LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 3 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR

BUPATI BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP) DAERAH KOTA BOGOR TAHUN

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

TENTANG. berdasarkan

WALIKOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

BUPATI BANGKA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BUPATI PESISIR SELATAN

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2013 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KENDAL TAHUN

NOMOR 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2016 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

NOMOR : 9 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2014 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017

SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

TAHUN : 2011 NOMOR : 08 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 08 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 5 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA BALIKPAPAN TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 13 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN BATANG TAHUN

BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

Walikota Tasikmalaya

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN SUKABUMI TAHUN

WALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 82 A TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA PALANGKA RAYA

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN

20. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010, tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

G U B E R N U R J A M B I

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 26 SERI PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG

Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, 9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Indonesia Nomor 4389); 6. Undang-Undang Nomor 1

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

TAHUN 2010 NOMOR 13 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 2 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

WALIKOTA JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2015 T E N T A N G RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2016

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 10 TAHUN 2011 T E N T A NG

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : 1-A TAHUN 2006

RAN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN MADIUN TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SINJAI TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 05 Tahun 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lingga Tahun

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI BANYUMAS RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2013

PEMERINTAH KOTA BATU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN JEPARA TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 1 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BOGOR, Menimbang : a. bahwa tata cara penyusunan rencana pembangunan daerah Kota Bogor telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 2 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah; b. bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, dalam Pasal 15 mengamanatkan bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ditetapkan dengan Peraturan Daerah, sehingga terhadap Peraturan Daerah Kota Bogor sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu disesuaikan; 16

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b perlu mengubah Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 2 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan dalam Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang Pengubahan Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 (Republik Indonesia Dahulu) tentang Pembentukan Kota-kota Besar dan Kota-kota Kecil di Jawa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 551); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Nomor 4355); 5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 17

6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Nomor 4400); 7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Nomor 4438); 10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 11. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 18

12. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 61, Nomor 4846); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Nomor 4663); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Nomor 4664); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 19

18. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 20. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); 21. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur; 22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 23. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota; 24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Propinsi Jawa Barat Tahun 2009 Nomor 6 Seri E); 25. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 13 Tahun 2007 (Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2007 Nomor 7 Seri E); 20

26. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 2 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2008 Nomor 1 Seri E); 27. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kota Bogor (Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2008 Nomor 2 Seri E); 28. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2009 Nomor 3 Seri E); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BOGOR dan WALIKOTA BOGOR MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 2 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2008 Nomor 1 Seri E) diubah, sehingga harus dibaca dan berbunyi sebagai berikut: 21

1. Ketentuan Pasal 1, angka 6 diubah dan di antara angka 14 dan angka 15 disisipkan 2 (dua) angka yaitu angka 14 a dan angka 14 b, sehingga Pasal 1 angka 6 dan angka 14 secara keseluruhan harus dibaca dan berbunyi sebagai berikut: 6. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disebut Bappeda adalah SKPD yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi perencanaan pembangunan di daerah. 14. Rencana Pembangunan Jangka Menengah yang selanjutnya disingkat RPJM adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun. 14. a. Tim fasilitasi adalah tim yang dibentuk oleh Walikota yang terdiri dari unsur Pemerintah Daerah, dan para pemangku kepentingan (stake holders) yang terkait antara lain pakar, perguruan tinggi, dunia usaha, dan tokoh masyarakat untuk memfasilitasi pembahasan dan pengambilan keputusan dalam Musrenbang Jangka Menengah Daerah. 14. b. Rencana Induk Pembangunan yang selanjutnya disebut Renip adalah dokumen rencana pembangunan sektoral (bidang, sektor atau sub sektor) daerah untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sektoral sebagai penjabaran dari misi RPJM Daerah, serta memperhatikan dokumen perencanaan sektoral dari kementerian dan lembaga. 2. Ketentuan Pasal 19 ayat (1), ayat (2) huruf b, dan ayat (2) huruf c diubah, sehingga Pasal 19 secara keseluruhan harus dibaca dan berbunyi sebagai berikut: Pasal 19 (1) Penyusunan rancangan akhir RPJM daerah merupakan tanggung jawab Kepala Bappeda dengan masukan utama hasil kesepakatan Musrenbang Jangka Menengah Daerah untuk disampaikan kepada Walikota dan selanjutnya diproses untuk ditetapkan dalam Peraturan Daerah. 22

(2) Langkah-langkah penyusunan rancangan akhir RPJM Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. menyusun rancangan akhir RPJM Daerah dengan memuat kesepakatan hasil Musrenbang Jangka Menengah Daerah dapat dibantu tim fasilitasi; b. menyusun naskah akademis rancangan Peraturan Daerah tentang RPJM Daerah dapat dibantu tim fasilitasi; c. menyampaikan rancangan akhir RPJM Daerah beserta naskah akademis dan naskah kesepakatan hasil Musrenbang Jangka Menengah Daerah kepada Walikota yang selanjutnya disampaikan kepada DPRD untuk dilakukan pembahasan dan disetujui bersama menjadi Peraturan Daerah setelah berkonsultasi dengan Menteri Dalam Negeri. 3. Ketentuan Pasal 20 ayat (1) dan ayat (3) diubah, dan ayat (4) dihapus, sehingga Pasal 20 secara keseluruhan harus dibaca dan berbunyi sebagai berikut: Pasal 20 (1) RPJM Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah sesuai peraturan perundang-undangan. (2) RPJM Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pedoman bagi Kepala SKPD untuk menyempurnakan rancangan Renstra-SKPD menjadi Renstra- SKPD yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala SKPD. (3) Penetapan Peraturan Daerah tentang RPJM Daerah dilakukan paling lambat 6 (enam) bulan setelah Walikota terpilih dilantik. (4) Dihapus 4. Ketentuan Pasal 21 diubah, sehingga Pasal 21 secara keseluruhan harus dibaca dan berbunyi sebagai berikut: 23

Pasal 21 Sistematika Penyusunan RPJM Daerah adalah: BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan 1.3. Landasan Hukum 1.4. Proses Penyusunan 1.5. Kedudukan RPJMD terhadap Dokumen Perencanaan Pembangunan Lainnya 1.6. Sistematika Penyusunan BAB II : KONDISI UMUM KOTA BOGOR 2.1. Kondisi Geografis 2.2. Kondisi Ekonomi 2.3. Kondisi Sosial Budaya 2.4. Kondisi Sarana, Prasarana, dan Penataan Ruang 2.5. Kondisi Pemerintahan Umum BAB III : GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN 3.1. Gambaran Umum APBD 3.2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 3.3. Dana Masyarakat dan Mitra 3.4. Arah Kebijakan APBD BAB IV : ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 4.1. Landasan dasar 4.2. Identifikasi isu-isu 4.3. Analisis SWOT 4.4. Isu-isu strategis 24

BAB V : VISI MISI KOTA BOGOR 5.1. Visi 5.2. Misi 5.3. Keterkaitan Visi dan Misi dengan Urusan Wajib dan Urusan Pilihan BAB VI : PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII : PRIORITAS PEMBANGUNAN KOTA BOGOR BAB VIII : PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH 8.1. Indikator Makro Daerah 8.2. Indikator Kinerja Program Pembangunan Daerah 8.3. Indikator Kinerja Prioritas Pembangunan Daerah BAB IX : PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN BAB X : PENUTUP 9.1. Program Transisi 9.2. Kaidah Pelaksanaan 5. Di antara BAB IV dan BAB V disisipkan 1 BAB yaitu BAB IVA yang diberi judul RENCANA INDUK PEMBANGUNAN yang terdiri dari 4 Pasal yaitu Pasal 21a, Pasal 21b, Pasal 21c, dan Pasal 21d, sehingga BAB IVA secara keseluruhan harus dibaca dan berbunyi sebagai berikut: BAB IV A RENCANA INDUK PEMBANGUNAN Pasal 21 a 25

(1) Renip merupakan dokumen rencana pembangunan sektoral (bidang, sektor atau sub sektor) daerah. (2) Renip memuat strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sektoral sebagai penjabaran dari misi RPJM Daerah, dengan memperhatikan dokumen perencanaan sektoral dari kementerian dan lembaga. (3) Renip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk periode 5 (lima) tahun. Pasal 21 b (1) Bappeda menyusun rancangan awal Renip. (2) Penyusunan rancangan awal Renip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada RPJP Daerah, RPJM Daerah, RTRW, serta rencana sektoral dari kementerian dan lembaga. (3) Setelah penyusunan rancangan awal Renip sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bappeda meminta masukan dari forum dengar pendapat publik dan penjaringan aspirasi pemangku kepentingan pembangunan di daerah. Pasal 21 c (1) Forum dengar pendapat publik dan penjaringan aspirasi pemangku kepentingan pembangunan di daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 b ayat (3) dilaksanakan oleh Bappeda serta diikuti oleh para pemangku kepentingan pembangunan di daerah. (2) Tata cara pelaksanaan forum dengar pendapat publik dan penjaringan aspirasi dari para pemangku kepentingan pembangunan di daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Bappeda. Pasal 21 d (1) Rancangan akhir Renip dirumuskan oleh Bappeda berdasarkan hasil forum dengar pendapat publik dan 26

penjaringan aspirasi para pemangku kepentingan pembangunan di daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 c ayat (1). (2) Renip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Walikota. 6. Ketentuan Pasal 29 ayat (2) diberi penjelasan, ayat (3) huruf a, dan ayat (7) ditambah, sehingga secara keseluruhan Pasal 29 ayat (3) huruf a dan ayat (7) harus dibaca dan berbunyi sebagai berikut: Pasal 29 (3) Masukan dan/atau bahan Musrenbang tingkat kelurahan meliputi: a. dokumen rencana pembangunan jangka menengah kelurahan dan masukan hasil reses DPRD; b. hasil evaluasi pembangunan kelurahan pada tahun sebelumnya; c. daftar prioritas masalah kelurahan dan kelompok masyarakat; d. hasil evaluasi kecamatan dan/atau masyarakat terhadap pemanfaatan dana alokasi kelurahan; e. informasi dari Pemerintah Daerah tentang indikasi jumlah alokasi dana kelurahan yang akan diberikan kepada kelurahan untuk tahun anggaran berikutnya; f. prioritas kegiatan pembangunan daerah untuk tahun mendatang yang dirinci berdasarkan SKPD pelaksana beserta rencana pendanaan tempat kelurahan berada. (7) Nara sumber Musrenbang tingkat kelurahan meliputi lurah, ketua dan para anggota Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM), tokoh agama (masyarakat), dunia usaha, camat dan aparat kecamatan, kepala sekolah, kepala Puskesmas, pejabat/petugas yang terdapat di kelurahan, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang 27

bekerja di wilayah kelurahan, anggota DPRD. serta dapat diikuti oleh PASAL II Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Bogor. Diundangkan di Bogor pada tanggal 17 Mei 2010 SEKRETARIS DAERAH KOTA BOGOR, ttd BAMBANG GUNAWAN S. Ditetapkan di Bogor pada tanggal 17 Mei 2010 WALIKOTA BOGOR, ttd DIANI BUDIARTO LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 1 SERI E Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT DAERAH BOGOR Kepala Bagian Hukum, Boris Derurasman 28