi setiap orang tersebut berbeda satu sama lain. Wilson dalam Ishak (2006:93-94) menguraikan faktor yang secara bertingkat mempengaruhi kebutuhan informasi, yaitu : 1. Kebutuhan individu (person) Kebutuhan yang ada dalam diri individu meliputi kebutuhan psikologis (psychological needs), kebutuhan afektif (affectif needs) dan kebutuhan kognitif (cognitive needs). 2. Peran sosial (social role) Peran sosial meliputi peran kerja (work role) dan tingkat kinerja (performance level), akan mempengaruhi faktor kebutuhan yang ada dalam diri individu. 26

3. Lingkungan (environment) Faktor lingkungan meliputi lingkungan kerja (work environment), lingkungan sosial budaya (socio-cultural environment), lingkungan politik-ekonomi (politic-economic environment) dan lingkungan fisik (physical environment) mempengaruhi faktor peran sosial maupun faktor kebutuhan individu, sehingga terjadi pengaruh bertingkat yang akan membentuk kebutuhan informasi. Terdapat tiga tingkatan yang mempengaruhi kebutuhan informasi yaitu kebutuhan individu yang meliputi kebutuhan psikologis, efektif dan kognitif. Faktor peran sosial meliputi peran kerja dan tingkat kinerja dan faktor lingkungan meliputi lingkungan kerja, lingkungan sosial budaya, lingkungan politik ekonomi dan lingkungan fisik. 2.4.4 Karakteristik Kebutuhan Informasi Menurut Leckie dkk. yang dikutip oleh Ishak (2006:94) kebutuhan informasi memiliki enam karakteristik yang dapat menunjukkan wujud dari kebutuhan informasi yaitu : 1. Demografis seseorang, seperti tingkat pendidikan dan usia. Semakin tinggi seseorang semakin banyak kebutuhan informasinya. 2. Konteks, misalnya kebutuhan khusus, kebutuhan internal atau eksternal. Kebutuhan khusus misalnya kebutuhan tentang pekerjaan seseorang 3. Frekuensi, misalnya apakah kebutuhan informasi itu berulang atau baru. Pengguna informasi tentunya akan memilih informasi yang terbaru daripada informasi lama dan berulang. 4. Kemungkinan, misalnya apakah kebutuhan informasi tersebut dapat diramalkan atau tidak terduga. Jika kebutuhan informasi seseorang muncul dengan tiba-tiba atau tidak terduga, misalnya terjadi ketika seseorang mencari informasi tentang mata kuliah dan tiba-tiba muncul dalam 27

benaknya untuk mencari informasi lain yang berhubungan dengan mata kuliah tersebut, maka orang tersebut akan mencari dan menemukan informasi tersebut. 5. Kepentingan, misalnya kebutuhan informasi dilihat dari tingkat urgensinya. Apabila informasi yang dibutuhkan sangat penting maka orang yang membutuhkan informasi tersebut akan berusaha mencari dan menemukan informasi tersebut. 6. Kerumitan, misalnya kebutuhan informasi tersebut mudah atau sulit untuk dipecahkan. Menurut Nicholas dalam Ishak (2006:94) terdapat 11 karakteristik kebutuhan informasi yaitu : 1. Pokok masalah (subject) 2. Fungsi (function) 3. Sifat (nature) 4. Tingkat intelektual (intellectual level) 5. Titik pandang (viewpoint) 6. Kuantitas (quantity) 7. Kualitas (quality) 8. Batas waktu informasi (date) 9. Kecepatan pengiriman (speed of delivery) 10. Tempat asal publikasi (place) 11. Pemrosesan dan pengemasan (processing and packaging). Berdasarkan pendapat yang dikemukakan tentang kesebelas karakteristik kebutuhan informasi, dapat diuraikan sebagai berikut antara lain: Pokok masalah artinya sejauh mana topik permasalahan yang dibahas dalam informasi tersebut. Fungsi yang dimaksud disini adalah fungsi informasi tersebut dalam memenuhi kebutuhan informasi pemakai misalnya fungsi untuk penelitian. Sifat yang dimaksud adalah sifat dari informasi yang dicari. Tingkat intelektual yang terdiri dari tiga yaitu nofice, middle dan expert. Titik pandang maksudnya bahwa setiap orang memiliki titik pandang yang berbeda-beda mengenai suatu informasi. Kuantitas maksudnya 28

seberapa banyak informasi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam memecahkan masalah. Kualitas informasi dapat dilihat dari apakah berguna bagi si pemakai. Batas waktu informasi dapat dilihat dari kemutakhiran informasi namun belum tentu kemutakhiran informasi menentukan tingkat kebaikan informasi tersebut. Kecepatan pengiriman yang dimaksud adalah seberapa lama informasi yang dibutuhkan sampai kepada pengguna. Tempat asal publikasi yang dimaksud adalah sumber informasi yang diperoleh misalnya penerbit tertentu. Pemrosesan dan pengemasan, Pemrosesan berhubungan dengan bagaimana informasi tersebut disajikan, sedangkan pengemasan bagaimana bentuk informasi tersebut misalnya cetak atau elektronik. 29