BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN 5.1. Sifat Fisikokimia Kadar Air

PENGARUH KONSENTRASI GUM XANTHAN TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK CAKE BERAS RENDAH LEMAK DENGAN PENGURANGAN 50% TELUR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGURANGAN KUNING TELUR PADA BEBERAPA KONSENTRASI GUM XANTHAN TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK CAKE

PENGARUH PENGURANGAN TELUR DAN PENAMBAHAN GUM XANTHAN TERHADAP KARAKTERISTIK TEKSTUR CAKE BERAS RENDAH LEMAK

KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK CAKE BERAS DENGAN PROPORSI MARGARIN DAN KACANG TUNGGAK KUKUS SKRIPSI OLEH : STEPHANNIE

PENGGUNAAN NA-CMC DAN GUM XANTHAN UNTUK MEMPERBAIKI KUALITAS CAKE BERAS RENDAH LEMAK

SKRIPSI OLEH: HENRY YOGIE SANTOSA

PENGARUH PENGURANGAN KUNING TELUR TERHADAP KARAKTERISTIK TEKSTUR CAKE BERAS RENDAH LEMAK SKRIPSI OLEH: ATHALIA LYSANDRA

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

I. PENDAHULUAN. Es krim di Indonesia telah dikenal oleh masyarakat luas sejak tahun 1970-an dan

PENINGKATAN KUALITAS SENSORIS CAKE BERAS RENDAH LEMAK DENGAN PENGGUNAAN SUSU SKIM

BAB II BAHAN DAN PROSES PENGOLAHAN

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. aktif dan sehat (Martianto, 2005). Diversifikasi pangan akan memungkinkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

KARAKTERISTIK DAN UJI PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP DONAT SUBSTITUSI TEPUNG JALEJO HINGGA 50 PERSEN

PENGARUH PROPORSI TEPUNG TERIGU : PISANG TANDUK KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR TERHADAP KUALITAS CAKE SKRIPSI. Oleh :

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

PENDAHULUAN. peningkatan mutu, penggunaan bahan pembentuk rasa dan warna, serta

PEMBUATAN CAKE TANPA GLUTEN DAN TELUR DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS KETAN, UBI KAYU, PATI KENTANG, DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN HIDROKOLOID

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah keadaan di mana simpanan. pada malam hari (rabun senja). Selain itu, gejala kekurangan vitamin A

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat

KARAKTERISTIK CAKE BERAS RENDAH LEMAK DENGAN PENGGUNAAN PROPORSI GUM XANTHAN DAN NATRIUM KARBOKSIMETIL SELULOSA (Na-CMC)

SIFAT ORGANOLEPTIK, OVERRUN, DAN DAYA TERIMA ES KRIM YANG DIBUAT DARI CAMPURAN SUSU KEDELAI DAN SUSU SAPI DENGAN PERBANDINGAN YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah

Lampiran 1. Spesifikasi Tepung Jagung

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SEREALIA DAN KACANG-KACANGAN. ( Food Bar )

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian,

4. PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Volume Pengembangan Roti Manis

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL TELUR DENGAN ISOLAT PROTEIN KEDELAI TERHADAP SIFAT FISIK, KIMIA, DAN ORGANOLEPTIK CAKE BERAS SKRIPSI

PENDAHULUAN. terigu dari negara Timur Tengah seperti Turki, Srilanka, dan Australia. Impor

Hasil dan Perhitungan Uji Penerimaan Produk dari 30 panelis. Kategori penilaian 1 Perpaduan warna bagus, nice. Warna

BABI PENDAHULUAN. tidak mengandung laktosa, sari kedelai juga tidak mengandung kasein

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL TELUR DENGAN ISOLAT PROTEIN KEDELAI DAN KONSENTRASI EMULSIFIER TERHADAP KARAKTERISTIK CAKE BERAS SKRIPSI

OLEH: ROMA KHATELINA HUTAGAOL

KARYA ILMIAH TERTULIS

BAB I PENDAHULUAN. diizinkan, berbentuk khas mie (Badan Standarisasi Nasional, 1992). Berdasarkan survey oleh USDA dalam Anonim A (2015) mengenai

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

TEKSTUR CAKE BERAS KETAN HITAM DENGAN VARIASI LAMA PENYIMPANAN SUHU DINGIN SKRIPSI OLEH: ONNY MELIANA

4.1. Uji Fisik Roti Ubi Kayu Original, Manifer, Ekstrudat, dan Tapioka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

KAJIAN PROPORSI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG UBI JALAR KUNING SERTA KONSENTRASI LESITIN TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK MUFFIN

Pastry. Pandu Prabowo Susilo

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepung terigu yang ditambahkan dengan bahan bahan tambahan lain, seperti

I. PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan

I. PENDAHULUAN. alternatif (Suryana dan Purwoto, 1996). dan serat. Bentuk buah sukun padat dan sering disebut sebagai Bread fruit.

PENGARUH PENGGUNAAN BUBUR BUAH LABU KUNING KUKUS SEBAGAI FAT REPLACER TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK REDUCED FAT COOKIES JAGUNG

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : 1.1. Latar Belakang, 1.2. Identifikasi

PENGGUNAAN TEPUNG JALEJO (JAGUNG, KEDELAI, KACANG HIJAU) SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PEMBUATAN DONAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Volume Pengembangan Roti Manis

I. PENDAHULUAN. (1995) roti adalah produk yang diperoleh dari adonan tepung terigu yang. makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

PEMBUATAN SPONGE CAKE BEBAS GLUTEN DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS KETAN, UBI KAYU, PATI KENTANG, DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN HIDROKOLOID

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4. PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Analisa Proksimat Kadar Air

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

Tabel 1. 1 Jumlah Wisatawan Kota Bandung. Wisatawan Tahun mancanegara domestik jumlah

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri kuliner sekarang ini semakin meningkat khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5)

SUBSTITUSI TERIGU DENGAN TEPUNG LABU KUNING TERHADAP SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK MUFFIN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jewawut, pencampuran bahan-bahan, mencetak/membentuk choco chip,

BABI PENDAHULUAN. bubur), gula dan bahan penstabil yang dibekukan dalam alat pembeku es krim

I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber daya tanaman umbi-umbian, termasuk aneka

I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi suatu produk

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK TEPUNG KACANG MERAH PREGELATINISASI DENGAN METODE PENGERINGAN OVEN DAN SANGRAI SERTA EFEKNYA PADA TEKSTUR CAKE

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kue Bolu. Kue bolu merupakan produk bakery yang terbuat dari terigu, gula,

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu

SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan alternatif (Aboulfalzli et al., 2015). Es krim merupakan produk olahan susu

I PENDAHULUAN. umumnya berbahan dasar sereal atau kacang-kacangan, memiliki kandungan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cake adalah produk makanan semi basah yang dibuat dengan pemanggangan adonan yang terdiri dari tepung terigu, gula, telur, susu, lemak, dan bahan pengembang dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan makanan lain yang diizinkan. Cake beras merupakan cake yang dibuat dengan menggantikan tepung terigu dengan tepung beras sehingga baik dikonsumsi oleh penderita gluten intolerance. Pembuatan cake beras menggunakan lemak berupa margarin sebagai bahan pembantu pembentuk cita rasa, warna, aroma, kelembutan, dan moistness cake. Penggunaan margarin menyebabkan kadar lemak cake beras cukup tinggi. Menurut Saputra (2013), kadar lemak cake beras sebesar 16,84%. Peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pengaruh buruk akibat konsumsi makanan berkadar lemak tinggi mendorong terciptanya cake beras rendah lemak. Cake beras rendah lemak dibuat dengan menggantikan keseluruhan margarin (lemak) dengan fat replacer. Menurut Hui (2006) dan Rudolph et al. (1994) dalam Swanson (1996), fat replacer adalah berbagai bahan pangan yang dapat menggantikan sebagian atau seluruh lemak pada produk pangan yang bertujuan untuk mengurangi kandungan lemak dan kalori pada produk pangan, tetapi tidak mengubah cita rasa maupun tekstur dari produk pangan tersebut. Salah satu fat replacer yang dapat digunakan dalam pembuatan cake beras rendah lemak adalah tepung kacang merah. Hasil penelitian Sutedja dan Trisnawati (2014) menunjukkan penggunaan tepung kacang merah sebagai fat replacer menghasilkan cake beras rendah lemak dengan skor kesukaan keseragaman pori, kelembutan, 1

2 dan moistness yang lebih baik. Cake beras rendah lemak yang dihasilkan tersebut masih mengandung lemak sebesar 5,18%. Kadar lemak dalam cake beras rendah lemak dapat diupayakan untuk dikurangi agar produk tersebut tergolong low fat. Menurut Allshouse et al. (2002), suatu makanan dikatakan low fat jika di dalam makanan tersebut mengandung lemak 3 g dalam 100 g. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan mengurangi penggunaan telur, dimana telur merupakan bahan penyusun terbesar dalam pembuatan cake beras rendah lemak. USDA (2007) menyebutkan bahwa 100 g telur ayam ras mengandung total lemak sebesar 9,94 g. Pembuatan cake beras rendah lemak menggunakan telur sebagai salah satu bahan utama. Jumlah telur yang dibutuhkan adalah sebesar 58,27% dari total adonan cake. Telur berkontribusi sebesar 50% dari total biaya yang diperlukan dalam pembuatan produk cake. Pengurangan jumlah pemakaian telur dapat mengurangi biaya produksi. Selain itu, orang yang menderita penyakit kolesterol juga harus mengurangi konsumsi makanan yang mengandung telur karena kandungan kolesterol di dalam telur cukup tinggi. Menurut Bradley and King (2004), kadar kolesterol pada telur adalah sebesar 213 mg per 100 g BDD. Telur berperan penting sebagai penyumbang cairan, pembentuk volume, tekstur, flavor dan warna cake beras rendah lemak yang dihasilkan. Putih telur yang telah dikocok memiliki kemampuan pembentukan foam yang baik mengingat kandungan proteinnya yang mempunyai peran dalam foaming (Alleoni, 2006). Protein pada putih telur berfungsi memerangkap udara yang dapat menyumbangkan sifat fisik crumb dan memberi eating quality (Cauvain dan Young, 2006). Charley (1982) menyebutkan kuning telur mengandung lutelin yang dapat menyumbangkan warna dan lesitin yang berperan sebagai emulsifier yang dapat meratakan penyebaran lemak dan membentuk sistem emulsi yang stabil dalam adonan cake. Mengingat

3 telur memiliki peran yang sangat penting dalam pembuatan cake, pengurangan telur akan mempengaruhi karakteristik cake beras rendah lemak yang dihasilkan. Pengurangan telur pada pembuatan cake beras rendah lemak ini dilakukan dengan mengurangi baik kuning telur maupun putih telur sebesar 50%. Bagian telur yang dikurangi digantikan dengan air, tetapi jumlah air yang ditambahkan tidak sama dengan jumlah pengurangan telur (50%) mengingat telur juga mengandung padatan terutama protein dan lemak. Hasil orientasi menunjukkan pengurangan telur lebih dari 50% menghasilkan cake yang terlalu basah sehingga menjadi sulit digigit dan memiliki volume spesifik yang rendah. Aramouni et al. (2005) juga menyatakan bahwa pengurangan telur lebih dari 50% menyebabkan penurunan kualitas cake. Cake beras rendah lemak dengan pengurangan telur tentunya tidak dapat memiliki karakteristik yang sama dengan cake beras rendah lemak tanpa pengurangan telur, sehingga diperlukan bahan lain dalam pembuatan cake beras rendah lemak untuk memperbaiki karakteristik cake yang dihasilkan. Salah satu bahan yang dapat digunakan adalah gum xanthan. Menurut Phillips and Williams (2000), gum xanthan memiliki sifat mampu membantu menyeragamkan distribusi pemerangkapan udara ketika proses pencampuran adonan cake, meningkatkan volume pengembangan, serta menambah kelembutan tekstur. Menurut Ratnayake and Hutchison (2010), gum xanthan merupakan salah satu hidrokoloid yang dapat menstabilkan foam serta mempertahankan kekokohan struktur cake yang telah direduksi jumlah telurnya. Gum xanthan yang ditambahkan pada pembuatan cake beras rendah lemak adalah sebesar 0,1%; 0,2%; 0,3%; 0,4%; 0,5%; dan 0,6% dari berat

4 tepung beras. Penambahan gum xanthan tidak lebih dari 0,6%, karena berdasarkan hasil orientasi, penambahan gum xanthan lebih dari 0,6% menghasilkan cake yang terlalu basah dan tidak mengembang dengan baik. Kuswardani dkk. (2008) juga menyatakan bahwa penggunaan gum xanthan pada produk bakery (roti tawar) umumnya berkisar antara 0,1-0,5%. Konsentrasi gum xanthan yang diteliti tersebut diduga mempengaruhi sifat fisikokimia yang meliputi kadar air, kadar lemak, volume spesifik, tekstur (hardness, cohesiveness, dan springiness), warna, dan sifat organoleptik yang meliputi kesukaan terhadap warna, keseragaman pori, kemudahan digigit, kelembutan saat dikunyah, rasa, dan kemudahan ditelan (moistness) cake beras rendah lemak mengingat telur memegang peranan penting terhadap karakteristik cake. Hal tersebut yang mendasari perlu adanya penelitian yang mempelajari pengaruh konsentrasi gum xanthan terhadap sifat fisikokimia dan organoleptik cake beras rendah lemak yang dibuat dengan pengurangan telur sebesar 50%. 1.2. Rumusan Masalah 1.2.1. Apakah ada pengaruh konsentrasi gum xanthan terhadap sifat fisikokimia dan organoleptik cake beras rendah lemak dengan pengurangan 50% telur? 1.2.2. Berapa konsentrasi gum xanthan yang menghasilkan cake beras rendah lemak dengan pengurangan 50% telur yang paling disukai panelis? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Mengetahui adanya pengaruh konsentrasi gum xanthan terhadap sifat fisikokimia dan organoleptik cake beras rendah lemak dengan pengurangan 50% telur.

5 1.3.2. Mengetahui konsentrasi gum xanthan yang menghasilkan cake beras rendah lemak dengan pengurangan 50% telur yang paling disukai panelis. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan formulasi cake beras rendah lemak dengan pengurangan 50% telur yang paling disukai oleh panelis dan proses pembuatannya tidak memerlukan biaya yang terlalu tinggi serta dapat dikonsumsi oleh semua orang, termasuk yang menderita hiperkolesterolemik.